Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

KANDUNGAN GARAM (NaCl) DALAM BEBERAPA MAKANAN JAJAN Suryana Purawisastra; Herman Sudiman
Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research) JILID 10 (1987)
Publisher : Persagi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/pgm.v0i0.1997.

Abstract

KANDUNGAN GARAM (NaCl) DALAM BEBERAPA MAKANAN JAJAN
SISTEM DISTRIBUSI TABLET BESI DALAM PENANGGULANGAN MASALAH ANEMI GIZI PADA WANITA HAMIL Sandjaja Sandjaja; Djoko Kartono; Endi Ridwan; M. Saidin; Suryana Purawisastra; Sihadi Sihadi
Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research) JILID 9 (1986)
Publisher : Persagi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/pgm.v0i0.1972.

Abstract

Dalam upaya mendapatkan cara pendistibusian tablet besi untuk wanita hamil, dilakukan penelitian ujicoba dengan menggunakan empat cara distribusi. Masing-masing cara terdiri atas tiga kegiatan yang sama tetapi berbeda frekuensinya, yaitu pembagian tablet besi, penuluhan anemi gizi dan kunjungan rumah (supervisi). Pada cara (A), pembagian tablet dan penyuluhan anemi gizi dilakukan sekali seminggu dan kunjungan rumah sekali dua hari. Pada cara (B), (C) dan (D), frekuensi kegiatan, secara berturut mansing-masing sekali seminggu, sekali dua minggu dan sekali empat minggu (sebulan). Keefektifan cara distribusi ditentukan berdasarkan perbandingan masukan (frekuensi kegiatan) dan keluaran (jumlah tablet yang diminum, kenaikan kadar hemoglobin dan peningkatan pengetahuan gizi). Kegiatan distribusi dengan frekuensi sekali dua minggu (C) merupakan alternatif pilihan yang terefektif diantara keempat cara distribusi yang diujicobakan.
PERUBAHAN KANDUNGAN PROTEIN DAN KOMPOSISI ASAM AMINO KEDELAI PADA WAKTU PEMBUATAN TEMPE DAN TAHU Suryana Purawisastra; Dewi Sabita Slamet; Uken S.S. Soetrisno
Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research) JILID 16 (1993)
Publisher : Persagi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/pgm.v0i0.2287.

Abstract

Telah dilakukan pengamatan terhadap peerubahan kandungan serta komposisi asam amino protein kedelai pada waktu pembuatan tempe dan tahu. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa protein kedelai berkurang 18.0% pada waktu pembuatan tempe, dan berkurang 46.5% pada waktu pembuatan tahu. Akan tetapi komposisi asam amino protein tempe banyak yang menurun, secara total penurunan asam amino protein tempe mencapai 22.6% dari total asam amino protein kedelai, sedangkan pada protein tahu malah terjadi kenaikan sebesar 9.9%. Ampas dari pembuatan tahu digunakan untuk membuat tempe gembus, dan protein kedelai yang tertinggal sebesar 18.25% dalam ampas ini bisa dimanfaatkan dengan total penurunan asam aminonya hanya 7.5%. Pada penelitian ini juga dilakukan pengamatan pengaruh proses pemasakan (goreng) terhadap perubahan komposisi asam amino protein tempe, tahu dan tempe gembus. Hasilnya menunjukkan bahwa komposisi asam amino protein tempe gembus mengalami penurunan terbanyak.
PENGARUH PENGUKUSAN TERHADAP KANDUNGAN ASAM SIANIDA DALAM BEBERAPA BAHAN MAKANAN Uken S. Soetrisno; Suryana Purawisastra
Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research) JILID 15 (1992)
Publisher : Persagi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/pgm.v0i0.2256.

Abstract

Telah dilakukan pengamatan pengaruh pengukusan terhadap kandungan asam sianida dari enam jenis bahan makanan yaitu keluwak, picung, terung ungu kecil, rebung, umbi singkong dan daun singkong. Analisis asam sianida digunakan metoda Volhard berdasarkan prinsip argentometri. Kandungan air dianalisis dengan metoda pengeringan dalam oven 105 derajat celcius. Sebelum pengukusan kandungan asam sianida tertinggi terdapat pada daun singkong yaitu 149,4 ppm, kemudiian keluwak sebesar 135,7 ppm. Umbi singkong dan rebung memiliki kadar asam sianida yang sama, yaitu 119,8 dan 119,9 ppm. Kandungan sianida terendah sebelum pengukusan dijumpai pada terung ungu, yaitu 27,4 ppm. Setelah pengukusan penurunan asam sianida tertinggi terdapat dalam bahan makanan yang mengandung sianida terendah yaitu terung ungu. Penurunan terendah terjadi pada keluwak yang mengandung sianida cukup tinggi. Kandungan air setelah pengukusan meningkat, peningkatan tertinggi pada terung ungu, dan terendah pada rebung.
KANDUNGAN PROTEIN TEMPE GANDUM Suryana Purawisastra
Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research) JILID 14 (1991)
Publisher : Persagi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/pgm.v0i0.2211.

Abstract

KANDUNGAN PROTEIN TEMPE GANDUM
PRODUK FERMENTASI SARI PISANG YANG MENGANDUNG ASAM LEMAK LINOLEAT DAN LINOLENAT Suryana Purawisastra; Erwin Affandi; Almasyhuri Almasyhuri; Heru Yuniarti
Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research) JILID 19 (1996)
Publisher : Persagi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/pgm.v0i0.2300.

Abstract

Produk pisang yang mengandung asam lemak linoleat dan linolenat dapat dihasilkan melalui proses fermentasi. Kedua asam lemak ini termasuk jenis asam lemak essensial bagi kesehatan. Selain itu proses pengolahan pisang sesuai dengan salah satu program pokok pembangunan agroindustri, yaitu meningkatkan manfaat hasil pertanian secara optimal. Jenis pisang yang digunakan adalah jenis pisang yang dianggap kurang memiliki nilai ekonomis dan tidak disukai untuk dikonsumsi sebagai buah segar, yaitu pisang Udang, pisang Geulis tiis, pisang Batu, pisang Jimluk, dan pisang Kapur. Terlebih dahulu pisang dibiarkan menjadi sangat matang sehingga mengeluarkan cairan. Cairan pisang lalu dipisahkan dari residu padatan melalui penyaringan, yang kemudian digunakan sebagai bahan baku pembuatan medium fermentasi. Medium sari pisang kemudian difermentasikan oleh khamir penghasil lemak Rhodotorula glutinis. Fermentasi dilakukan dalam kontainer gelas yang dilengkapi dengan sistem pengadukan dan pengaliran udara. Hasil analisis kimia menunjukkan bahwa hasil fermentasi sari pisang mengandung asam lemak linoleat sebesar 0,13 sampai 0,31 g, dan asam lemak linolenat sebesar 0,17 sampai 0,51 g per 100 ml medium hasil fermentasi. Hasil uji mikrobiologis tidak menunjukkan adanya bakteri pathogen (gram negative) dalam produk fermentasi sari pisang tersebut.
DETOKSIFIKASI DAN PENINGKATAN KADAR PROTEIN SINGKONG PAHIT Suryana Purawisastra; Erwin Affandi; Almasyhuri Almasyhuri; Rossi R. Apriyanto
Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research) JILID 20 (1997)
Publisher : Persagi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/pgm.v0i0.2370.

Abstract

Telah dilakukan penelitian untuk detoksifikasi serta peningkatan kadar protein singkong dengan proses fermentasi menggunakan kapang rhizopus oryzae. Penelitian ini dilaksanakan karena cara detoksifikasi yang biasa dilakukan masyarakat, yaitu melalui perendaman dan perebusan yang berulang, hanya dapat menghilangkan zat racun sebesar 50%. Bahkan terjadi pengurangan kadar zat gizi yang dikandung singkong. Pemanfaatan singkong pahit sebagai bahan pangan yang aman untuk dikonsumsi terbatas hanya sebagai bahan pembuatan tapioka. Padahal jenis singkong ini mengandung pati yang lebih banyak daripada singkong biasa. Selain itu produksi singkong di Indonesia mencapai peringkat ke-3 setelah Brasil dan Thailand. Pada penelitian ini dilakukan cara detoksifikasi menggunakan mikroorganisme, yang selain mampu menghilangkan zat racun juga dapat meningkatkan protein singkong. Caranya, singkong terlebih dahulu dikeringkan di bawah sinar matahari hingga tercapai kadar air sekitar 10%. Setelah kering, singkong dijadikan tepung. Tepung singkong kemudian ditambah air dalam perbandingan (w/v) 1:1 untuk dipersiapkan sebagai substrat fermentasi yang diaduk hingga terbentuk pasta. Pasta singkong diinokulasi dengan suspensi spora kapang rhyzopus oryzar dalam perbandingan (w/v) 1:10, setelah dihomogenkan kemudian dimasukkan ke dalam cawan petri. Cawan petri, kemudian diinkubasikan pada suhu 28 derajat celcius, hingga tampak pertumbuhan miselium (30 jam). Hasil fermentasi dikeringkan dan ditumbuk hingga berbentuk tepung. Jenis singkong pahit yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari kebun percobaan Balai Penelitian Bioteknologi Tanaman Pangan dan jenisnya diketahui yaitu jenis singkong Adira II, Adira IV, 46.8 dan 39-1-1, dengan kandungan sianida masing-masing sebesar 15.57 mg, 5.61 mg, 10.02 mg dan 24.67 mg per 100 g. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penurunan sianida setelah fermentasi terhadap ke-4 jenis singkong pahit tersebut adalah bervariasi untuk setiap jenis singkong pahit. Singkong pahit Adira IV penurunan sianidanya dapat mencapai 100%, kemudian 87% untuk jenis Adira II dan jenis 46.8 serta 18% untuk jenis 39-1-1. Sedangkan peningkatan kadar protein setelah fermentasi sebesar 2 kali untuk jenis singkong 39-1-1, 0.88 kali untuk singkong Adira II, 0.56 kali untuk singkong Adira IV, dan 0.48 untuk singkong jenis 46.8. Dengan demikian melalui cara detoksifikasi yang digunakan dalam penelitian ini dapat menghilangkan kadar sianida singkong pahit 18%-100%, serta meningkatkan protein antara 0.5-2 kali.
UJI LAPANGAN ALAT PRODUKSI GARAM BERYODIUM BERSKALA KECIL DI DAERAH GANGGUAN AKIBAT KURANG YODIUM Hermana Hermana; Mien Karmini; Suryana Purawisastra
Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research) JILID 21 (1998)
Publisher : Persagi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/pgm.v0i0.2350.

Abstract

The problem in supplying iodine to people suffering from iodine deficiency disorders are technique to produce iodated salt and the great distance between producers and consumers. The delivery of iodine would be more effective if production of iodated salt is carried out near or in areas of iodine deficiency disorders. Nutrition Research and Development Centre, Ministry of Health, RI has produced a small-scale salt iodation plant. The plant has been tested in the laboratory. Field trial of the plant was carried out in collaboration with the Village Cooperatives Unit (Koperasi Unit Desa) at Bulu Cindeo, District of Pangkajene and Kepulauan, South Sulawesi. Locally-produced salt was iodated. The product was distributed not only in Pangkep but in neighbouring districts as well. It was observed that the small scale iodation plant was an appropriate technology for village level. It could be operated by man powers having minimum education (primary school). The production unit needs a not-too-big investment to run the plant During the trial, the Cooperatives learned that the plant was efficient and was economically profitable. The availability of iodated salt in the area, resulted in increased consumption.Keywords: salt iodation, iodation machine.
UJI EFEK TOKSISITAS TEPUNG SINGKONG PAHIT HASIL DETOKSIFIKASI PADA HEWAN PERCOBAAN Suryana Purawisastra; Erwin Affandi; Almasyhuri Almasyhuri; Rossi R. Apriyanto
Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research) JILID 21 (1998)
Publisher : Persagi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/pgm.v0i0.2352.

Abstract

Toxicity test of detoxified bitter cassava flour was carried old on experimental rats. The objective of the test was to observe the direct effect of the flour on the rats. There were 4 kinds of detoxified flour derived from different varieties of bitter cassava having different cyanide concentrations. The varieties were 46.8, Adira II, Adira IV, and 39.1.1. In the test maize flour and sweet cassava flour were used as controls. It was observed that there was no significant difference in the growth of rats given control flours or detoxified cassava flour. Differences were found in amounts of flours consumed, body weight, and the weights of important organs, heart, liver and kidney. The differences were not related to the cyanide contents in the detoxified cassava flours.Keywords: toxicity test, detoxified bitter cassava flour, cyanide, experimental rats
STABILITAS LARU TEMPE PENGHASIL VITAMIN B12 SELAMA PENYIMPANAN Suryana Purawisastra; Mien K. Mahmud; Erwin Affandi
Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research) JILID 17 (1994)
Publisher : Persagi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/pgm.v0i0.1955.

Abstract

STABILITAS LARU TEMPE PENGHASIL VITAMIN B12 SELAMA PENYIMPANAN