Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

Integrasi Sentrifugasi Suhu Rendah dengan Optimasi Ekstraksi Enzimatis Minyak Mata Tuna menggunakan Response Surface Methodology: Integration of Low Temperature Centrifugation with Optimization of Tuna Eye Oil Enzymatic Extraction Using Response Surface Methodology Wini Trilaksani; Bambang Riyanto; Tati Nurhayati; Joko Santoso; Ikram Abi Hamzah Kurniawan
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 24 No 3 (2021): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 24(3)
Publisher : Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17844/jphpi.v24i3.36652

Abstract

Tuna eye oil which is rich in omega-3 fatty acids eicosapentaenoic acid and docosahexaenoic acid can be obtained by low temperature extraction however the yield was not optimum yet. The yield value of tuna eye oil can be increased with enzymatic hydrolysis. Response Surface Methodology (RSM) can help analyze the effect of factors on the response to optimize the conditions of enzymatic hydrolysis. The purpose of this study was to maximization of oil yield, determine the optimum conditions for enzymatic extraction of tuna eye oil with different papain enzyme concentration and hydrolysis time using central composite design-face centered (CCDFC) modeling on RSM and determination of oil characteristics. The validation optimum of the enzymatic hydrolysis resulted in a yield value of 11.24±0.09% at the concentration of 1.02% papain enzyme for 3 hours. The EPA and DHA content of tuna eye oil at the optimum condition was classified as very high, 6.02% EPA and 30.30% DHA from 99.90% of the total identified fatty acids.
Desain Pangan Instan Gizi Khusus Lansia Berbasis Binte Biluhuta Diperkaya Nanomineral Tulang Ikan Bambang Riyanto; Wini Trilaksani; Vegatarani Aulia Azzahra
Jurnal FishtecH Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/fishtech.v9i2.9923

Abstract

Various instant foods for the elderly began to be developed. Binte biluhuta is an indigenous nusantara soup from Gorontalo with the main ingredient are corn and skipjack. The unique characteristic of soup is potential became special food that can be served for elderly, how ever the calcium content that is very low and the presence of oxalic acid still being abstacle. Fish bone was a natural source of calcium. The research objectives were to design special nutrient instant food for elderly based on binte biluhuta indigenous food from Gorontalo enriched with fish bone nanomineral. The research included calcination of fish bones at a temperature of 600 ?C for 6 hours and reduced the size with nanomilling became nanomineral. Binte biluhuta cream soup was designed according to the Recommended daily intake (RDI) of the elderly. Characteristics quality was determined in order to develop microwave cooking. Particle size of nanomineral catfish bone was 70-100 nm, white color and contained 852000 ± 15.08 mg/Kg calcium, phosphorus 146300 ± 43.89 mg/Kg and magnesium 4410 ± 0.44 mg/Kg. Binte biluhuta instant cream soup with rasio of corn and fish 15: 1 served using microwave cooking and fortified 0.84 g nanomineral fish bone from 30 g binte biluhuta instant cream soup, contained 57470.39 ± 57.87 mg/Kg amino acids and 1.08 ± 0.06 mg/Kg oxalic acid. Binte biluhuta instant cream soup as much 30 g can fulfilled the needs of elderly calcium 51.47% and energy 88.65 Kcal.
Karakteristik Daging Tiruan (Meat Analog) dengan Optimasi Formulasi Substitusi Rumput Laut menggunakan Mixture Design: Characteristics of Meat Analog with Formula Optimization of Seaweed Substitution using Mixture Design Bambang Riyanto; Utami Dyah Syafitri; Joko Santoso; Endina Fatihah Yasmin
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 25 No 2 (2022): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 25(2)
Publisher : Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17844/jphpi.v25i2.39942

Abstract

Meat analog atau daging alternatif berbasis protein nabati telah memberikan preferensi konsumen akan pentingnya kesehatan. Potensi alami dengan karakteristik fungsional rumput laut menawarkan perspektif baru meat analog. Konsep rancangan serta strategi formulasi menjadi awal yang sangat penting. Penelitian bertujuan menentukan karakteristik daging tiruan (meat analog) dengan optimasi formulasi substitusi rumput laut menggunakan mixture design. Penelitian meliputi karakterisasi bahan penyusun, rancangan formulasi dan pembuatan daging tiruan, optimasi formulasi substitusi rumput laut menggunakan mixture design serta perbandingan karakteristik daging tiruan substitusi rumput laut dan meat analog komersial. Formula optimal daging tiruan menggunakan mixture design menghasilkan substitusi tepung rumput laut 45%, dengan proporsi tepung kedelai 40% dan tepung jagung 15%. Daging tiruan substitusi rumput laut memiliki bentuk burger ukuran diameter 5 cm, tebal 2 cm dan berat 50 g, sensori ketampakan berserat, berwarna cokelat kekuningan dan rasa khas daging. Karakteristik tekstur dengan nilai hardness 2.385,90±0,02 gf, springiness 0,83±0,01, chewiness 1,52±0,02 dan water holding capacity 6,19±0,04 serta kadar protein 10,16%±0,01, karbohidrat 46,79%±0,03 dan abu 2,50%±0,02, yang menyerupai meat analog komersial dan kepatuhan dengan SNI 8503-2018 mengenai burger.
FORMULASI PANGAN DARURAT COOKIES DENGAN PENGKAYAAN TEPUNG IKAN LELE DAN MINYAK IKAN MATA TUNA Bambang Riyanto; Fahri Sinulingga; Wini Trilaksani; Silva Fauziah; William Vito Krisnawan; La Ode Fitradiansyah; Muhamad Zidan Rahmat
Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol 12 No 2 (2021): NOVEMBER 2021
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2938.533 KB) | DOI: 10.24319/jtpk.12.175-181

Abstract

Pangan lokal berbasis ikan, secara mandiri dikembangkan masyarakat untuk meningkatkan pemenuhan gizi pada lokasi pengungsian. Inovasi tersebut menjadi kearifan lokal akan pangan darurat dan kekayaan asli pangan rakyat. Ikan digunakan karena makanan utama masyarakat, selain kemudahan dalam memperoleh dan juga kandungan proteinnya yang tinggi. Penelitian bertujuan untuk menghasilkan formula terbaik pangan darurat cookies kaya gizi dengan pengkayaan tepung ikan lele dan minyak ikan mata tuna. Penelitian meliputi pembuatan dan karakterisasi tepung ikan lele, ekstraksi dan karakterisasi minyak ikan mata tuna, serta formulasi, pembuatan dan karakterisasi pangan darurat cookies kaya gizi serta kontribusi gizi pangan darurat cookies kaya gizi yang dihasilkan. Formula terbaik dengan konsentrasi tepung ikan lele 25%. Komposisi kimia pangan darurat cookies kaya gizi terpilih meliputi kadar karbohidrat 67,51±0,05%, kadar lemak 24,72±0,30%, kadar protein 6,11±0,05%, kadar air 1,18±0,22%, dan kadar abu 0,48±0,02%. Kontribusi gizi protein pangan darurat cookies kaya gizi dengan energi 1.805 kkal adalah 12,12% dari total angka kecukupan gizi harian.
KALSIUM OKSIDA CANGKANG KERANG SEBAGAI MATERIAL REAKSI EKSOTERMIS KEMASAN PEMANAS SENDIRI UNTUK PANGAN DARURAT LOKAL Bambang Riyanto; Wini Trilaksani; Nur’afni Rahmaeni
Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol 14 No 2 (2023): NOVEMBER 2023
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24319/jtpk.14.137-147

Abstract

Konsep pangan darurat di Indonesia belum sepenuhnya memperhatikan aspek pemenuhan kecukupan gizi dan model pangan yang sesuai, termasuk potensi pangan lokal. Pengembangan kemasan pemanasan sendiri dengan reaksi eksotermik sebagai respons terhadap tuntutan modern akan kepraktisan dan higienitas masih belum dilakukan. Di sisi lain, terdapat potensi kalsium oksida cangkang kerang sebagai sumber material pemanas eksotermik yang menjanjikan. Penelitian bertujuan menentukan reaktan kalsium oksida yang diperoleh dari limbah cangkang kerang darah untuk digunakan sebagai kemasan pemanasan sendiri dengan reaksi eksotermik pada pangan darurat lokal bubbor paddas. Tahapan penelitian meliputi pembuatan dan penentuan karakteristik bubbor paddas sebagai pangan darurat lokal sesuai asupan harian, kalsinasi kalsium oksida dari cangkang kerang darah, serta perancangan dan penentuan karakteristik kemasan pemanasan sendiri dengan reaksi eksotermik untuk pangan darurat lokal. Bubbor paddas sebagai model pangan darurat lokal yang dihasilkan, memiliki takaran saji 380 g dengan asupan harian 510 kilokalori energi. Kalsium oksida yang diperoleh dari kalsinasi cangkang kerang darah pada suhu 900°C selama 4 jam memiliki kristalisasi yang menghasilkan perubahan energi (entalpi) sebesar -312,20 J/g dan -21,30 J/g, dengan pelepasan panas yang bersifat eksotermik. Melalui perbandingan 1:2 dengan air dan nilai pH 11,68±0,49, kemasan pemanasan sendiri dengan reaksi eksotermik ini mampu menghasilkan panas 6,72 kilojoule atau dapat memanaskan bubbor paddas hingga suhu 28°C setelah menjalani waktu 40 menit untuk mencapai kestabilan suhu.
PENGARUH UMUR, PENDIDIKAN, KEPEMILIKAN TERNAK DAN LAMA BETERNAK TERHADAP PERILAKU PEMBUATAN MOL ISI RUMEN SAPI DI KUT LEMBU SURA Elok Kurnia; Bambang Riyanto; Novita Dewi Kristanti
JURNAL PENYULUHAN PEMBANGUNAN Vol 1 No 2 (2019): Jurnal Penyuluhan Pembangunan
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34145/jppm.v1i2.166

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan pengaruh umur, pendidikan, kepemilikan ternak dan lama beternak terhadap perilaku petani (pengetahuan, sikap dan keterampilan) Kelompok Usaha Ternak Lembu Sura dalam pembuatan Mikroorganisme Lokal (MOL) isi rumen sapi yang mengacu pada juknis dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah tahun 2018. Penentuan populasi penelitian dilakukan dengan sengaja (purposive) yaitu petani yang menjadi anggota KUT Lembu Sura. Sebanyak 24 responden dilibatkan dalam penelitian ini dengan menggunakan sampling jenuh (sensus). Data dianalisis menggunakan kuantitatif deskriptif. Pengaruh umur, tingkat pendidikan, kepemilikan ternak dan lama beternak) terhadap pengetahuan, sikap dan keterampilan dianalisis menggunakan tabulasi silang sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek umur, pendidikan, kepemilikan ternak dan lama beternak memiliki kebebasan dalam menilai perilaku petani (pengetahuan, sikap dan keterampilan) mengenai pembuatan MOL isi rumen sapi
PERILAKU PETERNAK TENTANG PEMBUATAN KOMPOS FESES SAPI POTONG DI KECAMATAN NGUNUT, TULUNGAGUNG (STUDI KASUS DI KELOMPOK USAHA TERNAK LEMBU SURA) Diyah Umi Mahmudah; Bambang Riyanto; Kartika Budi Utami
JURNAL PENYULUHAN PEMBANGUNAN Vol 1 No 2 (2019): Jurnal Penyuluhan Pembangunan
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34145/jppm.v1i2.171

Abstract

Populasi sapi potong di Kecamatan Ngunut terus mengalami peningkatan setiap tahun diiringi peningkatan produksi feses. Pada tahun 2016, jumlah populasi sapi potong di Kecamatan Ngunut adalah 7.743 ST dengan rata-rata kepemilikan ternak 1 – 5 ekor. Jika 1 ekor sapi menghasilkan feses sebanyak 10 – 25 kg/hr, maka produksi feses di Kecamatan Ngunut adalah 193.575 kg/hr. Selama ini, feses sapi potong belum termanfaatkan namun berpotensi menjadi unit usaha baru bagi kelompok menjadi produk pupuk kompos. Penelitian dilakukan di Kelompok Usaha Ternak (KUT) Lembu sura Kecamatan Ngunut. Tujuan penelitian yaitu mendiskripsikan kualitas pupuk kompos yang dihasilkan oleh responden dan mendiskripsikan perilaku responden dalam pembuatan pupuk kompos dari feses sapi potong dengan menggunakan bahan tambahan yang tersedia secara lokalita. Metode penelitian yang digunakan adalah survei. Penentuan sampel dilakukan dengan metode kelompok (cluster sampling) yang merupakan kelompok kelas Madya dan aktif yaitu KUT Lembu sura, Jumlah responden sebanyak 36 orang. Hasil kajian perilaku menunjukkan bahwa pengetahuan responden berada pada kategori “Analisis”, keterampilan berada pada kategori “Sangat Terampil”, dan Sikap berada pada kategori “Mengorganisir”.