Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko dan Penentuan Kontrol di Puskesmas Gambirsari Surakarta Hazard Identification, Risk Assesment and Determining Control in Gambirsari Public Health Center Surakarta Reni Wijayanti; Amalia Salim W2 - Universitas Sebelas Maret Surakarta
Indonesian Journal on Medical Science Vol 4 No 2 (2017): IJMS 2017
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Kesehatan Bhakti Mulial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (415.486 KB)

Abstract

Abstract: Public Health Center as a health service facility must prioritize the improvement of service quality to the community without neglecting Health and Safety effort for all workers, patients, and Public Health Center visitors. Potential hazards in Public Health Center include infectious diseases, accidents, radiation of hazardous chemicals, psychosocial disorders and ergonomics. The presence of potential hazards requires efforts to control and minimize and if possible negate them. Health and Safety in Public Health Center need to be managed properly through Hazard Identification risk management, Risk Assessment, and Determining Control (HIRADC). The research method used descriptive observational. Source of data used in the form of primary data. The data were collected by direct observation along with photo of observation result and interview with Public Health Center officer. Discussion with literature review related to the problems studied. The results of this study indicated the activities of health workers and patients are arranged according to the patient's service flow. Potential hazards in Gambirsari Public Health Center are: 1) Utilization of garbage not yet optimal, 2) Location of APAR less easy to reach, 3) Cable less well organized, 4) Cleaning fan not cleaned, 5) Poly Roof hole, 6) Which has been damaged, 7) Bathroom slippery and poorly maintained, 8) Use of excessive electrical current. All the results of the hazard risk assessment found are medium.Keywords: Hazard Identification, Risk Assesment, Determining Control, Public Health Center  Abstrak: Puskesmas sebagai fasilitas pelayanan kesehatan tetap harus mengedepankan peningkatan mutu pelayanan kepada masyarakat tanpa mengabaikan upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) bagi seluruh pekerja, pasien, dan pengunjung Puskesmas. Potensi bahaya di Puskesmas antara lain penyakit-penyakit infeksi, kecelakaan, radiasi bahan-bahan kimia yang berbahaya, gangguan psikososial dan ergonomi. Adanya potensi bahaya diperlukan upaya untuk mengendalikan dan meminimalisasi dan bila mungkin meniadakannya. K3 di lingkungan puskesmas perlu dikelola dengan baik melalui manajemen risiko Hazard Identification, Risk Assesment, and Determining Control (HIRADC). Metode penelitian menggunakan observasional deskriptif. Sumber data yang digunakan berupa data primer. Pengambilan data dilakukan dengan cara observasi langsung disertai foto hasil observasi dan wawancara dengan petugas Puskesmas. Pembahasan dengan kajian literatur yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti. Hasil penelitian ini menunjukkan aktivitas kegiatan petugas kesehatan dan pasien sudah tertata sesuai alur pelayanan pasien. Potensi bahaya di Puskesmas Gambirsari antara lain: 1) Pemanfaatan tempat sampah belum optimal, 2) Letak APAR kurang mudah dijangkau, 3) Kabel kurang tertata rapi, 4) Kipas angin belum terawat kebersihannya, 5) Atap Poli terdapat lubang, 6) Alas kursi yang sudah rusak, 7) Kamar mandi licin dan kurang terawat, 8) Penggunaan arus listrik berlebihan. Semua hasil penilaian risiko bahaya yang ditemukan adalah medium.Kata kunci: Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Penentuan Kontrol, Puskesmas 
PENGARUH STATUS GIZI TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PEKERJA WANITA DI PERUSAHAAN KONVEKSI Reni Wijayanti
Medika Respati : Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 13 (2018): Suplemen Medika Respati Februari 2018 Vol 13
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (418.994 KB) | DOI: 10.35842/mr.v13i0.140

Abstract

Prevalensi hipertensi masih tinggi di masyarakat Indonesia. Tahun 2001 prevalensi hipertensi 8,3% penduduk Indonesia meningkat menjadi 27,5% pada tahun 2004. Bagi pekerja, prevalensi juga menjadi masalah penting yang berhubungan dengan kesehatan pada saat bekerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengnalisis pengaruh status gizi terhadap tekanan darah pada pekerja wanita di perusahaan konveksi. Jenis penelitian observasional analitik desain cross sectional. Populasi pekerja di perusahaan konveksi di Surakarta. Teknik sampling menggunakan purposive quota random sampling. Kriteria inklusi: wanita, masa kerja minimal 1 tahun, usia 20 – 40 tahun, paparan bising kurang dari nilai ambang batas. Besar sampel dihitung dengan rumus minimal sampel untuk estimasi proporsi, diperoleh sampel berjumlah 96 orang. Status gizi dinilai dengan Indeks Massa Tubuh (IMT), tekanan darah diukur menggunakan sfigmomanometer dilengkapi manset dan alat pompa. Analisis data menggunakan uji Chi Square, Kontingensi Kooefisien, dan Odds Ratio. Hasil penelitian menunjukkan bahwa status gizi berpengaruh pada kejadian hipertensi pada wanita, dan yang paling berisiko mengalami hipertensi adalah pekerja kategori obesitas.Kata kunci : Status gizi, Tekanan Darah, Pekerja Wanita
STRATEGI MENGURANGI GANGGUAN MUSKULOSKELETAL PEMBATIK TULIS MELALUI KURSI ERGONOMIS Sumardiyono; Bachtiar Chahyadhi; Farhana Syahrotun Nisa Suratna; Rachmawati Prihantina Fauzi; Reni Wijayanti; Maria Paskanita Widjanarti; Yeremia Rante Ada
Jurnal Abdimas Ilmiah Citra Bakti Vol 4 No 3 (2023)
Publisher : STKIP Citra Bakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38048/jailcb.v4i3.2018

Abstract

Pengakuan batik tulis oleh UNESCO sebagai salah satu warisan budaya dunia tak benda merupakan pengakuan luar biasa terhadap pelestarian budaya bangsa Indonesia. Namun demikian, perhatian kesehatan kerja terhadap pembatik tulis masih kurang. Pada analisis situasi ditemukan keluhan nyeri dirasakan oleh pembatik pada bagian leher (90%), pinggang (90%), pantat (90%), tengkuk (80%), bahu kiri (80%), bahu kanan (80%), punggung (80%), betis (80%), lengan atas kiri (70%), dan lengan atas kanan (70%). Tujuan pengabdian kepada masyarakat ini untuk mengurangi gangguan muskuloskeletal (MSDs) pada pembatik tulis menggunakan kursi ergonomis. Pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat di industri batik Bintang Annisa Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Metode pengabdian kepada masyarakat melalui tahapan pengukuran antropometri, perancangan kursi pembatik ergonomis, mengujicobakan kursi hasil rancangan, dan menilai keluhan muskuloskeletal sesudah pembatik menggunakan kursi ergonomis hasil rancangan. Hasil pengabdian menunjukkan ada penurunan level risiko MSDs dari level 3 ke level 2 berdasarkan kuesioner RULA, dan terjadi penurunan keluhan muskuloskeletal pada pembatik tulis yang diukur menggunakan Nordic Body Map setelah menggunakan kursi ergonomis hasil rancangan.
Pengaruh Kebisingan, Glukosa Darah, dan Indeks Massa Tubuh terhadap Kadar Laktat pada Pekerja Industri Tekstil Sumardiyono Sumardiyono; Bachtiar Chahyadhi; Farhana Syahrotun Nisa Suratna; Rachmawati Prihantina Fauzi; Reni Wijayanti; Maria Paskanita Widjanarti; Yeremia Rante ‘Ada
Jurnal Penelitian Pendidikan IPA Vol 9 No SpecialIssue (2023): UNRAM journals and research based on science education, science applic
Publisher : Postgraduate, University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jppipa.v9iSpecialIssue.6009

Abstract

Occupational fatigue remains a prevalent concern in occupational health. This study investigated the association between noise intensity, blood glucose levels, body mass index (BMI), and lactate levels as an indicator of occupational fatigue among textile industry workers in Surakarta, Indonesia. An analytical observational study with a cross-sectional design was conducted, with 82 participants recruited from a local textile industry. Multivariate analysis using multiple binary logistic regression revealed that noise intensity, blood glucose levels, and BMI were significant risk factors for occupational fatigue, as indicated by elevated lactate levels. These findings highlight the importance of noise reduction measures, a healthy lifestyle, and regular monitoring of blood glucose levels and BMI to mitigate occupational fatigue among textile industry workers
STRATEGI MENGURANGI GANGGUAN MUSKULOSKELETAL PEMBATIK TULIS MELALUI KURSI ERGONOMIS Sumardiyono; Bachtiar Chahyadhi; Farhana Syahrotun Nisa Suratna; Rachmawati Prihantina Fauzi; Reni Wijayanti; Maria Paskanita Widjanarti; Yeremia Rante Ada
Jurnal Abdimas Ilmiah Citra Bakti Vol. 4 No. 3 (2023)
Publisher : STKIP Citra Bakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38048/jailcb.v4i3.2018

Abstract

Pengakuan batik tulis oleh UNESCO sebagai salah satu warisan budaya dunia tak benda merupakan pengakuan luar biasa terhadap pelestarian budaya bangsa Indonesia. Namun demikian, perhatian kesehatan kerja terhadap pembatik tulis masih kurang. Pada analisis situasi ditemukan keluhan nyeri dirasakan oleh pembatik pada bagian leher (90%), pinggang (90%), pantat (90%), tengkuk (80%), bahu kiri (80%), bahu kanan (80%), punggung (80%), betis (80%), lengan atas kiri (70%), dan lengan atas kanan (70%). Tujuan pengabdian kepada masyarakat ini untuk mengurangi gangguan muskuloskeletal (MSDs) pada pembatik tulis menggunakan kursi ergonomis. Pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat di industri batik Bintang Annisa Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Metode pengabdian kepada masyarakat melalui tahapan pengukuran antropometri, perancangan kursi pembatik ergonomis, mengujicobakan kursi hasil rancangan, dan menilai keluhan muskuloskeletal sesudah pembatik menggunakan kursi ergonomis hasil rancangan. Hasil pengabdian menunjukkan ada penurunan level risiko MSDs dari level 3 ke level 2 berdasarkan kuesioner RULA, dan terjadi penurunan keluhan muskuloskeletal pada pembatik tulis yang diukur menggunakan Nordic Body Map setelah menggunakan kursi ergonomis hasil rancangan.
PENERAPAN RISK ASSESSMENT DENGAN JOB SAFETY ANALYSIS GUNA MENCEGAH UNSAFE ACTION Bachtiar Chahyadhi; Sumardiyono; Farhana Syahrotun Nisa Suratna; Maria Paskanita Widjanarti; Reni Wijayanti; Yeremia Rante Ada; Rachmawati Prihantina Fauzi
Jurnal Abdimas Ilmiah Citra Bakti Vol. 4 No. 4 (2023)
Publisher : STKIP Citra Bakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38048/jailcb.v4i4.2197

Abstract

Laboratorium mesin memiliki potensi bahaya yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja ataupun penyakit akibat kerja, maka sedari dini pengetahuan keselamatan dan kesehatan kerja baik di ajarkan kepada siswa dengan basis vokasi. Salah satu strategi dalam pencegahan kecelakaan dengan risk assessment. Risk assessment adalah suatu metode pencegahan kecelakaan kerja berbasis mengidentifikasi potensi bahaya pada area kerja dan menyusun langkah-langkah pengendaliannya. Penerapan risk assessment bertujuan untuk mengidentifikasi potensi bahaya pada area laboratorium mesin serta memberikan upaya pengendaliannya. Kegiatan pengabdian dilaksanakan di SMKN 2 Surakarta dengan melibatkan siswa pada jurusan mesin. Metode pengabdian masyarakat dengan melakukan walktrough survey pada laboratorium mesin guna mengidentifikasi potensi bahaya mesin-mesin, dan bahaya lingkungan kerja. Potensi bahaya yang bisa diidentifikasi pada mesin bubut, milling, gerinda, dan cnc adalah mesin berputar tanpa pengaman, listrik tegangan tinggi, percikan gram material, kebisingan mesin, kejatuhan peralatan dan benda kerja, kebakaran, dan posisi kerja statis. Upaya pengendaliannya antara lain wajib menggunakan alat pelindung diri seperti wearpack dan sepatu saat mengoperasikan mesin, dilarang rambut panjang, dan kuku panjang, serta wajib didampingi instruktur atau guru, penyediaan alat pemadam api ringan, menggunakan kacamata keselamatan, dan melakukan peregangan otot 3- 5 menit pada pekerjaan statis. Upaya pengendalian ini penting dipahami dan diterapkan dalam menggunakan mesin sehingga potensi bahaya tidak memicu terjadi kecelakaan kerja.
THE CORRELATION AMONG KNOWLEDGE OF OCCUPATIONAL SAFETY AND HEALTH (OSH), SAFETY AWARENESS AND UNSAFE ACTION ON NURSES IN HOSPITAL Ruwanto, Zata Sabrina; Widjanari, Maria Paskanita; Reni Wijayanti
Journal of Vocational Health Studies Vol. 6 No. 3 (2023): March 2023 | JOURNAL OF VOCATIONAL HEALTH STUDIES
Publisher : Faculty of Vocational Studies, Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jvhs.V6.I3.2023.215-222

Abstract

Background: Unsafe work behavior, such as not wearing PPE, not following work procedures and work safety regulations, and not working carefully is an action that caused 88% of work accidents. The rate of occurrence of minor work accidents in hospitals is 20% higher than workers in other industries. Purpose: To prove that there was a correlation between knowledge of OSH as well as safety awareness and unsafe action on nurses in Hospital X. Method: This study used an observational analytic method with a cross-sectional approach. The research sample was 88 respondents, and it was taken by using the total sampling technique. The research instrument used was a valid and reliable questionnaire. Data analysis used Somer's d test for bivariate data processing and the Ordinal Logistics Regression test. Result: The results of the Somer's d test for correlation between the knowledge of OSH and unsafe action resulted in p-value 0.00, while the results of the Somer's d test for correlation between safety awareness and unsafe action resulted in p-value 0.000. Furthermore, the Ordinal Logistics Regression test that was carried out with the independent variable in the study that had a greater effect on unsafe action was safety awareness with a wald value of 15.001. The results of the Nagelkerke R-square were 0.482 (48.2%), hence the independent variables could explain the dependent variable by 48.2%. Conclusion: The result of this study showed that there was a significant correlation between the knowledge of occupational health and safety awareness with unsafe action.
Pengaruh Aromaterapi Sebagai Relaksasi Dalam Mengurangi Stres Kerja Pada Pekerja Kantoran Dispendukcapil Surakarta Nur Asri Yusuf; Reni Wijayanti; Tyas Lilia Wardani
Jurnal Bengawan Solo : Pusat Kajian Riset dan Inovasi Daerah Kota Surakarta Vol. 3 No. 1 (2024): Juni : Jurnal Bengawan Solo
Publisher : Badan Riset dan Inovasi Daerah Kota Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58684/jbs.v3i1.40

Abstract

Work-related stress is one of the serious problems in the health sector in Indonesia. Based on the results of the Mercer Marsh Benefit 2021 survey involving more than 1,000 workers in Indonesia, it was found that 40% of workers experienced stress due to work. This situation illustrates that workers in Indonesia are vulnerable to psychological problems or emotional disorders. The demands of the task, the many procedures that must be followed and the demands for quality service to the community are one of the causes of stress in workers. Formal workers who are vulnerable to job stress are government employees. This study aims to determine the effect of aromatherapy as relaxation in reducing work stress in office workers at Dispendukcapil Surakarta. This study uses a pre-experimental design research method using a one group pretest posttest design. Respondents were taken from Dispendukcapil office workers totalling 41 respondents out of a total of 79 workers. The sampling technique used was nonprobability sampling with purposive sampling method. This study use handkerchiefs and Aromatherapy lavender and roses and questionnaires measure the level of work stress. The data analysis technique used is the Wilcoxon test. The results showed 25 respondents experienced a decrease in work stress. The results of statistical tests between pretest and posttest results using the Wilcoxon test showed a p value of 0.000 (p 0.05), this indicates a significant effect of giving aromatherapy on reducing the work stress of respondents.  
The Impact of Workplace Dust Exposure and Mask Usage on Pulmonary Function in Construction Environments Sumardiyono, Sumardiyono; Maria Paskanita Widjanarti; Farhana Syahrotun Nisa Suratna; Bachtiar Chahyadhi; Reni Wijayanti; Rachmawati Prihantina Fauzi; Yeremia Rante Ada’; Yunita Dwi Puspitasari; Agathara, Reidiatama Aviano
JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN Vol. 17 No. 1 (2025): JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Introduction: The chance of respiratory diseases among workers participating in toll road construction projects is, for example, higher because of non-organic dust. Therefore, this study aims to evaluate the level of lung capacity experienced by the workers by exposing them to dust and wearing masks. Methods: This cross-sectional study investigated toll road projects in Central Java and Yogyakarta and randomly selected workers from different strata of construction companies. The volume Air Sampler estimated dust concentration, while the pulmonary function test included spirometry. All data were analyzed using two-way MANOVA. Results and Discussion: The multivariate analysis of variance showed that workers exposed to dust exceeding the Threshold Limit Value (TLV) had significantly reduced FEV1 and FVC averages (p < 0.001). The averages of FEV1 and FVC increased more considerably in mask users than non-users, indicating mask usage's benefits. The decline in lung function was smaller in mask users, with FEV1 (95% CI: 0.080–0.321) and FVC (95% CI: 0.071–0.404). A reduction in walking distance also demonstrated significance to the decrease in FVC. Conclusion: They found that dust in construction declines lung capacity, but wearing masks provides some protection. However, such impact continues even after stopping wearing masks, thus stressing the importance of correct mask usage and staff training. Subsequent research must investigate dust interaction and various types of masks to enhance Indonesian workers’ health.