Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search

IMPLEMENTASI FUZZY SUGENO UNTUK MENENTUKAN KESESUAIAN TANAMAN KELAPA SAWIT PADA LAHAN GAMBUT Andi Farmadi; Ichsan Ridwan; Dwi Kartini
KLIK- KUMPULAN JURNAL ILMU KOMPUTER Vol 5, No 2 (2018)
Publisher : Lambung Mangkurat University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/klik.v5i2.176

Abstract

Determination of land suitability for a plant is needed to provide faster decision results , especially in determining the suitability of oil palm plants on peatlands , this determination is very important because most of the land in Kalimantan is an area with peat soil . Palm oil suitability variables were determined by 8 variables , namely soil depth , soil CEC , wet saturation , Ph H2O , C-Organic , N-Total , P2O5 and K2O , which were made in a fuzzy set system , field data onto the form of data taken in regional areas peat soil , then calculated using the fuzzy inference Sugeno method . The output of the calculation using fuzzy Sugeno gives exactly the same results as the decision given by the expert on the field data .Keywords: fuzzy, Sugeno, land suitability. Penentuan kesesuaian lahan terhadap suatu tanaman sangat dibutuhkan untuk memberikan hasil keputusan yang lebih cepat khususnya pada penentuan kesesuaian tanaman kelapa sawit pada lahan gambut, penentuan ini menjadi sangat penting karena sebagian besar lahan didaerah kalimantan adalah wilayah dengan tanah bergambut. Variabel kesesuaian tanaman kelapa sawit ditentukan dengan 8 variabel yaitu kedalaman tanah, KTK tanah, Kejenuhan basah, Ph H2O, C-Organik, N-Total, P2O5 dan K2O, yang dibuat dalam sistem himpunan fuzzy, data lapangan berupa data yang diambil pada wilayah daerah tanah bergambut, kemudian diihitung menggunakan fuzzy inferensi metode Sugeno. Hasil output perhitungan menggunakan fuzzy segeno memberikan hasil yang persis sama dengan keputusan yang diberikan oleh pakar terhadap data lapangan.Kata kunci: fuzzy, Sugeno, kesesuaian lahan.
ALGORITMA BOIDS DAN LOGIKA FUZZY PADA PERGERAKAN DAN PERILAKU NON PLAYER CHARACTERS PERMAINAN BORNEO MISSION Nur Hidayah; Muliadi Aziz; Ichsan Ridwan
KLIK- KUMPULAN JURNAL ILMU KOMPUTER Vol 3, No 1 (2016)
Publisher : Lambung Mangkurat University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/klik.v3i1.36

Abstract

Non Player Characters (NPC) is an important part of a computer game. Selection of independent action can make the game more interesting. The objective of this research is to build a 3D first person shooter game “Borneo Mission” which movement and behavior of NPC with boids algorithm and fuzzy logic. The game was built with Unity 3D. The result, drone movement without boids algorithm flies and rotate independently on its position, but with boids algorithm drone can flies together by separation, cohesion, and alignment to other. Drone behavior without fuzzy logic calculates player distance to drone, if distance less or equal 60 then drone will be attack. Drone with fuzzy logic can decides attack, avoid, or save the transciever. Implementation of boids algorithm and fuzzy logic can increase the complexity, game interest, and willing to return play. Keywords : First person shooter, boids algorithm, fuzzy logic, 3D game, unity 3D Non Player Characters (NPC) merupakan bagian penting di dalam sebuah permainan komputer. Pemilihan aksi yang independen mampu membuat permainan menjadi lebih menarik. Penelitian ini bertujuan membangun game first person shooter3D berjudul “Borneo Mission” dimana pergerakan dan perilaku non player characters dengan menerapkan algoritma boids logika fuzzy pada NPC. Game tersebut dibangun menggunakan Unity 3D. Hasil yang diperoleh, Pergerakan drone tanpa algoritma boids hanya terbang berputar secara sendiri pada pos yang telah ditentukan, adapun dengan algoritma boids drone dapat terbang secara berkelompok dengan mempertimbangan separation, cohesion, dan alignment dengan drone lain. Perilaku drone tanpa logika fuzzy hanya mempertimbangkan jarak pemain dengan drone, jika kurang dari sama dengan 60 maka drone akan menyerang. Adapun dengan logika fuzzy, drone dapat memutuskan menyerang, menghindar, atau menyelamatkan transciever. Penerapan algoritma boids dan logika fuzzy tersebut dapat meningkatkan kompleksitas, daya tarik permainan, dan keinginan untuk bermain kembali. Kata kunci : First person shooter, algoritma boids, logika fuzzy, game 3D, unity 3D.
Analisis Debit Limpasan Permukaan dan Pemetaan Tingkat Kerawanan Banjir Berbasis Sistem Informasi Geografis di Kecamatan Landasan Ulin Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan Muhammad Eksya Pratama Arieffullah; Ichsan Ridwan; Sudarningsih Sudarningsih
Jurnal Fisika Flux: Jurnal Ilmiah Fisika FMIPA Universitas Lambung Mangkurat Vol 19, No 2 (2022): Jurnal Fisika Flux: Jurnal Ilmiah Fisika FMIPA Universitas Lambung Mangkurat
Publisher : Lambung Mangkurat University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1684.747 KB) | DOI: 10.20527/flux.v19i2.12163

Abstract

Kalimantan Selatan dalam sinyal kuning status Siaga Darurat Bencana Banjir. Seluruh kabupaten/kota dilanda banjir yang tak hanya menggenangi rumah penduduk, tetapi menerjang dan menghancurkan infrastruktur jalan dan jembatan hingga memutuskan akses lalu lintas umum. Pada 12 Januari – 14 Januari 2021 terjadi cuaca ekstrem yakni hujan lebat disertai kilat/petir dan angin kencang yang berdampak banjir di sebagian besar wilayah Banjarmasin, Banjarbaru, Kabupaten Banjar, Tapin, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Utara, Balangan, dan Tabalong. Tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis debit limpasan permukaan dan memetakan tingkat kerawanan banjir di Kecamatan Landasan Ulin Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan menggunakan data citra SPOT 6 Kota Banjarbaru. Debit limpasan menggunakan metode rasional dan diperoleh nilai sebesar 229.568,57 m3 hari-1 dengan luas DTA sebesar 3.251.946,40 m2. Kemudian peta tingkat kerawanan banjir memiliki nilai sebesar 1,9 – 2,3 dengan klasifikasi aman banjir seluas 78.067,49 m2, 2,3 – 2,7 dengan klasifikasi tidak rawan banjir seluas 900.029,45 m2, 2,7 – 3,1 dengan klasifikasi rawan banjir seluas 1.459.619,99 m2, dan 3,1 – 3,5 dengan klasifikasi sangat rawan banjir seluas 817.421,39 m2.
EVALUASI DINAMIKA KERENTANAN LINGKUNGAN BERDASARKAN KERAPATAN VEGETASI DI DAERAH ALIRAN SUNGAI TABUNIO Syarifuddin Kadir; Ichsan Ridwan; Wahyuni Ilham; Nurlina Nurlina
Jurnal Hutan Tropis Vol 9, No 3 (2021): JURNAL HUTAN TROPIS VOLUME 9 NOMER 3 EDISI NOVEMBER 2021
Publisher : Lambung Mangkurat University-Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jht.v9i3.12335

Abstract

A Watershed is an ecosystem whose first component consists of natural resources vegetation, land, water, and human resources. Tabunio watershed covering an area of 62,558.56 hectares consists of 10 sub-watersheds. The Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) is used in vegetation density analysis. Vulnerability of environmental damage is the condition of a region that has the potential for environmental damage due to human activities and or activities that have the potential to cause environmental impacts.The purpose of vegetation density analysis is carried out for the evaluation of environmental vulnerability dynamics in Tabunio watershed, i.e: 1). Knowing changes in land cover; 2. Knowing the classification of vegetation density; 3. Determine efforts to increase vegetation density. The benefits of this analysis are to obtain directives that can have a positive impact on the control of flood suppliers' vulnerability and environmental vulnerability by determining forest and land rehabilitation techniques.Based on the results of mapping and analysis obtained: 1) changes in land cover in 2005-2020 are dominant in forest land cover, open land, settlements, plantations, swamp farming, shrubs, and mining; 2) Vegetation density in the upstream sub-watershed is dominated by the classification of dense and very tight vegetation density; 3) The green revolution of the upstream watershed is dominated for ecological purposes with dense and very close vegetation, the central part of the watershed is dominated for ecological, economic and social with tight vegetation, downstream green revolution watershed dominated for economic and social interests with dense and sparse vegetation
INFILTRASI PADA BERBAGAI TUTUPAN LAHAN DAS TABUNIO DAN MALUKA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Syarifuddin Kadir; Ichsan Ridwan; Nurlina Nurlina; Hanif Faisol; Badaruddin Badaruddin; Nur Syifa Yarnie; Yesi Eka Pratiwi
Jurnal Hutan Tropis Vol 10, No 3 (2022): Jurnal Hutan Tropis Volume 10 Nomer 3 Edisi November 2022
Publisher : Lambung Mangkurat University-Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jht.v10i3.14976

Abstract

Tutupan lahan dapat mempengaruhi sifat fisik tanah yang berhubungan dengan laju, kapasitas dan volume infiltrasi pada suatu lahan. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahuilajuinfiltrasisertamenganalisisbesarvolumedankapasitasinfiltrasi padabebagaitutupanlahan untuk merumuskan dan mengevaluasi kerentanan lingkungan di DAS Tabunio dan DAS Maluka. Kegiatan penelitian dilaksanakan di Sub DAS Amparo Kecil DAS Tabunio dan  Sub DAS Bati-Bati DAS Maluka Provinsi Kalimantan Selatan.Peralatan utama yang digunakan dalam metode penelitian ini adalah double ring infiltrometer, GPS (Global Positioning System), aplikasi GIS (Geographic Information System) untuk mengetahui kapasitas dan volume infiltrasi masing masing unit lahan. Sub DAS Amparo Kecil DAS Tabunio terlihat bahwa kerentanan lingkungan  yaitu: a) Kapasitas infiltrasi tertinggi terdapat pada lahan hutan sekunder muda yaitu 334,92 mm/jam dan volume infiltrasi tertinggi terdapat pada tutupan lahan hutan sekunder tua yaitu 307,37 mm3, sedangkan kapasitas dan volume infiltrasi terendah terdapat pada tutupan lahan semak belukar yaitu 49,12 mm/jam dan 27,85 mm3. b) Kerentanan lingkungan pada tutupan lahan semak belukar dengan laju infiltrasi 28,33 mm/jam, kapasitas 49,12 mm/jam dan volume infiltrasi 27,85 mm3Tutupan lahan dapat mempengaruhi sifat fisik tanah yang berhubungan dengan laju, kapasitas dan volume infiltrasi pada suatu lahan. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahuilajuinfiltrasisertamenganalisisbesarvolumedankapasitasinfiltrasi padabebagaitutupanlahan untuk merumuskan dan mengevaluasi kerentanan lingkungan di DAS Tabunio dan DAS Maluka. Kegiatan penelitian dilaksanakan di Sub DAS Amparo Kecil DAS Tabunio dan  Sub DAS Bati-Bati DAS Maluka Provinsi Kalimantan Selatan.Peralatan utama yang digunakan dalam metode penelitian ini adalah double ring infiltrometer, GPS (Global Positioning System), aplikasi GIS (Geographic Information System) untuk mengetahui kapasitas dan volume infiltrasi masing masing unit lahan. Sub DAS Amparo Kecil DAS Tabunio terlihat bahwa kerentanan lingkungan  yaitu: a) Kapasitas infiltrasi tertinggi terdapat pada lahan hutan sekunder muda yaitu 334,92 mm/jam dan volume infiltrasi tertinggi terdapat pada tutupan lahan hutan sekunder tua yaitu 307,37 mm3, sedangkan kapasitas dan volume infiltrasi terendah terdapat pada tutupan lahan semak belukar yaitu 49,12 mm/jam dan 27,85 mm3. b) Kerentanan lingkungan pada tutupan lahan semak belukar dengan laju infiltrasi 28,33 mm/jam, kapasitas 49,12 mm/jam dan volume infiltrasi 27,85 mm3
Analisis Tingkat Kekritisan Lahan di DAS Tabunio Kabupaten Tanah Laut Auliana Auliana; Ichsan Ridwan; Nurlina Nurlina
POSITRON Vol 7, No 2 (2017)
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Univetsitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1052.625 KB) | DOI: 10.26418/positron.v7i2.18671

Abstract

Lahan termasuk sumber daya yang penting untuk memenuhi kebutuhan hidup sehingga dalam pengelolaannya harus digunakan secara baik sesuai kemampuannya agar tidak menurunkan produktivitas lahan. Penggunaan lahan sering tidak memperhatikan kelestariannya terutama pada lahan-lahan yang mempunyai keterbatasan, baik keterbatasan fisika, maupun kimia dengan adanya kondisi ini apabila berlangsung terus menerus dikhawatirkan akan terjadi lahan kritis yang mengakibatkan penurunan kesuburan tanah dan produktivitas tanah. Lahan kritis didefinisikan sebagai lahan yang mengalami proses kerusakan fisik, kimia, dan biologi karena tidak sesuai pengguna dan kemampuannya, yang akhirnya membahayakan fungsi hidrologis, orologis, produksi pertanian, permukiman dan kehidupan sosial ekonomi dan lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis tingkat kekritisan lahan di DAS Tabunio dan menentukan daerah lahan kritis di DAS Tabunio. Metode yang digunakan dalam analisis spasial lahan kritis adalah metode skoring. Analisis spasial lahan kritis dilakukan dengan menumpangsusunkan (Overlay) beberapa parameter penentu lahan kritis seperti Peta Kemiringan Lereng, Peta Penutupan Tajuk, Peta Tingkat Bahaya Erosi (TBE) dan Peta Manajemen Lahan untuk memperoleh total skor dari masing-masing unit lahan dan hasil berupa peta lahan kritis dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG). Hasil analisis menunjukkan DAS Tabunio memiliki lima kategori tingkat kekritisan lahan yaitu lahan yang termasuk kriteria Sangat Kritis seluas 71,68 ha atau 0,11%, Kritis seluas 1.320,60 ha atau 2,11 %, Agak Kritis seluas 8.090,73 atau 12,93 %, Potensial Kritis seluas 30.657,21 ha atau 49,01 % dan Tidak Kritis seluas 22.418,34 ha atau 35,84 % sedangkan Luas lahan kritis di DAS Tabunio yaitu seluas 1.392,26 ha atau 2,22 % dimana hasil tersebut penjumlahan dari tiga kawasan yaitu kawasan hutan lindung seluas 836,08 ha, kawasan budidaya pertanian seluas 355,33 ha dan kawasan hutan lindung di luar kawasan hutan seluas 200,85 ha. 
Analisis Sebaran dan Kerapatan Hutan Mangrove Menggunakan Landsat 8 di Kabupaten Tanah Bumbu Kalimantan Selatan Mikhail Rohim; Ichsan Ridwan; Fahruddin Fahruddin
Jurnal Natural Scientiae Vol 1, No 1 (2021): November 2021
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jns.v1i1.4425

Abstract

Mangroves are plants that live on beaches and river mouths, where these areas experience ups and downs of sea water. Around 3 million hectares of mangrove forest grow along 95,000 kilometers of Indonesia's coast, which is 23% of the world's total mangrove ecosystem. Indonesia's mangrove ecosystems are located in Papua, Kalimantan and Sumatra. This study aims to measure the distribution and density of mangrove forests in Tanah Bumbu Regency, South Kalimantan using Landsat 8 imagery with the support vector machine (SVM) classification method. Meanwhile, the density value was determined using the Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) method. The results show that the mangrove distribution area is 2448.84 ha, of which the widest mangrove distribution is in the Simpang Empat area with an area of 1702.62 ha. Based on these results, it shows that the mangrove forest area in Tanah Bumbu Regency still has a fairly dense mangrove area.
Identifikasi Penggunaan Lahan Menggunakan Metode Klasifikasi Maksimum Likelihood Pada Citra Satelit Landsat 8 OLI/TIRS Di Kabupaten Lamandau Provinsi Kalimantan Selatan Tengah Nadia Anugrahi Lestari; Ichsan Ridwan; Fahruddin Fahruddin
Jurnal Natural Scientiae Vol 1, No 1 (2021): November 2021
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jns.v1i1.4426

Abstract

Land use is a form of the influence of human activities on part of the physical surface of the earth. Land use will increase if the population increases. Activities carried out by humans can be in the form of building settlements, plantations and agriculture and cannot be separated from spatial problems because they are related to land use. Research aims to identify the land use and create distribution maps of land use in the district of Central Kalimantan province Lamandau using Landsat Satellite Imagery 8 OLI/TIRS. The land use classification uses the maximum likelihood classification method. The result of this research is a map of land use distribution in Lamandau Regency which has an area of approximately 486,738 ha. The results of this study obtained 7 classes of land use in Lamandau Regency, namely forests with an area of 182,383 ha, shrubs 118,263 ha, oil palm plantations 74,666 ha, mixed gardens 51,117 ha, settlements 28,742 ha, agriculture 28,087 ha and rivers 3,480 ha.
ANALISIS ALIRAN PERMUKAAN DAN DEBIT PUNCAK DI CATCHMENT AREA SUNGAI HAURAN MENGGUNAKAN MODEL AGNPS (AGRICULTURAL NON POINT SOURCE POLLUTION MODEL) Titin Fahriana; Nurlina Nurlina; Ichsan Ridwan
Jurnal Natural Scientiae Vol 3, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jns.v3i1.8749

Abstract

Aliran permukaan merupakan air yang mengalir di permukaan tanah dan merupakan curah hujan yang mengalir ke sungai atau saluran danau dan laut. Di daerah beriklim basah bentuk aliran yang mengalir dikenal sebagai aliran permukaan. Debit adalah laju aliran air (dalam bentuk volume air) yang melewati suatu penampang melintang sungai persatuan waktu. Penelitian ini dilakukan di Catchment Area Sungai Hauran karena dapat dikatakan sebagai daerah tangkapan air bagian hulu dari Sub Sub DAS Apukan, Sub DAS Banyu Hirang, DAS Maluka. Analisis Aliran permukaan dan debit puncak dapat menggunakan Agricultural Non Point Source Pollution Model (AGNPS). Pengolahan data menggunakan model AGNPS diperoleh nilai tertinggi aliran permukaan pada sebesar 7,366 mm. Nilai aliran permukaan yang tinggi terdapat pada daerah tangkapan hulu, hal ini di pengaruhi oleh tekstur tanah dan tutupan lahan pada area tersebut. Besar nilai debit puncak pada outlet keluaran model AGNPS sebesar 3,063 m3/s , sedangkan nilai debit puncak tertinggi yaitu sebesar 3,390 m3/s 
ANALISIS BANJIR SUNGAI MENGGUNAKAN MODEL HEC-RAS DI WILAYAH DAS TABANIO KABUPATEN TANAH LAUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Prayogo, Shonu Dwi; Syahdan, Muhammad; Ridwan, Ichsan; Rifa’i, Muhammad Ahsin
EnviroScienteae Vol 19, No 4 (2023): ENVIROSCIENTEAE VOLUME 19 NOMOR 4, NOVEMBER 2023
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/es.v19i4.17817

Abstract

This study aims to determine the amount of water runoff and water depth in the Tabanio Watershed, Tanah Laut Regency. The study was conducted using the HEC-RAS software to generate a flood simulation model. Data analysis included Digital Elevation Model for National Scale (DEMNAS) data, flood discharge data, rainfall data, river bathymetry, and tidal data. DEMNAS data was obtained from the website of the National Geospatial Information Agency (BIG), rainfall data was obtained from the Center for Hydrometeorology and Remote Sensing (CHRS) website. Rainfall data analysis involves selecting the maximum daily rainfall value to determine the flood discharge. The hourly flood discharge is calculated using the Synthetic Unit Hydrograph method with the Nakayasu approach. River bathymetry data is processed as additional data for DEM, with interval recording done every 0.2 seconds. Tide data was obtained through prediction based on the location constant closest to the research area and analyzed using the Pasut.exe software for a period of 6 days. Based on the results of flood analysis research using the HEC-RAS model in the Tabanio Watershed, Tanah Laut Regency, South Kalimantan Province, it can be concluded that the model results show the water depth and area of water runoff at maximum discharge. as follows: less than 0.5 meters with a very low category covering an area of 4,168.86 hectares, 0.51 to 1.5 meters with a low category covering an area of 6,417.79 hectares, 1.51 to 2.5 meters with a medium category covering an area of 1,987, 25 hectares, 2.51 to 3.5 meters with a high category of 741.47 hectares, and above 3.51 meters with a very high category of 113.69 hectares. So that the total water runoff reaches 13,429.05 hectares.