Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search

Identifikasi Kawasan Rawan Kebakaran di Martapura Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan dengan Sistem Informasi Geografis Nisfi Sasmita; Rina Reida; Ida Parida Santi; Daratun Nurahmah; Neny Kurniawati; Ichsan Ridwan
Jurnal Fisika FLUX Vol 5, No 2 (2008): Jurnal Fisika Flux Edisi Agustus 2008
Publisher : Lambung Mangkurat University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (119.663 KB) | DOI: 10.20527/flux.v5i2.3017

Abstract

Verifikasi Data Curah Hujan dari Satelit TRMM dengan Pengamatan Curah Hujan BMKG Di Provinsi Kalimantan Selatan Reffina Wahdianty; Ichsan Ridwan; Nurlina Nurlina
Jurnal Fisika FLUX Vol 13, No 2 (2016): Jurnal Fisika FLUX Edisi Agustus 2016
Publisher : Lambung Mangkurat University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (671.088 KB) | DOI: 10.20527/flux.v13i2.3459

Abstract

Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui keakuratan data curah hujan TRMM dan data curah hujan dari pos pengamatanhujan BMKG untuk  wilayah Kalimantan Selatan. Data yang diolah merupakan data bulanan dari tahun 2005-2014. Metode verifikasi yang digunakan adalah Uji T dan RMSE untuk mengetahui kesamaan pola dan tingkat kesalahan data estimasi curah hujan TRMM. Hasilnya menunjukkan bahwa data curah hujan bulanan TRMM secara umum dapat digunakan pada wilayah Kalimantan Selatan khususnya pada daerah yang belum terdapat penakar hujan. Data curah hujan pada pengamatan curah hujan BMKG dan TRMM adalah data yang akurat yaitu sebanyak 76,66 % pos pengamatan hujan. Adapun kualitas data pengamatan curah hujan BMKG dan TRMM, terdapat 23,33 %pos hujan dengan data yang tidak valid. RMSE pos hujan tertinggi 265,63 (Stamet Syamsudinoor) dan terendah 71,44 (Kintap).
Analisis Tingkat Kekeringan Lahan Gambut di Kalimantan Selatan Berdasarkan Data Citra Landsat 8 OLI/TIRS Kartini Sri Astuti; Ichsan Ridwan; Sudarningsih Sudarningsih
Jurnal Fisika FLUX Vol 18, No 2 (2021): Jurnal Fisika Flux: Jurnal Ilmiah Fisika FMIPA Universitas Lambung Mangkurat
Publisher : Lambung Mangkurat University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (889.969 KB) | DOI: 10.20527/flux.v18i2.9480

Abstract

ABSTRAK–Kekeringan merupakan kondisi lahan di suatu daerah yang mengalami kekurangan pasokan air dalam jangka panjang, mulai dari beberapa bulan hingga tahun. Kesatuan Hidrologis Gambut merupakan kesatuan ekosistem gambut yang sangat penting dalam pengendalian kebakaran hutan dan lahan. Kalimantan Selatan memiliki ekosistem gambut yang harus dilindungi, sehingga kerusakan lahan gambut akibat kekeringan dapat diminimalisir. Penelitian untuk menganalisis tingkat kekeringan lahan gambut berdasarkan data citra Landsat 8 OLI/TIRS dan data KHG. Penginderaan jauh dan Sistem Informasi Geografis (SIG) digunakan dalam penelitian ini untuk menggambarkan kondisi lahan dalam bentuk pemetaan. Citra Landsat 8 OLI/TIRS yang digunakan adalah citra perekaman tahun 2015 dan 2018 dengan 3 parameter yaitu: curah hujan TRMM, indeks vegetasi (NDVI) dan suhu permukaan tanah (LST) yang menghasilkan tingkat kekeringan TVDI. TVDI dibagi menjadi 5 kelas: basah, agak basah, normal, agak kering, dan kering. Hasil pengolahan data dalam penelitian ini adalah peta tingkat kekeringan lahan gambut di Kalimantan Selatan yang memiliki TVDI tahun 2015 = (LST - (- 2,46 * NDVI + 23,57)) / (57,02-6,07 * NDVI) dengan tingkat kekeringan basah 179.095,55 hektar, tingkat kekeringan agak basah 45.130,09 hektar, tingkat kekeringan normal 12,02 hektar, tingkat kekeringan agak kering 1,47 hektar. TVDI tahun 2018 = (LST - (- 2,16 * NDVI + 23,68)) / (60,53-7,47 * NDVI) dengan tingkat kekeringan basah 194.798,46 hektar, tingkat kekeringan agak basah 46.042, 39 hektar, tingkat kekeringan normal adalah 14,02 hektar, tingkat kekeringan agak kering 5,99 hektar, dan tingkat kekeringan 4,57 hektar.Kata Kunci: Kesatuan Hidrologi Gambut, Sistem Informasi Geografis, Indeks Vegetasi (NDVI), Suhu Permukaan Tanah (LST), Tingkat Kekeringan TVDI ABSTRACT–Drought is the condition of the land in an area that experiences a shortage of water supply in the long term, ranging from several months to years. Peat Hydrological Unit is a unitary peat ecosystem which is very important in controlling forest and land fires. South Kalimantan has a peat ecosystem that must be protected, so that damage to peatlands due to drought can be minimized. Research to analyze the level of dryness of peatlands based on Landsat 8 OLI / TIRS imagery data and PHU data. Remote sensing and Geographical Information System (GIS) were used in this study to describe land conditions in the form of mapping. The Landsat 8 OLI / TIRS imagery used is the 2015 and 2018 image recording with 3 parameters, namely: TRMM rainfall, vegetation index (NDVI) and soil surface temperature (LST) which resulted in TVDI dryness levels. TVDI is divided into 5’classes: wet, slightly wet, normal, slightly dry, and dry. The results of the data processed in this study are a map of the level of dryness of peatlands in South Kalimantan which has TVDI in 2015 = (LST - (- 2.46 * NDVI + 23.57)) / (57.02-6.07 * NDVI) with a wet dryness level of 179,095.55 hectares, a slightly wet dryness level of 45,130.09 hectares, a normal dryness rate of 12.02 hectares, a slightly dry dryness level of 1.47 hectares. TVDI in 2018 = (LST - (- 2.16 * NDVI + 23.68)) / (60.53-7.47 * NDVI) with a wet drought level of 194,798.46 hectares, a slightly wet drought level was 46,042, 39 hectares, the level of normal drought is 14.02 hectares, the level of dryness is slightly dry at 5.99 hectares, and the level of dryness is 4.57 hectares.Keywords: Peat Hydrological Unit, Geographical Information System, Vegetation Index (NDVI), Land Surface Temperature (LST), Drought Level TVDI
Analisis Tingkat Resapan Air Menggunakan Sistem Informasi Geografis di Das Tabunio Ahmad Eko Saputra; Ichsan Ridwan; Nurlina Nurlina
Jurnal Fisika FLUX Vol 1, No 1 (2019): Jurnal Fisika Flux Edisi Khusus Januari 2019
Publisher : Lambung Mangkurat University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1139.048 KB) | DOI: 10.20527/flux.v1i1.6158

Abstract

The development of development that is so rapid causes more and more land to change into new buildings and settlements that have an impact on the reduction in the area of water catchment areas. Reduced water catchment areas will result in reduced groundwater reserves and will cause natural disasters such as floods. Based on this, efforts need to be made to determine the condition and distribution of water absorption in the Tabunio watershed area. In determining water absorption conditions there are four parameters, namely soil type, rainfall, land cover and slope. The data analysis method used is the overlay method with Geographic Information System (GIS) software. The results of data analysis showed that the study area with an area of 62,558.56 ha was divided into five conditions for water catchment areas. The water recharge conditions were very critical with an area of 32.38 ha, critical conditions covering 13,391.14, rather critical conditions covering an area of 35,769.47 ha, critical conditions ranging from 13,359.27 ha and natural normal conditions covering an area of 6.10 ha.
Analisis Kekeringan Menggunakan Metode Theory of Run pada Sub-sub DAS Riam Kanan Kalimantan Selatan Munasipah Munasipah; Nurlina Nurlina; Ichsan Ridwan
Jurnal Fisika FLUX Vol 1, No 1 (2019): Jurnal Fisika Flux Edisi Khusus Januari 2019
Publisher : Lambung Mangkurat University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1445.89 KB) | DOI: 10.20527/flux.v1i1.6145

Abstract

The drought is a routine problem that occurs at several region in Indonesia. Due to the drought, water depletion in the Riam kanan watershed sub-district is very large. Several methods are used to find out and analyze the drought that occurs, one of them is the Theory of Run method. The Theory of Run method is a method to calculate the drought index in the form of the longest duration and the largest number of droughts with a certain return period in some area. The results showed that the longest duration of drought occurred in 2009, for 12 months with the largest number of cumulative droughts was 1125 mm. Based on the drought level distribution map, Aranio Subdistrict was the worst region of drought. In 1998-2002, 2003-2007, 2008-2012, and 2013-2017 the area of drought reached 88,918.62 ha, 90,873.6 ha, all of the Aranio Subdistrict regions , and 69,710.34 ha, respectively.
Analisis Data Hotspot di Kawasan Strategis Provinsi (KSP) Rawa Batang Banyu Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2009–2018 Agda Primaraniyanti; Ichsan Ridwan; Sudarningsih Sudarningsih
Jurnal Fisika Flux: Jurnal Ilmiah Fisika FMIPA Universitas Lambung Mangkurat Vol 19, No 1 (2022): Jurnal Fisika Flux: Jurnal Ilmiah Fisika FMIPA Universitas Lambung Mangkurat
Publisher : Lambung Mangkurat University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1448.342 KB) | DOI: 10.20527/flux.v19i1.10758

Abstract

ABSTRACT− Forest and land fires are a very serious issue in Indonesia, especially in KSP Rawa Batang Banyu which has the potential to experience sustainable development. Hotspots created by NASA-FIRMS (National Aeronautics and Space Administration - Fire Information for Resource Management System) can indicate forest and land fires. The purpose of this study is to analyze the number and density of hotspots with the correlation between hotspots and rainfall with ONI and rainfall in the last 10 years (2009-2018). This study uses Spatial analysis, Time Series Analysis, Pearson Correlation analysis, with hotspot, rainfall, and ONI data that have been released. As a result, the hotspot density conditions in each region were concentrated in Cintapuri Darussalam, Banjar Regency and Binuang, Tapin Regency. Real-Time Analysis shows the highest number of hotspots in the 2009-2018 period reached its highest point in September. Pearson correlation analysis between hotspot and rainfall data shows a value of -0.224 which indicates that the relationship is very weak and inversely proportional. The correlation between ONI data and rainfall shows a value of -0.066 which indicates that the relationship is weaker than the previous correlation and also inversely proportional.
ANALISIS TINGKAT KERAWANAN DAN MITIGASI BENCANA BANJIR DI KECAMATAN ASTAMBUL KABUPATEN BANJAR Nurlina Nurlina; Ichsan Ridwan; Simon Sadok Siregar
Jurnal Fisika FLUX Vol 11, No 2 (2014): Jurnal Fisika FLUX Edisi Agustus 2014
Publisher : Lambung Mangkurat University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (123.413 KB) | DOI: 10.20527/flux.v11i2.3006

Abstract

Ditinjau dari aspek geologis, geografis, dan morfologis, Kalimantan Selatan merupakan salah satu provinsi yang rawan terhadap bencana banjir. Hampir setiap tahun bencana banjir terjadi, khususnya di wilayah Kabupaten Banjar. Banjir yang terjadi akibat luapan Sungai Riam Kiwa, Sungai Riam Kanan dan Sungai Martapura. Sedikitnya 64 desa pada bulan Januari 2012 di enam wilayah kecamatan yang berada di sepanjang Sungai Riam Kiwa dan Martapura terendam banjir. Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banjar menyebutkan, banjir yang melanda di Kecamatan Astambul merendam 17 desa dari 22 desa yang ada, dihuni oleh 1.985 Kepala Keluarga atau 6.000 jiwa. Salah satu penyebab timbulnya korban jiwa dan kerusakan/kerugian yang sering terjadi akibat bencana alam adalah karena masyarakat lalai dan tidak mengetahui bahwa daerah tempat tinggal mereka termasuk daerah yang rawan bencana banjir, serta kurangnya pengetahuan masyarakat tentang mitigasi dan kesiapsiagaan termasuk aparat/pihak-pihak yang bertanggung jawab dalam penanganan bencana. Untuk itu melalui kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat merupakan upaya nyata kepada Masyarakat Kecamatan Astambul untuk mengurangi resiko bencana banjir antara lain dalam bentuk pelatihan dan pembinaan penanggulangan banjir. Kegiatan ini untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang daerah rawan banjir. Oleh karena itu dilakukan analisis daerah rawan banjir dengan sistem bobot menggunakan parameter curah hujan, bentuk lahan, gradient sungai, kerapatan drainase, kemiringan lereng dan penggunaan lahan. Dari hasil analisa tingkat kerawanan di Kecamatan Astambul, luas daerah yang masuk kategori sangat rawan sebesar 81.501,76 ha atau 17,94 % dari luas wilayah dan kategori rawan 62.506,37 ha atau 13,76 %
Model SWAT (Soil and Water Assesment Tool) untuk Analisis Erosi dan Sedimentasi di Catchment Area Sungai Besar Kabupaten Banjar Indah Febrianti; Ichsan Ridwan; Nurlina Nurlina
Jurnal Fisika FLUX Vol 15, No 1 (2018): Jurnal Fisika Flux: Jurnal Ilmiah Fisika FMIPA Universitas Lambung Mangkurat
Publisher : Lambung Mangkurat University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1558.536 KB) | DOI: 10.20527/flux.v15i1.4506

Abstract

Erosion is a natural process that occurs naturally causing sedimentation in a stream. The transported sediment material can reduce channel capacity and increase the risk of flooding, as happened in the Big River Fishing Area, Karang Intan Subdistrict, Banjar District. Therefore it is necessary to determine the value of erosion and the latest sediment in order to be the basis of consideration of management actions. Watershed management analysis using hydrological model. Soil And Water Assessment Tool (SWAT) is one of the hydrological models that can be used to analyze erosion and sedimentation with parameters such as rainfall data, temperature, land cover, soil and slope. SWAT model simulation using land use data, soil, rainfall and climate data of 2016, the amount of sedimentation and erosion in Catchment Area of large river is 58,48 ton/ha/year and 4,82 ton/ha/year. The level of sedimency in the Catchment Area of the Great River which belongs to very low class is 1635,38 ha, low grade 57,31 ha, middle class 385,21 ha and very high class that is 3.221,48 ha. While the level of erosion that includes very light class of 2334,24 ha, lightweight 2.692.31 ha and middle class area of 272.83 ha.
ANALISIS LIMPASAN PERMUKAAN DAN PEMAKSIMALAN RESAPAN AIR HUJAN DI DAERAH TANGKAPAN AIR (DTA) SUNGAI BESAR KOTA BANJARBARU UNTUK PENCEGAHAN BANJIR Sri Rohyanti; Ichsan Ridwan; Nurlina Nurlina
Jurnal Fisika FLUX Vol 12, No 2 (2015): Jurnal Fisika FLUX edisi Agustus 2015
Publisher : Lambung Mangkurat University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (288.099 KB) | DOI: 10.20527/flux.v12i2.2613

Abstract

ABSTRAK. Perkembangan pembangunan yang begitu pesat cenderungmenyebabkan semakin banyaknya alih fungsi lahan yang berganti menjadi bangunan gedung-gedung dan permukiman baru yang berakibat pada semakin berkurangnya area resapan air. Air hujan yang tidak dapat meresap secara langsung ke dalam tanah akan menjadi limpasan. Limpasan yang tidak tertangani dengan baik akan menimbulkan berbagai masalah bagi masyarakat, terutama adalah banjir.Solusi yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan banjir terutama untuk daerah pemukiman padat atau yang mempunyai lahan resapan air hujan yang minim dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi biopori.Penelitian ini menganalisis limpasan dan pemaksimalan resapan air hujan di daerah tangkapan air sungai besar Kota Banjarbaru yang bertujuan menganalisa jumlah limpasan permukaan dan menetukan jumlah lubang resapan biopori yang diperlukan untuk mencegah banjir. Metode yang digunakan adalah metode analisis yang meliputi pegolahan data sekunder dari instansi dan data primer dari interprestasi citra dan pengukuran lapangan. Analisis spasial menggunkan overlay pada sistem informasi geografis. Hasil penelitian ini menunjukan debit limpasan di DTA Sungai Besar adalah 21,88 m3/detik atau  m3/jam dengan potensi banjir sebesar 47.963,01  m3. Diperlukan 48.454 Lubang Biopori untuk luas DTA Sungai Besar 1399,44 ha atau 33 sampai 36 Lubang Biopori per hektar. Kata Kunci:SIG, DTA Sungai Besar, Limpasan Permukaan, Biopori
PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PROTOTYPE SISTEM PARKIR Indah Ayu Septriyaningrum; Dodon T Nugrahadi; Ichsan Ridwan
KLIK- KUMPULAN JURNAL ILMU KOMPUTER Vol 3, No 2 (2016)
Publisher : Lambung Mangkurat University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/klik.v3i2.59

Abstract

Abstract Manual parking systems in mall parking lot services requires a more complex management and development system, not to mention its inefficiency. The information acquired from the parking manager about the the parking space conditions in the field is lacking every day. The purpose of this research is to design and develop a parking system prototype. The development method and system design for this research is the Waterfall method. The results obtained is that this system is able to detect the presence of a vehicle on a designated parking space, with the help of an Intel Galileo Board Gen 2 as the controller, an LDR (Light Dependent Resistor) sensor, and an ultransonic sensor (PING) as an auxiliary. The system is able to display parking activity on a web application, such as empty parking space conditions, occupied parking spaces, time of arrival, parking period, parking space capacity, and also able to display a graphic image of the parking space utilization. It can be concluded that the design and development of the system is successfully implemented.Key Word: Parking system, waterfall, Intel Galileo Board Gen 2, LDR (light dependent resistor) sensor, ultrasonic sensor Abstrak Sistem parkir manual pada pelayanan parkir mall memerlukan pengelolaan dan pengembangan sistem yang lebih rumit dan jauh dari kata efisien. Informasi yang didapatkan pengelola parkir terkait kondisi parkir di lapangan setiap harinya masih kurang. Tujuan dari penelitian ini adalah merancang dan mengembangkan prototype sistem parkir. Metode pengembangan dan perancangan sistem pada penelitian ini adalah metode Waterfall. Hasil yang didapatkan adalah sistem ini dapat mendeteksi keberadaan mobil pada slot parkir yang tersedia dengan bantuan Intel Galileo Board Gen 2 sebagai kontroler, sensor LDR (Light Dependent Resistor) dan sensor ultrasonik (PING) sebagai alat bantu pendeteksi keberadaan mobil. Sistem dapat menampilkan aktifitas parkir pada aplikasi web seperti kondisi lahan parkir kosong, lahan terisi, waktu masuk, waktu keluar, lama parkir dan kapasitas parkir yang tersedia serta grafik pemakaian lahan parkir. Dapat disimpulkan bahwa perancangan dan pengembangan sistem berhasil diimplementasikan.Kata Kunci : Sistem parkir, waterfall, Intel Galileo Board Gen 2,sensor LDR (Light Dependent Resistor), sensor ultrasonik