Sardiyatmo Sardiyatmo
Jurusan Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Undip Semarang

Published : 24 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

ANALISIS PENGARUH PERBEDAAN PERENDAMAN MATA JARING POLYAMIDE (PA) MONOFILAMEN NO.35MESH SIZE 3,5 INCH PADA AIR TAWAR, AIR LAUT DAN SOLAR TERHADAP KEKUATAN PUTUS (BREAKING STRENGTH) DAN KEMULURAN (ELONGATION) Kusumasteti, Eldha; Sardiyatmo, Sardiyatmo; Kurohman, Faik
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Vol 6, No 4: Oktober 2017
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (303.575 KB)

Abstract

Alat tangkap yang menggunakan bahan polyamide (PA) salah satunya adalah alat tangkap jaring. Kesadaran nelayan akan kekuatan dari bahan tersebut masih sangat kurang. Penurunan kekuatan mata jaring yang lebih sering disebut dengan penurunan kekuatan putusdan kemuluran akan berpengaruh pada penurunan umur teknis jaring. Penurunan kekuatan putus jaring akan berakibat pada berkurangnya daya tangkap jaring, sehingga pendapatan nelayan juga akan menurun. Tujuan dari penelitian ini adalah: menentukan nilai kekuatan putus (breaking strength) pada masing-masing perlakuan mata jaring; menentukan nilai kemuluran (elongation)dari masing-masing perlakuan mata jaring; dan mengetahui pengaruh lama perendaman kekuatan putus (breaking strength), dan kemuluran (elongation)mata jaring PA (polyamide) monofilamen No.35 mesh size 3,5 inchi. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah mata jaringPA (polyamide) monofilamen No.35 mesh size 3,5 inchi, media perendaman yang digunakan antara lain yaitu air laut, air tawar dan solar. Waktu perendaman yang digunakan adalah 0 minggu, 1 minggu, 2 minggu, 3 minggu dan 4 minggu untuk semua media perendaman. Nilai kekuatan putus mata jaring dan kemuluran diuji menggunakan Breaking Strength Mechine. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Pola Faktorial AxB.Nilai kekuatan putus (breaking strength) mata jaring pada lama perendaman 0 minggu, 1 minggu, 2 minggu, 3minggu, dan 4 minggu adalah pada perendaman air laut sebesar 7,41 kgf; 6,88 kgf; 6,46 kgf; 6,30 kgf; dan 6,15 kgf, untuk perendaman air tawar sebesar 7,47 kgf; 6,37 kgf; 6,25 kgf; 6,25 kgf; dan 5,81 kgf, dan pada perendaman solar sebesar 7,47 kgf; 6,87 kgf; 6,65 kgf; 6,51 kgf; dab 6,29 kgf.Nilai kemuluran (elongation) mata jaring pada lama perendaman 0 minggu, 1 minggu, 2 minggu, 3minggu, dan 4 minggu adalah pada perendaman air laut sebesar 36,77 %; 42,92 %; 38,21 %; 38,13 %; dan 35,54 %, kemudian perendaman air tawar yaitu sebesar 37,53 %; 40,43%; 37,68 %; 38,05 %; dan 34,13 %, dan untuk perendaman solar yaitu sebesar 37,73 %; 38,17 %; 35,38 %; 34,95 %; dan 31,82 %.Ada pengaruh lama perendaman terhadap kekuatan putus mata jaring pada semua lama perendaman (P > 0,05). Sedangkan lama perendaman terhadap kemuluran, pada semua lama perendaman terdapat pengaruh (P > 0,05). Pengaruh lama perendaman dan media perendaman terhadap kekuatan putus tidak berpengaruh (P > 0,05). media perendaman dan lama perendaman ada pengaruh (P < 0,05) terhadap nilai kemuluran mata jaring.
ANALISIS KOMODITAS UNGGULAN PERIKANAN TANGKAP DI KABUPATEN PEMALANG Yusrin, Fildah Latifi; Mudzakir, Abdul Kohar; Sardiyatmo, Sardiyatmo
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Vol 6, No 4: Oktober 2017
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (452.101 KB)

Abstract

Komoditas unggulan merupakan komoditas andalan yang memiliki posisi strategis untuk dikembangkan disuatu wilayah yang ditetapkan secara teknis maupun sosial ekonomi. Jenis ikan di Kabupaten Pemalang yang memiliki jumlah produksi tertinggi pada tahun 2015 yaitu ikan Julung-julung, Kuro, Teri dan Tembang. Penelitian bertujuan untuk mengetahui komoditas unggulan, kontribusinya terhadap perekonomian daerah serta mengetahui upaya keberlanjutan komoditas unggulan. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan metode pengambilan sampel yaitu purposive sampling. Data produksi perikanan digunakan untuk menganalisis komoditas unggulan dan data primer digunakan menentukan keberlanjutan dan peningkatan komoditas unggulan. Analisis data yang digunakan yaitu Analisis Location Quotiens (LQ) untuk mengetahui komoditas basis atau nonbasis. Analisis Shift Share (ASS) untuk mengetahui tingkat perkembangan produk disuatu daerah. Analisis Spesialisasi (SI) untuk mengetahui produk spesialisasi produksi. Multidimentional Scalling (MDS) untuk menentukan keberlanjutan produk. Hasil yang diperoleh dari analisis LQ, ASS dan SI dapat diketahui bahwa jumlah komoditas perikanan tangkap Kabupaten Pemalang sebanyak 33 spesies dengan komoditas unggulannya adalah Tenggiri (Scomberomorus commersoni), Kembung (Rastrelliger brachysoma) dan Tembang (Sardinella sp.) dengan LQ burtutut-turut: 2,11; 1,22 dan 3,23 nilai ASS sebesar 58,01; 181,8 dan 1122,65 serta nilai SI sebesar 1,5%, 1,46% dan 17,78%. Ketiga ikan tersebut di distribusikan melalui lelang TPI, kemudian di jual ke pengepul, selanjutnya dipasarkan ke supermarket atau eksport. Olahannya berupa pindang, ikan asap. Berdasarkan pemetaan MDS diperoleh bahwa Tenggiri, Tembang, dan Kembung memiliki 2 karakteristik yang sama yaitu kualitas ikan yang baik dan kecukupan produksi.
ANALISIS PENGARUH PERBEDAAN HANGING RATIO DAN LAMA PERENDAMAN JARING INSANG (GILL NET) TERHADAP HASIL TANGKAPAN IKAN CENDRO (TYLOSURUS MELENOTES BLK ) DI KEPULAUAN SERIBU DKI JAKARTA Pertiwi, Meidini Fajar; Sardiyatmo, Sardiyatmo; Kurohman, Faik
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Vol 6, No 4: Oktober 2017
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (279.651 KB)

Abstract

Wilayah Kepulauan Seribu yang sebagian besar wilayahnya merupakan perairan yang dimanfaatkan oleh masyarakat untuk mengelola sumberdaya lautnya. Upaya memaksimalkan hasil tangkapan terus dilakukan hingga sekarang, baik pemerintah maupun masyarakat agar sumberdaya perikanan laut di perairan Kepulauan Seribu dapat di manfaatkan secara maksimal dan dapat meningkatkan nilai produksi perikanan. Salah satu alat tangkap yang ada disana adalah jaring insang (gill net). Gill net merupakan salah satu alat tangkap yang banyak digunakan oleh nelayan karena gill net adalah salah satu alat tangkap yang ramah lingkungan. Klasifikasi gill net berdasarkan kedudukan di perairan dibagi menjadi 3 yaitu gill net permukaan (Surface Gill Net), gill net pertengahan (Midwater Gill Net), gill net dasar (Bottom Gill Net). Sedangkan menurut pengoperasiannya adalah Drift Gill Net, Encircling Gill Net atau Surrounding Gill Net dan Set Gill Net.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh perbedaan lama perendaman, hanging ratio terhadap hasil tangkapan Ikan Cendro (Tylosurus melenotes blk) dan mengetahui ada tidaknya interaksi hanging ratio dan lama perendaman dalam penangkapan Ikan Cendro (Tylosurus melenotes blk); Penulis melakukan penelitian menggunakan ukuran hanging ratio sebesar 0,44 dan 0,35 serta membandingkan hasil tangkapan pada jaring insang (gill net) dengan lama perendaman yang berbeda, yaitu 4 jam, 6 jam, dan 9 jam. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan 10 pengulangan pada setiap variabel. Data dianalisis mengunakan metode korelasi dan regresi yang diolah menggunakan progam SPSS. Hasil analisa data diperolah adalah 0,002 untuk hubungan antara hanging ratio  dengan lingkar tubuh ikan cendro (Tylosurus melenotes blk) dan 0,007 untuk hubungan antara lama perendaman dan jumlah tangkapan. Hasil kedua kasus tersebut menunjukkan nilai H1 (<0,05) sehingga ada interaksi antara dua variabel.
KELAYAKAN USAHA PENANGKAPAN IKAN DI TEMPAT PELELANGAN IKAN ROBAN BARAT KABUPATEN BATANG Jamal, Farkhan Najisurya; Sardiyatmo, Sardiyatmo; Kurohman, Faik
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Vol 7, No 2: April 2018
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (80.62 KB)

Abstract

Kelayakan usaha dari kegiatan penangkapan ikan merupakan aspek yang penting untuk keberlanjutan operasional kegiatan penangkapan ikan. Kegiatan usaha penangkapan ikan yang baik adalah kegiatan usaha yang memberikan keuntungan pada pelaku usaha yakni nelayan. Pelarangan penggunaan alat tangkap arad oleh Kementerian Kelautan Perikanan merupakan kebijakan yang membuat nelayan khawatir, karena menurut nelayan yang ada di Tempat Pelelangan Ikan Roban Barat Kabupaten Batang, alat tangkap arad dinilai sangat menguntungkan dan tidak ada alat tangkap lain yang dapat memberikan keuntungan yang cukup tinggi bagi nelayan, karena hal tersebut alat tangkap arad menjadi alat tangkap yang dominan, sebanyak 96 nelayan dari 124 nelayan menggunakan alat tangkap arad. Alat tangkap yang beroperasi di Tempat Pelelangan Ikan Roban Barat diantaranya Arad, Gill net, Trammel net, dan Bubu lipat, semua jenis alat tangkap dioperasikan dengan kapal berukuran < 5 GT. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keuntungan kegiatan usaha penangkapan ikan dengan menggunakan R/C ratio, yaitu membandingkan antara penerimaan dengan biaya yang dikeluarkan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode studi kasus, dengan teknik pengambilan sampel dengan metode snowball sampling. Hasil R/C ratio Arad bernilai 1,84, trammel net 1,52, gill net 1,46, dan bubu lipat 1,57. Semua jenis alat tangkap yang beroperasi di Tempat Pelelangan Ikan Roban Barat dinilai layak untuk dijalankan.
ANALISIS UMPAN DAN WAKTU PENANGKAPAN BOTTOM GILL NET TERHADAP HASIL TANGKAPAN RAJUNGAN (Portunus pelagicus sp.) DI PERAIRAN BEDONO, KABUPATEN DEMAK Nurcahyati, Nurcahyati; Fitri, Aristi Dian Purnama; Sardiyatmo, Sardiyatmo
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Vol 6, No 3: Agustus 2017
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (587.625 KB)

Abstract

Rajungan umumnya dapat ditangkap dengan menggunakan alat tangkap bottom gill net. Penggunaan umpan pada alat tangkap bottom gill net bertujuan agar lebih efektif dalam metode penangkapan, selain itu diperlukan juga informasi terkait dengan waktu perendaman umpan untuk mendapatkan hasil tangkapan yang maksimal. Tujuan penelitian adalah mengetahui dan menganalisis perbedaan umpan petek asin dan petek essens, mengetahui dan menganalisis perbedaan waktu penangkapan serta hubungan kedua faktor tersebut terhadap hasil tangkapan Rajungan (Portunus pelagicus). Metode yang digunakan adalah eksperimental fishing berupa 8 kali setting pada waktu crepuscular (16.00-20.00 WIB) dan nocturnal (21.00-03.00 WIB) dengan mengunakan analisis data (uji normalitas, homogenitas, dan annova). Dari hasil penelitian yang didapatkan bahwa penggunaan umpan ikan petek asin dan petek essens pada bottom gill net tidak berpengaruh nyata atau sama terhadap hasil tangkapan  (p > 0,05), namun dari segi lebar karapas petek essens mendapatkan hasil tangkapan dengan lebar karapas yang telah disesuaikan dengan PERMEN KP No. 1 tahun 2015. Perbedaan waktu penangkapan crepuscular dan nocturnal tidak berpengaruh nyata atau sama terhadap hasil tangkapan  (p > 0,05), namun dari segi lebar karapas waktu penangkapan crepuscular mendapatkan hasil tangkapan dengan lebar karapas yang telah disesuaikan dengan PERMEN KP No. 1 tahun 2015. Disamping itu Tidak ada interaksi antara waktu penagkapan dengan umpan yang berbeda terhadap hasil tangkpan Rajungan (p > 0,05).
ANALISIS BIOEKONOMI PERIKANAN CUMI-CUMI (Loligo sp) DI PERAIRAN KOTA TEGAL Etika, Yuliana Prima; Triarso, Imam; Sardiyatmo, Sardiyatmo
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Vol 5, No 4: Oktober, 2016
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (203.17 KB)

Abstract

Kota Tegal memiliki potensi perikanan yang cukup tinggi dengan di dukung oleh wilayahnya yang berbatasan langsung dengan Laut Jawa. Salah satu potensi perikanan yang ada di Kota Tegal yaitu sumberdaya Cumi-cumi. Namun produksi Cumi-cumi di Kota Tegal telah mengalami penurunan sejak tahun 2012-2014. Sedangkan nelayan cenderung melakukan penangkapan sebanyak-banyaknya. Perlu adanya analisis Bioekonomi Cumi-cumi di perairan Kota Tegal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis aspek Bioekonomi Cumi-cumi (MSY, MEY, dan OAE) dengan menggunakan model Gordon Schaefer dan Fox dan untuk menganalisis tingkat pemanfaatan Cumi-cumi di Kota Tegal. Hasil penelitan menunjukkan bahwa Analisis Bioekonomi Gordon Schaefer menghasilkan nilai CMSY sebesar 771.725,433,78 kg/tahun, EMSY sebesar 47.145 unit kapal/tahun. Kondisi MEY diperoleh pada saat nilai CMEY sebesar 771.724.297,07 kg/tahun dan nilai EMEY sebesar 47.088 unit kapal/tahun. Kondisi OAE diperoleh pada saat nilai COAE sebesar 3.741.869,72 kg/tahun dan nilai EOAE sebesar 94.175 unit kapal/tahun. Sedangkan analisis Bioekonomi Fox menghasilkan nilai EMSY sebesar 29.666 unit kapal/tahun dengan CMSY sebesar 306.158.885,53 kg/tahun. Kondisi MEY diperoleh pada saat nilai CMEY sebesar 306.156.612,20 kg/tahun dan nilai EMEY sebesar 29.552 unit kapal/tahun. Kondisi OAE diperoleh pada saat nilai COAE sebesar 7.732.018,41 kg/tahun dan nilai EOAE sebesar 194.599 unit kapal/tahun. Sumberdaya Cumi-cumi di perairan Kota Tegal telah mengalami overfishing sejak tahun 2013 dengan tingkat pemanfaatan 190% menurut model Gordon Schaefer dan 303% menurut model Fox
ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERIKANAN TANGKAP BAGAN PERAHU DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA (PPN) KARANGANTU SERANG BANTEN Alam, Amrullah Gusti; Sardiyatmo, Sardiyatmo; Dewi, Dian Ayunita Nugraheni Nurmala
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Vol 6, No 3: Agustus 2017
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (569.622 KB)

Abstract

Alat tangkap bagan perahu merupakan salah satu jenis alat tangkap yang memiliki target tangkapan ikan-ikan dengan nilai ekonomis tinggi. Tercatat dalam laporan tahunan statistik Pelabuhan Perikanan Nusantara Karangantu tahun 2015 alat tangkap bagan perahu memproduksi jenis ikan teri (Stolephorus sp) sebanyak 115.425 Kg, dari total produksi ikan teri (Stolephorus sp) di PPN (Pelabuhan Perikanan Nusantara) Karangantu sebanyak 553.578 kg, maka alat tangkap bagan perahu memproduksi 20,8% dari total produksi ikan teri (Stolephorus sp) Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis aspek finansial serta kelayakan usaha dari alat tangkap bagan perahu, dan mengetahui aspek pemasaran dari ikan hasil tangkapan bagan perahu di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Karangantu. Bagan perahu pada penelitian ini dibagi menjadi 2 tipe, yaitu bagan perahu A (lunas < 20 m) dan bagan perahu B (lunas > 20 m). Metode penelitian aspek finansial yang  digunakan adalah NPV (Net Present Value), IRR (Internal Rate Return), dan PP (payback period). Hasil dari penelitian ini adalah nilai NPV Rp 3.581.027.36 untuk bagan perahu A dan Rp 54.381.146.50 untuk bagan perahu B, IRR 11% untuk bagan perahu A dan 18% untuk bagan perahu B, dan PP 4,28 untuk bagan perahu A dan 3,83 untuk bagan perahu B, saluran pemasaran dari hasil tangkapan bagan perahu di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Karangantu bersifat satu tingkat.
APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) DALAM PENENTUAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) DI PERAIRAN SADENG, YOGYAKARTA Maulana, Alvin; Triarso, Imam; Sardiyatmo, Sardiyatmo
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Vol 6, No 3: Agustus 2017
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (646.397 KB)

Abstract

Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah sistem berbasis pemetaan dan geografis dengan bantuan komputer yang menganalisis faktor-faktor oseanografi. Kabupaten Gunungkidul merupakan daerah yang memiliki potensi perikanan tangkap yang perlu dikembangkan. Ikan cakalang merupakan salah satu hasil perikanan yang cukup banyak di Kabupaten Gunungkidul. Penangkapan ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) dapat dilakukan dengan mengetahui aspek-aspek wilayah lautan baik aspek fisik maupun aspek non fisik. Tujuan dari penelitian ini antara lain untuk menganalisis penentuan daerah penangkapan ikan, dan menganalisis hubungan antara hasil tangkapan dengan faktor oseanografi di perairan Gunungkidul. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, dengan pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling, didapat 17 titik sampel, data sampling dikumpulkan berdasarkan nelayan waktu beroperasi dilaut. Metode Analisis data yang digunakan adalah uji asumsi klasik, uji Heteroskedastisitas, uji normalitas, regresi linier, uji F dan uji T. Parameter oseanografis suhu permukaan laut, konsentrasi Klorofil-a, kedalaman, dan kecepatan arus memberi pengaruh nyata secara bersamaan terhadap variasi hasil tangkapan ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis)  di perairan Sadeng, sedangkan Faktor oseonografi yang  menunjukkan pengaruh signifikan terhadap hasil tangkapan ikan Cakalang adalah khlorofil-a dan Kecepatan arus. DPI Cakalang dapat dipaparkan menggunakan data Citra Satelit Aqua Modis untung mengetahui persebaran ikan tersebut.
ANALISIS KOMPOSISI HASIL TANGKAPAN IKAN KEMBUNG DENGAN ALAT TANGKAP TRAMMEL NET MENGGUNAKAN UMPAN DAN TANPA UMPAN DI PPI TANJUNGSARI KABUPATEN PEMALANG Irawan, Surya; Sardiyatmo, Sardiyatmo; Jayanto, Bogi Budi
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Vol 6, No 4: Oktober 2017
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (880.734 KB)

Abstract

Trammel net di daerah Pemalang banyak digunakan untuk menangkap ikan kembung, udang, dan ikan-ikan pelagis kecil lainnya. Trammel net merupakan alat tangkap yang pasif. Umumnya pada alat tangkap pasif seperti bubu diberi umpan sebagai atraktor agar fish target tertarik untuk masuk ke dalam bubu. Umpan tersebut akan mengeluarkan bau yang akan menarik perhatian dari ikan yang hendak ditangkap. Oleh sebab itu penambahan umpan pada alat tangkap pasif lain selain bubu diharapkan mampu menambah hasil tangkapan dari alat tangkap trammel net itu sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh dan hasil tangkapan penggunaan umpan pada alat tangkap trammel net. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei hingga Juni 2017 di Perairan Pemalang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental fishing dengan penambahan umpan berupa udang windu. Metode pengambilan data menggunakan metode observatif dengan mengamati jumlah dan hasil tangkapan pada alat tangkap yang diberi umpan dan tanpa umpan. Metode analisis yang digunakan adalah uji t untuk pengambilan keputusan. Hasil penelitian yang didapatkan menunjukkan bahwa  trammel net dengan umpan mendapatkan hasil dengan berat 170,5 kg, sedangkan untuk trammel net tanpa umpan sebesar 160 kg. Hasil  uji t yang didapat adalah nilai sig 0,96 yang berarti Ho diterima sehingga penggunaan umpan dalam trammel net dan tanpa tidak ada perbedaan hasil (berat dan jumlah) tangkapan.
ANALISIS DAYA SAING DAN SALURAN PEMASARAN IKAN KEMBUNG (RASTRELLIGER SP.) DI KABUPATEN REMBANG, JAWA TENGAH Ain, Siti Machrusatul; Triarso, Imam; Sardiyatmo, Sardiyatmo
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Vol 6, No 4: Oktober 2017
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (252.316 KB)

Abstract

Sektor perikanan tangkap di Kabupaten Rembang dapat berperan dan berpotensi sebagai penggerak utama perekonomian daerah dan nasional. Akan tetapi, sampai saat ini peran dan potensi tersebut belum baik. Diduga keunggulan komparatif sektor perikanan tangkap yang dimiliki oleh Kabupaten Rembang belum mampu menjadi keungggulan kompetitif. Hal tersebut mengakibatkan rendahnya kinerja ekonomi berbasis sektor perikanan tangkap di Kabupaten Rembang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis daya saing dan saluran pemasaran Ikan Kembung (Rastrelliger sp.) di Kabupaten Rembang. Bedasarkan margin pemasaran dan analisis PAM. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2017. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif yang bersifat survei dengan pendekatan kuantitatif. Populasi adalah masyarakat nelayan dan bakul ikan di Kabupaten Rembang. Jumlah sampel yang diambil yaitu 41 orang nelayan dan 45 orang Bakul Ikan. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode simple random sampling dan Snowball Sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara yang dilengkapi daftar kuisioner dan juga observasi langsung di lapangan. Teknik analisis data menggunakan analisis margin pemasaran dimana semakin panjang saluran pemasaran, maka margin yang diterima di setiap lembaga pemasaran semakin kecil dan semakin tidak efesien saluran pemasaran. Analisis data selanjutnya adalah analisis data menggunakan PAM, Private cost ratio (PCR): C/(A - B) yang dihasilkan 0,6, PCR < 1, berarti sistem komoditas yang diteliti memiliki keunggulan kompetitif; Domestic resource cost ratio (DRC): G/(E - F), yang dihasilkan 0,67 DRC < 1 berarti sistem komoditas yang diteliti mempunyai keunggulan komparatif; NPCO yang dihasilkan 1,04 nilai NPCO > 1 berarti kebijakan bersifat protektif terhadap output ; On tradable inputs (NPCI): B/F yang dihasilkan 0,9, jika nilai NPCI < 1 berarti kebijakan bersifat protektif terhadap input, berarti ada kebijakan subsidi terhadap input tradable. Saluran pemasaran Ikan Kembung (Rastrelliger sp.) di Kabupaten Rembang efesien karena rantai pemasaran yang pendek