Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Budidaya dan Pengolahan Jahe Merah (Zingiber officinale var rubrum) Menggunakan Teknologi Bag Culture Pada Masa New Normal di Desa Darmaraja Kecamatan Lumbung Kabupaten Ciamis Nana Nana; Yanti Sofi Makiyah; Ernita Susanti; Ilham Rohman Ramadhan; Revanika Yusman Bhinekas; Luthviana Kanti
ABDIMAS: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 1 (2021): ABDIMAS UMTAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (916.864 KB) | DOI: 10.35568/abdimas.v4i1.1038

Abstract

Jahe merah dengan nama latin Zingiber officinale var. Rubrum memiliki kandungan minyak atsiri sebesar 2,58-2,72%. Selain itu, kandungan senyawa kimia aktif seperti gingerol, zingeron, shogaol, gingerin dan zingerberin dalam jahe merah menyebabkan jahe merah memiliki khasiat yang besar untuk kesehatan. Kegiatan pengabdian ini dilakukan kepada masyarakat di Desa Darmaraja, Kecamatan Lumbung, Kabupaten Ciamis. Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah untuk memberikan penyuluhan budidaya dan pengolahan tanaman jahe merah dengan menggunakan teknologi bag culture, yaitu sistem bertanam di dalam karung bekas atau polybag besar. Budidaya dan pengolahan jahe merah juga dilakukan untuk menumbuhkan semangat masyarakat dalam memanfaatkan pekarangan rumah. Metode yang dilakukan adalah dengan cara pelatihan budidaya dan pengolahan tanaman jahe merah. Setelah pelatihan dilaksanakan, terjadi peningkatan pengetahuan masyarakat mengenai penanaman Jahe Merah dengan teknologi bag culture. Masyarakat memberikan respons yang sangat positif terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan dan menilai kegiatan ini sangat bermanfaat. Selain itu, kegiatan ini dapat mendorong kemandirian ekonomi mitra dengan memanfaatkan jahe merah yang ditanam di pekarang untuk diolah menjadi bubuk jahe yang dapat dikonsumsi baik secara pribadi atau dijual secara komersial. Kata kunci: jahe merah, Darmaraja, bag culture, new normal
Training of Health Protocol Agents at SMK Ma'arif NU Banjarsari to Prepare Face-To-Face Learning in the New Normal Era Dede Wahyu Firdaus; Laely Armiyati; Ilham Rohman Ramadhan; Miftahul Habib Fachrurozi
ABDIMAS: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2022): ABDIMAS UMTAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (560.402 KB) | DOI: 10.35568/abdimas.v5i1.1715

Abstract

In 2021, the Ministry of Education and Culture had allowed face-to-face learning (PTM) in schools with various terms and conditions, including the zone and level of PPKM (Enforcement of Community Activity Restrictions) in the area. Some parents very well welcome this policy, but others are still hesitant to allow their children to join PTM. Observing this, school readiness in maintaining the implementation of the Health Protocol is the primary key to success in the new normal era. One of the efforts is to establish a health protocol agency consisting of teachers and student representatives. Health protocol agents are tasked with ensuring the implementation of health protocols in schools from the arrival to the return of all school residents.
Pelatihan Pengembangan Pariwisata di Desa Kawasen untuk Mewujudkan Desa Wisata Berbasis Eco-Tourism Miftahul Habib Fachrurozi; Dede Wahyu Firdaus; Laely Armiyati; Ilham Rohman Ramadhan
E-Dimas: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 14, No 4 (2023): E-DIMAS
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/e-dimas.v14i4.13832

Abstract

Sektor pariwisata berkontribusi besar dalam menggerakkan roda perekonomian di wilayah pedesaan sekaligus mewujudkan kesejahteraan masyarakat desa. Selain itu, sektor pariwisata perlu dikelola secara optimal dalam rangka pemulihan ekonomi pasca Covid-19, termasuk di wilayah pedesaan. Desa Kawasen merupakan salah satu desa yang memiliki potensi alam untuk dijadikan sebagai destinasi wisata berbasis eco-tourism. Oleh karena itu, masyarakat desa harus memiliki kemampuan dalam mengelola potensi dan daya tarik wisata alam di wilayah tersebut. Untuk menyelesaikan persoalan tersebut, maka diperlukan identifikasi potensi, pelatihan pengelolaan dan pendampingan pengembangan bagi pemerintah desa, Pokdarwis, serta masyarakat umum dalam hal pariwisata. Kegiatan tersebut diharapkan mampu meningkatkan kemampuan dan kapasitas pemerintah desa serta Pokdarwis maupun masyarakat desa dalam mengelola dan mengembangkan destinasi wisata alam di Desa Kawasen menuju desa wisata berbasis eco-tourism.