Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

PENTINGNYA PENDIDIKAN BAGI MASA DEPAN Ripai, Ahmad
-
Publisher : akultas Ilmu Trabiyah dan Keguruan IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK                                                       Secara institusional, pendidikan yang menyelenggarakan satu paket pelaksanaan, pendaya-gunaan dan pengembangan pendidikan memiliki tugas dan tanggung jawab untuk membina usaha pendidikan di masa depan masyarakat (peserta didiknya). Masa depan manusia, tidak sebatas subyek yang secara seratus persen menentukan arah kehidupan, melainkan manusia dan masa depan yang semakin banyak bergantung pada satu kondisi yang mereka ciptakan sendiri. Masa depan manusia, akan hadir dari dua arah yaitu: masa depan hasil dari proses sejarah yang mengikuti jarum peristiwa alam, dan masa depan hasil rekayasa budaya manusia hari ini. Lingkaran kedua kondisi seperti ini mau tidak mau hadir di lingkungan pendidikan dunia dan pendidikan masa kini. Empat Potensi Pendidikan terhadap Dunia Masa Depan. Signifikansi pendidikan di hari esok, dapat diringkas dalam empat butir, yaitu: (1) pendidikan itu penting, karena pendidikan merupakan wahana yang telah teruji untuk implementasi nilai-nilai masyarakat yang selalu berubah-ubah dan hasrat masyarakat yang menimbulkan nilai-nilai baru. (2) Pendidikan itu bagaikan kaca, yang merefleksikan kehi-dupan masyarakat; sekolah tidak menciptakan hari esok, melainkan menyuguhkan cermin-cermin kebudayaan yang selalu berubah-ubah, dan menyiapkan anak-anak untuk berperan serta untuk mendapatkan jalan hidup yang lebih baik, (3) banyak masalah pokok yang dapat diatasi oleh pendidikan melalui sekolah-sekolah; tentu jika pengertian tujuan pendidikan dapat diperoleh kembali, (4) Pentingnya pendidikan di dunia ini adalah, karena timbulnya fleksibilitas dan respons terhadap perubahan dan alternatif pendidikan.
PENGEMBANGAN TEKNIK BERPIKIR BERPASANGAN BERBAGI PEMBELAJARAN MENULIS TEKS DRAMA YANG BERMUATAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA Ripai, Ahmad
Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 1 No 2 (2012): November 2012
Publisher : Pascasarjana Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (294.463 KB)

Abstract

Benchmarking of the Split-Step Fourier Method on Solving a Soliton Propagation Equation in a Nonlinear Optical Medium Ripai, Ahmad; Abdullah, Zulfi; Syafwan, Mahdhivan; Hidayat, Wahyu
Jurnal Ilmu Fisika Vol 12, No 2 (2020): Published in September 2020
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jif.12.2.105-112.2020

Abstract

Benchmarking of the numerical split-step Fourier method in solving a soliton propagation equation in a nonlinear optical medium is considered. This study is carried out by comparing the solutions calculated by numerics with those obtained by analytics. In particular, the soliton propagation equation used as the object of observation is the nonlinear Schrödinger (NLS) equation, which describes optical solitons in optical fiber. By using the split-step Fourier method, we show that the split-step Fourier method is accurate. We also confirm that the nonlinear and dispersion parameters of the optical fiber influence the soliton propagation.
Kebutuhan Guru dalam Pengembangan Buku Bahasa Indonesia SMA Berbasis Sintaksis Septiana, Ika; Asropah, Asropah; Ripai, Ahmad
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Vol 5, No 2 (2021): Juli
Publisher : LPPM Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jppp.v5i2.34274

Abstract

Guru Bahasa Indonesia SMA dalam pembelajaran Bahasa Indonesia yaitu guru masih kurang dapat memahami materi Bahasa Indonesia yang berkaitan dengan ilmu Sintaksis. Salah satunya mengenai struktur kalimat dan jenis kalimat. Dalam penempatan struktur kalimat masih dirasakan ada kesulitan. Hal itu membuat pemahaman guru berbeda dengan guru lain. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kebutuhan guru dalam pengembangan buku Bahasa Indonesia SMA berbasis Sintaksis. Penelitian ini merupakan penelitian R&D dan dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Sumber data penelitian adalah guru Bahasa Indonesia SMA Kota Semarang. Teknik pengambilan data dengan cara pendistribusian angket secara daring, wawancara, dan FGD daring kemudian dianalisis dengan mengguakan teknik analisis data kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian analisis kebutuhan awal ini diperoleh hasil bahwa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, ilmu Sintaksis masuk dalam pembahasan pembelajaran Bahasa Indonesia SMA. Kurikulum yang saat ini digunakan adalah kurikulum 2013 revisi. Dalam kurikulum ini pembelajaran Bahasa Indonesia berbasis teks. Materi Bahasa Indonesia dalam beberapa teks pembelajaran terdapat pembahasan yang berkaitan dengan ilmu Sintaksis yaitu mengenai pembahasan kalimat.
PEMANFAATAN MEDIA PADLET.COM DALAM PEMBELAJARAN TEKS HIKAYAT SEKOLAH MENENGAH ATAS KOTA SEMARANG Safitri, Novalina; Ripai, Ahmad
Jurnal Edukasi Khatulistiwa : Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 7, No 2 (2024): Oktober 2024
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/ekha.v7i2.78617

Abstract

Di era digital ini, penggunaan teknologi dalam dunia pendidikan semakin meluas. Pendidik mulai mengenalkan teknologi dalam proses pembelajaran ke peserta didik agar mereka mengetahui perkembangan zaman sekarang. Perkembangan teknologi digital yang semakin canggih ini juga menciptakan laman-laman yang dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran. Bentuk media pembelajaran yang terhubung dengan teknologi ialah padlet. Padlet adalah sebuah aplikasi daring gratis yang dapat diibaratkan sebagai papan tulis daring. Selain itu, padlet dapat dimanfaatkan baik oleh peserta didik maupun guru untuk berbagi catatan pada satu halaman yang sama. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya pemanfaatan media yang berbasis teknologi ke dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Tujuan penelitian ini untuk mengenalkan peserta didik dengan media padlet yang merupakan teknologi berbasis pendidikan ke peserta didik yang bisa membuat peserta didik terlibat secara aktif dan mendorong kolaborasi, pemikiran kritis, dan kreatif. Metode deskriptif kualitatif yang digunakan dengan teknik pengumpulan data wawancara, observasi, dan dokumentasi. Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas X-11 di SMA N 9 Semarang. Hasil dari penelitian ini menunjukkan dalam penggunaan padlet di proses pembelajaran memiliki beberapa manfaat, termasuk meningkatkan keterlibatan dan antusiasme peserta didik, serta berfungsi sebagai platform untuk diskusi, umpan balik, kerja kelompok, dan dokumentasi portofolio.
IMPLEMENTASI ASESMEN DIAGNOSTIK NON-KOGNITIF GAYA BELAJAR DENGAN MEDIA GOOGLE FORM DI SMK KOTA SEMARANG Viani, Yetty Okta; Ripai, Ahmad
Jurnal Edukasi Khatulistiwa : Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 7, No 1 (2024): April 2024
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/ekha.v7i1.78559

Abstract

This research aims to describe the results of the non-cognitive diagnostic assessment of learning styles of Class X PM 1 students at SMK Kota Semarang, namely SMK Negeri 2 Semarang, using words and charts. This research method is descriptive qualitative and quantitative, known as mixed methods. Data sources for this research include primary data collected directly individually from student responses via Google Form as well as secondary data from libraries or archives related to student learning styles from tutor teachers. The data collection technique uses a written exam, namely ten multiple choice questions presented online using Google Form media. The results of the study describe the learning styles of class X PM 1 at SMKN 2 Semarang varying with a ratio of 27,3% to visual learning styles, 31.8% to auditory learning styles and 68,2% to kinesthetic learning styles. The most dominant variation in learning styles of students in schools is the dominant kinesthetic learning style. Keywords: assesment diagnostic, learning style, non-cognitive.  AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hasil asesmen diagnostik non-kognitif gaya belajar peserta didik Kelas X PM 1 di SMK Kota Semarang, yakni SMK Negeri 2 Semarang dengan kata-kata dan bagan. Metode penilitian ini adalah deskriptif kualitatif dan kuantitatif, dikenal sebagai metode campuran. Sumber data penelitian ini meliputi data primer yang dikumpulkan langsung secara individu dari tanggapan peserta didik melalui google form serta data sekunder dari perpustakaan atau arsip terkait gaya belajar peserta didik dari pendidik pamong. Data dikumpulkan dengan ujian tertulis, yakni sepuluh soal pilihan ganda yang disajikan secara online menggunakan media google form. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peserta didik kelas X PM 1 SMK Negeri 2 Semarang memiliki gaya belajar yang beragam, dengan pembagian persentase sebesar 27,3% untuk gaya belajar visual 31,8% untuk gaya belajar audiovisual, dan 68,2% untuk gaya belajar kinestetik. Variasi gaya belajar peserta didik di sekolah yang paling dominan adalah   gaya belajar kinestetik yang dominan.Kata Kunci: asesmen diagnostik, gaya belajar, non-kognitif
KEMAMPUAN AWAL GURU SD PADA PEMBELAJARAN MENDONGENG ANTI BULLIYING BERBANTUKAN MEDIA SHADOW THEATRE Septiana, Ika; Muhajir, Muhajir; Ripai, Ahmad
Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 7, No 1 (2024): Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/kumawula.v7i1.51547

Abstract

Bullying merupakan tindakan perundungan yang bisa terjadi pada siapa saja dan di mana saja. Bahkan juga bisa terjadi pada orang-orang yang ada di sekitar.  Bullying juga bisa terjadi di dunia pendidikan seperti di lingkungan sekolah. Perundungan atau bullying dapat dihindarkan dengan cara menumbuhkan sikap kasih sayang, empati, tolong menolong sesama teman maupun orang sekitar. Sikap mengganggu tumbuh dengan maksud ingin menunjukkan kekuatan, melihat orang lain lebih rendah, dan keinginan mengalahkan orang lain. Hal itu dapat diminimalkan dengan menumbuhkan jiwa kasih sayang, empati, tolong menolong melalui kegiatan bercerita. Hal itu dikarenakan dengan cerita, anak tidak merasa digurui. Anak akan mengambil pelajaran dari pesan yang disampaikan dalam cerita dan mengidentifikasikan dirinya melalui tokoh-tokoh ditunjukkan dalam cerita. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa dongeng dipilih untuk mengatasi banyaknya bullying yang terjadi di sekolah. Guru melibatkan peserta didik dalam bercerita dengan menggunakan media seperti media Shadow Theatre. Berdasarkan hasil pengabdian yang telah dilakukan disimpulkan bahwa materi ajar dongeng diajarkan di Sekolah Dasar. Hal itu sesuai dengan indikator atau tujuan pembelajaran yang ada di kurikulum SD mata pelajaran Bahasa Indonesia. Bahkan guru-guru Sekolah Dasar Kecamatan Karangawen juga mengajarkan mendongeng kepada peserta didik. Berdasarkan data awal pengabdian diperoleh mengenai aspek pengetahuan tentang bullying, sebanyak 75% guru-guru memahami tentang bullying. Aspek bullying terjadi di sekolah, sebanyak 75% terjadi di SD. Aspek materi, 82% responden mengakui tidak mengaitkan topik bullying dalam pembelajaran. Aspek media, pengetahuan guru tentang penggunaan media Shadow Theatre sebanyak 96% responden kurang memahami mengenai media Shadow Theatre. Aspek jenis kekerasan, bahwa jenis kekerasan yang dipahami responden, yaitu kekerasan psikis.  Bullying terjadi di sekolah akan tetapi tema ini tidak banyak diangkat atau dikaitkan guru dalam pembelajaran di sekolah. Bullying is an act of bullying that can happen to anyone and anywhere. It can even happen to people around you. Bullying can also occur in the world of education, such as in the school environment. Bullying or bullying can be avoided by cultivating an attitude of compassion, empathy, and helping fellow friends and those around you. Disruptive attitudes grow intending to show strength, see others as inferior, and the desire to defeat others. This can be minimized by cultivating a spirit of compassion, empathy, and helping through storytelling activities. This is because, with stories, children do not feel patronized. Children will learn from the messages conveyed in the story and identify themselves through the characters shown in the story. This is the reason why fairy tales were chosen to overcome the amount of bullying that occurs in schools. Teachers involve students in telling stories using media such as Shadow Theater media. Based on the results of the service that has been carried out, it is concluded that fairy tale teaching material is taught in elementary schools. This is per the indicators or learning objectives in the elementary school curriculum for Indonesian language subjects. Even Karangawen District Elementary School teachers also teach storytelling to students. Based on initial service data obtained regarding aspects of knowledge about bullying, as many as 75% of teachers understand bullying. Aspects of bullying occur in schools, as much as 75% occur in elementary schools. In terms of material, 82% of respondents admitted that they did not relate the topic of bullying to learning. Media aspect, teachers' knowledge about the use of Shadow Theater media as much as 96% of respondents do not understand about Shadow Theater media. Aspects of types of violence, namely the type of violence that respondents understand, namely psychological violence. Bullying occurs in schools, but this theme is not often raised or related by teachers in school learning.
Pergeseran dan Pemertahanan Bahasa Daerah Pengrajin Kayu di Kabupaten Tegal Amalia, Ayu Rizqi; Muhajir, Muhajir; Ripai, Ahmad
Jurnal Bahasa dan Sastra Vol 12, No 2 (2024)
Publisher : Faculty of Languages and Arts, Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/jbs.v12i2.128059

Abstract

This research examines the maintenance and shift of Javanese and other regional languages among wood craftsmen in Tegal Regency, Indonesia. Regional languages are integral to cultural identity, and their retention or shift reflects broader social and cultural dynamics. Using a qualitative case study approach, data was collected through observation, interviews, questionnaires, and documentation. The study employs thematic analysis to provide an in-depth understanding of language use patterns. Findings reveal a linguistic dualism in the community. While Indonesian dominates formal situations, reflecting adaptation to broader communication needs, Javanese and other regional languages prevail in daily interactions, indicating the continuity of local cultural traditions. This language shift and maintenance are influenced by social context, education, and work environment factors. The study contributes to our understanding of language ecology in multilingual Indonesian contexts, drawing on Fishman's domain analysis. It highlights how communities navigate between national and regional languages, adapting to different communication needs while preserving cultural identity. These findings have implications for language policy and cultural preservation efforts in Indonesia, particularly in balancing national unity with linguistic diversity.
Puisi Era Kecerdasan Buatan Andrian, Setia Naka; Ripai, Ahmad
Proceedings Series on Social Sciences & Humanities Vol. 20 (2024): Prosiding Pertemuan Ilmiah Bahasa & Sastra Indonesia (PIBSI XLVI) Universitas Muhamm
Publisher : UM Purwokerto Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pssh.v20i.1392

Abstract

Tantangan baru bagi para penulis puisi pada era kecerdasan buatan. Para penulis puisi berhadapan langsung dengan robot pencipta puisi yang dapat menulis secara cepat dalam hitungan beberapa detik saja. Dengan hanya memberikan perintah tertentu, sudah dengan mudah dapat memberikan permintaan yang diinginkan seseorang dalam proses penulisan puisi. Setelah sebelumnya proses penciptaan puisi dianggap cenderung lebih sederhana jika dibandingkan dengan prosa dan drama, kini selepas kelahiran mesin kecerdasan buatan tersebut proses penciptaan puisi tentu dianggap lebih mudah lagi. Bahkan, tidak jarang para guru di sekolah menganjurkan untuk menulis puisi menggunakan mesin kecerdasan buatan yang lebih dikenal dengan istilah Artificial Intelligence (AI) dengan beragam jenis aplikasi mesinnya. Dalam hal ini digunakan analisis konten sebagai sebuah metode yang berupaya menyuguhkan bagaimana analisis teks puisi yang dihasilkan oleh AI untuk mengidentifikasi pola, tema, dan gaya yang muncul atau yang dihasilkan. Teknik yang digunakan tersebut berupaya membantu memahami bagaimana karakteristik puisi yang dihasilkan oleh AI dan dihadapkan atau dibandingkan dengan puisi yang dibuat oleh manusia.
Kebutuhan Guru dalam Pengembangan Buku Bahasa Indonesia SMA Berbasis Sintaksis Septiana, Ika; Asropah, Asropah; Ripai, Ahmad
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Vol. 5 No. 2 (2021): Juli
Publisher : LPPM Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jppp.v5i2.34274

Abstract

Guru Bahasa Indonesia SMA dalam pembelajaran Bahasa Indonesia yaitu guru masih kurang dapat memahami materi Bahasa Indonesia yang berkaitan dengan ilmu Sintaksis. Salah satunya mengenai struktur kalimat dan jenis kalimat. Dalam penempatan struktur kalimat masih dirasakan ada kesulitan. Hal itu membuat pemahaman guru berbeda dengan guru lain. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kebutuhan guru dalam pengembangan buku Bahasa Indonesia SMA berbasis Sintaksis. Penelitian ini merupakan penelitian R&D dan dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Sumber data penelitian adalah guru Bahasa Indonesia SMA Kota Semarang. Teknik pengambilan data dengan cara pendistribusian angket secara daring, wawancara, dan FGD daring kemudian dianalisis dengan mengguakan teknik analisis data kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian analisis kebutuhan awal ini diperoleh hasil bahwa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, ilmu Sintaksis masuk dalam pembahasan pembelajaran Bahasa Indonesia SMA. Kurikulum yang saat ini digunakan adalah kurikulum 2013 revisi. Dalam kurikulum ini pembelajaran Bahasa Indonesia berbasis teks. Materi Bahasa Indonesia dalam beberapa teks pembelajaran terdapat pembahasan yang berkaitan dengan ilmu Sintaksis yaitu mengenai pembahasan kalimat.