Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

PENCIPTAAN BUSANA BERNUANSA ETNIK DENGAN SUMBER INSPIRASI SIGALE-GALE DARI SUKU BATAK Hamniar; Prahastuti, Endang; Kusumawardani, Hapsari; Nafiah, Annisau
BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design Vol. 4 No. 2 (2024): Bhumidevi
Publisher : Pusa Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Busana bernuansa etnik merujuk pada pakaian atau kostum yang terinspirasi oleh budaya, tradisi, dan warisan suatu kelompok etnis atau suku bangsa tertentu. Busana ini dibuat dengan acuan sigale-gale sebagai sumber inspirasi dari kebudaayan material suku batak. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan rancangan busana bernuansa etnik yang unik dan berbeda dengan menekankan kebudayaan dan inovasi. Penelitian ini menggunakan metode penciptaan karya (Practice-led research) dengan 4 tahapan yaitu praperancangan, perancangan, perwujudan, dan penyajian. Hasil dari penelitian ini menghasilkan sebuah koleksi busana bernuansa etnik dengan judul “Manggale” yang terinspirasi dari kisah sigale-gale. Koleksi busana ini terdiri dari 2 look busana yang kemudian disajikan pada fashion show “Multiverse” di Universitas Negeri Malang. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pemahaman mengenai hubungan antar tradisi budaya lokal dan inovasi dalam industri fashion, serta menawarkan pandangan baru terkait penerapan teknik patchwork dalam menciptakan busana siap pakai yang berbeda dan berdaya saing di pasar global.
PELATIHAN PENGEMBANGAN PRODUK MOTIF 3D MANTEN KUCING UNTUK MENDONGKRAK PENJUALAN PRODUK KAMPUNG BATIK SUJO Kusumawardani, Hapsari; Nurul Aini; Annisau Nafiah; Emmalia Nur; Agiesta Shofi
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 4 (2023): PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT - SNPPM2023
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract As an area near the SUJO' (Sumberejo) batik village tourist area, it is necessary to constantly improve the quality of its batik products so that they become the mainstay and attraction of tourists and people outside the region. Batik that has been pioneered needs to be developed with a variety of motifs that can be more popular and can be worn by all levels of both parents, teenagers, and children, not limited only to motifs suitable for adults, but also acceptable and in demand from various groups so that people are interested in buying it. The purpose of this Community Service is to make Sujo batik village products better known to the public with their characteristics, both from agricultural products such as bananas and sugar cane, or from local wisdom that is usually carried out such as the Manten Kucing culture. In the delivery of product development material for making 3D motif variations using lecture, question and answer, and demonstration methods, followed by direct practice from the participants. The results of the questionnaire as an evaluation of the activities distributed to the core batik makers showed that the women who were members of the core batik team were very enthusiastic and hoped that there would be a continuation of the activities to improve product quality and marketing. Keywords: Batik training, Skills, 3D Motif, Manten Kucing Abstrak Sebagai daerah yang dekat kawasan wisata Kampung batik SUJO’ (Sumberejo) perlu senantiasa meningkatkan kualitas produk batiknya sehingga menjadi andalan dan daya tarik wisatawan serta masyarakat luar wilayah. Batik yang telah dirintis perlu dikembangkan dengan variasi motif yang dapat lebih digemari dan dapat dipakai segala lapisan baik orang tua, remaja, maupun anak-anak, tidak terbatas hanya pada motif yang cocok utk orang dewasa, tetapi juga dapat diterima dan diminati dari berbagai kalangan sehingga orang tertarik untuk membelinya. Tujuan dilaksanakannya Pengabdian kepada Masyarakat ini, agar produk kampung batik Sujo lebih dikenal masyarakat dengan ciri khasnya, baik dari hasil pertanian seperti pisang dan tebu, ataupun dari kearifan lokal yang biasa dijalankannya seperti budaya Manten Kucing. Dalam penyampaian materi pengembangan produk pembuatan variasi motif 3D menggunakan Metode ceramah, Tanya jawab, dan demonstrasi, selanjutnya diikuti praktik langsung dari peserta. Hasil questioner sebagai evaluasi kegiatan yang dibagikan pada pembatik inti menunjukkan bahwa ibu-ibu yang tergabung sebagai tim inti pembatik sangat antusias dan mengharap ada kelanjutan dari kegiatan untuk meningkatkan kualitas produk dan pemasarannya. Kata kunci: Pelatihan batik, Keterampilan , Motif 3D, Manten Kucing
PELATIHAN KETERAMPILAN MENJAHIT DIVERSIFIKASI PRODUK BATIK PADA KELOMPOK BATIK KARISMA AGUNG DESA SUMBERAGUNG MALANG Annisau Nafiah; Hapsari Kusumawardani; Nurul Aini; Agus Hery Supadmi Irianti
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 4 (2023): PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT - SNPPM2023
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract In order to turn batik into apparel, the Karisma batik group really needs training on how to sew clothes. This sewing training is very important to equip human resources to be skilled in making clothes so that batik, which was previously in the form of sheets of clothing material, can become ready-made and ready-to-wear clothes. The limited human resources we have to explore batik products inspired us. The PKM UM TEAM gave training to the Karisma Batik group to make fashion products made from Ngantang Agung typical batik. The stages of the community service program carried out in the Ngantang Agung batik village are surveys to partners, analysis, solving, training, output products, and evaluation. The sewing training activity was attended by 30 participants. This activity succeeded in making fashion products in the form of tunics and shirts of various sizes with batik materials in Sumberagung Village. All participants were considered very enthusiastic about participating in the training from start to finish and it is hoped that the participants will gain knowledge in the form of sewing skills which will become the provision for the development of the Karisma Agung batik team in the future. Keywords : training, skills, sewing, batik Abstrak Guna menjadikan batik menjadi pakaian jadi, kelompok batik karisma sangat membutuhkan pelatihan tentang bagaimana cara menjahit busana. Pelatihan menjahit ini sangat penting untuk membekali sumber daya manusia untuk terampil dalam membuat busana guna menjadikan batik yang tadinya berupa lembaran bahan sandang bisa menjadi bentuk busana jadi dan siap pakai. Keterbatasan sumberdaya manusia yang dimiliki untuk mengeksplor produk batik menginpirasi kami TIM PKM UM guna memberikan pelatihan kepada kelompok karisma batik untuk membuat produk busana berbahan batik khas ngantang agung. Tahapan dari program pengabdian masyarakat yang dilaksanakan di kampung batik ngantang agung adalah Survey ke mitra, menganalisa, pemecahan, pelatihan, produk luaran, dan evaluasi. Kegiatan pelatihan menjahit telah diikuti oleh 30 peserta. Kegiatan ini berhasil membuat produk busana berupa tunik dan kemeja berbagai ukuran dengan bahan batik di Desa Sumberagung. Seluruh peserta dinilai sangat antusias mengikuti pelatihan mulai dari awal hingga akhir dan diharapakan peserta mendapatkan ilmu berupa ketrampilan menjahit yang menjadi bekal pengembangan tim batik karisma agung di masa depan. Kata kunci : pelatihan, ketrampilan, menjahit, batik
PEMBUATAN SHIBORI SEBAGAI BEKAL KETERAMPILAN WARGA BINAAN LAPAS KELAS 1 MALANG Annisau Nafiah; Eddy Sutadji; Hapsari Kusumawardani
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 4 (2023): PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT - SNPPM2023
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract There are more than 3000 active prisoners in Malang class 1. Many activity programs are carried out by prisons to equip prisoners to train independence even behind bars. One of the independence coaching that needs to be highlighted at this time is the field of shibori making. The problems encountered in the field at this time are still minimal knowledge about making shibori, the quality of the products produced is not optimal, and the variety of designs produced is also limited. In the previous community service, training in shibori making had been carried out and received good interest from the fostered residents, but after evaluating the field, it turned out that there were many enthusiasts who entered the sibori work guidance and the human resources who understood shibori making were still very minimal. In addition, participants who participated in the previous training also felt not too confident to pass on the knowledge they had gained in the previous training to their friends. For this reason, shibori work guidance feels that further training is still needed to strengthen the skills of existing human resources and also explore shibori-making motifs with various techniques. The average foster citizen does not understand the technique and color composition of making shibori that can produce good motifs and colors. So that in this shibori bimker further training is needed to solve these problems. Abstrak Warga binaan Lapas kelas 1 Malang tercatat 3000 lebih penghuni yang aktif sekarang ini. Banyak program kegiatan yang dilakukan oleh Lapas guna membekali warga binaan untuk melatih kemandirian meskipun dibalik jeruji besi. Salah satu pembinaan kemandirian yang perlu mendapat sorotan saat ini adalah bidang pembuatan shibori. Permasalahan yang dijumpai di lapangan saat ini masih minim pengetahuan tentang pembuatan shibori, kualitas hasil produk yang dihasilkan kurang maksimal, dan ragam design yang diproduksi juga terbatas. Pada pengabdian masyarakat sebelumnya sudah pernah dilaksanakan pelatihan pembuatan shibori dan mendapatkan animo yang bagus dari warga binaan, namun setelah dilakukan evaluasi dilapangan ternyata banyak peminat yang masuk pada bimbingan kerja sibori dan SDM yang faham terkait pembuatan shibori masih sangat minim. Selain itu peserta yang mengikuti pelatihan sebelumnya juga merasa belum terlalu percaya diri untuk menularkan ilmu yang telah didapatkan pada pelatihanan sebelumnya kepada teman-temannya. Untuk itu Bimbingan kerja shibori merasa masih sangat memerlukan pelatihan lanjutan guna memantapkan skill SDM yang sudah ada dan juga mengeksplore motif pembuatan shibori dengan berbagai teknik. Rata-rata warga binaan kurang mengerti teknik dan komposisi warna pembuatan shibori yang dapat menghasilkan motif dan warna yang bagus. Sehingga pada bimker shibori ini diperlukan pelatihan lanjutan guna menyelesaikan persoalan tersebut.
PENERAPAN TIGA MOTIF KAIN TRADISIONAL PADA BUSANA WANITA DENGAN TEMA TRANSCULTURAL PADA AJANG MALANG FASHION WEEK 2023 Farika, Sephia; Nafiah, Annisau
BAJU: Journal of Fashion and Textile Design Unesa Vol. 5 No. 1 (2024)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia has a variety of cultural heritage. One of the ancestral legacies is wastra, which is still preserved today. Wastra cloth is one of the works of art which is poured on traditional patterns. In this research, three different Indonesian fabric patterns used to a product in the form of women's clothing. The cloth uses three wastra fabrics including Batik Parang, Jumputan, and Lurik. The aim of making this clothing is to find out how to combine three different fabric patterns to make it look harmonious. The method used in this research is the creation designs. There are three stages in clothing-making: determining the concept, drawing the design, and sewing the clothes. The clothing consists of four items: the blazer using Jumputan fabric and the trousers using two patterns, namely Batik Parang and Lurik.
Penciptaan Busana Ready to Wear dengan Motif Gendang Beleq dan Rumah Bale Yunika, Anif Fatma; Kusumawardani, Hapsari; Aini, Nurul; Nafiah, Annisau
BAJU: Journal of Fashion and Textile Design Unesa Vol. 5 No. 2 (2024)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gendang Beleq and Bale Lumbung House are traditional arts and traditional houses that characterise the Sasak Lombok tribe. Gendang Beleq and Bale Lumbung House are used as a source of ideas and realised as digital printing motifs with the intention of preserving and introducing traditional arts and culture in Indonesia. The research results stated: (1) The concept of ready to wear fashion creation combines elements of nature and culture, namely the beauty of Kuta Beach Lombok, the traditional art of Gendang Beleq and the traditional house of the Sasak tribe, namely the Bale Lumbung House. (2) The process of creating the fashion work refers to Hendriyana's Practice-led Research method which consists of four stages, namely Pre-design, Design, Realisation and Presentation of Work. (3) The final result of the work consists of 2 fashion looks that are classified as ready to wear clothing with a loose cut. The first work consists of 5 items, namely outer printing top, plain white culottes made from duchess satin, skirt made from navy duchess satin with additional wide rope ties around the waist with a width of 4 cm, tie printing bodice and white knit inner. The second look consists of 5 items, namely outer printing, printed culottes, obi belt with circular strap with seashell motif printing, printed ikat skirt and white inner knit.
PELATIHAN PEMBUATAN BUSANA BATIK KHAS SUJO GUNA MENINGKATKAN PENJUALAN PRODUK KAMPUNG BATIK SUMBEREJO Kusumawardani, Hapsari; Nurul Aini; Annisau Nafiah; Endang Prahastuti; Saidah Ayu; Utami Kencana Dewi
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2024): PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT - SNPPM2024
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract Sumberejo batik village is in its development, apart from marketing its batik, it also sells several clothing products. As a village that is close to a coastal tourist area, it is best to develop other products so that it attracts guests or tourists who pass through the area. There is a lack of finished clothing products because none of their members have sewing skills and they still use the services of tailors for their limited products. Seeing the related problems, there is a need for a solution by providing sewing training so that apart from having batik skills, they are also skilled at sewing to support other production collections, such as shirts, blouses, bags, hats from Sujo batik. The aim of implementing this Community Service is so that mothers have the competence to sew clothes so they can increase their clothing products to a more diverse range and reduce  their selling prices. Through technical skills training in sewing clothes with Sujo's typical batik motif, it is hoped that it will attract more people to visit the gallery. The clothing sewing material provided starts from basic pattern making to finishing techniques. The evaluation results show that the core team of batik makers is very enthusiastic and hopes that there will be continued activities to improve product quality and marketing. Through this training, it is hoped that mothers will be able to produce their own clothing and other products thereby increasing sales and competitiveness in the fashion industry from batik.   Abstrak Kampung batik Sumberejo dalam perkembangannya disamping memasarkan batiknya, juga beberapa produk busana. Sebagai desa yang dekat dengan kawasan wisata pantai sebaiknya perlu mengembangkan produk lainnya sehingga menarik tamu atau wisatawan yang melalui kawasan tersebut. Kurangnya produk jadi busana karena dari anggota mereka belum ada yang memiliki ketrampilan menjahit dan masih menggunakan jasa penjahit untuk produknya yang terbatas. Melihat permasalahan terkait, perlu solusi dengan memberi pelatihan menjahit agar disamping memiliki ketrampilan membatik, juga trampil menjahit untuk menunjang koleksi produksi lainnya, seperti kemeja, blus, tas, topi dari batik Sujo. Tujuan dilaksanakannya Pengabdian kepada Masyarakat ini, agar ibu-ibu memiliki kompetensi menjahit busana sehingga dapat meningkatkan produk busananya yang lebih beragam dan menekan harga jualnya. Melalui pelatihan ketrampilan teknis menjahit busana dengan motif batik khas Sujo, diharapkan lebih menjadi daya tarik masyarakat untuk mengunjungi galerynya. Materi menjahit busana yang diberikan mulai dari pembuatan pola dasar sampai dengan tehnik penyelesaiannya. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa sebagai tim inti pembatik sangat antusias dan mengharap ada kelanjutan kegiatan untuk meningkatkan kualitas produk dan pemasarannya. Melalui pelatihan ini diharapkan ibu-ibu dapat memproduksi sendiri busana dan produk lainnya sehingga meningkatkan penjualan dan daya saing di industri fashion dari batiknya.
PELATIHAN KETERAMPILAN PEMBUATAN KAIN PANTAI DENGAN TEKNIK COLET GUNA MENINGKATKAN EKONOMI KELUARGA DI DESA SIDOASRI MALANG Annisau Nafiah; Hapsari Kusumawardani; Endang Prahastuti
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2024): PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT - SNPPM2024
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstractSidoasri village is located close to the tourist attractions namely virgin beach. Its very strategic location for tourists to visit gives rise to a new idea to open jobs for local residentsto produce products that can be sold and increase family income. One of the activities to fill the existing potential is to provide training in the manufacture of beach holsters with the colet technique. With the aim of improving the skills and economy of the family. The colet technique as one of the traditional fabric dyeing methods, was chosen because of its simple process but resulting in a hight-value product. At this training the citizens are trained to master the basic techniques of dyeing from start to finish into a ready to use and saleable product. The purpose of this training is to improve the creativity and economy of Sidoasri Village people. The method of implementation uses the method of demonstration directly to the participants of the firing. The results of the training are expected to create new business opportunities for the society, thereby boosting family income and reducing dependence on the economic sector. Community residents can also innovate and expand the market access of local products, and contribute to the sustainable development of the village economy. Abstrak Desa Sidoasri terletak berdekatan dengan tempat wisata yaitu pantai perawan. Lokasinya yang sangat strategis untuk dikunjungi wisatawan memunculkan ide baru untuk membuka lapangan pekerjaan bagi warga setempat untuk menghasilkann produk yang dapat dijual dan menambah income keluarga. Salah satu kegiatan untuk mengisi potensi yang ada adalah dengan memberikan pelatihan pembuatan sarung pantai dengan Teknik colet. dengan tujuan untuk meningkatkan keterampilan dan ekonomi keluarga. Teknik colet sebagai salah satu metode pewarnaan kain tradisional, dipilih karena prosesnya yang sederhana namun menghasilkan produk yang bernilai tinggi. Pada pelatihan ini warga dilatih untuk menguasai Teknik dasar pewarnaan dari awal hingga akhir menjadi produk siap pakai dan layak jual.. Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk meningkatkan kreativitas dan perekonomian masyarakat Desa Sidoasri. Metode pelaksanaan menggunakan metode demontrasi lanngsung kepada peserta peltihan. Hasil pelatihan diharapkan mampu menciptakan peluang usaha baru bagi Masyarakat, sehingga dapat mendongkrak pendapatan keluarga dan mengurangi ketergantungan pada sektor ekonomi. Warga Masyarakat juga dapat berinovasi dan memperluas akses pasar produk local, dan berkontribusi pada pengambangan ekonomi desa secara berkelanjutan.
Keingesan Kembang Pesisi: Pembaruan Etnik Budaya Dan Moderenisasi Melalui Fashion Design Nurfadila, Rahma Nisa; Prahastuti, Endang; Kusumawardani, Hapsari; Nafiah, Annisau
Corak Vol 13, No 2 (2024): November 2024
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/corak.v13i2.13719

Abstract

This article explores the creation of a fashion work themed"Keingesan Kembang Pesisi" inspired by the beauty of coral reefs aroundLombok Island. This inspiration comes from the life of Sasak fishermen,which is interpreted through the use of Lombok woven fabric, jeans fabric,and synthetic leather fabric in a black and mangosteen red color palette.The creative process began with mind mapping, moodboard andstoryboard techniques to develop an in-depth and structured concept.Signature details of the collection include the selection of accessories suchas rattan hats and boots that add a touch of casualness and toughness tothe overall look. The fashion construction process includes patternmaking, fabric cutting and tailoring techniques that are meticulously doneto ensure high quality and aesthetics. In addition, creative fabric weavingand the application of "bourci" sequins provide extra detail and beauty,reinforcing the theme and meaning of this outfit. The end result is a fashionpiece that is not only aesthetically pleasing but also full of meaning andrelevance, elegantly blending tradition and modernity. It successfullyconveys the richness of Lombok's culture while showing resilience and elegance, reflecting the life and beauty of the sea and the cultural heritage of Sasak fishermen.ABSTRAKArtikel ini mengeksplorasi penciptaan karya busana bertema"Keingesan Kembang Pesisi," yang terinspirasi dari keindahan terumbukarang di sekitar Pulau Lombok. Inspirasi ini berasal dari kehidupannelayan suku Sasak, yang diinterpretasikan melalui penggunaan kaintenun Lombok, kain jeans, dan kain kulit sintetis dalam palet warna hitamdan merah manggis. Proses kreatif dimulai dengan teknik mind mapping,moodboard, dan storyboard untuk mengembangkan konsep secaramendalam dan terstruktur. Detail khas dari koleksi ini mencakuppemilihan aksesoris seperti topi rotan dan sepatu boots yangmenambahkan sentuhan kasual dan ketangguhan pada keseluruhantampilan. Proses konstruksi busana mencakup teknik pembuatan pola,pemotongan kain, dan penjahitan yang dilakukan dengan cermat untukmemastikan kualitas dan estetika yang tinggi. Selain itu, pembuatancreative fabric weaving dan pengaplikasian payet "bourci" memberikandetail dan keindahan ekstra, memperkuat tema serta makna busana ini.Hasil akhirnya adalah sebuah karya busana yang tidak hanya estetis tetapijuga penuh makna dan relevansi, memadukan tradisi dan modernitasdengan elegan. Busana ini berhasil menyampaikan kekayaan budayaLombok sekaligus memperlihatkan ketangguhan dan keanggunan,mencerminkan kehidupan dan keindahan laut serta warisan budayanelayan suku Sasak.
Studi Tentang Pengelolaan Program Sosial Pemberdayaan Warga Eks ODGJ Dengan Membuat Batik Ciprat Rahmadini Sukoco, Nur Aini; Aini, Nurul; Prahastuti, Endang; Nafiah, Annisau
Jurnal Ilmiah Muqoddimah: Jurnal Ilmu Sosial, Politik dan Hummaniora Vol 9, No 1 (2025): Februari 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jim.v9i1.2025.1-10

Abstract

Salah satu desa di Kecamatan Singosari Kabupaten Malang yang bernama Desa Wonorejo merupakah salah satu desa yang memiliki program yang dikembangkan untuk meningkatkan kesejahteraan warga nya terutama bagi warga yang memiliki gangguang jiwa atau warga eks ODGJ dengan membuat keterampilan batik ciprat yang ditujukan untuk meningkatkan keterampilan, kesehatan dan kesejahteraan para warga eks ODGJ. Dalam suatu kegiatan program pelatihan tentu akan ada manajemen perencanaan yang matang.  Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui bagaimana pengelolaan program sosial pembuatan batik ciprat untuk memperdayakan warga eks ODGJ di Desa Wonorejo berdasarkan 3 aspek pengelolaan yaitu perencanaan, penggerakan, dan penilaian. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil kajian menunjukan bahwa pengelolaan program sosial ini sudah efektif dilaksanakan sehingga program sudah berjalan hingga bertahun-tahun. Pengelolaan program yang sudah di buat mulai dari perencanaan hingga evaluasi ini menghasilkan dampak yang positif bagi warga eks ODGJ di Desa Wonorejo Singosari. Produktifitas para eks ODGJ akan meningkat dengan adanya program pemberdayaan dengan membuat batik ciprat.