Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

PENINGKATAN APRESIASI SISWA TERHADAP NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MEDIA TRADISI SEDEKAH LAUT CILACAP Sudarto Sudarto
Jurnal Artefak Vol 8, No 2 (2021): September
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (455.366 KB) | DOI: 10.25157/ja.v8i2.6713

Abstract

Penelitian bertujuan meningkatkan apresiasi siswa terhadap nilai-nilai kearifan lokal dengan dampak pengiringnya peningkatan hasil belajar sejarah. Model pembelajaran yang digunakan adalah model kooperatif tipe group investigation berbantu media tradisi sedekah laut Cilacap. Penelitian ini merupakan Classroom Action Research dengan tiga siklus tindakan. Prosedur kerja pelaksanaan tindakan melalui enam langkah GI dengan lima kegiatan yakni: 1) Apresiasi (langkah 1 GI); (2) eksplorasi (langkah 2 dan 3 GI); (3) elaborasi (langkah 4 dan 5 GI); (4) konfirmasi (langkah 6 GI); dan (5) penutup. Adapun teknik pengumpulan data yaitu; observasi, dokumentasi, wawancara, test, dan angket. Analisis data menggunakan deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Penelitian dilaksanakan di SMA Islam Darul Ulum Cipari pada kelas X.IPS Tahun Ajaran 2020/2021. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Penerapan model kooperatif tipe GI dengan media tradisi sedekah laut efektif meningkatkan hasil belajar sejarah dari Nilai rata-rata 6,00 dengan ketuntasan hasil belajar 40,63% presentasi hasil prestasi 75,00% pada siklus I, mengalami peningkatan menjadi 7,08 dengan ketuntasan belajar 78,13% presentasi hasil prestasi 83,27% pada siklus II, dan meningkat kembali menjadi 7,88 dengan ketuntasan 93,75% presentasi hasil belajar 87,50%; (2) Penerapan pembelajaran ini meningkatkan apresiasi siswa, terlihat dengan presentase peningkatan skala sikap 84,37% (siklus I), menjadi 93,75% (siklus II), pada siklus III sebesar 96,88%.The research aims to increase students' appreciation of the values of local wisdom with the accompanying impact of increasing historical learning outcomes. The learning model used is a cooperative model with the type of group investigation assisted by the Cilacap sea alms tradition media. This research is a Classroom Action Research with three cycles of action. The work procedure for implementing the action goes through six GI steps with five activities, namely: 1) Appreciation (step 1 GI); (2) exploration (GI steps 2 and 3); (3) elaboration (steps 4 and 5 GI); (4) confirmation (step 6 GI); and (5) closing. The data collection techniques are; observation, documentation, interviews, tests, and questionnaires. Data analysis used quantitative and qualitative descriptive. The research was carried out at SMA Islam Darul Ulum Cipari in class X.IPS for the 2020/2021 Academic Year. The results showed: (1) The application of the GI type cooperative model with the sea alms tradition media effectively increased history learning outcomes from an average value of 6.00 with complete learning outcomes 40.63% presentation of achievement results 75.00% in the first cycle, experiencing an increase to 7.08 with 78.13% learning completeness presentation of 83.27% achievement results in the second cycle, and increasing again to 7.88 with 93.75% learning completeness presentation of 87.50% learning outcomes; (2) The application of this learning increases student appreciation, as seen by the percentage increase in the attitude scale from 84.37% (cycle I), to 93.75% (cycle II), in the third cycle it is 96.88%.
EKSISTENSI PELABUHAN KALIPUCANG SEBAGAI SALAH SATU JALUR ALTERNATIF PENYEBERANGAN JAWA BARAT - JAWA TENGAH Sudarto Sudarto
Jurnal Artefak Vol 2, No 2 (2014): Agustus (Media Cetak)
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (301.486 KB) | DOI: 10.25157/ja.v2i2.1068

Abstract

Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa Pelabuhan Penyeberangan Kalipucang dibangun melalui Keputusan Menteri Perhubungan nomor KM 176 tahun 1986, pembangunan tersebut dilatarbelakangi oleh perlunya sarana transportasi air terhadap masyarakat Kalipucang untuk menyeberang ke daerah Laguna Segara Anakan Jawa Tengah begitupun sebaliknya. Selain digunakan oleh masyarakat kedua daerah tersebut, Pelabuhan Penyeberangan Kalipucang juga digunakan sebagai alternative bagi wisatawan asing dan local untuk berwisata bahari ke daerah Laguna Segara Anakan dan sekitarnya. Dampak sosial dari pendirian Pelabuhan Penyeberangan Kalipucang bergeraknya kegiatan masyarakat baik di Kalipucang maupun daerah seberang sungai Citanduy khususnya di Laguna Segara Anakan Jawa Tengah untuk melakukan kegiatan sehari-hari. Dampak ekonomi bagi masyarakat kedua daerah tersebut yaitu sebagai jalur utama keluar-masuknya bahan-bahan pokok seperti sayur-mayur, ikan dan kebutuhan lainnya. Kesimpulan dari uraian di atas yang dapat ditarik oleh penulis, dimana pembangunan memang penting, namun harus doperhatikan dampak dari pembangunan tersebut terhadap masyarakat, baik secara sosial maupun ekonomi.Kata Kunci: Pelabuhan Kalipucang, Objek Wisata dan Sosial-EkonomiABSTRACTIn this study concluded that the Port Crossing Kalipucang built through the Minister of Transportation number KM 176 in 1986, the construction is motivated by the need to transport water to the community Kalipucang to cross over to Chicks Segara Laguna area of Central Java and vice versa. Besides being used by people of both the regions, the Port Crossing Kalipucang also be used as an alternative for local and foreign tourists to travel to the local marine lagoon and surrounding Segara Chicks. The social impact of the establishment of the Port Crossing Kalipucang activity movement both in the community and the area across the river Kalipucang Citanduy especially in Laguna Segara Puppies Central Java to perform daily activities. Economic impact for the people of both the regions as the main exit-entry point staples such as vegetables, fish and other needs. Conclusions from the above description that can be drawn by the author, where development is important, but should doperhatikan impact of these developments on society, both socially and economically.Keywords: Kalipucang harbor, attractions and Socio-Economic
PERBANDINGAN FILSAFAT CINA DENGAN FILSAFAT INDIA Sudarto Sudarto
Jurnal Artefak Vol 3, No 2 (2015): Agustus (Media Cetak)
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (271.198 KB) | DOI: 10.25157/ja.v3i2.1096

Abstract

Salah satu yang menjadi perdebatan beberapa kalangan mengenai filsafat India adalah apakah posisi filsafat India itu bisa dikategorikan sebagai aliran filsafat atau tidak. Ini pun berangkat dari sebagian kalangan, terutama barat ada yang tidak menerima kedatangan pemikiran India itu masuk dalam ranah filsafat. Dikatakan demikian sebab melihat latarbelakang munculnya filsafat ini berlandaskan pada mitos atau ritus keagamaan, sedangkan konsep rasionalitas (logika) tidak ditemukan. Oleh sebab itu, filsafat India dianggap sebagai pemikiran yang hanya berbicara masalah keagamaan atau spritula saja, sementara sistematika filsafatnya tidak menonjol. Hal itu pun dilihat dari sistem ajaran Hindu dan Buddha yang di dalamnya memang banyak bicara terkait kedekatan manusia dengan sang pencipta atau dewa-dewa yang diyakini. Mengamati perkataannya seorang pemikir, Raju mengatakan bahwa filsafat India memiliki metafisika yang sulit dan sangat kompleks, yang seharusnya teori-teori epistimologi dan bahkan metafisika merupakan bagian penting dan esensial filsafat India karena Ia harus menjadi filsafat kehidupan.  Semantara filsafat yang diajarkan dalam pemikirn India itu lebih dekat dengan pandangan hidup (way of live) yang dilaksanakan oleh pengikut pengikutnya.Kata Kunci: Ajaran, Filsafat Cina dan IndiaABSTRACTOne of the debate in some quarters about the Indian philosophy is whether the position of Indian philosophy that could be categorized as a school of philosophy or not. It also departs from some quarters, especially the west there who do not accept the arrival of Indian thought it was in the realm of philosophy. It was said, because the background on the emergence of this philosophy is based on myth or religious rites, while the concept of rationality (logic) can not be found. Therefore, the philosophy of India is considered as a thought which only speaks of religious issues or spritula only, while the systematic philosophy does not stand out. It was seen from the Hindu and Buddhist teachings of the system in which it is a lot of talk related to human closeness to the creator or the gods were believed to be. Viewing his words a thinker, Raju said that India has a metaphysical philosophy that is difficult and very complex, which is supposed theories and even metaphysics epistimologi an important and essential part of Indian philosophy because he must be a philosophy of life. Semantara philosophy taught in pemikirn India was closer to the view of life (way of live) carried out by his followersKeywords: Teachings, philosophy of China and India
PENYULUHAN TENTANG ARTI PENTINGNYA PENETAPAN CAGAR BUDAYA BAGI JURU PELIHARA DI KABUPATEN CIAMIS Yat Rospia Brata; Yeni Wijayanti; Sudarto Sudarto
Abdimas Galuh Vol 4, No 2 (2022): September 2022
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/ag.v4i2.7689

Abstract

Penetapan cagar budaya sangat penting bagi perlindungan hukumnya. Obyek yang diduga cagar budaya selama belum mendapatkan penetapan, maka kedudukannya lemah dimata hokum. Hal inilah yang perlu disampaikan pada juru pelihara yang notabene memiliki kewenangan lokal dan berkontribusi dalam lestari kembangnya situs yang menjadi tanggungjawabnya. Perlu diketahui bahwa situs-situs di Kabupaten Ciamis yang sudah teregistrasi nasional sekitar 444 situs, namun baru empat situs yang ditetapkan pada tahun 2021 yaitu, Situs Karangkamulyan, Situs Astana Gede Kawali, Situs Gunung Susuru, dan Situs Samida. Empat situs lagi akan ditetapkan pada tahun 2022 ini. Sasaran kegiatan mencakup para juru pelihara di Kabupaten Ciamis.Tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan wawasan juru pelihara (jupel) di Kabupaten Ciamis tentang pentingnya penetapan Cagar Budaya sehingga akan menumbuhkan kesadaran dalam pelestarian cagar budaya dan kecintaan terhadap tanah air. Metode yang digunakan adalah penyuluhan dan diskusi. Materi terkait undang-undang yang menauingi cagar budaya disampaikan melalui penyuluhan, sedangkan permasalahan dan rencana tindak lanjut serta solusi didiskusikan bersama. Hasil yang diharapkan setelah kegiatan ini adalah meningkatnya kesadaran dan pemahaman jupel serta bertambahnya penetapan cagar budaya secara signifikan di Kabupaten Ciamis dengan dorongan dari para jupel. Perlindungan hukum terhadap kawasan cagar budaya yang menjadi sengkata semakin kuat.
Nilai-Nilai Kearifan Lokal Tradisi Ruwahan Desa Sindangsari - Banjarsari Kabupaten Ciamis Neli Rahmawati; Yat Rospia Brata; Agus Budiman; Sudarto Sudarto
Jurnal Artefak Vol 10, No 2 (2023): September
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/ja.v10i2.12232

Abstract

This study aims to determine the implementation and reveal the values of local wisdom in the Ruwahan Tradition in Sindangsari Village, Banjarsari District, Ciamis Regency. The method used in this study is historical qualitative, namely 1) heuristics, 2) criticism, 3) interpretation, and 4) historiography. Besides that, it also uses the Anthropological Method, a Socio-Cultural research method (culture domain), by using triangulation or several methods when collecting and analysing analyses simultaneously (observations, interviews, literature studies, and field notes). The data collection used in this research is 1) a Literature Study and) a Field Study. The results of this study indicate that the Ruwahan Tradition is still being preserved to this day. At the same time, the local wisdom values of the Ruwahan Tradition can be seen from the Relationship between Humans and humans (hablum minannas), Human Relations with Nature (hablum minalalam), Human Relations and God (hablum minallah). The benefit of this research is as information material about the Ruwahan Tradition in Sindangsari Village, Banjarsari District, Ciamis Regency, and it is hoped that the community will feel proud and continually preserve it as a local cultural entity in a region.
Mabokuy Sebagai Wujud Kesadaran Ecoliteracy Masyarakat Purwaraja – Rajadesa Kusmayadi, Yadi; Sudarto, Sudarto
Jurnal Artefak Vol 11, No 1 (2024): April
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/ja.v11i1.14135

Abstract

Mabokuy hadir sebagai bentuk kreasi seni modern yang menggabungkan antara unsur seni kerajinan dan pertunjukan merupakan hasil pemikiran, keahlian, keterampilan, olah rasa, dan khayalan seniman dengan realitas yang terjadi saat ini. Lahir atas dasar keprihatinan terutama makin terkikisnya kesadaran budaya dan hilangnya ketakdiman masyarakat terhadap alam. Tujuan penelitian ini mengidentifikasi, mendeskripsikan secara utuh dan komprehensif wujud kesenian Mabukuy, mengungkapkan nilai kearifan lokal dan maknanya dalam menjaga tradisi leluhur serta mempertahankan kelestarian lingkungan. Peneliti menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan etnografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makna filosofis bambu dalam kesenian ini sebagai simbol keberanian, keindahan alam, kekuatan, ketangguhan, ketahanan, keluwesan, kesetiaan, dan penghormatan. Hal ini tercermin dalam berbagai jenis kesenian dan tradisi Sunda yang menggunakan bambu sebagai bagian penting dari unsur-unsur budaya dan kehidupan masyarakatnya. Nilai yang tak terkira dari kesenian ini adalah kekuatan ekspresif mempromosikan budaya berkelanjutan dan membangun kesadaran selain sebagai sarana hiburan dan edukasi masyarakat.
Mabokuy Sebagai Wujud Kesadaran Ecoliteracy Masyarakat Purwaraja – Rajadesa Kusmayadi, Yadi; Sudarto, Sudarto
Jurnal Artefak Vol 11, No 1 (2024): April
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/ja.v11i1.14135

Abstract

Mabokuy hadir sebagai bentuk kreasi seni modern yang menggabungkan antara unsur seni kerajinan dan pertunjukan merupakan hasil pemikiran, keahlian, keterampilan, olah rasa, dan khayalan seniman dengan realitas yang terjadi saat ini. Lahir atas dasar keprihatinan terutama makin terkikisnya kesadaran budaya dan hilangnya ketakdiman masyarakat terhadap alam. Tujuan penelitian ini mengidentifikasi, mendeskripsikan secara utuh dan komprehensif wujud kesenian Mabukuy, mengungkapkan nilai kearifan lokal dan maknanya dalam menjaga tradisi leluhur serta mempertahankan kelestarian lingkungan. Peneliti menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan etnografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makna filosofis bambu dalam kesenian ini sebagai simbol keberanian, keindahan alam, kekuatan, ketangguhan, ketahanan, keluwesan, kesetiaan, dan penghormatan. Hal ini tercermin dalam berbagai jenis kesenian dan tradisi Sunda yang menggunakan bambu sebagai bagian penting dari unsur-unsur budaya dan kehidupan masyarakatnya. Nilai yang tak terkira dari kesenian ini adalah kekuatan ekspresif mempromosikan budaya berkelanjutan dan membangun kesadaran selain sebagai sarana hiburan dan edukasi masyarakat.
Potensi Sintren Sebagai Sumber Nilai dan Spiritual Masyarakat Petani Patimuan Sudarto, Sudarto; Nurholis, Egi; Brata, Yat Rospia
Jurnal Artefak Vol 11, No 2 (2024): September
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/ja.v11i2.16437

Abstract

Sintren sebagai seni pertunjukan tradisional warisan budaya masyarakat petani, muncul sebagai ekspresi budaya yang signifikan dalam masyarakat petani Patimuan. Artikel ini mengeksplorasi potensi kesenian Sintren sebagai sumber nilai dan spiritualitas, dengan menekankan perannya dalam identitas masyarakat, kohesi sosial, dan pengayaan spiritual. Fokus utamanya pada nilai spiritual dalam sintren, nilai budaya serta perubahan dan tantangan di era globalisasi yang makin menggerus seni tradisional tersebut. Melalui analisis kualitatif dan keterlibatan masyarakat, studi ini menyoroti bagaimana kesenian Sintren yang tidak hanya sebagai upaya melestarikan warisan budaya tetapi juga menumbuhkan rasa memiliki dan tujuan tertentu di antara para petani. Berdasarkan penggalian potensinya didapatkan hasil bahwa Sintren sebagai sumber nilai dan spiritualitas masyarakat petani Patimuan, sekaligus sebagai media mentransmisikan cerita-cerita dan ajaran spiritual dari generasi ke generasi. Sebagai upaya mendidik masyarakat tentang pentingnya hidup selaras dengan norma-norma budaya dan agama.
Potensi Sintren Sebagai Sumber Nilai dan Spiritual Masyarakat Petani Patimuan Sudarto, Sudarto; Nurholis, Egi; Brata, Yat Rospia
Jurnal Artefak Vol 11, No 2 (2024): September
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/ja.v11i2.16437

Abstract

Sintren sebagai seni pertunjukan tradisional warisan budaya masyarakat petani, muncul sebagai ekspresi budaya yang signifikan dalam masyarakat petani Patimuan. Artikel ini mengeksplorasi potensi kesenian Sintren sebagai sumber nilai dan spiritualitas, dengan menekankan perannya dalam identitas masyarakat, kohesi sosial, dan pengayaan spiritual. Fokus utamanya pada nilai spiritual dalam sintren, nilai budaya serta perubahan dan tantangan di era globalisasi yang makin menggerus seni tradisional tersebut. Melalui analisis kualitatif dan keterlibatan masyarakat, studi ini menyoroti bagaimana kesenian Sintren yang tidak hanya sebagai upaya melestarikan warisan budaya tetapi juga menumbuhkan rasa memiliki dan tujuan tertentu di antara para petani. Berdasarkan penggalian potensinya didapatkan hasil bahwa Sintren sebagai sumber nilai dan spiritualitas masyarakat petani Patimuan, sekaligus sebagai media mentransmisikan cerita-cerita dan ajaran spiritual dari generasi ke generasi. Sebagai upaya mendidik masyarakat tentang pentingnya hidup selaras dengan norma-norma budaya dan agama.
MAKNA SIMBOLIS TRADISI SAWAKA PADA MASYARAKAT BOLENGLANG KERTASARI Silviani, Pani; Sudarto, Sudarto
SWADESI: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sejarah Vol 3, No 2 (2024): SWADESI: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sejarah
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/swadesi.v3i2.86553

Abstract

Tradisi Sawaka tidak hanya dipandang sebagai peristiwa penting dalam kehidupan individu, tetapi juga sebagai bagian dari kebudayaan yang beragam dan unik. Penelitian ini bertujuan mengungkap makna simbolis benda-benda yang digunakan dalam tradisi Sawaka dengan berfokus pada lima syarat ritual, yaitu belut atau sidat, ayam jantan sempurna, kelapa kuning, uang koin, dan bunga 7 rupa. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan etnografi. Data diperoleh melalui wawancara, observasi, dan telaah dokumen atau arsip. Data yang sudah terkumpul,kemudian dilakukan analisis yang terdiri dari kondensasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makna simbolis pada ragam benda-benda ritual merupakan simbol pengharapan, doa dan cita-cita keluarga untuk si jabang bayi kelak setelah lahir ke dunia, sehingga dapat memiliki kepribadian dan jiwa sesuai dengan makna yang di simbolkan pada benda-benda ritual tersebut terutama dalam menjalani hidup dan kehidupannya.