Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Jurnal Sains dan Kesehatan

Stigma Diri dan Subjective Well-Being pada Remaja yang Melahirkan Di Usia Dini Di Kota Ambon Christy Jacobs; Venti Agustina; Arwyn Weynand Nusawakan
Jurnal Sains dan Kesehatan Vol. 2 No. 3 (2020): J. Sains Kes.
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25026/jsk.v2i3.154

Abstract

ABSTRACT Self-stigma is the result of other people's judgments applied to oneself and it is possible to have an impact on the subjective well-being, which affects psychological and social conditions. Subjective well-being is a picture of life evaluation, emotional experience affective and cognitive. The purpose of this study is to describe the picture of self-stigma and subjective well-being of teenagers who giving birth at an early age in Ambon City. This study uses qualitative methods, with case study design and sampling techniques using purposive sampling. A total of eight teenagers who giving birth at an early age were participants. Data collection techniques using structured interviews, thematic analysis with data validity testing using source triangulation techniques. The results of self-stigma research in teenagers who giving birth at an early age, are considered not a good women, embarrassing parents and unable to look after themselves. While the subjective well-being felt by teenagers is related to positive affect which is gratitude and responsibility after becoming a mother, while negative affect is the needs of children can not be fulfilled and there are feelings of sadness, which causes teens not satisfied with their lives. The conclusion of this study shows, the picture of self-stigma and subjective well-being in teenagers who giving birth at an early age in Ambon City affects social relationships, changes in priorities and roles, so that these teens need support from the family. ABSTRAK Stigma diri ialah hasil dari penilaian orang lain yang diterapkan pada diri sendiri dan dimungkinkan berdampak pada subjective well-being, yang mepengaruhi kondisi psikologis dan sosial. Subjective well-being merupakan gambaran evaluasi kehidupan, pengalaman emosional secara afektif dan kognitif. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan gambaran stigma diri dan subjective well-being pada remaja yang melahirkan di usia dini di Kota Ambon. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan desain studi kasus dan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Sebanyak delapan remaja yang melahirkan diusia dini menjadi partisipan. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara terstruktur, analisis tematik dengan uji keabsahan data menggunakan teknik triangulasi sumber. Hasil penelitian stigma diri pada remaja yang melahirkan di usia dini, cenderung dianggap bukan perempuan baik-baik, membuat malu orang tua dan tidak dapat menjaga diri. Sementara subjective well-being yang dirasakan oleh remaja terkait afek positif yakni ada rasa syukur dan ada tanggung jawab setelah menjadi seorang ibu, sedangkan afek negatif yaitu kebutuhan anak belum bisa terpenuhi dan ada perasaan sedih, yang menyebabkan remaja belum puas dengan hidupnya. Kesimpulan penelitian ini menunjukan, gambaran stigma diri dan subjective well-being pada remaja yang melahirkan di usia dini di Kota Ambon mempengaruhi hubungan sosial, perubahan prioritas dan peran, sehingga remaja tersebut membutuhkan dukungan dari keluarga.
Identifikasi Faktor Penghambat Layanan Kesehatan Maternal di Puskesmas Ohoijang Watdek Kabupaten Maluku Tenggara Gresellia Maria Talya Ngamel; Arwyn Weynand Nusawakan; Rose Rien Salusi
Jurnal Sains dan Kesehatan Vol. 2 No. 4 (2020): J. Sains Kes.
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25026/jsk.v2i4.179

Abstract

Abstrak Angka kematian ibu merupakan salah satu indikator dalam menentukan kesehatan ibu. Angka kematian ibu ini masih jauh dari target tujuan pembangunan milenium tahun 2015. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengurangi jumlahnya dan salah satu upaya yang dilakukan pemerintah adalah dengan memberdayakan puskesmas. Namun, faktor penentu untuk memaksimalkan pelayanan kesehatan di masyarakat masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor penghambat layanan kesehatan maternal di Puskesmas Ohoijang Watdek Kabupaten Maluku Tenggara. Metode ini adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus tunggal. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam. Enam partisipan yang direkrut terdiri dari satu orang dokter, dua orang bidan, satu orang perawat dan dua orang kader. Hasil penelitian menunjukkan satu tema yaitu kurangnya bidan yang berkompeten, kerjasama lintas sektor yang belum optimal dan kurangnya jumlah tenaga kesehatan. Kurangnya kompetensi bidan ini adalah tidak berinisiatif untuk duluan melakukan kontak (telepon) pada ibu hamil, bersalin dan nifas sedangkan kerjasama lintas sektor belum optimal dikarenakan kurangnya kerjasama dan kreatifitas antar kader dalam memanfaatkan tempat pelayanan posyandu dan kurangnya jumlah tenaga kesehatan ini tidak sebanding dengan jumlah penduduk di wilayah puskesmas yang membuat wilayah yang jauh dari puskesmas sulit terpantau kesehatannya. Kesimpulannya Puskesmas telah melaksanakan pelayanan kesehatan. Namun, pelayanannya belum berjalan dengan maksimal karena ada kendala. Abstract Maternal mortality rate is an indicator in determining maternal health that is still far from the 2015 millennium development goals target. Various efforts have been made to reduce the number and one of the efforts set by the government is by empowering community health center. However, determinant factors of maximizing health services in the community is still low. This study aims to identify the inhibiting factors of maternal health services at the Ohoijang Watdek Health Center in Southeast Mollucas Regency. This is a qualitative method with a single case study approach. Data is collected by applying in-depth interviews. Six participants are recruited that consist of one doctor, two midwives, one nurse and two cadres. The results shows one theme was lack of the competent midwife, cooperation across the sectors which have not optimal and lack of the number of health workers could impede maternal health services. A lack of competence of the midwife is not initiative to first make contact (telephone) for pregnant women, conceives and touch while cooperation cross sectors not optimal triggered by the lack of cooperation between the community and creativity in making use of the service locations integrated service post and low number of health workers is not in balance with the total resident community health centers make areas far from health care was difficult. In conclusion community health centers has implemented but health services the service is not yet operating at maximum capacity because there are obstacles.
Keterkaitan Antara Kejadian ISPA, Indeks Massa Tubuh (IMT), Dan Prestasi Akademis Pada Siswa Sekolah Dasar di Manokwari: Relationship Between the Incidence of Acute Respiratory Infections (ARI), Body Mass Index (BMI), and Academic Achievement in Elementary School Students in Manokwari Florensya Gohao; Arwyn Weynand Nusawakan; Angkit Kinasih
Jurnal Sains dan Kesehatan Vol. 3 No. 4 (2021): J. Sains Kes.
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25026/jsk.v3i4.485

Abstract

Pada tahun 2013-2015 angka kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut pada balita dan anak usia sekolah dasar (? 15 tahun) di Indonesia mencapai yang tertinggi yakni sebanyak 82%. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui keterkaitan antara kejadian ISPA, Indeks Massa Tubuh, dan prestasi akademis pada siswa sekolah dasar di Manokwari. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan jenis penelitian study cross sectional, pada siswa SD di Manokwari dengan jumlah responden sebanyak 72 anak. Identifikasi kejadian ISPA dengam cara menanyakan riwayat gejala ISPA, penilaian status gizi dengan pengukuran antropometeri IMT/U, dan prestasi akademis menggunakan nilai raport (laporan pendidikan). Data dianalisis menggunakan uji korelasi spearman. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 39 anak yang mengalami ISPA, 10 anak yang memiliki status gizi kurang, dan 48 anak memiliki prestasi akademis yang cukup. Berdasarakan hasil uji korelasi tidak terdapat hubungan antara ISPA dengan prestasi akdemis (p = 0,882) maupun status gizi dengan prestasi akademis (p = 0,514). Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat keterkaitan antara kejadian ISPA dan status gizi dengan prestasi akademis pada siswa sekolah dasar di Manokwari sehingga kemungkinan terdapat factor lain diluar penelitian ini yang juga mempengaruhinya.