Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

PENGARUH KULTUR INDIGENOUS LACTOBACILLUS SP. DALAM PEMBUATAN YOGURT UBI UNGU : KAJIAN TINGKAT KEASAMAN, pH DAN TOTAL PADATANNYA A.Intan Niken Tari; Catur Budi Handayani; Ahimsa Kandi Sariri
Jurnal Teknologi Hasil Pertanian Vol 5, No 1 (2012)
Publisher : Universitas Sebelas Maret (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (351.786 KB) | DOI: 10.20961/jthp.v0i0.13530

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh kultur indigenous Lactobacillus sp. dalam pembuatanyogurt ubi ungu terhadap tingkat keasaman,pH dan total padatannya. Rancangan percobaan yang digunakandalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap pola satu arah dengan 3 macam perlakuan campuran kulturbakteri Asam Laktat sebagai starter pada pembuatan yogurt ubi ungu. Perlakuan 1 campuran kulturStreptococcus thermophillus FNCC 0040 dan Lactobacillus bulgaricus FNCC0041 sebagai kontrol, perlakuan 2campuran kultur Streptococcus thermophillus FNCC 0040 dengan kultur indigenous Lactobacillus sp. Dad 13,perlakuan 3 campuran kultur Streptococcus thermophillus FNCC 0040 dan Lactobacillus sp. Mut 7. Masingmasing perlakuan diulang 3 kali, sehingga terdapat 9 perlakuan. Parameter pengamatan dilakukan terhadap sifatkimia yogurt ubi ungu yaitu tingkat keasaman (metode titrasi), derajat keasaman (pH) dan total padatan(metode gravimetri). Hasil Penelitian terpilih yogurt ubi ungu dengan campuran kultur Streptococcusthermophyllus dan kultur indigenous Lactobacillus sp. Mut 7 yang mempunyai sifat kimia berupa tingkatkeasaman 11.956 mgrek/ 100g bahan, pH 4.378 dan total padatan 13.593%.
EVALUASI TEKNIK PEMOTONGAN AYAM YANG BERBEDA TERHADAP KUALITAS MIKROBIOLOGIS DAGING” Septiyan, Woko Bagus; Windyasmara, Ludfia; Sariri, Ahimsa Kandi
Jurnal Peternakan (Jurnal of Animal Science) Vol 8, No 2 (2024): JURNAL PETERNAKAN (JURNAL OF ANIMAL SCIENCE)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jas.v8i2.16924

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kandungan Escherichia coli dan Coliform dalam menentukan kualitas daging yang aman untuk dikonsumsi serta menjelaskan perbedaan dalam kualitas keamanan mikrobiologis ayam broiler yang disembelih secara tradisional dan modern. Penelitian ini telah terlaksana dari bulan Februari sampai Maret 2024 yang dimulai dari pengambilan sampel daging ayam hingga pengujian kandungan Escherichia coli dan Coliform yang dilakukan di Balai Besar Veteriner Kulon Progo, Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan 6 sampel yang terdiri dari 3 sampel daging ayam RPA Tradisional dan 3 sampel daging ayam RPA Modern dengan berat sampel 250 gram per sampel. Hasil analisis Independet Sample T-Test menunjukan hasil Escherichia coli tidak signifikan (P < 0.05) dan hasil uji Coliform signifikan (P > 0.05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan terkait dengan kandungan Escherichia coli pada RPA Tradisional dan RPA Modern, serta terdapat perbedaan yang signifikan terkait dengan kandungan Coliform pada RPA Tradisional dan RPA Modern. Hasil produksi daging dari kedua RPA masih tetap bisa dikonsumsi asalkan dengan cara yang benar dan matang sempurna. 
PENGARUH PERBEDAAN METODE PENGEMASAN (PACKAGING) NUGGET AYAM DAUN KELOR TERHADAP KUALITAS KIMIA DAN MIKROBIOLOGI Windyasmara, Ludfia; Sukaryani, Sri; Sariri, Ahimsa Kandi
Jurnal Sains dan Teknologi Industri Peternakan Vol 4 No 2 (2024): Agustus 2024
Publisher : Program Studi Peternakan Universitas Muhammadiyah Sidenreng Rappang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55678/jstip.v4i2.1384

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas kimia dan mikrobiologi nugget ayam yang disubstitusi tepung daun kelor pada metode pengemasan yang berbeda. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan 4 kali ulangan, 2 kali analisis (duplo). Perlakuan pada penelitian ini adalah nugget yang disimpan dengan kemasan Streoform dan Plastik Wrapping, Polypropylena (PP) non vakum, dan Polypropylena (PP) vakum. Variabel yang diamati dalam penelitian antara lain kadar air, keempukan, dan Total Plate Count (TPC). Data pada hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan Analysis of Variance (ANOVA) dan dilakukan uji lanjut Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) dengan taraf nyata 5% dan 1%. Hasil penelitian menunjukkan metode pengemasan yang berbeda pada nugget ayam daun kelor berbeda nyata (P<0,05) terhadap kadar air dan Total Plate Count (TPC). Perbedaan sangat nyata (P<0,01) terjadi pada keempukan pada nugget ayam dengan metode pengemasan yang berbeda. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa metode pengemasan yang berbeda pada nugget ayam daun kelor dengan Streoform dan Plastik Wrapping, Polypropylena (PP) non vakum, dan Polypropylena (PP) vakum mempengaruhi kadar air, keempukan, serta Total Plate Count (TPC). Kata kunci: Kualitas kimia, Kualitas mikrobiologi, Nugget ayam, Tepung daun kelor
Lama Penyimpanan Sosis Ayam Menggunakan Edible Film dari Gelatin Limbah Tulang Ayam Terhadap Kualitas Kimia Windyasmara, Ludfia; Sariri, Ahimsa Kandi; Sofyan, Nean
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 8, No 3 (2021): JITRO, September
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (192.538 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v8i3.16786

Abstract

ABSTRAKSosis adalah produk yang dibuat dengan campuran berbagai bahan dengan bahan baku utama adalah daging. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama simpan sosis ayam menggunakan edible film dari gelatin limbah tulang ayam terhadap kualitas  kimia. Metode penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan satu faktor perlakuan, yaitu lama penyimpanan. Perlakuan penelitian menggunakan coating edible film dari gelatin limbah tulang ayam terhadap lama penyimpanan sosis ayam. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik menggunakan ragam. Parameter pengamatan penelitian meliputi uji nilai Ph, kadar air, kadar protein dan kadar lemak. Hasil penelotian menunjukkan penggunaan edible film dari gelatin limbah tulang ayam terhadap lama penyimpanan sosis ayam selama 9 hari berpengaruh nyata terhadap nilai ph, kadar air, kadar protein dan kadar lemak. Kata kunci: edible film, kualitas kimia, limbah tulang ayam, sosis ayam Long Storage Time for Chicken Sausage using Edible Film from Gelatin Waste Chicken Bone to Chemical Quality                                                           ABSTRACT      Sausage is a product made with a mixture of various ingredients with the main raw material being meat. This study aims to determine the effect of shelf life of chicken sausages using edible film from chicken bone waste gelatin on chemical quality. This research method used a completely randomized design (CRD) with one treatment factor, namely storage time. The research treatment used edible film coating from gelatin from chicken bone waste to the storage time of chicken sausages. The data obtained were analyzed statistically using analysis of variance (ANOVA). The research observation parameters included the test of the Ph value, water content, protein content and fat content. The results showed that the use of edible film from gelatin from chicken bone waste to the storage time of chicken sausages for 9 days had a significant effect on the pH value, moisture content, protein content and, fat content. KJITRO (Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis) is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.  JITRO (Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis) is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.  eyJITRO (Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis) is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.  wJITRO (Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis) is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.  
Impact of Variations in Rabbit Urine Fertilizer Dosage on Corn Fodder (Zea mays) productivity Pradapa, Ringga Ardha Toni; Ludfia Windyasmara; Ahimsa Kandi Sariri
Jurnal Biologi Tropis Vol. 24 No. 3 (2024): July - September
Publisher : Biology Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Education, University of Mataram, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jbt.v24i3.7452

Abstract

Corn is a ruminant animal feed with high vegetable protein and carbohydrate values. Because corn growers need a large area of land, one alternative is corn fodder. The application of corn fodder is very simple, harvests quickly and saves land. To support the growth of corn fodder, adequate nutrition is needed. Rabbit urine organic fertilizer contains high levels of N, P and K nutrients to increase plant productivity. This study aims to determine the effect of different doses of rabbit urine on the productivity of corn fodder (Zea mays). The method in this research is the research method used in this research is the Completely Randomized Design Method (CRD) which consists of 4 treatments, namely the concentration of rabbit urine fertilizer. Rabbit urine fertilizer concentrations consisted of 7 ml, 14 ml and 21 ml. Harvested on day 14. The parameters observed were plant height, number of leaves, wet biomass and dry biomass. Based on the results of this research, it can be concluded that the use of rabbit urine fertilizer in corn fodder at the average plant height P0=10.32 P1=11.85 P2=11.44 P3=13.67. The mean number of leaves P0=1.64 P1=1.73 P2=1.69 P3=1.81. The mean for wet biomass P0=57.37 P1=71.14 P2=74.09 P3=86.65. The average dry biomass, namely P0=6 P1=11 P2=11.40 P3=17.40. The conclusion from this research is that corn fodder given rabbit urine fertilizer has a very significant effect (P<0,01) on plant height, number of leaves, wet biomass and dry biomass.
Pengaruh Perbedaan Bangsa Kambing Sannen dan Sapera terhadap Kualitas Susu Catur Suci Purwati; Aprilia Surandari; Ahimsa Kandi Sariri; Sri Sukaryani
Jurnal Ilmiah Peternakan Halu Oleo Vol. 6 No. 4 (2024): JIPHO (Jurnal Ilmiah Peternakan Halu Oleo)
Publisher : Jurusan Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56625/jipho.v6i4.162

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan bangsa terhadap kualitas fisik susu kambing Sannen dan Sapera. Kambing sannen betina laktasi yang berjumlah 9 ekor dan Kambing sapera betina laktasi yang berjumlah 9 ekor. Sampel susu yang diambil sebanyak tiga kali pengambilan, sebanyak masing-masing 100 ml tiap ekor tiap perlakuan, di peternakan Bamboe Koening Farm. Rancangan percobaan menggunakan independent student T-Test dengan 2 perlakuan dan 9 ulangan. Variable yamg diamati pH, berat jenis, uji keasaman, uji titik didih dan uji reduktase. Perlakuan dalam penelitian ini adalah perlakuan pertama susu Kambing Sannen dan perlakuan kedua susu Kambing Sapera. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa perbedaan susu pada bangsa kambing Sannen dan Sapera menunjukkan bahwa uji alkohol negatif, tidak berpengaruh terhadap pH, keasaman, dan titik didih. berpengaruh pada berat jenis, sedangkan uji reduktase terbaik pada kambing sannen 4,15 jam dan sapera 4 jam.
PENGARUH VARIASI DOSIS MA-11 DALAM FERMENTASI ONGGOK TERHADAP KUALITAS FISIK DAN BOBOT KERING Nugroho, Rendy Wahyu; Mulyono, Ali Mursyid Wahyu; Sariri, Ahimsa Kandi
Tropical Animal Science Vol. 6 No. 2 (2024): TROPICAL ANIMAL SCIENCE
Publisher : Universitas Boyolali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36596/tas.v6i2.1646

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dosis fermentasi onggok menggunakan MA- 11 terhadap suhu fermentasi, pH dan bobot kering panen. Penelitian dilakukan dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) pola searah one-way ANOVA. Perlakuan yang diterapkan pada perlakuan ini adalah 4 macam dosis fermentasi yaitu, P0 : 0 ml/400g onggok (tidak fermentasi), P1 : 0,4 ml/400g onggok, P2 : 0,8 ml/400g onggok dan P3 : 1,2 ml/400g onggok, dengan masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Proses fermentasi berupa siapkan onggok dan MA-11, Campurkan onggok sebanyak 400 gram dengan MA-11 dengan ml yang berbeda sesuai perlakuan yang sudah dicampurkan aquades sebanyak 700 ml untuk pembuatan setiap unitnya yang sesuai dengan perlakuan yang diatas. Onggok yang telah dicampur dengan MA-11 dimasukan kedalam toples fermentasi ukuran 500 ml yang bersifat anaerob. Variable yang diamati berupa suhu fermentasi, pH dan bobot panen kering. Hasil penelitian menunjukkanbahwa suhu mengalami kenaikan yang tidak signifikan (P>0,05), pH (keasaman) dan bobot kering panen mengalami penurunan yang signifikan (P<0,05)
Peningkatan Kecernaan Protein Kasar dan Serat Kasar In Vitro Daun Sawit dengan Teknologi Fermentasi MA-11: Increasing Crude Protein and Crude Fiber Digestibility of Oil Palm Leaves In Vitro with MA-11 Fermentation Technology Sukaryani, Sri; Sariri, Ahimsa Kandi; Husein, Muhammad
Journal of Livestock and Animal Health Vol. 8 No. 2 (2025): August
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32530/jlah.v8i2.93

Abstract

Penelitian ini bertujuan  untuk mengetahui pengaruh  fermentasi daun  sawit menggunakan MA-11 dengan level yang berbeda terhadap Kecernaan Protein Kasar (KcPK) dan Kecernaan Serat Kasar (KcSK). Desain penelitian yang digunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola searah dengan empat (4) perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan tsb adalah P0 : daun sawit + 0 cc MA-11 + urea 2 g + molasses 5 cc; P1 : daun sawit + 2 cc MA-11 + urea 2 g + molasses 5 cc; P2 : daun sawit +4 cc MA-11 + urea 2 g + molasses 5 cc; P3 : daun sawit + 6 cc MA-11 + urea 2g + molasses 5 cc. Inkubasi dilakukan selama 9 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fermentasi menggunakan MA-11 berpengaruh sangat nyata meningkatkan kecernaan protein kasar daun sawit, dengan hasil tertinggi pada P3 (56,92 ± 0,47%); disusul kemudian oleh P2 (51,57 ± 1,14%); P1 (46,32 ± 3,97%) dan terkecil P0 (27,15 ± 0,27%). Daun sawit yang difermentasi dengan MA-11 berhasil dengan sangat nyata menurunkan nilai kecernaan serat kasarnya, dengan hasil sebagai berikut P0 (61,39±1,21%); P1 (67,13±0,93%); P2 (72,02±0,19%) dan P3 (75,93±1,35%). Kesimpulan dari penelitian ini bahwa fermentasi daun sawit menggunakan MA-11 sebanyak 0 – 6 cc berpengaruh sangat nyata meningkatkan nilai KcPK dan KcSK dan yang paling optimal pada level penggunaan MA-11 sebanyak 6 cc.
The Effect of Adding Papaya Leaf Flour (Carica Papaya L.) on The Nutritional Content of Pellet Salsabella, Marshanda Valentina; Sariri, Ahimsa Kandi
Jurnal Biologi Tropis Vol. 25 No. 4 (2025): in Progress
Publisher : Biology Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Education, University of Mataram, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jbt.v25i4.9509

Abstract

Feed has a crucial role in enhancing livestock growth and productivity, both in terms of nutritional composition and physical characteristics. One approach to improve feed quality is the utilization of natural ingredients rich in nutrients, such as papaya leaf flour (Carica papaya L.). This research aimed to evaluate the impact of adding papaya leaf flour on the nutritional composition of feed pellets. The study was carried out over five months at the Microbiology Laboratory, Faculty of Agriculture, Bangun Nusantara University, Sukoharjo, and at the Animal Science Laboratory, Diponegoro University. A Completely Randomized Design (CRD) was employed with three treatments and four replications: F0 (100 g of pellet without papaya leaf flour), F1 (100 g of pellet + 3% papaya leaf flour), and F2 (100 g of pellet + 6% papaya leaf flour). Observed parameters included dry matter, crude fiber, and crude protein. Data were analyzed using Analysis of Variance (ANOVA), followed by Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) when significant differences occurred. The results demonstrated that adding papaya leaf flour significantly affected dry matter and crude fiber contents but did not significantly influence crude protein levels.