Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

Deep Breathing Relaxation Techniques Improve Emotional Control on Tuberculosis Patients Domianus Namuwali; Fery Agusman Mendrofa; Meidiana Dwidiyanti
International Journal of Public Health Science (IJPHS) Vol 5, No 3: September 2016
Publisher : Intelektual Pustaka Media Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (449.162 KB) | DOI: 10.11591/ijphs.v5i3.4803

Abstract

Tuberculosis is an infectious disease caused by Tuberculosis Mycobacterium. Based on  WHO report in 2014, the world population suffering from tuberculosis were 9.6 million people while in Indonesia it was amounted 324 539 people. Tuberculosis patients have a tendency to experience emotional disturbance due to the illness. A deep breathing relaxation is a nursing action for controlling emotions of tuberculosis patients. The study design is quasi-experimental design with one group pre-test-post-test. Data were collected by using a questionnaire adapted from Gross and John (2003). Data were analyzed using paired t test. The results of this research is deep breathing relaxation technique is effective to control emotions of tuberculosis patients with p value = 0,001.
Yoga Therapy Can Reduce Blood Pressure in Hypertension Patients DOMIANUS NAMUWALI
JURNAL KESEHATAN PRIMER Vol 2 No 2 (2017): JKP (Jurnal Kesehatan Primer)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Background: Hypertension is an increase in systolic blood pressure above 140 mmHg and diastolic blood pressure above 90 mmHg. Hypertensive disease in Indonesia ranks the most 7 (seven) of the ten CBG's codes at advanced inpatient service levels with 70.128 cases. Hypertension treatment is broadly divided into 2 types namely non-drug treatment (non-pharmacology) and treatment with drugs (pharmacology). Yoga therapy is a non-pharmacology therapy that can help lower blood pressure. This study aims to find out the effect of yoga therapy on reducing the blood pressure of hypertensive patients. Methods: The research method used was a literature review towards research results related to the effect of using yoga therapy to decrease blood pressure in hypertensive patients published in the database of EBSCO, Medline, PubMed and Google Scholar. The selected articles were English published articles from 2004 to 2014 which can be accessed full text in pdf format. Results: The results of this study were 4 articles found in the database showed that there was an effect of yoga therapy in lowering blood pressure of hypertensive patients. Conclusion: There was an effect of yoga therapy on blood pressure reduction of hypertensive patients.
Dukungan Sosial Keluarga dan Tingkat Kecemasan Penderita TB Paru di Puskesmas Kambaniru Kabupaten Sumba Timur Domianus Namuwali; Maria Kareri Hara; Yosephina E.S Gunawan
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 11, No 4 (2020): Oktober
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (522.313 KB) | DOI: 10.33846/sf11415

Abstract

Background: Tuberculosis or TB was the main cause of death in infectious diseases. In 2017 there were 1.3 deaths due to TB. Globally, it was estimated that the incidence of TB disease was around 10.0 million and most prevalent in men around 5.8 million. Approximately 90% of TB patients were found in adults above 15 years old. In 2018, the number of TB sufferers in Kambaniru health center was 31 people. Objective: The purpose of this study was to identify the correlation of family social support towards the anxiety of TB patients in Kambaniru Health Center, East Sumba Regency. Methods: The research method used was a quantitative method with cross sectional design. The sampling was taken by using a total sampling technique with a sample size of 31 respondents. This research was conducted in Kambaniru Health Center from August to September 2019. Results: The results of this study found that the most respondents had moderate anxiety as many as 16 people (51.6%), the most family social support was good as many as 20 respondents (64.4%) and from the Spearman Correlation Test it was found that there was no significant correlation between family social support and the level of anxiety of TB patients in Kambaniru Health Center. Conclusion: There was no correlation between family social support and anxiety level of TB patients in Kambaniru Health Center. Keywords: family social; support, anxiety level; TB patients ABSTRAK Latar belakang: PenyakitTB Paru merupakan penyebab utama kematian pada penyakit infeksi, Pada tahun 2017 terdapat 1,3 kematian akibat penyakit TB. Secara global diperkirakan insiden penyakit TB Paru sekitar 10,0 juta dan paling banyak ditemukan pada laki-laki sekitar 5,8 juta. sekitar 90% Penderita TB Paru ditemukan pada usia dewasa ≥ 15 tahun. Pada tahun 2018 jumlah penderita TB paru di Puskesmas Kambaniru sebanyak 31 orang. Tujuan: Tujuan dari penelitian untuk mengidentifikasi hubungan dukungan social keluarga terhadap kecemasan pada penderita TB paru di Puskesmas Kambaniru Kabupaten Sumba Timur. Metode: Metode penelitian yang digunakan kuantitatif dengan rancangan cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik total sampling dengan ukuran sampel 31 responden. Penilitian ini dilaksanakan di Puskemas Kambaniru pada Bulan Agustus – September 2019. Hasil: Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa sebagian besar responden mengalami kecemasan sedang sebanyak 16 orang (51,6%), Dukungan sosial keluarga terbanyak adalah baik sebanyak 20 responden (64,4%) dan dari hasil Uji Korelasi Spearman didapatkan tidak ada hubungan yang signifikan dukungan social keluarga dengan tingkat kecemasan penderita TB Paru di Puskesmas Kambaniru. Kesimpulan: Tidak ada hubungan dukungan social keluarga dengan tingkat kecemasan penderita TB paru di Puskesmas Kambaniru. Kata kunci: dukungan sosial keluarga; tingkat kecemasan; penderita TB
TANTANGAN REVOLUSI KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA) DALAM BUDAYA SUMBA TIMUR Domianus Namuwali; Uly Agustine
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 9, No 1 (2018): Januari 2018
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (243.194 KB) | DOI: 10.33846/sf.v9i1.213

Abstract

Status Kesehatan Ibu dan Anak di Indonesia masih tinggi. Hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia pada tahun 2012 yang menunjukkan bahwa angka Kematian Ibu (AKI) sebanyak 359/100.000 kelahiran hidup. Pemerintah NTT menerbitkan Peraturan Gubernur No 22 tahun 2009 tentang Revolusi KIA sebagai upaya prioritas dalam menurunkan angka kematian ibu dan anak di NTT. Tingginya kematian ibu dan anak di Sumba Timur di tengarai sebagai akibat masyarakat, termasuk ibu hamil, masih mempraktekan kebiasaan-kebiasaan yang bertentangan dengan revolusi KIA. Tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan tantangan revolusi Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dalam budaya Sumba Timur. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan metode pengumpulan data wawancara mendalam (indept interview). Partisipan pada penelitian ini ibu hamil, suami, bidan desa dan kepala Puskesmas. Dari hasil wawancara didapatkan bahwa ibu hamil mempunyai kebiasaan untuk periksa kehamilan ke dukun untuk urut supaya janin bentuk bulat, jangan turun, lurus dan melahirkan normal. Tantangan revolusi KIA dalam budaya Sumba Timur adalah ibu hamil masih memeriksakan kehamilan ke dukun untuk urut.
Karakteristik Demografi dan Kualitas Hidup Penderita TB Paru di Puskesmas Waingapu, Sumba Timur Domianus Namuwali
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 10, No 2 (2019): April 2019
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (556.282 KB) | DOI: 10.33846/sf.v10i2.261

Abstract

Pulmonary TB is still a health problem in Indonesia. This disease is associated with poor health conditions, low economic class, unemployment and low education. Every sufferer of pulmonary TB loses time to work around 3-4 months so that it has an impact on the quality of life. The purpose of the study was to analyze the relationship between demographic characteristics and the quality of life of pulmonary TB patients in Waingapu Health Center, East Sumba; with a cross sectional design. The research subjects were selected by total sampling technique. This research was carried out in the Waingapu Puskemas, East Sumba, NTT from August to September 2017. The results of the study showed that the majority of respondents were male (68.75%), aged 25-45 years (50%), elementary education (37.50%) , work (53.12%), good quality of life (93.75%). Based on the results of the Cotingency Coefficient test, there was a relationship between age and sex with the quality of life of patients with pulmonary TB. Furthermore, it is recommended that the Waingapu Health Center provide education for pulmonary TB patients, especially those of productive age to improve their quality of life. Keywords: pulmonary TB, quality of life, demographic characteristics ABSTRAK TB Paru masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia. Penyakit ini berhubungan dengan kondisi kesehatan yang buruk, kelas ekonomi yang rendah, pengangguran dan pendidikan yang rendah. Setiap penderita TB Paru kehilangan waktu untuk bekerja sekitar 3-4 bulan sehingga berdampak pada penurunan kualitas hidup. Tujuan dari penelitian adalah menganalisis hubungan karakteristik demografi dengan kualitas hidup penderita TB paru di Puskesmas Waingapu, Sumba Timur; dengan rancangan cross sectional. Subyek penelitian dipilih dengan teknik total sampling. Penelitian ini dilaksanakan di Puskemas Waingapu, Sumba Timur, NTT pada bulan Agustus sampai dengan September 2017. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden terbanyak adalah laki-laki (68.75%), usia 25-45 tahun (50%), pendidikan SD (37.50%), bekerja (53,12%), kualitas hidup baik (93,75%). Berdasarkan hasil uji Cotingency Coefficient didapatkan ada hubungan antara umur dan jenis kelamin dengan kualitas hidup penderita TB Paru. Selanjutnya disarankan agar Puskesmas Waingapu memberikan edukasi pada penderita TB paru, terutama yang berusia produktif untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. Kata kunci: TB paru, kualitas hidup, karakteristik demografi
TEKNIK RELAKSASI MENINGKATKAN KONTROL EMOSI PADA PENDERITA DENGAN PENYAKIT KRONIS : LITERATUR REVIEW Domianus Namuwali; Fery Agusman Mendrofa; Meidiana Dwidiyanti
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 7, No 3 (2016): Juli 2016
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (44.685 KB) | DOI: 10.33846/%x

Abstract

Latar belakang : Faktor risiko terjadinya gangguan mental adalah penyakit fisik yang bersifat kronis. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Besral dan Widakdo tahun 2013 menyebutkan bahwa penyakit kronis seperti hepatitis dan stroke mengalami gangguan mental emosional masing-masing sebesar 47% dan 42%, kemudian diikuti oleh penderita penyakit jantung dan TBC (34%) dan penderita penyakit diabetes mellitus, tumor, atau kanker (24%). Kontrol emosi merupakan kecenderungan untuk menyembunyikan dan meredam emosi negatif seperti marah, depresi atau kecemasan. Relaksasi merupakan salah satu intervensi keperawatan untuk mengatur emosi dan menjaga keseimbangan emosi sehingga emosi pasien tidak berlebihan dan tidak terjadi pada tingkat intensitas tinggi. Tujuan : mengidentifikasi pengaruh teknik relakasi terhadap kontrol emosi pada penderita dengan penyakit kronis. Metode : Metode penelitian yang digunakan adalah literatur review terhadap hasil penelitian yang berkaitan dengan teknik relaksasi terhadap kontrol emosi pada penderita penyakit kronis yang dipublikasi pada pangkalan data (data base) EBSCO, Medline dan Google search. artikel yang dipilih merupakan artikel bahasa Inggris yang terbit sejak tahun 2010 sampai tahun 2015. Hasil : artikel yang ditemukan secara signifikan menunjukan bahwa teknik relaksasi dapat meningkatkan kontrol emosi pada penderita penyakit kronis. Simpulan : Teknik relaksasi meningkatkan kontrol emosi pada penderita dengan penyakit kronis Kata kunci : Relaksasi, kontrol emosi, penyakit kronis.
Hubungan Dukungan Sosial Keluarga dengan Efikasi Diri Merawat Bayi Baru Lahir pada Ibu Primipara Umbu Nggiku Njakatara; Domianus Namuwali
JURNAL KESEHATAN PRIMER Vol 7 No 1 (2022): JKP (Jurnal Kesehatan Primer)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31965/jkp.v7i1.607

Abstract

Introductions: A mother's self-confidence or self-efficacy is self-confidence in her ability to show behavior that leads to the results to be achieved. Increasing the self-confidence of a primiparous mother requires support from the closest family, especially partners in increasing the mother's ability to care for newborns. The aims of this research was to estimate family social support and self-confidence correlation for primiparous mothers to carry out newborns. Methods:  A cross-sectional design was used in this research. 54 primiparous mothers as total sample of the study, and determined by the total sampling technique. The PSES (Parental Self-Efficacy Scale)   instrument was used to establish the self-efficacy of primiparous in caring for newborns, and Family Social Support Questionnaire to show family social support for primiparous mothers. The data was analized with person correlation test with a significance level of p value <0.05. Results: Study result was showed a significant correlation between family support and self-efficacy of primiparous mothers, with p value <0.024. Conclusion: It was founded a significant correlation between primiparous mother self-efficacy and family social support in caring for newborns. Keywords: Family support; mother's self-efficacy; social support  
PEMBENTUKAN KADER DETEKSI DINI PENYAKIT TB PARU DI KELURAHAN LAMBANAPU Domianus Namuwali; Maria Kareri Hara; Umbu Nggiku Njakatara
JURNAL PENGABDIAN MANDIRI Vol. 1 No. 11: November 2022
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyakit TB Paru masih merupakan adalah satu dari 10 penyebab kematian. Pada tahun 2018 WHO memperkirakan jumlah penderita Tuberkulosis Paru sebanyak 10 juta orang. Jumlah Penderita TB Paru di Kabupaten Sumba Timur pada tahun 2019 sebanyak 398 kasus. Salah upaya yang dilakukan agar Indonesia Bebas TB Paru di tahun 2030 adalah peningkatan penemuan Kasus Baru penyakit TB Paru. untuk meningkatkan penemuan Kasus Baru penyakit TB Paru perlu dilakukan pembentukan dan Pemberdayaan Kader Deteksi Dini Penyakit TB Paru di Kelurahan Lambanapu Tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah pembentukan Kader Deteksi Dini Penyakit TB Paru di Kelurahan Lambanapu. Sasaran sasaran pada kegiatan ini adalah kader kesehatan kelurahan Lambanapu. Kegiatan yang dilakukan antara lain Pelatihan dan pembentukan kader Deteksi penyakit TB Paru. Hasil dari kegiatan ini adalah telah terbentuk kader Deteksi Dini Kelurahan Lambanapu sebanyak 10 orang kader kesehatan.
Pengalaman Stigma Penderita Covid-19 selama Menjalani Isolasi Mandiri Domianus Namuwali; Maria Kareri Hara; Umbu Nggiku Njakatara
Jurnal Keperawatan Vol 14 No 3 (2022): Jurnal Keperawatan: September 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (270.552 KB)

Abstract

Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Sampai dengan tanggal 19 Juli 2022 secara global jumlah penderita covid-19 terkonformasi positif sebanyak 559.469.605 dan penderita Covid-19 terkonfirmasi positif di Indonesia sebanyak 6.138.346. masalah lain yang timbul akibat covid-19 adalah adanya stigma pada penderita Covid-19. Stigma timbul karena kurangnya informasi mengenai covid-19. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengalaman stigma penderita Covid-19 selama menjalani isolasi mandiri di Kelurahan Kambajawa Kecamatan Kota Waingapu Kabupaten Sumba Timur. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Pemilihan informan dilakukan secara purposive. jumlah informan pada penelitian ini sebanyak 10 orang. Pengumpulan data dilakukan secara wawancara langsung pada informan dengan menggunakan panduan wawancara. Penelitian ini dilaksanakan di kelurahan Kambajawa pada Bulan Februari 2022. Pengolahan data dilakukan dengan Transkrip data, Kategorisasi, Verifikasi, Interpretasi dan Deskripsi. Sebagai besar informan menyatakan bahwa ada masyarakat yang memberikan label sebagai penderita Covid-19, mantan penderita covid-19 dan ada yang menjauhkan diri dari mereka supaya tidak tertular covid-19 walaupun informan sudah dinyatakan sembuh oleh dokter. Akibat adanya label dari masyarakat tersebut menyebabkan keluarga terdekat maupun tetangga tidak berkunjung ke rumah penderita
Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kejadian Pneumonia pada Balita di Kota Kupang Yulianti Kristiani Banhae; Yohanes Mau Abanit; Domianus Namuwali
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 13 No 3 (2023): Jurnal Ilmiah Permas: jurnal Ilmiah STIKES Kendal: Juli 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32583/pskm.v13i3.1138

Abstract

Penyebab utama kematian balita di dunia adalah pneumonia. Sekitar 1,8 juta (20%) anak meninggal karena pneumonia, dan angka ini lebih tinggi dari kematian karena malaria, TB dan AIDS. Usia balita yang berisiko untuk menderita pneumonia yaitu anak dengan maslah malnutrisi dan usia dibawah 2 tahun. penelitian adalah untuk menganalisis status gizi, status imunisasi dan ASI eksklusif dengan kejadian pneumonia pada balita di Kota Kupang. Jenis riset yaitu observasi analitik, desain kasus kontrol dengan studi retrospective. Kelompok yang diteliti adalah anak umur 2 bulan hingga 5 tahun baik yang mengalami pneumonia maupun tidak mengalami pneumonia. Besar sampel kelompok kasus sebanyak 66 balita dan kelompok kontrol sebanyak 66 balita di Puskesmas Oepoi. Sampel diambil secara purposive sampling. Data dikumpulkan melalui kuesioner, wawancara, dan formulir MTBS, Buku KIA. Analisis data penelitian menggunakan chi-square dan regresi logistik. Didapatkan  korelasi antara status gizi, status imunisasi dan ASI eksklusif dengan pneumonia. Hasil uji multivariat didapatkan ASI eksklusif memiliki risiko lebih besar untuk menderita pneumonia. Hal ini menunjukkan bahwa risiko yang paling besar untuk mengalami pneumonia adalah balita yang tidak mendapatkan ASI eksklusif dibanding dengan balita yang mendapatkaan ASI eksklusif. adanya korelasi status gizi, status imunisasi dan ASI eksklusif dengan terjadinya pneumonia pada balita di Kota Kupang tetapi pemberian ASI eksklusif mempunyai peluang yang lebih besar terhadap terjadinya pneumonia pada balita di Kota Kupang.