Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

BIOAKUMULASI LOGAM BERAT TEMBAGA (Cu) PADA KERANG DARAH (Anadara granosa) DI PERAIRAN MUARA SUNGAI LUMPUR KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR SUMATERA SELATAN Filipus, Rachmat Adi; Purwiyanto, Anna Ida Sunaryo; Agustriani, Fitri
Maspari Journal : Marine Science Research Vol 10, No 2 (2018): Edisi Juli
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (436.427 KB) | DOI: 10.36706/maspari.v10i2.5870

Abstract

Muara Sungai Lumpur merupakan salah satu kawasan pesisir yang memiliki posisi strategis sebagai pusat kegiatan masyarakat dalam hal pengembangan perdagangan, pertanian, perikanan, lalu lintas berbagai jenis kapal. Banyaknya aktivitas yang dilakukan di perairan Muara Sungai Lumpur tersebut tentu akan menghasilkan limbah dan berdampak pada ekosistem kerang darah sekitar. Salah satu logam berat yang dapat mencemari biota perairan yaitu tembaga (Cu) yang dikenal dengan logam esensial. Logam berat tembaga (Cu) pada konsentrasi tinggi dapat mengakibatkan masalah terganggunya proses pertumbuhan serta kelestarian kerang darah itu sendiri serta masalah kesehatan bagi manusia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bioakumulasi logam berat pada kerang darah dan menganalisis konsentrasi logam berat pada sedimen, air dan kerang darah (anadara granosa). Metode yang digunakan untuk mengetahui kandungan logam berat adalah Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS). Konsentrasi Cu dalam rentang air 0,04-0,021 ppm, konsentrasi Cu dalam sedimen berkisar 3,25-3,93 ppm dan konsentrasi Cu di kerang darah berkisar 0,36-0,73 ppm. Faktor bioakumulasi (BAF) kerang darah pada air berkisar 30,5- 104,3 telah melewati batas yang telah ditetapkan oleh FAO. Sedangkan untuk BSAF kerang darah pada sedimen dinyatakan rendah karena nilai BSAF < 1.
PENGKAJIAN STOK SUMBERDAYA CAKALANG (Katsuwonus pelamis) YANG DIDARATKAN DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA NIZAM ZACHMAN MENGGUNAKAN FAO-ICLARM STOCK ASSESSMENT TOOLS Aristiantin, Yeshi; Purwiyanto, Anna Ida Sunaryo; ., Fauziyah
Maspari Journal : Marine Science Research Vol 9, No 1 (2017): Edisi Januari
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (800.359 KB) | DOI: 10.36706/maspari.v9i1.4225

Abstract

Cakalang adalah salah satu ikan penghasil devisa negara terbesar ketiga dalam bidang perikanan setelah udang dan tuna. Hasil tangkapan Cakalang yang didaratkan di PPS Nizam Zachman mengalami peningkatan yang cukup drastis selama 10 tahun terakhir. Peningkatan tersebutdisebabkan jumlah kapal penangkap ikan (trip penangkapan) yang juga semakin meningkat setiap tahunnya. Peningkatan trip penangkapan yang cukup besar dikhawatirkan dapat menyebabkan overfishing sehingga perlu diketahui tingkat pemanfaatan dan stoksumberdayanya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis upaya tangkapan, tingkat pemanfaatan, potensi lestari maksimum dengan menggunakan metode Schaefer dan laju eksploitasi Cakalang menggunakan FAO-ICLARM Stock Assessment Tools (FISAT). Data yang digunakan adalah data statistik pelabuhan selama 10 tahun terakhir (2004-2013) dan data panjang Cakalang yang diukur selama 7 hari pengukuran. Data panjang ikan kemudian diolah menggunakan FISAT dengan menggunakan tools ELEFAN untuk mendapatkan nilai L∞ (panjang) dan k (koefesien). Hasil penelitian dengan menggunakan metode Schaefer didapat upaya penangkapan Cakalang selama 10 tahun terakhir yang didaratkan di PPS Nizam Zachman adalahsebanyak 6.413,4550 Ton/Unit dan nilai potensi lestari atau Maximum Sustainable Yield Cakalang adalah 109.535,302 Ton. Tingkat pemanfaatan maksimum Cakalang yaitu 26,336%. Tingkat pemanfaatan yang masih rendah tersebut mengindikasikan bahwa belum terjadi overfishing. Hasil penelitian dengan menggunakan FISAT didapat nilai L∞ yaitu 66,30 cm dan nilai k yaitu 0,370. Nilai laju eksploitasi Cakalang adalah 0,33 yang mengindikasikan penangkapan belumoverfishing. Data tersebut adalah data hanya untuk bulan Juli 2014, hasil akan berbeda tergantungkecukupan data.KATA KUNCI: Cakalang, FISAT, laju eksploitasi, pengkajian stok, PPS Nizam Zachman.
PENENTUAN TINGKAT PENCEMARAN ORGANIK BERDASARKAN KONSENTRASI BOD (BIOLOGICAL OXYGEN DEMAND), COD (CHEMICAL OXYGEN DEMAND) DAN TOM (TOTAL ORGANIC MATTER) DI MUARA SUNGAI LUMPUR OGAN KOMERING ILIR Ulfah, Azrina; Purwiyanto, Anna Ida Sunaryo; Diansyah, Gusti
Maspari Journal : Marine Science Research Vol 9, No 2 (2017): Edisi Juli
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (857.634 KB) | DOI: 10.36706/maspari.v9i2.4477

Abstract

Daerah Sungai Lumpur merupakan salah satu daerah  kawasan  pesisir di Sumatera Selatan. Perairan ini tidak hanya dimanfaatkan sebagai jalur transportasi, tapi juga memiliki cukup banyak aktivitas penduduk. Aktivitas ini menyebabkan banyaknya bahan organik masuk ke perairan sehingga berpengaruh terhadap kualitas perairan Sungai Lumpur. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi BOD, COD, TOM dan menentukan parameter pendukung lingkungan yang paling mempengaruhi serta menentukan tingkat pencemaran organik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi BOD berkisar antara 2,03-3,84 mg/l, nilai COD berkisar antara 9,37-114,28 mg/l dan TOM berkisar antara 5,84-21,80 mg/l. Kondisi perairan Muara Sungai Lumpur berdasarkan nilai konsentrasi BOD, COD dan TOM berada dalam kondisi belum tercemar.   KATAKUNCI: BOD, COD, muara Sungai Lumpur, TOM.
ANALISIS KUALITAS AIR LAUT DI PERAIRAN SELAT BANGKA BAGIAN SELATAN Gaol, Arsyat Sutarso Lumban; Diansyah, Gusti; Purwiyanto, Anna Ida Sunaryo
Maspari Journal : Marine Science Research Vol 9, No 1 (2017): Edisi Januari
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (968.76 KB) | DOI: 10.36706/maspari.v9i1.4159

Abstract

Perairan Selat Bangka bagian Selatan merupakan perairan yang banyak menerima masukan bahan organik dan anorganik dari daratan. Masukan-masukan tersebut diperkirakan dapat mempengaruhi mutu kualitas air di perairan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kualitas perairan dan mengkaji keterkaitan antar parameter-parameter kualitas perairan di kawasan Perairan Selat Bangka bagian Selatan. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Oktober – November 2013 dengan metode grab sample. Metode yang digunakan untuk menentukan kualitas perairan adalah metode Indeks Mutu Lingkungan Perairan (IMLP) yang mengacu pada metode US-National Sanitation Foundation-Water Quality Index (NSF-WQI), sementara metode yang digunakan untuk mengkaji keterkaitan antar parameter-parameter kualitas perairan adalah metode Analisis Komponen Utama (AKU). Hasil analisis menggunakan metode IMLP menunjukkan bahwa secara keseluruhan kualitas perairan di daerah ini masih dalam kondisi baik. Hasil analisis menggunakan metode AKU menunjukkan adanya korelasi yang berbanding lurus dan berbanding terbalik antar kelompok parameter. Korelasi yang berbanding lurusditunjukkan oleh kelompok parameter I (nitrat, kecerahan dan fosfat), kelompok parameter II (kedalaman, salinitas, suhu dan pH), dan kelompok parameter III (DO, kecepatan arus, ammonia, dan turbiditas). Korelasi yang berbanding terbalik ditunjukkan oleh kelompok parameter I terhadap kelompok parameter III. KATA KUNCI: Kualitas air, Selat Bangka, IMLP, AKU, parameter perairan.
Vertical Distribution and Flux of Nutrients in the Sediments of the Mangrove Reclamation Region of Muara Angke Kapuk, Jakarta Purwiyanto, Anna Ida Sunaryo; Prartono, Tri; Koropitan, Alan Frendy
Makara Journal of Science Vol. 16, No. 3
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The reclaimed mangrove estuary in Muara Angke Kapuk is a reclaimed area that has not evaded the impacted of pollution and waste in the areas surrounding Cengkareng, Jakarta. This is apparent from the fact that almost all sediments under the mangrove trees are buried under heaps of plastic trash. However, the reclaimed region still has variety of organism, which indicating that the region still has an internal carrying capacity, especially nutrients from sediment. The purpose of this research was to examine the condition of sediment nutrients in this mangrove reclamation region. The research was conducted by taking water samples using a modification of the stratified cup at a sediment depth of 0-15 cm with depth intervals of 2.5 cm, and taking sediment samples using the sediment ring. Pore water samples were measured for dissolved oxygen (DO) and concentrations of ammonia, nitrite, nitrate, and phosphate. Sediment samples were used to obtain porosity values. The data obtained is used to make vertical concentration profiles and analysis of vertical nutrient flux. Vertical nutrient flux analysis was performed with the aid of QUAL2K software version 2.11. The results showed different vertical distributions and flux of nutrients, where influx for ammonia and phosphate and an increase in line with increasing sediment depth, while nitrate efflux and a decreased concentration. The flux calculation of nitrite as transitory nutrient was not done, but the concentration decreased after a depth of 2.5 cm. This indicates that the high contamination on the surface does not prevent the natural chemical processes so the reclaimed region can still provide nutritional support for its organism.
Keberadaan Logam Berat Pb Dan Cu Pada Bycatch Perikanan Bagan Tancap Di Perairan Banyuasin, Sumatera Selatan Putri, Wike Ayu Eka; Agustriani, Fitri; Harahap, Diny Novita Sari; Purwiyanto, Anna Ida Sunaryo; Fauziyah, Fauziyah; Meiyerani, Jeni
Journal of Tropical Marine Science Vol 8 No 1 (2025): Journal of Tropical Marine Science (on going)
Publisher : Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33019/jour.trop.mar.sci.v8i1.5682

Abstract

Fish and some groups of shrimps and crabs are one of the economically important biota that live in the waters. Accumulation of heavy metals in fish can affect the economic value of marine fishery products. There are several types of fish that contain heavy metals and are harmful when consumed by humans. The purpose of this study was to determine the dominant bycatch fish species and the accumulation of heavy metals Pb and Cu in the bycatch of stationary lift net Pesisir Banyuasin. This study was conducted in November 2019 and the dominant bycatch included japuh fish (Dussumieria acuta), tembang fish (Sardinella fimbriata) and parang-parang fish (Chirocentrus dorab). Samples were taken from one stationary lift net then analysed using SSA (Atomic Absorption Spectrophotometry) with 3 repetitions. The results of the analysis found the average concentration of heavy metals Pb and Cu in japuh fish was 0.65 mg/kg Pb; 0.16 mg/kg Cu. In tembang fish 0.70 mg/kg Pb and 0.03 mg/kg Cu. The parang-parang fish was 0.50 mg/kg and 0.17 mg/kg Cu. Based on the quality standards of SNI, Directorate General of Food and Drug Administration and FAO, the Pb and Cu concentrations of the three types of by-catch fish are still below the quality standard threshold and safe for human consumption.
Tipe Sedimen dan Kondisi Perairan Pulau Payung Provinsi Sumatera Selatan berdasarkan Keberadaan Nitrat, Fosfat dan TSS Sitorus, Rijal; Putri, Wike Ayu Eka; Agustriani, Fitri; Diansyah, Gusti; Isnaini, Isnaini; Purwiyanto, Anna Ida Sunaryo; Suteja, Yulianto; Meiyerani, Jeni
Buletin Oseanografi Marina Vol 14, No 1 (2025): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/buloma.v14i1.62565

Abstract

Nutrien merupakan material kimia yang penting bagi kelangsungan hidup organisme perairan. Keberadaannya di kolom perairan dapat dijadikan sebagai penentu apakah perairan berada dalam kondisi subur atau tidak. Sumber nutrien di perairan dapat berasal dari aktivitas manusia seperti pemukiman dan pertanian yang terdapat di darat dan masuk ke kawasan muara melalui aliran sungai. Meskipun demikian, masuknya nutrien dalam jumlah besar dapat menurunkan kualitas perairan karena dapat memicu terjadinya eutrofikasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi nutrien di air dan sedimen serta TSS dan karakteristik sedimen di sekitar Perairan Pulau Payung. Pengambilan sampel dilaksanakan bulan September 2022 pada 5 stasiun penelitian, analisis nitrat dan fosfat pada sampel air mengacu pada metode brusin sulfat SNI 06-2480-1991 dan SNI 6989.31-2015. Analisis nitrat pada sedimen menggunakan metode bruan  dan  analisis fosfat  merujuk pada metode SNI 19-2483-1991. Analisis tekstur sedimen menggunakan metode ayak kering dan analisa TSS dengan metode penyaringan. Hasil penelitian menunjukkan konsentrasi nitrat di kolom perairan Pulau Payung berkisar 1,7-2,8 mg/l (telah melebihi baku mutu, 0,008 mg/L berdasarkan Kepmen LH (2004) dan 0,07 mg/L berdasarkan US-EPA (1973), sementara fosfat berkisar 0,25-0,48 mg/l (tidak melebihi baku mutu 0,2 – 1,0 mg/L berdasarkan Kepmen LH PP RI No.22 Tahun 2021). Konsentrasi nitrat sedimen Pulau Payung berkisar 24,69-40,41 mg/kg (tergolong perairan dengan kandungan nitrat tinggi) dan fosfat berkisar 1,15-1,54 mg/kg (tergolong perairan dengan kandungan fosfat sangat rendah). Sedimen Pulau Payung sebagian besar didominasi substrat lempung dan sebagian kecil lempung berpasir. Adapun nilai TSS yang ditemukan berkisar antara 115,22 – 212,97 mg/l.
Diseminasi Budidaya Biota Laut sebagai Upaya Peningkatan Pendapatan Masyarakat di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan Aryawati, Riris; Ulqodri, Tengku Zia; Hendri, Muhammad; Purwiyanto, Anna Ida Sunaryo
Agrokreatif: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 11 No. 1 (2025): Agrokreatif Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/agrokreatif.11.1.70-81

Abstract

This community service activity was designed to address the economic challenges faced by fishermen in Sungsang II Village, Banyuasin II Regency, South Sumatra Province. Fishermen are often disrupted by weather conditions, such as the west monsoon or rainy season, which limit fishing activities and negatively impact their income. This program involved 48 fishermen and two partners, intending to increase the knowledge and creativity of the participants regarding alternative fisheries. The presentation covered aquaculture knowledge and the various organisms involved in it. In-depth explanations were also provided on silvofishery and aquaponics methods as alternatives to enhance income. Additionally, this activity highlighted potential local organisms that could serve as cultivation species. The program was carried out in several stages: preparation, implementation, monitoring, and evaluation. The evaluation was conducted to assess the success of the dissemination based on participants’ enthusiasm and the increase in knowledge gained. The results indicated that the program successfully achieved its intended objectives, evidenced by the participants' enthusiasm and a 45% increase in their understanding. However, the skepticism of some participants and limited capital for cultivation posed challenges to the dissemination process. The community's interest in and understanding of the introduced cultivation methods form the basis for the future, particularly focusing on silvofishery and aquaponics techniques. Recommendations for applying these cultivation methods will be formulated as follow-up steps to ensure the sustainability and positive impact of this initiative. Through this approach, it is hoped that the community can attain greater economic stability and enhanced environmental sustainability.
Metagenomic Analysis of Bacterial Communities in the Musi River Estuary, South Sumatra, Indonesia Melki; Mustopa, Apon Zaenal; Meiyerani, Jeni; Ramadhian, M. Zalfa; Purwiyanto, Anna Ida Sunaryo; Putri, Wike Ayu Eka; Hartoni
HAYATI Journal of Biosciences Vol. 32 No. 5 (2025): September 2025
Publisher : Bogor Agricultural University, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.4308/hjb.32.5.1157-1173

Abstract

Understanding the diversity, function, and ecological dynamics of bacterial communities depends on unique transitional environments, estuaries. Knowledge on bacterial taxa in the Musi River estuary, South Sumatra still eludes, however. This effort aims to identify bacterial species in estuary waters using metagenomic analysis based on 16S rRNA gene. Surface water samples from three study locations were analysed by DNA isolation, nanodrop spectrophotometer qualitative assessment, 16S rRNA gene amplification, electrophoresis, and Illumina NovaSeq sequencing. Results showed that Proteobacteria predominated at all sites, followed by Campilobacterota, Cyanobacteria, and Bacteroidota. At the class level, Gammaproteobacteria was most common, followed by Alphaproteobacteria and Campylobacteria. Dominant bacterial orders were Campylobacterales, Rhodobacterales, and Pseudomonadales while the most common families were Arcobacteraceae, Rhodobacteraceae, and Pseudomonadaceae. The most plentiful genera were Rheinheimera, Pseudomonas, and Pseudarcobacter. Variations in bacterial spread among stations suggest environmental factors including salinity, nutrient availability, and human activities influencing microbial community composition. Ternary plots, heat maps, and krona diagrams were employed to disclose distinct patterns of bacterial community dispersion in the estuary. This paper underscores the importance of metagenomic research in illuminating microbial diversity in estuarine environments and its impact on ecological dynamics and water quality.
Variability of Marine Carbonate Systems in Seagrass and Coral Reef Ecosystems of Pari and Lombok Islands, Indonesia Afdal, Afdal; Bengen, Dietriech G.; Wahyudi, A’an Johan; Rastina, Rastina; Purwiyanto, Anna Ida Sunaryo; Prayitno, Hanif Budi; Hamzah, Faisal; Suteja, Yulianto; Adi, Novi Susetyo; Koropitan, Alan F.
ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences Vol 30, No 2 (2025): Ilmu Kelautan
Publisher : Marine Science Department Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ik.ijms.30.2.221-236

Abstract

The increase in anthropogenic CO2 emissions has induced significant physical and biogeochemical alterations in oceans worldwide, including warming, acidification, and oxygen depletion. Coastal areas are particularly vulnerable due to intensified human activities and terrestrial influences, resulting in increased coastal ocean acidification driven by atmospheric CO2 absorption and regional biological and anthropogenic processes. However, research on the collective impact of land-sea interaction and air-sea CO2 exchange on coastal ocean acidification in severely disturbed areas, such as the small islands of Lombok and Pari in Indonesia, remains limited. This study aims to investigate the daily fluctuations in marine carbonate systems and aragonite saturation (Ωarag) levels in the vicinity of seagrass and coral reef habitats in Pari Island and Sire Bay, Lombok. Seawater samples were collected from Sire Bay, Lombok, and the coastal waters of Pari Island to analyze the carbonate systems, CO₂ flux, and metabolic processes. The findings indicate that Pari Island's coastal waters are more susceptible to ocean acidification than Sire Bay, Lombok, showing significantly lower pH values and Ωarag (P<0.05), ranging from 7.60 to 8.00 and 1.04 to 2.54, respectively. This disparity arises from the decreased temperature and salinity in Pari Island's coastal waters during the northwest monsoon, coupled with the deteriorated state of the seagrass and coral reef ecosystems, altering the equilibrium of ecosystem productivity and calcification. The study underscores the necessity of adopting specific coastal management tactics to lessen the effects on fragile ecosystems, highlighting the urgency for additional studies to evaluate adaptive and conservation strategies to preserve coastal biodiversity and ecosystem services.