Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

PEMETAAN DAERAH RAWAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KOTA BANDUNG MENGGUNAKAN APLIKASI QGIS Nuhgroho, Jesa; Eryando, Tris; Rahmaniati, Martya; Yudhistira, Deny
Jurnal Indonesia : Manajemen Informatika dan Komunikasi Vol. 4 No. 2 (2023): Mei
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) STMIK Indonesia Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35870/jimik.v4i2.272

Abstract

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is a viral disease spread by a vector, Aedes Aegypti mosquitoes. This study aims to map the distribution of high vulnerability areas in Bandung City. The data used are secondary data from the 2021 District Health Office and 2022 the Central Agency of Statistics (BPS) from 30 sub-district reports in Bandung City. Map of Bandung City obtained from the Geospatial Information Agency via the website tanahair.indonesia.go.id. DHF case data and data that have a direct influence on the natural development of mosquitoes, including rainfall, air humidity, and population density are scored and classified. Then the data is assessed and analyzed to produce vulnerability level zones using the QGIS 3.28.0 application. The result shows that there are 5 sub-districts with high vulnerability level, sub-districts with medium vulnerability level, and 15 sub-districts with low vulnerability level. The five sub-districts with high vulnerability are Antapani, Bojongloa Kaler, Cibeunying Kidul, Kiaracondong, and Sukajadi sub-districts. Knowing the distribution of dengue-prone areas, it is hoped that it will make it easier for the Bandung City Health Service to take preventive measures and handle DHF cases by prioritizing sub-districts with a high level of vulnerability. The government is expected to increase community participation in programs to prevent and control DHF incidents in each sub-district. In addition, it is hoped that further research will examine other environmental factors and societal behavior factors that lead to the vulnerability of DHF cases so that the DHF disease control program in Bandung City is more specific, especially considering the characteristics of each region.
Peran Personal Health Record (PHR) dalam Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 Srimayarti, Berly Nisa; Siregar, Kemal N.; Rahmaniati, Martya
Jurnal Manajemen Kesehatan Yayasan RS.Dr. Soetomo Vol 5, No 1 (2019): JMK Yayasan RS.Dr.Soetomo, Pertama 2019
Publisher : STIKES Yayasan RS.Dr.Soetomo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (281.183 KB) | DOI: 10.29241/jmk.v5i1.150

Abstract

ABSTRAKDiabetes melitus merupakan salah satu dari empat masalah penyakit tidak menular tertinggi di dunia. Pada tahun 2015 jumlah kasus dengan diabetes tipe 2 mencapai 415 juta, 425 juta pada tahun 2017, dan 629 juta diperkirakan tahun 2045 di dunia. Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai manfaat penggunaan Personal Health Records dalam pengelolaan diabetes melitus tipe 2. Penelitian ini menggunakan metode systematic review berdasarkan protokol PRISMA dan pencarian melalui empat database elektronik (PubMed, ProQuest, Scopus, dan SpingerLink). Kriteria inklusi adalah artikel tentang informatika kesehatan, pengelolaan diabetes tipe 2, penggunaan Personal Health Records, dan diterbitkan tahun 2012-2018. Pencarian awal mendapatkan 539 artikel penelitian, yang setelah kriteria ekslusi didapatkan 7 artikel yang dianalisis. Manfaat Personal Health Records adalah catatan kesehatan menjadi lengkap, meningkatkan kesadaran untuk mengelola diabetes tipe 2, dan mendorong perubahan perilaku pasien. Pasien yang mengelola diabetesnya dapat mengurangi risiko gagal ginjal (87%), kebutaan (72%), gejala neuropati (68%), dan amputasi ekstremitas bawah (67%). Personal Health Records dapat mendorong partisipasi pasien dalam kontrol kesehatan individu, yang memungkinkan pasien untuk memantau aktivitas fisik mereka sendiri, diet, berat badan, glikemik, kadar glukosa, untuk mengakses pengetahuan terkait diabetes.Kata Kunci:  Diabetes Tipe 2; Pengelolaan Diabetes; Personal Health Records; Perilaku Pasien 
Faktor Kontributor Prevalensi Stunting: Studi Kasus Jawa Timur Tahun 2022 Sofiyulloh, Sofiyulloh; Rahmaniati, Martya
Jurnal Biostatistik, Kependudukan, dan Informatika Kesehatan Vol. 5, No. 1
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Malnutrisi, termasuk stunting, masih menjadi masalah kesehatan yang mempengaruhi kemajuan pembangunan berkelanjutan. Stunting, akibat kekurangan gizi berkepanjangan dan infeksi berulang, menghambat pertumbuhan anak. Di Indonesia, prevalensi stunting pada tahun 2022 adalah 21,6% dan masih belum mencapai target. Dan Jawa timur, angka stunting di 2022 adalah 19,2%, mendekati angka nasional pun masih belum mencapai target. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi faktor-faktor yang berkontribusi terhadap stunting di Jawa Timur, dengan fokus pada faktor soial ekonomi dan kesehatan. Data sekunder dari Kementerian Kesehatan, dan Dinas Kesehatan Jawa Timur dianalisis menggunakan uji korelasi. Hasil menunjukkan bahwa Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan rata-rata lama sekolah memiliki korelasi negative yang signifikan terhadap stunting dengan kekuatan sedang (r=-0,422 dan -0,451). Sementara pernikahan di bawah usia 19 tahun menunjukkan korelasi positif dengan kekuatan kuat (r=0,537), dan berat badan lahir rendah (BBLR) memiliki korelasi sedang dengan kekuatan sedang (r=0,429). Dan berdasarkan uji regresi linier berganda, BBLR adalah faktor kontributor yang paling signifikan dibandingkan variabel bebas lainnya. Temuan ini mengidentifikasikan bahwa berbagai faktor sosial ekonomi dan kesehatan yang menjadi variabel bebas berperan dalam kejadian stunting di Jawa Timur pada tahun 2022. Kata kunci: stunting, studi ekologi, Jawa Timur, korelasi
Pengaruh Kehamilan Tidak Diinginkan Dengan Berat Bayi Lahir Rendah di Perdesaan (Analisis Data Survei Demografi Kesehatan Indonesia 2017) Mulyaningrum, Desya; Rahmaniati, Martya
Jurnal Biostatistik, Kependudukan, dan Informatika Kesehatan Vol. 1, No. 1
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

BBLR adalah berat bayi lahir kurang dari 2500 gram (sampai dengan 2499 gram). Proporsi BBLR di Indonesia dari periode SDKI 2007, 2012, 2017 cenderung stabil dan tidak ada penurunan dari tahun 2007 dengan tahun 2017. Kehamilan tidak diinginkan menjadi salah satu faktor risiko BBLR. Kehamilan tidak diinginkan (unwanted pregnancy) adalah suatu kehamilan yang terjadi di luar perencanaan. Karena pasangan suami atau istri tidak mau menggunakan kontrasepsi, tidak ada akses ke pelayanan KB sehingga menyebabkan kehamilan, dimana sceara fisik atau psikologis pasangan tidak siap dan menolak kejadian kehamilan (unwanted pregnancy). Proporsi kehamilan tidak diinginkan berdasarkan periode SDKI 2007, 2012, 2017 cenderung stabil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kehamilan tidak diinginkan terhadapp kejadian BBLR perdesaan di Indonesia berdasarkan data sekunder SDKI 2017. Penelitian ini menggunakan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017. Sampel penelitian ini adalah kelahiran hidup dalam 5 tahun sebelum survei dengan laporan berat lahir yang memiliki berat kurang dari 2500 gram dan bertempat tinggal di pedesaan. Hasil penelitian ini adalah proporsi kejadian kehamilan tidak diinginkan di Indonesia adalah 6,3% di perdesaan. Pada daerah perdesaan kehamilan diinginkan lebih berisiko untuk mengalami BBLR setelah dikontrol dengan variabel tingkat ekonomi, komplikasi kehamilan, dan kunjungan ANC. Hasil analisis multivariat secara statistik kategori kehamilan dengan BBLR di perdesaan menunjukkan hubungan yang tidak bermakna.
Pengembangan Sistem Informasi Monitoring Dokumen Rekam Medis Rawat Inap di RSUP Fatmawati Tahun 2020 Dhamayanti, Grahyta; Rahmaniati, Martya
Jurnal Biostatistik, Kependudukan, dan Informatika Kesehatan Vol. 1, No. 1
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di era digital saat ini rumah sakit dituntut untuk memanfaatkan teknologi informasi yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan. Teknologi informasi juga digunakan untuk memperbaiki mutu rekam medis rawat inap yang sering menghasilkan informasi yang tidak efektif bagi rumah sakit. Informasi yang tidak efektif sering disebabkan oleh adanya rekam medis rawat inap yang tidak lengkap dan terlambat dikembalikan. Di RSUP Fatmawati Jakarta terdapat peningkatan prosentase keterlambatan pengembalian dan ketidaklengkapan dokumen rekam medis rawat inap. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengidentifikasi alur, kebutuhan sistem informasi yang akan dikembangkan, serta merancang sistem informasi monitoring dokumen rekam medis rawat inap di RSUP Fatmawati. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan dilakukan secara bertahap sesuai tahapan SDLC, serta menggunakan pendekatan metode prototipe. Sistem informasi monitoring dokumen rekam medis rawat inap dirancang melalui penyusunan alur sistem, perancangan basis data, tampilan antarmuka (userinterface), standar prosedur operasi (SPO), dan manualbook. Sistem informasi yang baru dapat mengatasi permasalahan yang terjadi, mempercepat dan mempermudah pekerjaan petugas, serta menghasilkan laporan yang bermutu. Sehingga capaian SPM rumah sakit dan indikator mutu IRMIK meningkat. Sebaiknya ada dukungan penyediaan sarana dan prasarana dari rumah sakit untuk pengembangan sistem informasi monitoring dokumen rekam medis rawat inap, perlu adanya sosialisasi SPO dan manualbook, proses uji coba sistem kepada user, serta sebaiknya dilakukan upaya perawatan basis data secara berkala.
Autokorelasi Spasial Prevalensi Stunting di Jawa Barat Tahun 2021 Riznawati, Aldila; Yudhistira, Deny; Rahmaniati, Martya; Sipahutar, Tiopan; Eryando, Tris
Jurnal Biostatistik, Kependudukan, dan Informatika Kesehatan Vol. 3, No. 1
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Angka prevalensi stunting Provinsi Jawa Barat tahun 2021 sebesar 24,5% dan menjadi salah satu provinsi dengan kategori stunting kronis-akut di Indonesia. Analisis spasial digunakan untuk mengetahui apakah terdapat korelasi secara spasial antar wilayah kabupaten/kota di Jawa Barat berdasarkan prevalensi stunting. Hasil penelitian menunjukkan adanya autokorelasi spasial positif dan terdapat korelasi secara spasial yang artinya prevalensi stunting di satu wilayah kabupaten/kota berkaitan dengan wilayah disekitarnya. Wilayah yang menjadi hotspot stunting di Jawa Barat tahun 2021 berdasarkan pola kluster yang terbentuk adalah Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, dan Kota Bandung. Ketiga wilayah ini menjadi prioritas utama dalam melakukan intervensi penurunan prevalensi stunting di Jawa Barat.
Pengaruh Komorbid Terhadap Tingkat Survival Pasien dengan Diabetes Tipe II: Analisis Data Sampel BPJS 2015-2021 Abimayu, Anggi Tria; Rahmaniati, Martya
Jurnal Biostatistik, Kependudukan, dan Informatika Kesehatan Vol. 3, No. 3
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tahun 2021 Indonesia menempati peringkat ke-6 di dunia dengan kasus kematian akibat diabetes terbanyak. Tingginya angka kematian diabetes disebabkan oleh banyak hal, salah satunya adalah komorbiditas. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh komorbid terhadap tingkat survival penderita diabetes tipe II di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sampel kontekstual diabetes melitus BPJS tahun 2015-2021 dengan desain kohort retrospektif dan didapatkan jumlah sampel 96.379 terbobot. Dilakukan analisis statistik univariat, bivariat dengan kurva Kaplan-Meier dan Uji Log-Rank, dan multivariat dengan uji cox proportional hazard. Hasil penelitian menunjukan bahwa penderita diabetes tipe II yang memiliki komorbid mempunyai cumulative survival probability (CSP) yang lebih rendah dan memiliki risiko kematian yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak memiliki komorbid, terutama pada penderita yang memiliki komorbid tidak sesuai (CSP=85,6%; 95% CI=84,4-86,7%; aHR=1,64; 95%; CI=1,150–1,390). Maka dari itu, penting untuk memperhatikan perawatan yang diberikan kepada penderita diabetes tipe II yang memiliki komorbid tidak sesuai agar perawatan yang diberikan tidak memperburuk kondisi salah satu penyakit.
Determinan Kematian Balita di Provinsi Bangka Belitung, Gorontalo, dan Papua Barat: Analisis Data SDKI 2017 Mutaqin, Jilan Salshabilla; Rahmaniati, Martya; Hastono, Sutanto Priyo; Sipahutar, Tiopan
Jurnal Biostatistik, Kependudukan, dan Informatika Kesehatan Vol. 3, No. 3
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bangka Belitung, Gorontalo, dan Papua Barat memiliki angka kematian balita tertinggi berdasarkan wilayah Indonesia bagian Barat, Tengah, dan Timur. Tingginya kematian balita terkait langsung dengan keberlanjutan hidup anak dan merefleksikan kondisi sosio-ekonomi, lingkungan tempat tinggal, serta pemeliharaan kesehatan anak. Penelitian ini dilakukan untuk menyelidiki determinan kematian balita menggunakan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017. Analisis dilakukan pada 1056 sampel dengan uji potong lintang dan regresi logistik untuk melihat faktor kematian balita yang signifikan serta besar risiko masing-masing faktor pada determinan sosio-ekonomi dan proksi. Jumlah kelahirkan, jenis kelamin anak, ibu yang tidak memberikan ASI, pendidikan ibu, dan umur ibu saat melahirkan menjadi faktor risiko kematian balita. Faktor-faktor pada kedua determinan sosio-ekonomi maupun proksi merupakan faktor penting terhadap kematian balita di Provinsi Bangka Belitung, Gorontalo, dan Papua Barat sehingga interversi yang mengarah pada program perencanaan keluarga, khususnya terkait jumlah kelahiran perlu dilakukan untuk menurunkan angka kematian balita.
Pemodelan Statistik Hubungan Pemenuhan Standar Pelayanan Kesehatan Ibu dengan Penggunaan Metode KB Pascapersalinan di Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Barat, Maluku Hanafi, Nurrachda; Rahmaniati, Martya; Siregar, Kemal N; Falupi, Lilik Aryani
Jurnal Biostatistik, Kependudukan, dan Informatika Kesehatan Vol. 4, No. 1
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini membahas pemenuhan standar pelayanan Kesehatan ibu terhadap penggunaan metode KB Pascapersalinan dengan tujuan mengetahui hubungan antara pemenuhan standar pelayanan Kesehatan ibu terhadap penggunaan metode KB pascapersalinan di NTT, Sulawesi Barat, Maluku. Desain studi cross-sectional dengan analisis multivariabel regresi logistik menggunakan data sekunder SDKI 2017. Jumlah sampel yang digunakan sebesar 404 sampel dengan rincian NTT (151), Sulawesi Barat (115), Maluku (138) pada WUS yang pernah melahirkan anak hidup dalam periode satu tahun terakhir dan menggunakan metode KB pascapersalinan periode 42 hari setelah melahirkan. Proporsi penggunaan metode KB pascapersalinan di NTT 32,5%, Sulawesi Barat 33% dan Maluku 39,9%. Hasil penelitian bivariat menunjukkan pemenuhan standar pelayanan kesehatan ibu memiliki hubungan terhadap penggunaan metode KB pascapersalinan. Setelah dilakukan analisis pemodelan, ketiga provinsi menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara pemenuhan standar pelayanan kesehatan ibu dengan penggunaan metode KB pascapersalinan setelah dikontrol oleh variabel kovariat (NTT: AOR=2,228 dengan 95% CI=1,006-4,935; Sulawesi Barat: AOR=3,537 dengan 95% CI=1,300-9,620; Maluku: AOR=2,329 dengan 95% CI=1,114-4,870). Dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode KB pascapersalinan akan meningkat secara subtansial jika lebih banyak WUS hamil yang melakukan pelayanan kesehatan (pelayanan antenatal, pelayanan persalinan, pelayanan nifas) sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Analisis Faktor Risiko Kejadian Kematian Akibat Penyakit Kardiovaskular Jemaah Haji Indonesia Tahun 2023 Rahman, Muhammad Aulia; Rahmaniati, Martya; Angesti, Raissa Lingga
Jurnal Biostatistik, Kependudukan, dan Informatika Kesehatan Vol. 4, No. 3
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ibadah haji adalah ibadah yang dilakukan oleh umat muslim di seluruh dunia pada waktu dan tempat yang sudah ditentukan, yang pada tahun 2023 lalu dilakukan oleh 1.845.045 jiwa dari seluruh dunia. Sebagian besar dari kegiatan ibadah haji merupakan kegiatan fisik, ditambah stresor eksternal seperti cuaca, udara yang panas dan teriknya matahari, membuat faktor kesehatan menjadi bagian penting dalam menunjang kelancaran seluruh proses ibadah haji, adapun kriteria sehat tersebut ditentukan berdasarkan istithaah kesehatan jemaah haji. Kematian jemaah haji di tahun 2023 mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari tahun-tahun sebelumnya, angkanya mencapai 798 jiwa, dan 42%nya merupakan kematian akibat penyakit kardiovaskular. Oleh karena itu dilakukan penelitian cross-sectional dengan mengambil data sekunder dari Sistem Komputerisasi Haji Terpadu Bidang Kesehatan (SISKOHATKES), untuk mengetahui pengaruh faktor risiko yang berkaitan terhadap kematian jemaah haji Indonesia akibat penyakit kardiovaskular. Hasil uji chi-square menunjukkan bahwa usia (nilai P