Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

Effect of Aloe vera Gel Administrated on Reproductive Performance of Female Rats Gunawan G; Enny T Setiatin; Bayu Rosadi; Thomas Mata Hine; A. Parakkasi
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 1, No 1 (2007): March
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v1i1.3101

Abstract

The research was conducted to find out the effect of Aloe vera gel administrated orally onreproductive performance of female rats. Fifteen two months old female rats were alloted to fivetreatments of per oral Aloe vera gel administration: P0 (control), P1(1 mg /g body weight), P2 (2 mg/gbody weight, P3 (3 mg/g body weight), and P4 ( 4 mg/g body weight). The gel were administrated everyday for four weeks. The body weight were measured on the same day as last treatment. The animal thenmated to proven male on 1:1 rasio. Positively mated animals were sacrificed on D-10 after mating tocollect uterus and ovary so the number of fetus, corpus luteum, and ovary weight can be determined. Thetreatments significantly decreased (P0.05) the average body weight gain. The P0 (4.1 g/head/day) wasdifferent to P1 (2.69 g/head/day), P2 (2.87 g/head/day, and P4 (2.68 g/head/day), but was not different toP3 (3.39 g/head/day). The ovarium weight were not different (P0.05) among the treatments, so did thenumber of corpus luteum (CL), the number of fetuses and the CL: fetus rasio.Keywords: Aloe vera, rats, reproductive performance .
Puerperium dan Skor Kondisi Tubuh Sapi Peranakan Simmental pada Ketinggian Tempat yang Berbeda: Puerperium and Body Condition Score of Simmental Crossbred Cattle in Different Altitude Musnandar, Endri; Rosadi, Bayu
Journal of Livestock and Animal Health Vol. 5 No. 1 (2022): February
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (226.196 KB) | DOI: 10.32530/jlah.v5i1.507

Abstract

Puerperium adalah periode mulai melahirkan sampai organ-organ reproduksi kembali ke kondisi fisiologis dan histologis yang normal dalam keadaan tidak bunting. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi status puerperium dan skor kondisi tubuh pada sapi Peranakan Simmental (PS) yang dipelihara pada ketinggian tempat yang berbeda. Penelitian dilaksanakan menggunakan metode survey di tiga kabupaten yaitu Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan Kabupaten Tebo (dataran rendah-sedang) dan Kabupaten Kerinci (dataran tinggi). Sampel dipilih secara purposive sampling dengan kriteria induk sapi PS pasca melahirkan, induk yang dipilih diperkirakan minimal mempunyai 75% darah Simmental berdasarkan penampilan eksteriornya. Setiap daerah dengan tinggi yang berbeda masing-masing diambil 20 ekor sampel. Induk yang memiliki masa puerperum lebih dari 60 hari dikategorikan mengalami gangguan reproduksi (gangrep). Untuk menilai kondisi kesehatan secara keseluruhan dilakukan pemeriksaan Skor Kondisi Tubuh (SKT). Data SKT disajikan dalam bentuk rataan ± standar deviasi. Perbedaan lama puerperium dan SKT dianalisis dengan uji-t, sedangkan proporsi induk yang mengalami gangguan reproduksi dilakukan uji khi- kuadrat. Semua perhitungan statistik menggunakan perangkat lunak SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada dataran rendah-sedang gangrep terjadi pada 70% induk lebih banyak dibandingkan dataran tinggi yaitu 25% (P kecil dari 0,05). Masa puerperium sapi PS di daerah dataran rendah-sedang rata-rata 116,4 ± 19,2 hari lebih lama dibandingkan daerah dataran tinggi (71,6 ± 11,7 hari; P kecil dari 0,05). Nilai SKT induk sapi PS yang mengalami gangrep lebih rendah dari nilai SKT induk sapi PS yang normal (P kecil dari 0,05). Di dataran rendah-sedang pada induk yang normal SKT 3,10 ±0,32 dan SKT gangrep 2,17± 0,29, sedangkan di dataran tinggi nilai  SKT yang normal 3,07 ± 0,26 dan SKT gangrep 2,30 ±0,4.
Gambaran Darah dan Status Kesehatan pada Kambing Peranakan Etawa (PE) yang Mengalami Abortus: Laporan Kasus Wibowo, Sarwo Edy; Harahap, Ratna Sholatia; Nugraheni, Yudhi Ratna; Awaludin, Aan; Rahayu, Pudji; Rosadi, Bayu; Yatno, Yatno; Syarifuddin, Ahmad; Damhuri, Dedi; Safitri, Jessica Anggun
Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan Vol 28 No 1 (2025): Mei 2025
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/jiiip.v28i1.36323

Abstract

Latar Belakang: Abortus merupakan masalah reproduksi yang dipengaruhi oleh status kesehatan ternak yang menyebabkan kerugian pada ternak seperti kambing. Tujuan: Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran darah dan status kesehatan pada kambing yang mengalami abortus di Fapet Farm Fakultas Peternakan Universitas Jambi. Metode: Metode yang digunakan dalam penelitian ini diawali dengan pencatatan identitas ternak, anamnesa, dan pemeriksaan fisik pada kambing PE yang menunjukkan gejala klinis sakit. Sampel darah dan feses kemudian diambil dari lima ekor kambing yang mengalami abortus untuk dilakukan pemeriksaan telur cacing, parasit darah, dan serologi terhadap Brucella sp yang diduga sebagai penyebab terjadinya abortus. Hasil: Hasil analisis pemeriksaan darah dan kesehatan yang dilakukan ditemukan bahwa adanya infeksi parasit pada pada lima kambing yang mengalami abortus. Empat kambing yang terinfeksi parasit Anaplasma sp., yaitu kambing 2, kambing 3, kambing 4, dan kambing 5. Dua kambing positif terinfeksi parasit gastrointestinal, yaitu ditemukan telur cacing Paramphistomum sp. dan Haemonchus sp., pada kambing 1, sedangkan kambing 2 ditemukan telur cacing Paramphistomum sp. dan Moniezia sp. Hasil pemeriksaan hematologi terdapat peningkatan leukosit pada kambing nomor 5 dan penurunan nilai hematokrit pada kelima kambing dan MCHC pada kambing nomor 3 dan 4. Kesimpulan: Kondisi abortus yang dialami kambing PE di Fapet Farm Fakultas Peternakan Universitas Jambi terjadi karena adanya infeksi parasit, peningkatan leukosit, dan penurunan nilai hematokrit yang ditemukan pada sampel darah dan feses yang diuji.