Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Kesehatan Kusuma Husada

PENGALAMAN IBU DALAM MENDAPATKAN DUKUNGAN KELUARGA TERKAIT ANTENATAL CARE K4 DI PUSKESMAS SIDOREJO LOR SALATIGA Elsa Desiyanti Simatupang; Arwyn W Nusawakan; Treesia Sujana
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada Vol. 13 No. 1, Januari 2022
Publisher : Universitas Kusuma Husada Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (228.473 KB) | DOI: 10.34035/jk.v13i1.785

Abstract

Antenatal Care atau kunjungan antenatal adalah pemeriksaan kesehatan ibu hamil selama masa kehamilan untuk mencegah terjadinya komplikasi yang dapat membahayakan ibu dan janin. Kualitas Pelayanan antanetal care terhadap ibu hamil perlu perhatian kusus sehingga dapat memenuhi standar pelayanan demi tercapainya tujuan kesehatan sesuai dengan target renstra kemenkes tahun 2017. Kunjungan antenatal oleh ibu hamil dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya faktor keluarga. Dukungan keluarga menjadi salah satu dampak yang dapat mempengaruhi frekuansi dalam pemeriksaan antenatal care. adalah untuk mengetahui pengalaman ibu dalam mendapatkan dukungan keluarga terkait Antenatal care K4 di Puskesmas Sidorejo Lor Kota Salatiga. penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah wawancara mendalam (Deep Interview). sampel ibu dengan anak usia 0-1 tahun pada masa kehamilan tidak mencapai K4 pemeriksaan antenatal care. Pengetahuan ibu, dukungan keluarga dan ekonomi keluarga sangat mempengaruhi ibu dalam melakukan pemeriksaan antenatal care K4. Dukungan keluarga menjadi salah satu masalah, yang dapat mempengaruhi ibu untuk melakukan pemeriksaan antenatal care. Perhatian suami sangat penting untuk memotivasi ibu dalam menjaga kesehatan, serta melakukan pemeriksaan kandungan, dan perhatian suami juga dapat membuat ibu bahagia. Ekonomi keluarga yang rendah juga menjadi salah satu penyebab ibu tidak rutin melakukan pemeriksaan antenatal care. Keadaan sosial ekonomi sangat mempengaruhi kehamilan ibu karena berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan ibu selama kehamilan, kurangnya pengetahuan ibu dan keluarga mengenai pentingnya antenatal care, serta dukungan keluarga dari segi ekonomi dalam mendukukung kesehatan ibu dan janin, mengakibatkan ibu hamil tidak melakukan pemeriksaan antenatal care secara rutin. Antenatal care or antenatal visits are health checks of pregnant women during pregnancy to prevent complications that can harm the mother and fetus. The quality of antenatal care services for pregnant women needs special attention that way; they can meet service standards to achieve health goals following the 2017 Ministry of Health strategic plan targets. Antenatal visits by pregnant women are affected by several factors, one of which is family factors. Family support is one of the impacts that can affect the frequency of antenatal care checks. The purpose of the study was to determine the experience of mothers in getting family support related to K4 Antenatal care at the Sidorejo Lor Health Center, Salatiga City. Research Methods this research uses qualitative research with descriptive methods. The data collection technique used by the researcher is the in-depth interview (Deep Interview). Sample Mothers with children aged 0-1 years during pregnancy did not reach K4 for antenatal care examinations. Research Results Mother's knowledge, family support, and the family economy will affect mothers conducting antenatal care K4 examinations. Family support is one of the problems, which can influence mothers to carry out antenatal care checks. The husband's attention is very important to motivate the mothers in maintaining health, as well as conducting an obstetrical examination, and the husband's attention can also make them happy.The low family economy is also one of the reasons why mothers do not routinely carry out antenatal care checks. Socio-economic conditions will affect the mother's pregnancy because it is related to meeting the needs of the mother during pregnancy, the lack of knowledge of mothers and families about the importance of antenatal care, as well as family support from an economic perspective in supporting maternal and fetal health, resulting in pregnant women not doing antenatal care checks routinely.
BUDAYA SIRIH PINANG DI SUMBA DAN KEJADIAN ANEMIA PADA WANITA USIA SUBUR Arwyn Weynand Nusawakan; Irene Rambu Rima; Aprilia Mauren Pariama
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada Vol. 14 No. 1, Januari 2023
Publisher : Universitas Kusuma Husada Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34035/jk.v14i1.975

Abstract

Penggunaan sirih pinang masih menjadi perdebatan terkait dampaknya bagi tubuh khususnya bagi Wanita Usia Subur (WUS) di Sumba Nusa Tenggara Timur. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi kemaknaan sosiokultural dalam mengkonsumsi sirih pinang dan kaitanny dengan kadar hemoglobin (Hb) dan frekuensi makan Wanita Usia Subur. Metode penelitian ini adalah mix method dengan pendekatan studi kasus (single case study with two embedded unit). Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam, pengukuruan Hb perifer dan pengukuran frekuensi makan dan food recall 3x24 jam. Hasil penelitian kualitatif menunjukan tema sirih pinang sebagai material budaya orang sumba, persepsi orang sumba tentang manfaat sirih pinang baik fisik maupun psikis. Kurangnya konsumsi zat besi dan protein, serta hasil pengukuran Hb menunjukan sebanyak 24 dari 50 WUS mengalami anemia. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah makan sirih pinang masih dipertahankan karena memiliki peranan penting bagi pelestarian budaya dan menjadi gaya hidup sehari-hari masyarakat Sumba.Wanita Usia Subur yang memiliki kebiasaan mengkonsumsi sirih pinang sebagian besar mengalami anemia, hal ini kemungkinan dapat dipengaruhi oleh tingkat konsumsi zat besi dan protein kurang dari AKG maupun sebagai dampak dari mengkonsumsi sirih pinang yang berlebihan. Betel nut consumption is still debatable regarding its impact on the body, especially for Women of Reproductive Age (WUS) in Sumba, East Nusa Tenggara. This study aimed to identify the sociocultural significance of consuming betel nut and its relation to hemoglobin (Hb) level and eating frequency of WUS. This is mixed-method research with a case study approach (single case study with two embedded units). Data collection techniques used in-depth interviews, measuring peripheral Hb, and measuring food frequency and food recall 3x24 hours. The results of the qualitative research showed that the themes such as betel nut is a cultural material of the Sumbanese and the perception of Sumbanese about the benefits of betel nut, both physical and psychological. Lack of consumption of Zink and protein, the results of Hb measurements show that 24 out of 50 WUS have anemia. This study concludes that eating betel nut is still maintained because it has an essential role for cultural preservation and has become the daily lifestyle of Sumbanese. WUS who have the habit of consuming betel nut mainly experience anemia that may be influenced by the low level of consumption of Zink and protein than the RDA or might be a result of consuming excessive betel nut.