Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

MOTIVASI PETANI DALAM USAHATANI PINANG DI DESA PUNGGUR BESAR KECAMATAN SUNGAI KAKAP KABUPATEN KUBU RAYA Sulistyowati, Henny; Ruliyansyah, Agus; Pramulya, Muhammad
Agros Journal of Agriculture Science Vol 26, No 1 (2024): Januari
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v26i1.4054

Abstract

Betel palm is one of agriculture export commodity stated in top ten agriculture export commodities in 2021. Kubu Raya Regency of Kalimantan Barat Province has developed betel plantation, with Sungai Kakap Sub-district as the area that holds the largest betel palm plantation areas, covering 487 ha with total produce if 701 tons. Betel plant farming in Sungai Kakap suffers low yield, yet the farmers still hold on to this commodity in their farms. One of the factor that affect the farm productivity is the farmer’s motivation. Motivation affects the farmer’s confidence in facing challenges and making right decisions in managing their farmings. The purposes of this research were: 1) to measure the level of betel palm farmers’ motivation, and 2) to analyze the relationship between the farmers’ motivation with their social economy factors in their farmings. The research was conducted at Punggur Besar Village of Sungai Kakap Sub-district, with method of surveys to respondents. Variables observed in the research were betel plant farmers’ motivation level and the relationship between the farmers’ motivation with their social economy motivations in their farmings. The result shows that: 1) the betel palm farmers’ motivation in their farmings is considered to be very high, with the economic motivation of 80,7% and social motivation of 84%; 2) there is a significant relationship between ages with economic motivation, and farmers participation in farmers group with social motivation in betel plant farmings.Keywords: betel palm farmings, farmers’ motivation, Punggur Besar Village INTISARIPinang merupakan salah satu komoditas ekspor dari sub sektor perkebunan yang pada tahun 2021 dinyatakan sebagai 10 besar komoditas ekspor dari sektor pertanian. Kabupaten Kubu Raya merupakan salah satu kabupaten di Kalimantan Barat yang sudah mengembangkan tanaman pinang, dan Kecamatan Sungai Kakap merupakan kecamatan yang memiliki luas lahan paling besar untuk komoditas pinang di Kabupaten Kubu Raya, yaitu sebesar 487 ha dengan produksi 701 ton. Usahatani pinang di Kecamatan Sungai Kakap dihadapkan pada permasalahan rendahnya hasil, walaupun demikian para petani masih tetap mempertahankan keberadaan komoditas ini di lahan usahataninya. Salah satu faktor yang mempengaruhi produktivitas usahatani adalah motivasi petani. Motivasi akan mempengaruhi keyakinan petani dalam menghadapi tantangan dan mengambil keputusan yang tepat dalam mengelola usahatani mereka. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Mengetahui tingkat motivasi petani pinang, dan 2) menganalisis hubungan antara faktor-faktor motivasi petani pinang dengan motivasi ekonomi dan sosial dalam menjalankan usahataninya. Penelitian dilaksanakan di Desa Punggur Besar Kecamatan Sungai Kakap  Kabupaten Kubu Raya, menggunakan metode survei terhadap responden sebagai objek penelitian. Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah tingkat motivasi petani pinang dan hubungan antara motivasi petani pinang dengan motivasi ekonomi dan sosial dalam menjalankan usahataninya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Tingkat motivasi petani dalam menjalankan usahatani pinang tergolong sangat tinggi, dengan rincian tingkat motivasi ekonomi sebesar 80,7%, dan tingkat motivasi sosial sebesar 84%; 2) Terdapat hubungan yang signifikan antara umur dengan motivasi ekonomi, dan keiikut-sertaan petani dalam kelompok tani dengan motivasi sosial dalam menjalankan usahatani pinang.Kata kunci: Desa Punggur Besar, motivasi petani, usahatani pinang
EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN PINANG DI DESA SUNGAI BELIDAK KECAMATAN SUNGAI KAKAP KABUPATEN KUBU RAYA Zamaludin, Zamaludin; Hazriani, Rini; Ruliyansyah, Agus; Krisnohadi, Ari; Pramulya, Muhammad
Agros Journal of Agriculture Science Vol 26, No 1 (2024): Januari
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v26i1.3955

Abstract

The research was conducted in Sungai Belidak Village, Sungai Kakap District, Kubu Raya Regency, Chemistry and Soil Fertility Laboratory and Physics and Soil Conservation Laboratory, Faculty of Agriculture, Tanjungpura University, Pontianak. Soil types found in the research location consist of 3 types, namely Histic Sulfaquents with the order Entisols, Typic Haplohemists with the order Histosols and Typic Sulfaquents with the order Entisols. This study aims to determine the land suitability class and limiting factors for areca nut plant development as well as management recommendations according to land characteristics. The actual suitability of areca nut plants in SPT 1 and SPT 3 shows the unsuitable class (N) by having a limiting factor on sulfidic hazards (xs), while in SPT 2 shows a marginal suitable class (S3) by having limiting factors on oxygen availability (oa), rooting media (rc), available nutrients (na) and flood hazards (fh). Keywords: Soil Survey, Land Suitability, Areca Nut INTISARI            Penelitian dilaksanakan di Desa Sungai Belidak, Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya, Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah dan Laboratorium Fisika dan Konservasi Tanah Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura Pontianak. Jenis tanah yang terdapat di lokasi penelitian terdiri dari 3 jenis yaitu Histic Sulfaquents dengan ordo Entisols, Typic Haplohemists dengan ordo Histosols dan Typic Sulfaquents dengan ordo Entisols. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelas kesesuaian lahan dan faktor pembatas pengembangan tanaman pinang serta rekomendasi pengelolaan sesuai dengan karakteristik lahan. Kesesuaian aktual tanaman pinang pada SPT 1 dan SPT 3 menunjukkan kelas tidak sesuai (N) dengan memiliki faktor pembatas pada bahaya sulfidik (xs), sedangkan pada SPT 2 menunjukkan kelas sesuai marginal (S3) dengan memiliki faktor pembatas pada ketersediaan oksigen (oa), media perakaran (rc), hara tersedia (na) dan bahaya banjir (fh). Kata kunci : Survei Tanah, Kesesuaian Lahan, Pinang.
PENGARUH PUPUK KANDANG AYAM DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL UBI JALAR PADA TANAH PMK Wati, Rina; Ruliyansyah, Agus; Pramulya, Muhammad
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 14, No 4: In Press
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v14i4.92122

Abstract

Tanaman ubi jalar sangat menjanjikan untuk dikembangkan. Selain fungsinya sebagai pengganti bahan makanan pokok, ubi jalar memiliki prospek yang cukup bagus sebagai komoditas pertanian unggulan. Membudidayakan ubi jalar dapat memenuhi kebutuhan pangan masyarakat dan menjadi sumber pendapatan bagi petani. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari dosis interaksi pupuk kandang ayam dan pupuk NPK yang terbaik untuk pertumbuhan dan hasil ubi jalar. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 04 Oktober 2024 sampai 02 Januari 2025. Menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial yang terdiri dari dua faktor yaitu pupuk kandang ayam (A) dan pupuk NPK (P). Faktor pupuk kandang ayam yaitu a1 = 0,37 kg/tanaman, a2 = 0,75 kg/tanaman, a3 = 1,12 kg/tanaman. Faktor pupuk NPK yaitu p1 = 7,5 gram/tanaman, p2 = 11,2 gram/tanaman, p3 = 15 gram/tanaman. Parameter pengamatan pada penelitian ini meliputi: jumlah cabang (cabang), panjang sulur (cm), jumlah umbi per tanaman (umbi), berat umbi per tanaman (g), diameter umbi (cm), dan panjang umbi (cm). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terjadi interaksi antara pemberian pupuk kandang ayam dan NPK pada semua parameter. Pemberian NPK memberikan pengaruh nyata terhadap parameter panjang sulur dan diameter umbi. Pemberian pupuk kandang ayam dengan dosis 10 ton/ha dan dosis NPK 300 kg/ha merupakan dosis yang efektif untuk pertumbuhan dan hasil ubi jalar.
EFEKTIVITAS JAKABA DAN PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG DAUN PADA TANAH ALUVIAL Nurhidayati, Dayang Windy; Ruliyansyah, Agus; Sulistyowati, Henny
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 14, No 4: In Press
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v14i4.91514

Abstract

Bawang daun (Allium fistulosum L.) merupakan tanaman sayuran yang berpotensi dikembangkan secara intensif dan komersial. Bawang daun digunakan untuk bahan penyedap rasa dan bahan campuran pada beberapa jenis makanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas jakaba terhadap pertumbuhan dan hasil bawang daun pada tanah aluvial dan mendapatkan dosis NPK yang terbaik dengan pemberian jakaba untuk pertumbuhan dan hasil bawang daun pada tanah aluvial. Penelitian ini dilaksanakan di halaman asrama Bengkayang, Jalan Sepakat 2 Ujung, Kecamatan Pontianak Tenggara, Kalimantan Barat. Penelitian berlangsung selama 2 bulan 22 hari. Penelitian ini menggunakan polybag dengan Rancangan Split Plot RAL yang terdiri dari 2 faktor perlakuan. Faktor pertama yaitu pupuk organik jakaba (J) sebagai petak utama (main plot) yang terdiri dari 2 taraf yaitu tidak diberi jakaba dan diberi jakaba. Faktor kedua yaitu pupuk NPK (N) sebagai anak petak (sub plot) yang terdiri dari 3 taraf yaitu 200 kg/ha, 300 kg/ha, 400 kg/ha, sehingga didapat 6 kombinasi perlakuan dan setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Masing-masing kombinasi perlakuan terdapat 4 tanaman sampel, sehingga terdapat 72 tanaman sampel. Variabel yang diamati meliputi: tinggi tanaman, jumlah anakan, berat segar, volume akar, dan berat kering tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan jakaba tidak efektif terhadap pertumbuhan dan hasil bawang daun pada tanah aluvial. Tidak terdapat dosis NPK yang terbaik dengan pemberian jakaba untuk pertumbuhan dan hasil bawang daun pada tanah aluvial.
Pengaruh Dosis Limbah Padat Decanter Kelapa Sawit (Solid) dan NPK Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Ubi Jalar pada Tanah Podsolik Merah Kuning Anardi, Rici; Ruliyansyah, Agus; Arifin, Nur
Sustainability Nexus: Journal of Agriculture Vol 1, No 2 (2025): June
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/snja.v1i2.94088

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis limbah kelapa sawit solid dan NPK yangterbaik untuk pertumbuhan dan hasil ubi jalar. Pelaksanaan penelitian yaitu pada tanggal 14 September 2024 - 14 Januari 2025 di lahan percobaan yang terletak di Jalan Danau Sentarum,Komplek Fajar Kencana, Kelurahan Sei Bangkong, Kecamatan Pontianak Kota, Kota Pontianak, Kalimantan Barat. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah FaktorialRancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 2 faktor perlakuan. Faktor pertama yaitu dosis limbah padat decanter kelapa sawit (solid) (A) yang terdiri dari 3 taraf perlakuan, A1 = 30 ton/ha setara 1.000 gram/polibag, A2 = 40 ton/ha setara 1.300 gram/polibag, A3 = 50 ton/ha setara 1.600 gram/polibag. Faktor kedua yaitu pupuk NPK (B) yang terdiri dari 3 taraf perlakuan, B1 = 100 kg/ha setara 3 gram/polibag, B2 = 200 kg/ha setara 6 gram/polibag, B3 = 300 kg/ha setara 10 gram/polibag. Masing-masing diulang sebanyak 3 kali dan setiap ulangan terdiri dari 3 sampel, sehingga total unit sampel ada 81 tanaman. Kombinasi setiap perlakuan terdiri dari : A1B1, A1B2, A1B3, A2B1, A2B2, A2B3, A3B1, A3B2, A3B3. Variabel yang diamati dalam penelitian ini meliputi berat segar tanaman bagian atas, berat kering tanaman bagian atas, diameter umbi, jumlah umbi, Panjang umbi, bobot umbi, dan bobot per umbi. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian dosis limbah solid 50 ton/ha memberikan perbedaan nyata terhadap diameter umbi dan bobot per umbi dibandingkan dengan perlakuan dosis yang lebih rendah. Interaksi perlakuan 50 ton/ha dan 100 kg/ha dosis limbah solid dan npk berbeda nyata terhadap variabel bobot per umbi, sedangkan perlakuan lainnya tidak berbeda nyata.