Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search

Micro Teaching Pada Pembelajaran Sejarah Untuk Kesiapan Pengenalan Lingkungan Persekolahan (PLP) Sondarika, Wulan
Wahana Pendidikan Vol 10, No 2 (2023): Agustus
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/jwp.v10i2.8755

Abstract

    Penelitian ini bertujuan untuk melatih keterampilan mahasiswa dalam proses pembelajaran profesional calon guru Pedidikan Sejarah terutama dalam menyiapkan mahasiswa pada Pengenalan Lingkungan Persekolahan (PLP). Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kualitatif. Adapun Langkah-langkahnya yaitu; (1) Identifikasi masalah; (2) Literature riview (penelusuran pustaka); (3) Menentukan tujuan penelitian; (4) Pengumpulan data; (5) Analisis dan interpretasi data; (6) Pelaporan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswa semester VI yang akan melaksanakan PLP di semester VII Sebagian besar tidak siap untuk melaksanakan praktik, hal ini dapat dilihat dari kesiapan mereka dalam melaksanakan praktik pada mata kuliah Micro teaching serta kesiapan mahasiswa dalam menggunakan perangkat serta materi ajar yang akan disampaikan pada peserta didik. Kesimpulannya bahwa dengan adanya mata kuliah Micro Teaching pada kurikulum di Program Studi Pendidikan Sejarah sangat membatu mahasiswa pendidikan sejarah yang akan melaksanakan PLP di sekolah baik SMP maupun SMA.
NILAI-NILAI FILOSOFI UPACARA ADAT SURA DI NAGARAHERANG TADIKMALAYA SEBAGAI PENGUATAN KARAKTER SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH DI KELAS X SMAN 1 CIMARAGAS (Studi Kasus Di Kelas X Ips 1) Sehabudin, Cepi; Soedarmo, Uung Runalan; Sondarika, Wulan
J-KIP (Jurnal Keguruan dan Ilmu Pendidikan) Vol 5, No 2 (2024): JUNI
Publisher : Faculty of Teacher Training and Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/j-kip.v5i2.12156

Abstract

Nilai-nilai filosofi yang terkandung dalam Upacara Adat Sura menjelaskan bahwa terdapat nilai karakter yang dapat di implementasikan kepada siswa dalam pembelajaran sejarah, sebagai penguatan karakter agar mempunyai nilai karakter yang baik untuk dirinya sendiri dan bagi masa depannya sebagai penerus bangsa. Metode penelitian yang digunakan yaitu kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dalam Upacara Adat Sura terdapat nilai filosofi diaantaranya berdoa,bersyukur,gotong royong,bekerja keras,kreatif. Sebagai penguatan karakter dalam pembelajaran sejarah, 11 karakter diantaranya: nilai religius, nilai jujur, nilai toleransi, nilai disipilin, nilai kerja keras, nilai kreatif, nilai mandiri, nilai cinta tanah air, nilai cinta damai, nilai peduli sosial dan nilai tanggung jawab. Sedangkan pemamfaatan nilai filosofi dalam tradisi upacara adat satu sura sebagai penguatan karakter tersebut dapat membantu siswa menjadi manusia yang mempunyai karakter baik untuk kehidupannya. Implementasi nilai-nilai filosofi Upacara Adat Sura dilakukan dua kali pertemuan, nilai-nilai tersebut dapat diintegrasikan ke dalam pembelajaran sejarah sebagai penguatan karakter terhadap siswa. Hasil dari pembelajaran sejarah dari nilai-nilai filosofi yang terkandung dalam Upacara Adat Sura sebagai penguatan karakter dapat memberikan dampak positif bagi peserta didik, untuk menjadi mahluk sosial yang hidup dilingkungan sekolah maupun dilingkungan masyarakat.
NILAI KARAKTER BERBASIS NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL KESENIAN KUDA LUMPING DI SUKAMULYA–CIAMIS PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI KELAS X IPS-4 SMAN 1 CIHAURBEUTI Sukma, Raisya Arya; Soedarmo, Uung Runalan; Sondarika, Wulan
J-KIP (Jurnal Keguruan dan Ilmu Pendidikan) Vol 5, No 1 (2024): FEBRUARI
Publisher : Faculty of Teacher Training and Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/j-kip.v5i1.11952

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja nilai-nilai karakter berbasis kearifan lokal kesenian Kuda Lumping di Desa Sukamulya dan juga untuk mengetahui pemanfaatan nilai karakter berbasis nilai-nilai kearifan lokal di siswa kelas X IPS-4 SMA Negeri 1 Cihaurbeuti. Penelitian yang digunakan yaitu metode kualitatif. Teknik pegumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian Nilai Karakter Berbasis Nilai-nilai Kearifan Lokal Kesenian Kuda Lumping di Sukamulya–Ciamis Pada Mata Pelajaran Sejarah di Kelas X IPS-4 SMAN 1 Cihaurbeuti, mengetahui apa saja nilai-nilai karakter berbasis kearifan lokal kesenian Kuda Lumping di Desa Sukamulya. Terdapat 13 nilai karakter yang terkandung dalam kearifan lokal kesenian tradisional kuda lumping di Desa Sukamulya. Mengetahui hasil pemanfaatan nilai karakter berbasis nilai-nilai kearifan lokal di siswa kelas X IPS-4 SMA Negeri 1 Cihaurbeuti, melalui pembelajaran Sejarah Indonesia pada materi “Akulturasi Budaya”. Pemanfaatan nilai karakter ini dilakukan sebanyak dua kali pertemuan dan pembelajaran menggunakan media pembelajaran audio visual dan presentasi bergambar. Pemanfaatan nilai karakter siswa ini diupayakan dan dilakukan oleh guru baik dalam proses pembelajaran maupun di luar jam pembelajaran.
PERANAN HERMAN SARENS SOEDIRO DALAM KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA (1942-1950) Nursanti, Tita; Soedarmo, Uung Runalan; Sondarika, Wulan
J-KIP (Jurnal Keguruan dan Ilmu Pendidikan) Vol 4, No 1 (2023): FEBRUARI
Publisher : Faculty of Teacher Training and Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/j-kip.v4i1.8959

Abstract

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui biografi Herman Sarens Soediro, dan untuk mengetahui peranan Herman Sarens Soediro dalam kemerdekaan Republik Indonesia (1942-1950). Metode yang digunakan adalah metode historis meliputi tahapan heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Hasil penelitian menunjukan, Herman Sarens dalam perjalanan hidupnya telah mengabdikan diri bagi almamaternya yaitu Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan darat (AD). Herman lahir di kota Pandeglang, Banten, Jawa Barat pada 24 Mei 1930. Karier militer Herman dimulai pada tahun 1945 sebagai Tentara Pelajar Siliwangi (TPS) Garut. Saat itu usianya tergolong muda karena masih 15 tahun.  Memasuki tahun 1950 Herman masuk ke dalam jajaran perwira TNI di Divisi Siliwangi. Keberhasilan Herman Sarens Soediro sebagai perwira pertama Tentara Pelajar Siliwangi (TPS) di kota Banjar untuk menghubungi serta meminta bantuan logistik kepada MBTD (Markas Besar Tentara Djawa) di Yogyakarta. Herman telah menjadi gerilyawan yang memanggul senjata dan menghalau musuh. Seperti menumpas penjajah dan aksi-aksi pemberontakan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Diantaranya bergerilya di daerah Banjar-Ciamis, menumpasan PKI Madiun, dan pengusiran Belanda di daerah Subang dibawah perintah Markas Besar Komando Djawa (MBKD). 
Dampak Perang Bubat Terhadap Identitas Dan Kebudayaan Masyarakat Sunda Sondarika, Wulan; Ratih, Dewi; Herdianto, Heri
Jurnal Artefak Vol 11, No 2 (2024): September
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/ja.v11i2.16397

Abstract

Penelitian ini berupaya mengkaji lebih lanjut bagaimana peristiwa Perang Bubat berdampak terhadap identitas dan kebudayaan masyarakat Sunda dari masa ke masa. Fokus kajian ini adalah pada bagaimana masyarakat Sunda menginternalisasi peristiwa tersebut dan menjadikannya bagian penting dari narasi budaya dan sejarah mereka. Penelitian ini bertujuan untuk memahami dinamika perubahan identitas masyarakat Sunda pasca-Perang Bubat, dan bagaimana peristiwa ini terus mempengaruhi pandangan mereka terhadap sejarah dan kebudayaan hingga era kontemporer. Metode dalam penelitian ini yaitu metode kulitatif dengan pendekatan historis dengan langkah penelitian; identifikasi masalah, pengumpulan data, kritik Sumber, analisis data, interpretasi dan historiografi. Hasil penelitian dampak Perang Bubat terhadap identitas dan kebudayaan masyarakat Sunda menunjukkan bahwa peristiwa ini tidak hanya menjadi bagian dari sejarah, tetapi juga membentuk persepsi dan sikap budaya yang bertahan lama. Perang Bubat menguatkan identitas budaya Sunda yang berpusat pada nilai-nilai kehormatan, kemandirian, dan sikap perlawanan terhadap dominasi eksternal. Meskipun sebagian dari dampak ini mulai terkikis oleh perubahan zaman, trauma kolektif yang ditinggalkan Perang Bubat masih mempengaruhi cara pandang masyarakat Sunda dalam hubungan antar-etnis hingga saat ini.
STRUKTUR CERITA RAKYAT MASYARAKAT KAMPUNG ADAT KUTA Mulyani, Sri; Noviadi, Andri; Sondarika, Wulan; Herdiana, Herdiana; Andini, Siti
Literasi : Jurnal Bahasa dan Sastra Indonesia serta Pembelajarannya Vol 8, No 2 (2024): JURNAL LITERASI OKTOBER 2024
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/literasi.v8i2.16680

Abstract

Kajian struktur yang merupakan bagian dari cerita rakyat yang ada di wilayah Kabupaten Ciamis. Penelitian ini dapat menjadi solusi dalam mengatasi kepunahan sebuah aset budaya bangsa dan merupakan aset kebuadayaan daerah yang merupakan salah satu kearifan lokal yang kini semakin hari semakin dilupakan dan hilang di telan jaman seiring dengan perkembangan jaman dan teknologi yang semakin pesat. Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif etnografi. Objek yang diteliti yakni lingkungan dan masyarakat sekitar kampung adat kuta termasuk kuncen yang beraada di kampung adat tersebut. Teknik pengumpulan data melalui studi pustaka, wawancara terhadapa masyarakat dan kuncen/ juru kunci. Adapun hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah terinventarisasinya cerita rakyat masayarakat adat kampung kuta sebagai sebuah cerita rakyat yang dapat terdokuemntasikan dalam bentuk sebuah tulisan atau buku yang dapat di baca dan dipelajari oleh semua kalangan. Dengan hasil tersebut, semoga nantinya dapat menjadi bahan rujukan para praktisi, akademisi dan budayawan dalam rangka mengembangkan dan menjaga kelstarian sebuah kearifan lokal dalam bentuk cerita rakyat yang ada di wilayah Tambaksari Rancah Kabupaten Ciamis.
Nilai-Nilai Kearifan Lokal Tradisi Nyiramkeun Pusaka Di Museum Talagamanggung Kecamatan Talaga Kabupaten Majalengka Saadah, Eliana; Soedarmo, Uung Runalan; Sondarika, Wulan
J-KIP (Jurnal Keguruan dan Ilmu Pendidikan) Vol 5, No 3 (2024): OKTOBER
Publisher : Faculty of Teacher Training and Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/j-kip.v5i3.15568

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: bagaimana pelaksanaan tradisi Nyiramkeun Pusaka di Museum Talagamanggung dan apa saja nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung dalam tradisi Nyiramkeun Pusaka. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan etnografi. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi Nyiramkeun Pusaka dilaksanakan setiap hari Senin tanggal belasan akhir bulan Syafar di Desa Talagawetan Kecamatan Talaga Kabupaten Majalengka, tradisi ini diawali dengan kirab pusaka dari bumi ageung menuju kantor Kecamatan Talaga setelah itu menuju Museum Talagamanggung. Selanjutnya pembukaan, pembacaan dawuh puja ratu sabda raja 1540 M, sambutan, hadoroh, menyatukan ci nyusu atau tujuh sumber mata air, prosesi Nyiramkeun Pusaka, do’a, penutup dan diakhiri dengan makan bersama. Nilai-nilai kearifan lokal tradisi Nyiramkeun Pusaka diantaranya ada nilai religius, nilai toleransi, nilai pedagogis, nilai disiplin, nilai estetika, nilai sosial, nilai ekonomi, nilai gotong royong, nili demokratis dan nilai etika.
Nilai-Nilai Kearifan Lokal Kesenian Beluk di Kampung Adat Kuta Kecamatan Tambaksari Kabupaten Ciamis Apriani, Nita Dewi Putri; Sondarika, Wulan; Sudarto, Sudarto
Jurnal Artefak Vol 12, No 1 (2025): April
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/ja.v12i1.18112

Abstract

Beluk art is closely related to wawacan literature which is still preserved by the Kuta village community. This art is estimated to have existed when Nyi Dewi Sri or Nyi Pohaci told how to farm, because rice is a source of human life. However, lately, beluk art has been rarely played by the younger generation, they generally do not know this traditional music. This study aims to describe the values of local wisdom of Beluk art in the Kuta - Ciamis Traditional Village. The method used is a qualitative ethnographic method through the steps of observation, interviews and documentation. The results of the study indicate that Beluk art has a value that is deeply rooted in the traditions of the Kuta Village community, this is because the area is an area that is backed by an agricultural community. This art has existed since long ago which is used as a performance when cutting rice. In the 2000s, this art was rarely performed because there was no young generation who wanted to continue it. So the development of this art began to fade. In the past, this art only focused on cutting rice which was always carried out during the harvest season, but now this art is performed during certain events. The values contained in it include religious values, socio-cultural, historical, aesthetic, creative, national spirit, love of the homeland, togetherness, environmental preservation, education, cultural identity, and the value of simplicity.
Revitalisasi Nilai-Nilai Budaya: Memperkuat Jati Diri dan Ketahanan Budaya Lokal Melalui e-book Sejarah Untuk Siswa Sekolah Menengah Atas di Kabupaten Ciamis Ratih, Dewi; Sondarika, Wulan; Suryana, Aan; Ramdani, Dadan; Melindawati, Melin
Jurnal Ketahanan Nasional Vol 31, No 1 (2025)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jkn.101999

Abstract

ABSTRACTThis research explores the revitalization of cultural values and national identity building through the development of a history e-book aimed at high school students in Ciamis Regency, Indonesia. The research aims to assess how digital resources can enhance local cultural resilience and foster a sense of belonging among youth.Using Participatory Rural Appraisal (PRA) and Participatory Learning and Action (PLA) approaches as methodological frameworks, the research involved active participation from teachers in training, mentoring, practical application, and evaluation to assess the effectiveness of these digital resources in promoting cultural awareness and resilience as well as involving students in the process of developing teaching materials.The findings highlight the important role of participatory methods in engaging students and educators, leading to a deeper appreciation of local heritage and improved cultural identity. The results show that integrating local history into educational materials has a positive impact on students' understanding and appreciation of their cultural heritage, leading to increased engagement with local traditions and values. The resulting history e-book not only improves students' historical knowledge but also strengthens local cultural identity and resilience. This research concludes that the integration of cultural values in education can contribute to the development of local identity and resilience.
TATA LETAK PUSAT PEMERINTAHAN KABUPATEN GALUH MASA R.A.A KUSUMADININGRAT TAHUN 1839-1886 Andriyani, Risna; Wijayanti, Yeni; Sondarika, Wulan
J-KIP (Jurnal Keguruan dan Ilmu Pendidikan) Vol 2, No 1 (2021): FEBRUARI
Publisher : Faculty of Teacher Training and Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/j-kip.v2i1.4767

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tata letak pusat pemerintahan Kabupaten Galuh masa R.A.A Kusumadiningrat tahun 1839-1886. Metode penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan metode sejarah yang meliputi heuristik, kritik, interpretasi dan Historiografi. Heuristik dilakukan dengan teknik wawancara dan literatur. Kritik yang terdiri dari kritik eksternal dan kritik internal. Interpretasi dilakukan dengan menggabungkan fakta dan Historiografi. Hasil dari penelitian ini yaitu Kondisi Kabupaten Galuh Abad ke-19 masa pemerintah Hindia Belanda yang memiliki perubahan dalam kehidupan masyarakat Galuh dalam bidang ekonomi, bidang politik, sosial budaya, pendidikan dan agama. Tata Letak Kabupaten Galuh masa R.A.A Kusumadiningrat memiliki kota kolonial, yang terdapat gabungan antara tata kota pribumi dengan tata kolonial. Tata Kota pribumi terdapat bangunan masjid, keratin dan alun-alun. Sedangkan Tata Kota Kolonial terdapat kantor pos, gedung asisten residen.