Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

PENGARUH PEMBERIAN SUPLEMENTASI ASAM AMINOBERCABANG TERHADAP PRESTASI PEJUDO DI PUSLATNAS JUDO CILOTO, JAWA BARAT D. S. Slamet; Y. Krisdinamurtirin; S. M. Prastowo; Almasyhuri Almasyhuri
Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research) JILID 16 (1993)
Publisher : Persagi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/pgm.v0i0.2288.

Abstract

Beberapa faktor berpengaruh terhadap peningkatan prestasi olahragawan, antara lain bobot latihan fisik dan masukan zat gizi, terutama saat dan menjelang bertanding. Kebutuhan energi diharapkan bagi olahragawan lebih besar daripada bukan olahragawan. Bila energi dari karbohidrat dipakai terus menerus selama bertanding, kebutuhan energi diambil dari protein. Bila keadaan tersebut berlanjut dapat menurunkan prestasi olahragawan tersebut. Untuk mengatasi hal tersebut dengan disuplementasi asam amino bercabang ke dalam makanan olahragawan akan digunakan pada waktu proses metabolisme protein sebagai sumber energi selama bertanding. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui bila ke dalam makanan olahragawan diberikan asam amino bercabang (BCAA) akan meningkatkan prestasi olahragawan. Subyek diambil dari cabang olahraga judo sebanyak 15 orang pejudo yunior, umur antara 14-19 tahun, dibagi dalam 2 kelompok (A dan B) masing-masing terdiri dari komposisi, berat badan dan jenis kelamin yang sama, tinggal di asrama dan mendapat makanan yang sama pula. Perlakuan ada 3 periode, masing-masing selama 12 hari. Periode I subyek diberi kapsul placebo ke dalam makanannya selama 12 hari. Hari ke 11 subyek diperiksa keadaan klinis, biokimia darah dan uji kebugaran jasmani. Setelah diistirahatkan selama 14 hari, dilakukan Periode II, subyek diberi kapsul placebo selama 12 hari, pada hari ke 11 dilakukan pemerlksaan klinis, biokimia darah menjelang uji kebugaran jasmani. subyek diberi kapsul asam amino bercabang (BCAA). Setelah diistirahatkan selama 14 hari, dilakukan Periode III, pemberian kapsul placebo diganti dengan kapsul yang berisi asam amino campuran selama 12 hari. Pada hari ke 11 diperiksa ulang klinis dan biokimia darah. Menjelang uji kebugaran jasmani subyek diberi kapsul BCAA. Parameter yang digunakan adalah masukan dan keluaran energi, zat gizi makanan yang dikonsumsi, biokimia darah dan uji kebugaran jasmani. Periode I, II, III, dengan melalui statistik uji-t. Hasil dari penelitian tersebut sebagai berikut: Penggunaan energi pada perlakuan Periode II lebih besar dari masukan energi. Keadaan biokimia darah selama 3 macam perlakuan (PI, PII, PIII) tidak memberikan perbedaan yang bermakna. Uji kebugaran jasmani selama 3 periode dibandingkan dengan standar minimum dari KONI, beberapa kegiatan memberi pengaruh, terutama yang menggunakan otot walaupun setelah diuji t memberikan hasil yang tak nyata. Kesimpulan dari penelitian ini mengungkapkan bahwa pemberian asam amino bercabang (BCAA) terhadap para pejudo yunior sedikit meningkatkan prestasi terhadap beberapa kegiatan uji kebugaran jasmani, yaitu yang menggunakan tenaga otot, sedangkan terhadap ketahanan fisik (endurance) belum tampak pengaruhnya.
PENGARUH PENEMPEAN TERHADAP PENYERAPAN BESI DARI KACANG-KACANGAN Almasyhuri Almasyhuri; Heru Yuniati; Dewi Sabita Slamet
Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research) JILID 14 (1991)
Publisher : Persagi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/pgm.v0i0.2213.

Abstract

PENGARUH PENEMPEAN TERHADAP PENYERAPAN BESI DARI KACANG-KACANGAN
KANDUNGAN BESI, KLOR DAN LEMAK DALAM AIR SUSU IBU PADA TIGA BULAN PERTAMA SETELAH KELAHIRAN Heru Yuniati; Almasyhuri Almasyhuri
Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research) JILID 14 (1991)
Publisher : Persagi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/pgm.v0i0.2214.

Abstract

KANDUNGAN BESI, KLOR DAN LEMAK DALAM AIR SUSU IBU PADA TIGA BULAN PERTAMA SETELAH KELAHIRAN
PRODUK FERMENTASI SARI PISANG YANG MENGANDUNG ASAM LEMAK LINOLEAT DAN LINOLENAT Suryana Purawisastra; Erwin Affandi; Almasyhuri Almasyhuri; Heru Yuniarti
Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research) JILID 19 (1996)
Publisher : Persagi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/pgm.v0i0.2300.

Abstract

Produk pisang yang mengandung asam lemak linoleat dan linolenat dapat dihasilkan melalui proses fermentasi. Kedua asam lemak ini termasuk jenis asam lemak essensial bagi kesehatan. Selain itu proses pengolahan pisang sesuai dengan salah satu program pokok pembangunan agroindustri, yaitu meningkatkan manfaat hasil pertanian secara optimal. Jenis pisang yang digunakan adalah jenis pisang yang dianggap kurang memiliki nilai ekonomis dan tidak disukai untuk dikonsumsi sebagai buah segar, yaitu pisang Udang, pisang Geulis tiis, pisang Batu, pisang Jimluk, dan pisang Kapur. Terlebih dahulu pisang dibiarkan menjadi sangat matang sehingga mengeluarkan cairan. Cairan pisang lalu dipisahkan dari residu padatan melalui penyaringan, yang kemudian digunakan sebagai bahan baku pembuatan medium fermentasi. Medium sari pisang kemudian difermentasikan oleh khamir penghasil lemak Rhodotorula glutinis. Fermentasi dilakukan dalam kontainer gelas yang dilengkapi dengan sistem pengadukan dan pengaliran udara. Hasil analisis kimia menunjukkan bahwa hasil fermentasi sari pisang mengandung asam lemak linoleat sebesar 0,13 sampai 0,31 g, dan asam lemak linolenat sebesar 0,17 sampai 0,51 g per 100 ml medium hasil fermentasi. Hasil uji mikrobiologis tidak menunjukkan adanya bakteri pathogen (gram negative) dalam produk fermentasi sari pisang tersebut.
POTENSI DAUN SINGKONG KERING SEBAGAI SUMBER VITAMIN UNTUK ANAK PRA SEKOLAH Almasyhuri Almasyhuri; Heru Yuniarti; Erna Luciasari; Muhilal Muhilal
Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research) JILID 19 (1996)
Publisher : Persagi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/pgm.v0i0.2305.

Abstract

Penelitian ini mempelajari potensi serbuk daun singkong kering sebagai sumber provitamin A meliputi kandungan karoten dalam serbuk daun singkong kering dan pengaruhnya terhadap pemasakan serta daya terima gulai serbuk daun singkong muda dan tua kering (DSMK dan DSTK) pada anak prasekolah. Sebagai pembanding adalah daun singkong muda segar yang sebelum dimasak diblancing terlebih dahulu (DSMB). Penelitian dilakukan terhadap 36 anak prasekolah (3-5 tahun) yang dibagi menjadi tiga kelompok. Daun singkong diberikan dalam bentuk masakan gulai yang diberikan bersama dengan menu makanan lengkap pada waktu makan pagi, siang dan sore selama tiga hari penuh. Daya terima daun singkong dinilai berdasarkan jumlah gulai yang dapat dikonsumsi per hari. Hasil yang diperoleh adalah daun singkong muda dan tua kering mengandung karoten cukup tinggi, yaitu berturut-turut adalah 14.270 dan 14.733 per 100 g berat kering. Penggulaian menyebabkan penurunan jumlah karoten sebesar 6.1%-8.6%. Baik DSMK maupun DSTK yang dimasak gulai dapat diterima oleh anak prasekolah. Secara statistik daya terima gulai DSMK dan DSTK tidak berbeda dengan gulai DSMB (P>0.05). Dari penelitian disimpulkan bahwa serbuk daun singkong kering merupakan sayur yang kaya dengan provitamin A yang dapat diterima anak prasekolah.                                        
TEKNOLOGI YODISASI GARAM UNTUK DIGUNAKAN DI DAERAH GANGGUAN AKIBAT KURANG YODIUM Hermana Hermana; Suryana Suryana; Almasyhuri Almasyhuri
Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research) JILID 19 (1996)
Publisher : Persagi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/pgm.v0i0.2310.

Abstract

Yodisasi garam untuk menanggulangi masalah gangguan akibat kurang yodium (GAKY) belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Hal ini disebabkan faktor teknis yodisasi dan distribusi garam beryodium. Kadar yodium di dalam garam beryodium yang bervariasi dan penurunan kadar yodium selama distribusi, berpengaruh besar terhadap upaya menurunkan prevalensi GAKY. Di dalam penelitian ini dibuat prototipe alat yodisasi garamberskala kecil yang dapat menghasilkan garam beryodium yang memenuhi persyaratan Peraturan Menteri Kesehatan. Analisis ekonomi menunjukkan dengan modal pinjaman Rp 8.000.000 dan produksi garam beryodium 260 kg per hari diperoleh laba lebih dari Rp 1.000.000 per bulan, sehingga titik impas dapat dicapai pada awal tahun kedua sejak mulai produksi.
ABSORPSI β-KAROTEN SERBUK DAUN SINGKONG (Manihot Utilissima) KERING PADA ANAK PRASEKOLAH Almasyhuri Almasyhuri; M. Khumaidi; Muhilal Muhilal; Rimbawan Rimbawan
Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research) JILID 20 (1997)
Publisher : Persagi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/pgm.v0i0.2369.

Abstract

Indonesia telah bebas dari masalah kurang vitamin A (KVA), tetapi jumlah anak balita dengan vitamin A serum marjinal (<20 ug/dl) masih tinggi. Salah satu program penanggulangan KVA di Indonesia adalah dengan peningkatan konsumsi sayuran hijau pada anak balita. Menurut de Pee, karoten sayuran hijau kurang dapat diabsorpsi karena berupa ikatan komplek yang kuat yang berada dalam kloro plas. Penelitian ini mempelajari pengaruh pembuatan serbuk kering daun singkong muda dan tua terhadap absorpsi β-karoten pada anak prasekolah. Penelitian dilakukan di Kotamadya Bogor, Jawa Barat. Daun singkong diberikan dalam bentuk masakan gulai, yang diberikan dalam diit makanan pagi, siang dan sore selama tiga hari. Kadar β-karoten dalam duplikat makanan yang dikonsumsi dan dalam tinja selama tiga hari dianalisis dengan HPLC. β-karoten yang diabsorpsi merupakan selisih β-karoten dalam duplikat makanan yang dikonsumsi dan β-karoten dalam tinja selama tiga hari. Absorpsi β-karoten serbuk daun singkong muda kering (DSMK) paling tinggi (37.9±5.2%) dibanding β-karoten serbuk daun singkong tua kering (DSTK) maupun daun singkong muda segar (DSMB) yang besarnya masing-masing adalah 36.8±9.2% dan 35.4±5.8%. β-karoten daun singkong muda segar (DSMB) paling kecil absorpsinya. Tetapi hasil uji anova β-karoten dari ketiga jenis daun singkong tersebut tidak ada perbedaan nyata (p>0.05). Kesimpulan dari penelitian ini ternyata pengeringan dan penghancuran menjadi serbuk belum dapat memperbaiki absorpsi β-karoten yang dikandung dalam daun singkong. 
DETOKSIFIKASI DAN PENINGKATAN KADAR PROTEIN SINGKONG PAHIT Suryana Purawisastra; Erwin Affandi; Almasyhuri Almasyhuri; Rossi R. Apriyanto
Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research) JILID 20 (1997)
Publisher : Persagi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/pgm.v0i0.2370.

Abstract

Telah dilakukan penelitian untuk detoksifikasi serta peningkatan kadar protein singkong dengan proses fermentasi menggunakan kapang rhizopus oryzae. Penelitian ini dilaksanakan karena cara detoksifikasi yang biasa dilakukan masyarakat, yaitu melalui perendaman dan perebusan yang berulang, hanya dapat menghilangkan zat racun sebesar 50%. Bahkan terjadi pengurangan kadar zat gizi yang dikandung singkong. Pemanfaatan singkong pahit sebagai bahan pangan yang aman untuk dikonsumsi terbatas hanya sebagai bahan pembuatan tapioka. Padahal jenis singkong ini mengandung pati yang lebih banyak daripada singkong biasa. Selain itu produksi singkong di Indonesia mencapai peringkat ke-3 setelah Brasil dan Thailand. Pada penelitian ini dilakukan cara detoksifikasi menggunakan mikroorganisme, yang selain mampu menghilangkan zat racun juga dapat meningkatkan protein singkong. Caranya, singkong terlebih dahulu dikeringkan di bawah sinar matahari hingga tercapai kadar air sekitar 10%. Setelah kering, singkong dijadikan tepung. Tepung singkong kemudian ditambah air dalam perbandingan (w/v) 1:1 untuk dipersiapkan sebagai substrat fermentasi yang diaduk hingga terbentuk pasta. Pasta singkong diinokulasi dengan suspensi spora kapang rhyzopus oryzar dalam perbandingan (w/v) 1:10, setelah dihomogenkan kemudian dimasukkan ke dalam cawan petri. Cawan petri, kemudian diinkubasikan pada suhu 28 derajat celcius, hingga tampak pertumbuhan miselium (30 jam). Hasil fermentasi dikeringkan dan ditumbuk hingga berbentuk tepung. Jenis singkong pahit yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari kebun percobaan Balai Penelitian Bioteknologi Tanaman Pangan dan jenisnya diketahui yaitu jenis singkong Adira II, Adira IV, 46.8 dan 39-1-1, dengan kandungan sianida masing-masing sebesar 15.57 mg, 5.61 mg, 10.02 mg dan 24.67 mg per 100 g. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penurunan sianida setelah fermentasi terhadap ke-4 jenis singkong pahit tersebut adalah bervariasi untuk setiap jenis singkong pahit. Singkong pahit Adira IV penurunan sianidanya dapat mencapai 100%, kemudian 87% untuk jenis Adira II dan jenis 46.8 serta 18% untuk jenis 39-1-1. Sedangkan peningkatan kadar protein setelah fermentasi sebesar 2 kali untuk jenis singkong 39-1-1, 0.88 kali untuk singkong Adira II, 0.56 kali untuk singkong Adira IV, dan 0.48 untuk singkong jenis 46.8. Dengan demikian melalui cara detoksifikasi yang digunakan dalam penelitian ini dapat menghilangkan kadar sianida singkong pahit 18%-100%, serta meningkatkan protein antara 0.5-2 kali.
PERILAKU MAKAN DAN KEGIATAN PEKERJA WANITA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN TINGKAT PRODUKTIVITAS KERJA Uken S.S. Soetrisno; Rossi Rozanna; Gustina Sofia; Djoko Kartono; Almasyhuri Almasyhuri; Sri Murni Prastowo
Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research) JILID 21 (1998)
Publisher : Persagi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/pgm.v0i0.2344.

Abstract

This study evaluted nutrient intake and activity of female labors in relation to iron status and blood glucose level which may affect fitness and productivity. This study was part of the research on nutrition and health status during Ramadhan fasting in female labors. Total of 200 subjects, who were not lactating or pregnant, were evaluated for their anthropometry measurements, health status, hemoglobin and hematocrit levels. While 50 subjects were drawn as sub samples for evaluating their food consumption, daily activity, blood glucose level, fitness, and total patch clothes sown. Average energy intake was 142% of their RDA. Most of the labors used to have breakfast daily, which has an average of 30% of their total daily intake. The carbohydrate sources were mostly rice and instant noodles, while consumption of fruits and vegetables was limited and not so varied. Blood glucose was in normal level, while anemia due to low iron status was among 35% of the population. Their fitness was categorized as low, with total patch clothes sown was in the range of 36-46 unit per hour. In general they have to increase fruit and vegetable consumption, to anticipate the low intake of micro nutrients.Keywords: nutrient intake, activity, fitness, productivity, female labor
KADAR KOLESTROL DARAH PADA IBU PENDERITA DISLIPIDEMIA YANG DIBERI NIASIN Almasyhuri Almasyhuri; Ance Murdiana; Susie S. Suwardi; Joko Pambudi; Heni Komalasari
Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research) JILID 21 (1998)
Publisher : Persagi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/pgm.v0i0.2346.

Abstract

A study on niacin supplementation has been conducted on women with cholesterol level between 200-250 mg/dl. The objective of this study was to see the effect of niacin supplementation on cholesterol, triglyceride and low density lipoprotein (LDL) levels. Twenty two respondents were divided into two groups. The first group, nine respondents, were given niacin 2x75 mg and the second group, 13 respondents, were given lactose 2x75 mg as placebo. Data collected included antropometry, side effects and clinical status. Analysis of blood for cholesterol and LDL was done using CHOD-PAP method, whereas analysis of triglyceride was done using GPO-PAP method. The results of this study showed that cholesterol and LDL levels decreased significantly 11,0% and 18,9% respectively, after one week supplementation and remained in that level two weeks afterwards. Triglyceride level decreased in all groups after two weeks but the difference was not significant.Keywords: cholesterol, triglyceride, low density lipoprotein (LDL), niacin.