Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Health Education and Its Effect on Adolescent Knowledge and Attitudes in the Prevention of Sexually Transmitted Diseases Natalia Debi Subani; Yulianti Kristiani Banhae; Roswita V.W.R. Roku; Oklan BT Liunokas
Indonesian Journal of Global Health Research Vol 4 No 2 (2022): Indonesian Journal of Global Health Research
Publisher : GLOBAL HEALTH SCIENCE GROUP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (111.874 KB) | DOI: 10.37287/ijghr.v4i2.1041

Abstract

Sexually transmitted infections are one of the main health problems of adolescents. Every teenager is at high risk for developing sexually transmitted infections (STIs) for various reasons such as frequency of unprotected sexual intercourse, being more biologically susceptible to infection, involving relationships of limited duration, and possible difficulties accessing the health care system. The impact when a teenager is exposed to STDs is that it can cause acute symptoms, chronic infections such as infertility, ectopic pregnancy, cervical cancer and sudden death in infants and adults. adolescents to increase the knowledge, attitudes and practices of adolescents in behaviour. Analyze the effect of health education on the knowledge and attitudes of adolescents in preventing the transmission of sexually transmitted diseases. The type of research used is quasi-experimental with a pre-test and post-test with a control group design. There is an effect of health education on the knowledge and attitudes of adolescents in preventing the transmission of sexually transmitted diseases. Health education plays a very important role in increasing knowledge and changing attitudes of adolescents in preventing the transmission of sexually transmitted diseases.
Faktor Risiko Stunting Pada Anak Usia Di Bawah Tiga tahun Maria Sambriong; Yulianti K. Banhae; Emilia E. Akoit; Yohanes M. Abanit
Bima Nursing Journal Vol 4, No 2 (2023): Mei
Publisher : Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32807/bnj.v4i2.1190

Abstract

The problem of stunting must be resolved immediately because it will have an impact on Indonesia's human resources in the future. Indonesia's stunting rate still exceeds WHO recommendations in 2018. Starting around 2013, the East Nusa Tenggara Region recorded the highest stunting rate in Indonesia. Stunting has the potential to harm the country by 2% and 3% of GDP each year. Based on GDP, losses could reach IDR 474.9 trillion in 2019. The purpose of this study was to find out what factors are most likely to cause stunting in children under the age of three. An observational study using a case-control design. There were 107 children in the population, and simple random sampling was used to select at least 74 of them. Mothers with children aged 6 to 3 years who are stunted or not a respondent. The chi-square test and relapse counting were used in the investigation. The study found that sex (p = 0.020), exclusive breastfeeding (p = 0.006), low birth weight (0.000), and parenting (0.033) were four gambling factors associated with inhibition. Confounding was caused by the mother's height (p=0.050). The most common risk factor for stunting is LBW which has an OddssRatio of 11.189. This shows that where children born with low weight have an eleven times higher risk of experiencing stunting compared to children born with normal weight. Concluded that risk factors associated with stunting are sex, LBW, exclusive breastfeeding, and parenting. Noted that LBW's most dominant variable related to stunning.
Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kejadian Pneumonia pada Balita di Kota Kupang Yulianti Kristiani Banhae; Yohanes Mau Abanit; Domianus Namuwali
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 13 No 3 (2023): Jurnal Ilmiah Permas: jurnal Ilmiah STIKES Kendal: Juli 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32583/pskm.v13i3.1138

Abstract

Penyebab utama kematian balita di dunia adalah pneumonia. Sekitar 1,8 juta (20%) anak meninggal karena pneumonia, dan angka ini lebih tinggi dari kematian karena malaria, TB dan AIDS. Usia balita yang berisiko untuk menderita pneumonia yaitu anak dengan maslah malnutrisi dan usia dibawah 2 tahun. penelitian adalah untuk menganalisis status gizi, status imunisasi dan ASI eksklusif dengan kejadian pneumonia pada balita di Kota Kupang. Jenis riset yaitu observasi analitik, desain kasus kontrol dengan studi retrospective. Kelompok yang diteliti adalah anak umur 2 bulan hingga 5 tahun baik yang mengalami pneumonia maupun tidak mengalami pneumonia. Besar sampel kelompok kasus sebanyak 66 balita dan kelompok kontrol sebanyak 66 balita di Puskesmas Oepoi. Sampel diambil secara purposive sampling. Data dikumpulkan melalui kuesioner, wawancara, dan formulir MTBS, Buku KIA. Analisis data penelitian menggunakan chi-square dan regresi logistik. Didapatkan  korelasi antara status gizi, status imunisasi dan ASI eksklusif dengan pneumonia. Hasil uji multivariat didapatkan ASI eksklusif memiliki risiko lebih besar untuk menderita pneumonia. Hal ini menunjukkan bahwa risiko yang paling besar untuk mengalami pneumonia adalah balita yang tidak mendapatkan ASI eksklusif dibanding dengan balita yang mendapatkaan ASI eksklusif. adanya korelasi status gizi, status imunisasi dan ASI eksklusif dengan terjadinya pneumonia pada balita di Kota Kupang tetapi pemberian ASI eksklusif mempunyai peluang yang lebih besar terhadap terjadinya pneumonia pada balita di Kota Kupang.
Pelatihan Dan Pendampingan Kader Gizi Sebagai Upaya Peningkatan Status Gizi Anak Balita Maria Sambriong; Yulianti K Banhae; Roswita R Roku
Jurnal Altifani Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 3 No. 5 (2023): September 2023 - Jurnal Altifani Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Indonesian Scientific Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59395/altifani.v3i5.478

Abstract

Tingkat Pengetahuan tentang gizi dan kesehatan setiap orang berbeda-beda. Hal tersebut bergantung tingkat pendidikan, akses terhadap informasi dan kemampuan untuk menyerap informasi. Penerapan pengetahuan tentang gizi dan kesehatan juga berbeda-beda tiap orang. Peran kader terhadap hal tersebut sangat penting. Khususnya peran sebagai mediator bagi masyarakat pada kelompok sasaran posyandu. Kegiatan pengabdian masyarakat tentang pelatihan dan pendampingan kader ini penting karena kader dapat memberikan pengaruh positif terhadap ibu dalam hal merawat anak dan mengelola makanan yang bergizi. Hal ini sebagai upaya untuk meningkatkan status gizi anak balita. Metode kegiatan berupa pelatihan kader gizi, praktik bersama ibu dan anak balita di pos gizi, praktik di rumah masing-masing, dan evaluasi akhir dengan mengukur berat badan dan tinggi badan anak. Hasil menunjukkan bahwa berat badan anak balita meningkat sekitar 50–250-gram setelah mengikuti kegiatan pengabdian masyarakat. Sehingga disimpulkan bahwa kegiatan pelatihan dan pendampingan kader terbukti efektif dan bermanfaat. Ibu dapat mengadopsi pengetahuan yang disampaikan melalui kader yang berdampak pada perbaikan gizi anak balita.
PENDAMPINGAN KADER DAN ORANG TUA TENTANG STIMULASI DAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK USIA 3 BULAN -5 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAKUNASE KOTA KUPANG TAHUN 2023 Yulianti K. Banhae; Maria Sambriong; Maria A. Making; Yohanes M. Abanit
JURNAL PENGABDIAN MANDIRI Vol. 2 No. 10: Oktober 2023
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemberian stimulasi yang tepat kepada anak sesuai usianya akan merangsang atau membentuk sinaps pada otak anak sehingga akan meningkatkan kemamapuan perkembangan anak yaitu gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa dan sosialisasi dan kemandirian. Ruang lingkup kegiatan ini meliputi pengukuran berat badan, panjang badan/tinggi badan, dan ssosialisasi tentang stimulasi perkembangan anak. Kegiatan ini akan dilakukan dengan metode sosialisasi, pengukuran antropometri dan penyuluhan tentang sosialialisasi stimulasi perkembangan anak. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan dengan penerapan model pendampingan orang tua dan Kader posyandu tentang deteksi dinidan pemberian stimulasi perkembangan anak usia 3 bulan sampai 5 tahun di Posyandu Cendanawangi Kelurahan Fontein Kecamatan Kota Raja Kota Kupang. Tujuan kegiatan pendampingan ini adalah untuk menambah pengetahuan, ketrampilan kader dan orang tua serta memotivasi kader dan orang tua dalam memberikan stimulasi dan deteksi dini tumbuh kembang anak usia 3 bulan sampai 5 tahun sehingga anak mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Kegiatan pengabdian masyarakat dilaksanakan secara bertahap yaitu pengukuran berat badan dan tinggi badan anak, penyampaian materi tentang deteksi dini pertumbuhan dan pemberian stimulasi perkembangan anak. Hasil pengabdian Masyarakat adalah terjadi peningkatan pengetahuan, ketrampilan dan motivasi kader posyandu dan orang tua sebelum dan sesudah dilakukan pendampingan di Posyandu Cendanawangi Fontein Wilayah Kerja Puskesmas Bakunase Kota kupang.