Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

EVALUASI LAHAN PERTANIAN UNTUK PENCEGAHAN DEGRADASI DAN KEKRITISAN LAHAN KOTA SINGKAWANG Krisnohadi, Ari
PedonTropika Vol 3, No 1 (2017)
Publisher : PedonTropika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (442.11 KB)

Abstract

Kota Singkawang berdasarkan letak geografis memiliki fungsi strategis untuk mencegah degradasi lahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi lahan melalui identifikasi kelas, sebaran dan luasan kekritisan lahan pertanian di Kota Singkawang, dan mengetahui tingkat kerusakan tanah pada tiap Land Mapping Unit kekritisan lahan Kota Singkawang. Penelitian ini menggunakan metode survey tanah, analisis sampel tanah, klasifikasi kekritisan lahan dan klasifikasi kerusakan tanah serta analisis spasial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kekritisan lahan terdiri dari tidak kritis, potensial kritis, agak kritis, dan kritis. Sebaran kelas kerusakan tanah tidak linear dengan land unit kekritisan lahan, sehingga pada kelas Tidak Rusak (N), Rusak Ringan (R.I) dan Rusak Sedang (R.II) terdapat pada seluruh area lahan tidak kritis, potensial kritis, agak kritis, dan kritis. Kelas Lahan Tidak Rusak (N) memiliki luas terbesar 8.371 ha, Kelas Lahan Rusak Ringan (R.I-a) dengan faktor pembatas pH tanah masam memiliki luas 7.520 ha, R.I-d dengan faktor pembatas bobot isi memiliki luas 2.630 ha, R.I-f dengan faktor pembatas tekstur tanah berpasir memiliki luas 7.924 ha, R.I-p dengan faktor pembatas permeabilitas tanah cepat memiliki luas 757 ha. Kelas Lahan Rusak Sedang (R.II d) memiliki faktor pembatas bobot isi tanah >1,5 gr/cm3 (286 ha), R.II-a,p,d memiliki faktor pembatas pH tanah sangat masam, permeabilitas tanah cepat, dan bobot isi tanah (71 ha), dan R-II a,r memiliki faktor pembatas pH tanah dan potensial redoks >400 dengan luas 153 ha.
ANALISIS PENGEMBANGAN KAWASAN HORTIKULTURA DENGAN APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DAN ANALYTHICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Krisnohadi, Ari; Riduansyah, Riduansyah
PedonTropika Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : PedonTropika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (657.571 KB)

Abstract

Pertanian terpadu untuk komoditas unggulan hortikultura Kabupaten Kayong Utara, khususnya di Kecamatan Simpang Hilir dan Seponti Jaya, dapat dikembangkan berdasarkan ciri agroklimat dan lahan, serta sumberdaya manusia/petani. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan kawasan hortikultura berdasarkan kriteria biogeofisik lahan dan persepsi  ahli dengan menggunakan analisis spasial dan Anaythical Hierarchy Process (AHP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelas kesesuaian lahan aktual untuk tanaman hortikultura kelompok tanaman sayuran yang paling dominan adalah kelas S2 na/nr dengan faktor pembatas unsur hara tanah dan pH tanah. Kelas kesesuaian untuk kelompok tanaman buah-buahan didominasi oleh kelas S3 – na (faktor pembatas nutrisi tanah), dan kelompok tanaman biofarmaka didominasi oleh kelas kesesuaian lahan S3-nr (faktor pembatas pH tanah). Hasil pembobotan kriteria AHP yang tertinggi menunjukkan bahwa pengambilan keputusan untuk tanaman hortikultura dipengaruhi oleh pendapatan dan transfer teknologi untuk budidaya kelompok tanaman buah-buahan dan biofarmaka.Kata kunci: Pewilayahan, tanaman hortikultura, Analythical Hierarchy Process
STUDI KETERSEDIAAN HARA N, P DAN K TANAH PADA TANAMAN PADI SAWAH (Oryza Sativa L) LAHAN PASANG SURUT DI DESA PELIMPAAN KECAMATAN JAWAI KABUPATEN SAMBAS Sari, Rizki Delima; Asfan, Asrifin; Krisnohadi, Ari
Jurnal Sains Mahasiswa Pertanian Vol 6, No 1 (2017): April 2017
Publisher : Jurnal Sains Mahasiswa Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

STUDI  KETERSEDIAAN HARA N, P DAN K TANAH PADA TANAMAN PADI SAWAH (Oryza Sativa L) LAHAN PASANG SURUT DI DESA PELIMPAAN KECAMATAN JAWAI KABUPATEN SAMBAS RizkiDelimaSari(1), Asrifin Aspan(2), Ari Krisnohadi(2) (1)Mahasiswa Fakultas Pertanian dan (2)Dosen Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura Pontianak ABSTRAK Menyusutnya lahan subur untuk keperluan pertanian dan meningkatnya permintaan akan hasil pertanian mengakibatkan pembangunan pertanian diarahkan kepada pemanfaatan lahan marginal seperti lahan pasang surut.Desa Pelimpaan merupakan satu diantara desa yang memiliki lahan pasang surut. Petani menggunakan pupuk kimia dengan dosis yang belum tepat, kurangnyainformasimengenaipenggunaanpupukkimiauntuktanamanpadimembuatpetanimelakukanpemupukantidaksesuaidosis yang dianjurkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuiketersediaan hara N, P dan K di lokasi penelitian serta memberikan rekomendasi pemupukan yang sesuai untuk lahan sawah pasang surut dilokasi penelitian. Penelitian dilakukan pada bulan Mei – November 2016, di dusun Tauladan, DesaPelimpaan, Kecamatan Jawai, Kabupaten Sambas. Penelitian ini menggunakan metode survei, sampel tanah diambil dari 5 lokasi. Variabel pengamatan meliputi: penggunaanlahan, drainasetanah, kedalamanmuka air tanah, bahayabanjir, kedalamansulfidik, DHL, bobotisi, reaksitanah,C- Organik,N-total, P-tersedia, K-dd dan perhitungan kebutuhan pupuk. Hasil penelitian menunjukkandrainasetanah buruk sampai agak buruk,kedalamanmuka air tanahberkriteriasangatdangkal, bahayabanjirkategoribanjirringan (F1.1), kedalamansulfidik berkriterialapisanpiritdalam, DHL berkriteria non salin, bobotisiberkisarantara 0,79–0,84 gram/cm3, reaksitanahberkisar 6,24-6,76 berkriteriaagakmasam-netral, C-Organiktergolongrendah-sedangberkisar 1,65–2,79%, N-total tergolongrendah-sedangberkisar 0,17-0,26%, P-tersedia tergolong sedang-sangat tinggi berkisar20,57-43,04ppm, K-dd tergolong sedangberkisar 0,44-0,50cmol(+)kg-1. Demi meningkatkan ketersediaan hararekomendasi pemupukan pada masing-masing lokasi yang diperlukan yaitu L1 285,87 kg urea/ha, 289,11kg Sp-36/ha, 342 kg KCl/ha, L2 285,87 kg urea/ha, 262,77kg Sp-36/ha, 335,70 kg KCl/ha, L3 286,40 kg urea/ha,190,86 Sp-36/ha, 300,01 kg KCl/ha, L4 285,55 kg urea/ha, 268,86kg Sp-36/ha, 367,30 kg KCl/ha, L5282,70 kg urea/ha,201,52 Sp-36/ha, 164,18 kg KCl/ha.       Kata kunci : Ketersediaan Hara Tanah, Padi, Pasang Surut, Pemupukan.
TIPOLOGI SEBARAN PERILAKU PEMBAKARAN LAHAN GAMBUT DI KABUPATEN KUBU RAYA DAN KABUPATEN BENGKAYANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT Wanti, Fitrianti; Maswadi, Maswadi; Oktoriana, Shenny; Maulidi, Maulidi; Hazriani, Rini; Raharjo, Dwi; Zulfita, Dwi; Krisnohadi, Ari; Hiromitsu, Kuno; Kartika, Anna Silviyana; Manik, Sahat Irawan
Jurnal Social Economic of Agriculture Vol 3, No 1 (2014): Jurnal Social Economic of Agriculture
Publisher : Agribusiness Department, Agriculture Faculty, Tanjungpura University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/j.sea.v3i1.7668

Abstract

The purpose of this study was to analyze (1) the correlation of factors that affect the spread of forest fire indication, and (2) the pattern of distribution, land burning time, and the public perception of combustion in Kubu Raya and Bengkayang Districts. The research activities were carried out in 12 villages in Kubu Raya and Bengkayang Districts during the month of November 2014 until January 2014. The research method is using correlation analysis and descriptive to explain the distribution patterns, land burn time, and the public perception of combustion. The results showed: 1) there is a relationship between the purpose of combustion (open land and eradicate weeds) with the population, and there is no relationship between the objectives of land combustion on the combustion behavior of the land associated with the main types of cultivated plants, and there is a correlation to the density of hotspots, the density of dry land farming and bush, shrub/ swamp density, marsh density, density of plantation, and density of open land. 2) The pattern of the farmers burning rice, horticulture and perenninal crops were classified into the type of the pattern of spots and the perception is part of a burning activities,  type with ash beds and lodge with the perception of not being a part of burning activities, and type with only one time burning on the stages of land preparation, and type with in the eradication of weeds. Keywords: Peat fires, Land burning behavior, Climate Change Mitigation
Pemetaan Kemasaman Tanah Berdasarkan Tiga Tipe Penggunaan Lahan Di Desa Kawat Kecamatan Tayan Hilir Kabupaten Sanggau Almaredha, Lea Holydelega; krisnohadi, Ari; Yulies V.I., Urai Suci
Pedontropika: Jurnal Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan Vol 10, No 1 (2024): Februari
Publisher : Soil Science Department, Faculty of Agriculture, Tanjungpura University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/pedontropika.v10i1.63540

Abstract

Kawat village is located in Tayan Hilir District, Sanggau Regency, the area of the research site is 218.93 hectares or 9.67% of the total area of the Kawat village. The purpose of this study was to identify soil characteristics related to soil acidity, mapping soil acidity in Kawat Village, and provide liming recommendations at the research site. The data collection method was carried out by land surveying, namely a physiographic system where each observation point represented one land unit, there were eight observation points for the number of existing land units. Soil observations are carried out by: (a) making a soil profile, (b) digging minipit holes, and (c) soil drilling. Intact soil samples were taken using a ring sample and disturbed soil samples were taken using a ±1 kg hoe. Soil pH mapping was carried out using the kriging method The results showed that the soil pH at the study site ranged from 3.39 to 4.45. The results of the Ca2+analysis ranged from 0.55 to 2.44 (cmol(+)kg-1), and the results of the Mg2+analysis ranged from 0.20 to 1.00 (cmol(+)kg-1). The results of the K+ analysis ranged from 0.03 "“ 0.19 (cmol(+)kg-1), and the results of the Na+  analysis ranged from 0.03 "“ 0.30 (cmol(+)kg-1). At the research site, no sulfidic material was found. The C-organic content ranges from 0.50% to 57.02%. The results of the CEC (Cation Exchange Capacity) analysis at the study site ranged from 2.74 to 118.38 (cmol(+)kg-1). The results of the BE (Base Saturation) ranged from 2.41 to 29.76%. The results of the analysis of soil Al saturation ranged from 17,10 to 35,48%. The results of Fe analysis ranged from 19.14 to 92.35 ppm.The results of the soil texture analysis consist of dusty clay loam, clay, dusty clay, and dust. The depth of the groundwater table ranges from 6 - 120 cm. The results of the bulk density analysis ranged from 0.16 to 1.26 g/cm ³. The results of observations of soil structure consisted of crumbs, rounded lumps, angular lumps, and massive. The recommended liming ranges from 0.83 "“ 3.85 tons/ha of dolomite
Impact of red mud on soil properties and revegetation species growth in bauxite mining land reclamation Sulakhudin; Herawatiningsih, Ratna; Krisnohadi, Ari; Abdillah, Andi Massoeang; Santi; Mudim
Journal of Degraded and Mining Lands Management Vol. 12 No. 1 (2024)
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15243/jdmlm.2024.121.6509

Abstract

Bauxite mining, a key aluminum production process, can cause environmental degradation, soil erosion, and biodiversity loss. Reclamation measures like reforestation and water management can restore balance. Red mud, a by-product of alumina production, can enhance soil fertility and plant growth in post-bauxite mining reclamation areas. Its alkalinity and mineral composition reduce reliance on synthetic fertilizers, promoting sustainable soil management and addressing environmental challenges. This study aimed to examine the impact of red mud on soil characteristics and the growth of plants in areas during bauxite mining land reclamation. This study was conducted in the post-reclamation area of bauxite mining in West Kalimantan. The experiment involved two treatments: red mud application and a species of revegetation plant. Plant species consist of the plants Embeng, Forest Guana, Johar, and Rambutan. The study used a randomized block design with 24 experimental units. The parameters measured in the study included pH, organic carbon, nitrogen, phosphorus, exchangeable cations, cation exchange capacity, and base saturation, while growth parameters included a high percentage of plant growth and percentages of increased stem diameter. The findings showed that adding red mud to the planting hole increased soil pH and base saturation, improved nutrient availability, and enhanced plant growth in the areas post-mining bauxite at PT Antam, UBPB West Kalimantan. The Embeng Plant is highly regarded as a suitable plant species for re-vegetating areas after bauxite mining.
PEMETAAN BEBERAPA SIFAT FISIKA TANAH BERDASARKAN SATUAN LAHAN DI DESA TEBAS SUNGAI KECAMATAN TEBAS Sakti, Rizki Tri; Riduansyah, Riduansyah; Krisnohadi, Ari
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 13, No 3
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v13i3.79062

Abstract

Desa Tebas Sungai salah satu desa di Kecamatan Tebas Kabupaten sambas yang menjadi lokasi potensi lahan pertanian. Di Desa Tebas Sungai Kecamatan Tebas Kabupaten Sambas Terdapat tiga jenis tanah yaitu Entisols, Inceptisol dan Ultisol, jenis tanah ini   merupakan tanah yang kurang subur, karena tanah yang memiliki masalah permeabilitas umumnya lambat, drainasenya sedang, pada tanah Ultisol peka terhadap gejala erosi, pada tanah Entisol dan Inceptisol perkembangan profilnya lebih lemah dibandingkan dengan tanah matang,   masih banyak menyerupai sifat bahan induknya sehingga akan sulit digunakan sebagai lahan pertanian apabila tidak diolah dengan baik. Tujuan dari penelitian ini baru pada tingkatan untuk   identifikasi sifat fisika tanah di Desa Tebas Sungai Kecamatan Tebas Kabupaten Sambas kemudian Pemetaan sifat fisika tanah berdasarkan peta satuan lahan di Desa Tebas Sungai Kecamatan Tebas Kabupaten Sambas. Satuan lahan Desa Tebas Sungai Kecamatan Tebas Kabupaten Sambas memiliki 4 satuan lahan yang mana SL 1   memiliki luas 338,34 Ha dengan tekstur liat berdebu,   C-organik sangat rendah (1,10 %), bobot isi tinggi (1,20 g/cm3), porositas rendah (51,10%), permeabilitas lambat (0,25 cm/jam) dan drainase tanah agak baik. SL 2 memiliki luas 80,09 Ha dengan tekstur liat berdebu, C-organik sangat rendah (1,43 %), bobot isi tinggi (1,21 g/cm3), porositas rendah (51,46%), permeabilitas lambat (0,31 cm/jam) dan drainase tanah baik. SL 3   memiliki luas 594,11 Ha dengan tekstur liat berdebu,   C-organik sangat rendah (1,24 %), bobot isi sedang   (1,13 g/cm3), porositas rendah (52,29 %), permeabilitas lambat (0,24 cm/jam) dan drainase tanah agak baik. SL 4   memiliki luas 92,02 dengan tekstur liat berdebu,   C-organik sangat rendah (1,05 %), bobot isi tinggi (1,59 g/cm3), porositas rendah (39,78 %), permeabilitas lambat (0,19 cm/jam) dan drainase tanah baik Kata Kunci   : Fisika Tanah, Pemetaan, Satuan Lahan
PEMETAAN SEBARAN STATUS UNSUR HARA N, P, DAN K TANAH PADA LAHAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT RAKYAT KECAMATAN SANDAI KABUPATEN KETAPANG Hakim, Muhamad Amarul; Krisnohadi, Ari; Sulakhudin, Sulakhudin
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 13, No 3
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v13i3.77974

Abstract

Kelapa sawit merupakan komoditi pertanian subsektor perkebunan yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian mengenai unsur hara yang ada di lokasi Penelitian. Kelapa sawit diharapkan dapat meningkatkan produktivitas kelapa sawit khususnya di lokasi penelitian. Penelitian ini dilakukan di Desa Merimbang Jaya untuk mengetahui sebaran status unsur hara N, P, dan K tanah pada kebun kelapa sawit dan memberikan saran pemupukan yang diperlukan. Penelitian berlangsung selama 5 bulan mulai dari survey lokasi penelitian, pengambilan sampel, analisis di laboratorium, analisis kriteria unsur hara, dan pembuatan peta sebaran status unsur hara N, P dan K mengunakan ArcGIS metode Kriging. Hasil analisis menunjukkan bahwa kandungan N-total tanah pada kedalaman 0-30 cm rendah, sedangkan pada kedalaman 30-60 cm ada yang rendah dan ada yang sedang. Kandungan P-tersedia tanah pada kedalaman 0-30 cm bervariasi dari sedang hingga sangat tinggi, sedangkan pada kedalaman 30-60 cm ada yang rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Kandungan K-dd tanah pada kedalaman 0-30 cm mayoritas sangat rendah, sementara pada kedalaman 30-60 cm mayoritas sangat rendah. Saran pemupukan yang diberikan untuk tanaman kelapa sawit meliputi pemakaian pupuk Urea sebanyak 1,49 kg/pohon, pupuk SP-36 antara 0,15-1,23 kg/pohon, dan pupuk MOP 1,89-4,5 kg/pohon.
KLASIFIKASI AREA RAWAN LONGSOR MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) DI KECAMATAN SAMALANTAN KABUPATEN BENGKAYANG Sanjaya, Oscar Fradiksa; Krisnohadi, Ari; Hazriani, Rini
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 14, No 2
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v14i2.57322

Abstract

Tanah longsor merupakan bencana alam berupa pergerakan massa tanah dalam jumlah besar dalam waktu yang singkat, berpotensi menyebabkan kerusakan bahkan   menimbulkan korban jiwa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memetakan penyebaran kawasan rawan bencana  tanah longsor di Kecamatan Samalantan serta menentukan faktor yang berpengaruh besar terhadap potensi longsor, sekaligus memetakan sebaran tingkat kerawanan longsor di area penelitian. Penelitian dilakukuan dengan pembobotan terhadap faktor penyebab tanah longsor yaitu curah hujan, kemiringan lereng, penggunaan lahan, dan erodibilitas tanah. Hasil penelitian diperoleh lima kelas kerawanan longsor di Kecamatan Samalantan yaitu : tidak rawan dengan luas 5.737,35 Ha (23,62%), agak rawan dengan luas 9.485,16 Ha (39,64%), cukup rawan dengan luas 6.327,56 Ha (26,3%), rawan dengan luas 2.345,18 Ha (9,75%), dan sangat rawan dengan luas 164,83 Ha (0,69%). Faktor utama penyebab meningkatnya tingkat kerawanan longsor yaitu penggunaan lahan dan kemiringan lereng.
PEMETAAN PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN TAHUN 2011 "“ 2020 UNTUK ZONASI KAWASAN PERTANIAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DESA TANJUNG BUNUT KECAMATAN TAYAN HILIR Purba, Andryan; Krisnohadi, Ari; Hazriani, Rini
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 14, No 2
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v14i2.67210

Abstract

Desa Tanjung bunut, terletak di Kabupaten Sanggau, yang merupakan salah desa didalam kecamatan tayan hilir. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi perubahan penggunaan lahan dari tahun 2011 "“ 2020, mengidentifikasi karakteristik fisik dan kimia tanah di Desa Tanjung Bunut, menentukan luasan kawasan pertanian pada tahun 2020, memberikan saran arahan untuk perkembangan zonazi kawasan pertanian Desa Tanjung Bunut. Hasil penelitian terdapat perubahan penggunaan lahan yang ada di wilayah Desa Tanjung Bunut dalam kurun waktu 10 tahun menggunakan pendekatan verifikasi kondisi lahan eksisting. Titik berjumlah 18 yang merupakan sasaran verifikasi perubahan penggunaan lahan, dari hasil verifikasi lapangan terdapat pemekaran dan perubahan lahan yang didapati dalam kurun waktu 10 tahun  meliputi titik V5, V6, V7, V8, V9, V10, V11, V12, V13, V14, V15, V16, V17, V18, sedangkan titik yang tidak berubah adalah V1, V2, V3, V4. Pada karakteristik kimia dan fisika tanah merujuk pada data pH tanah berkisar antara 3,34 sampai 5,17, C-organik berkisar antara 1,10 sampai 57,06, Kapasitas tukar kation dengan kisaran rentang antara 6,05 sampai dengan 118,44, Kejenuhan basa dengan kisaran rentang antara 3,45 sampai 44,70 dan tekstur hasil analisis tekstur tanah terdiri dari lempung liat berdebu, lempung, lempung berdebu, serta debu. Pada klasifikasi arahan kawasan pertanian didapat pada Satuan lahan (SL) I II VII masuk pada klasifikasi kriteria pertanian lahan kering, pada SL III IV V VI masuk pada klasifikasi kriteria pertanian lahan basah dan SL VIII masuk pada klasifikasi kriteria pertanian tanaman tahunan. Hasil zonasi kawasan pertanian didapat SL 1 zona kawasan pertanian lahan kering, SL 2 zona kawasan pertanian lahan kering, SL 3 zona kawasan pertanian lahan basah, SL 4 zona kawasan pertania   lahan basah, SL 5 zona kawasan pertanian lahan basah, SL 6 zona kawasan pertanian lahan basah, SL 7 zona kawasan pertanian lahan kering, SL 8 zona kawasan pertanian tanaman tahunan.