Claim Missing Document
Check
Articles

Found 31 Documents
Search

Soybean Disease Detection with Feature Selection Using Stepwise Regression Algorithm: LVQ vs LVQ2 Muhamad, Nida; Endah, Sukmawati Nur; Sarwoko, Eko Adi; Sasongko, Priyo Sidik
Kinetik: Game Technology, Information System, Computer Network, Computing, Electronics, and Control Vol. 5, No. 2, May 2020
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (518.977 KB) | DOI: 10.22219/kinetik.v5i2.919

Abstract

ndonesia's soybean needs increase from year to year. But according to data from the Badan Pusat Statistik (BPS) the amount of national soybean productivity is still low, so the fulfillment of soybean needs is done by importing soybeans from several countries such as China, Ukraine, Canada, Malaysia, and the United States. Low soybean productivity is caused by several factors. One of the causes is disease. This study aims to create a soybean disease detection by applying Learning Vector Quantization 2 (LVQ2) neural network algorithm(ANN) and Stepwise Regression Algorithm attribute selection. The attribute variables used consisted of 35 symptoms of the disease in soybean crop data. The data used in this study is a soybean dataset taken from University of California Irvine Machine Learning Repository as much as 200 data. The distribution of training data and test data is done by the k-fold cross validation method with a value of k = 10. The result of the study shows that the best paramater use in lVQ2. The results showed that the best parameters in LVQ2 is learning rate (α) value of 0.3; epsilon 0.04; and maximum epoch 100. While the best attribute selection uses the parameter p to enter and p to remove of  0.15 which produces 17 selected attributes such as date, plant stand, precipitation, leaves, leaf spot halo, leaf spot margins, leafspot size, leaf mildew, stem canker, stem fungi, external decay, fruit pods, fruit spots, seeds, mold growth, seed discolor, roots. The best results in this study resulted in an accuracy of 90.5%, 9.5% error rate, 90.5% sensitivity, and 98.94% specificity
Implementasi Metode K-Nearest Neighbor untuk Diagnosis Kanker Kolorektal dengan Biomarker Micro-RNA Yuniarto, Muhammad Sofi; Sarwoko, Eko Adi
Jurnal Masyarakat Informatika Vol 11, No 1 (2020): JURNAL MASYARAKAT INFORMATIKA
Publisher : Department of Informatics, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1026.587 KB)

Abstract

Kanker Kolorektal merupakan keganasan yang berasal dari jaringan usus besar, terdiri dari kolon dan/ atau rektum. Salah satu metode skrining kanker kolorektal yaitu microRNA. Micro-RNA merupakan nukleotida yang berukuran pendek (sekitar 18-25 basa nukleotida) yang berperan dalam berbagai proses intraseluler dengan mengatur ekspresi gen. Micro-RNA yang mempengaruhi kanker kolorektal adalah miR-21, miR-31, miR- 135b, miR-183, miR-222, miR-145, dan miR-195. Metode K-Nearest Neighbor digunakan untuk melakukan klasifikasi data micro-RNA. Dataset yang digunakan berjumlah 600 data, terdiri dari 300 data normal, dan 300 data kanker kolorektal. Dataset terdiri dari 7 ekspresi micro-RNA beserta label datanya, kanker kolorektal atau normal. Pembagian dataset menjadi data latih dan data uji menggunakan metode K-Fold Cross Validation. Berdasarkan pengujian yang dilakukan dengan menggunakan 10-Fold Cross Validation, metode K-Nearest Neighbor menghasilkan accuracy terbaik pada K=3 dengan accuracy 94,17%, specificity 94,43%, dan sensitivity 94,41%.
Kriptografi Citra Digital Menggunakan Algoritma Hill Cipher Dan Affine Cipher Berbasis Android Febrianto, Erla Rizky; Sarwoko, Eko Adi
Jurnal Masyarakat Informatika Vol 10, No 2 (2019): JURNAL MASYARAKAT INFORMATIKA
Publisher : Department of Informatics, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1169.075 KB)

Abstract

Perkembangan teknologi saat ini mengakibatkan semakin mudah pertukaran informasi. Citra merupakan data yang bersifat informatif, bahkan mengandung informasi penting bagi sebagian pihak. Keamanan terhadap kerahasiaan informasi atau data dari citra harus terjaga dan terjamin keasliannya sehingga tidak terjadi penyalahgunaan informasi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Pada penelitian tugas akhir ini membahas tentang kriptografi citra digital menggunakan algoritma Hill Cipher dan Affine Cipher berbasis Android. Algoritma Hill Cipher dipilih karena salah satu dari algoritma kriptografi klasik yang cukup aman dan tidak mudah dipecahkan. Algoritma Affine Cipher dipilih karena sederhana dan mudah dalam pengimplementasiannya. Aplikasi ini dapat melakukan proses enkripsi dan dekripsi pada perangkat smartphone yang menggunakan sistem operasi android. Hasil dari aplikasi ini adalah citra rekayasa yang telah diolah berdasarkan kunci yang dimasukkan. Durasi lama waktu proses enkripsi dan dekripsi tergantung pada kombinasi kunci serta dimensi ukuran citra. Semakin besar dimensi ukuran citra yang dimasukkan maka semakin lama waktu pemrosesan. Aplikasi kriptografi citra digital ini telah diuji dengan membandingkan dengan aplikasi serupa yang hanya menggunakan algoritma Hill Cipher atau Affine Cipher saja. Hasil pengujian nilai Peak Signal to Noise Ratio (PSNR) dengan menggabungkan kedua algoritma menghasilkan nilai rata- rata PSNR yang lebih rendah jika dibandingkan dengan aplikasi yang hanya menggunakan algoritma Hill Cipher atau algoritma Affine Cipher saja.
Aplikasi Tes Buta Warna Dengan Metode Ishihara dan Farnsworth Munsell D-15 (Studi Kasus : Puskesmas Rowosari) Estrada, Rico; Sarwoko, Eko Adi
Jurnal Masyarakat Informatika Vol 10, No 1 (2019): JURNAL MASYARAKAT INFORMATIKA
Publisher : Department of Informatics, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (420.185 KB)

Abstract

Buta warna adalah suatu gangguan yang terjadi pada mata yang tidak dapat membedakan warna tertentu. Tes buta warna adalah suatu tes yang digunakan untuk mengetahui seseorang mengalami buta warna atau tidak. Hasil tes buta warna sangat penting terutama untuk melanjutkan pendidikan dan bekerja di bidang-bidang tertentu seperti teknik elektro, teknik informatika, desain dan lain-lain. Proses buta warna umumnya dilakukan secara manual. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah aplikasi tes buta warna dengan metode Ishihara dan Farnsowrth Munsell D-15 dengan berbasis komputer dan hasil tes tersimpan dalam database sehingga petugas kesehatan dapat melihat data yang lalu serta menghasilkan laporan yang dapat langsung dicetak melalui printer. Model proses pengembangan perangkat lunak yang digunakan adalah model Waterfall. Aplikasi tes buta buta warna Ishihara dan farnsworth munsell D-15, dapat dilakukan setelah pasien melakukan registrasi terlebih dahulu, setelah melakukan registrasi maka pasien dapat melakukan tes Ishihara, jika hasil tes Ishihara buta warna parsial, sangat dianjurkan untuk pasien melakukan tes Farnsworth Munsell D-15 yang bisa mendiagnosis dengan melakukan skrining kelemahan warna tertentu, seperti kelemahan terhadap warna merah (protan), kelemahan terhadap warna hijau (deutan), dan kelemahan terhadap warna biru (tritan). Tes Farnworth Munsell Tingkat akurasi aplikasi ini dalam menangani pasien buta warna adalah sebesar 96.8%.
Pengembangan Aplikasi Mobile Deteksi Dini Penyakit dan Hama Pada Tanaman Palawija Endah, Sukmawati Nur; Sarwoko, Eko Adi; Sasongko, Priyo Sidik; Sutikno, Sutikno
Informatika Pertanian Vol 28, No 1 (2019): Juni 2019
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/ip.v28n1.2019.p49-66

Abstract

Meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia berdampak pada kebutuhan pangan, salah satu sumber pangan selain padi adalah tanaman palawija. Tanaman palawija memiliki peranan dalam mewujudkan impian Indonesia menjadi Lumbung Pangan Dunia di tahun 2045. Namun, penyakit dan serangan hama dapat menurunkan kwalitas dan kwantitas hasil produk tanaman palawija. Maka, diperlukannya identifikasi dan penanganan terhadap penyakit hama pada tanaman palawija agar mutu dan kwalitas produk tetap terjaga dan hasil produk melimpah. Penelitian ini mengusulkan pengembangan sebuah aplikasi mobile mengenai deteksi penyakit dan hama palawija berdasarkan gejala yang timbul. Pengujian telah dilakukan baik pengujian fungsionalitas sistem maupun usability testing terhadap aplikasi yang diberi nama Online at Sawat (OAS). Hasil pengujian menunjukkan bahwa OAS telah memenuhi requirement yang dibutuhkan dan mempunyai hasil usability test yang baik. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu petani palawija khususnya jagung dan kedelai agar hasil panennya terjaga dan pemerintah secara tidak langsung untuk mewujudkan Indonesia sebagai Lumbung Pangan Dunia.
Studi Analisis Pengenalan Pola Tulisan Tangan Angka Arabic (Indian) menggunakan Metode K- Nearest Neighbors dan Connected Component Labeling Roni Akbar; Eko Adi Sarwoko
Dinamika Rekayasa Vol 12, No 2 (2016): Jurnal Ilmiah Dinamika Rekayasa - Agustus 2016
Publisher : Jenderal Soedirman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.dr.2016.12.2.144

Abstract

Handwriting refers to the result of writing by hand (not typed). The writing style of people are not the same. One of the United Nations official languages, Arabic, has a numerical system known as Arabic (Indian) numeral. The identification of feature help humans to be able distinguish the patterns. The grouping patterns can be applied to the machine for recognizing object in the image. Connected component labeling is used for separating characters to be easily recognizable. K- nearest neighbors is used to find the similarity value between query image and template images are based on the nearest neighbors class. This analytical study was tested using 100 test images. The top three classification results of Arabic (Indian) handwritten recognition use k- nearest neighbors  (KNN) are 86% when k = 1, 84% when k = 3, and 83% with k = 5.
Pembinaan Pola Pikir Komputasi dan Informatika pada Siswa Sekolah Dasar Sukmawati Nur Endah; Eko Adi Sarwoko; Nurdin Bahtiar; Adi Wibowo; Kabul Kurniawan
E-Dimas: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 11, No 1 (2020): E-DIMAS
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/e-dimas.v11i1.2317

Abstract

Bebras adalah sebuah inisiatif internasional yang tujuannya adalah untuk mempromosikan Computational Thinking (Berpikir dengan landasan Komputasi atau Informatika), di kalangan guru dan murid mulai kelas 3 SD, serta untuk masyarakat luas. Berpikir komputasional (Computational Thinking) adalah metode menyelesaikan persoalan dengan menerapkan teknik ilmu komputer (informatika). Tantangan bebras menyajikan soal-soal yang mendorong siswa untuk berpikir kreatif dan kritis dalam menyelesaikan persoalan dengan menerapkan konsep-konsep berpikir komputasional. Cara untuk mempromosikan computational thinking adalah dengan menyelenggarakan kegiatan kompetisi secara daring (on line), yang disebut sebagai "Tantangan Bebras" (Bebras Challenge). Tantangan Bebras bukan hanya sekedar untuk menang. Selain untuk berlomba, tantangan Bebras juga bertujuan agar siswa belajar Computational Thinking selama maupun setelah lomba. Pengabdian ini berupaya untuk mensosialisasikan dan melakukan pembinaan ke sekolah-sekolah mengenai bebras task sehingga harapannya siswanya mampu bersaing untuk ikut dalam Bebras Challenge Indonesia di tahun mendatang. Kegiatan ini meliputi pre test, pembahasan dan post-test terkait soal-soal Bebras (Bebras Task). Hasil kegiatan menunjukkan bahwa adanya peningkatan rata-rata pemahaman pola pikir komputasi dan informatika pada SD Ummul Quro’ sebesar 13,74% untuk siswa kelas IV dan V serta sebesar 10% untuk siswa kelas III.
DIGITAL MARKETING UNTUK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BINAAN YAYASAN SOKOGURU UNGARAN Ragil Saputra; Eko Adi Sarwoko; Dinar Mutiara KN; Rismiyati Rismiyati; Edy Suharto
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 4, No 1 (2021): Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v4i1.123-130

Abstract

The Sokoguru Foundation is a non-governmental organization (NGO), with one of its activities which is a place for empowering the communities. After conducting an interview with the foundation managers and a survey of the member of the community, the results show that the ability to do entrepreneurship online is essential for the community. Therefore, the community services’ team provide training for the community about the use of social media, especially using Instagram to do digital marketing.This community service activity methodology uses a Participatory Rural Approach in the form of training and mentoring. The service is carried out in 3 stages: preparation, training and evaluation. Preparation is done by seeking information on material requirements for training. The training stage is carried out using an online system with Zoom Meeting (due to COVID-19 19 pandemic). Next, the training is filled with the presentation from the community service’s team, question and answer and sharing experiences.The result of the evaluation, this service activity adds new knowledge for participants (100%), usefulness (52.6%: very useful, 47.4%: useful). As well as increasing interest in online marketing by 73.7% from the previous 57%. Apart from scientific articles, the output of this activity is in the form of training modules, articles on the Kompas mass media, and video documentation on the YouTube channel.
Pengamanan Data Foto pada Perangkat OS Android Menggunakan Teknik Kriptografi Hill Cipher Aris Puji Widodo; Eko Adi Sarwoko; Edy Suharto; Josua Fredy Orlando Siahaan
JISKA (Jurnal Informatika Sunan Kalijaga) Vol. 1 No. 2 (2016): September 2016
Publisher : UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (717.695 KB) | DOI: 10.14421/jiska.2016.12-02

Abstract

Perkembangan teknologi informasi yang semakin cepat perlu dibarengi dengan sistem pengamanan dalam pemanfaatanya. Salah satu diantaranya adalah keamanan data-data file foto (citra) yang di simpan pada perangkat mobile OS android. Perangkat mobile sangat berpotensi terjadi kehilangan akibat pencurian atau disalahgunakan oleh pihak lain yang tidak bertanggung jawab, sehingga informasi yang tersimpan didalamnya sangat beresiko untuk diketahui oleh pihak lain. Oleh karena itu, untuk mengurangi resiko terbukanya informasi data foto pribadi yang tersimpan di perangkat mobile, diperlukan sebuah upaya mekanisme pengamanan data foto tersebut. Mekanisme pengamanan yang dilakukan adalah dengan cara menyimpan data foto tersebut ke dalam format sandi dan jika ingin membuka kembali informasi aslinya perlu dilakukan dengan mengembalikan dari format sandi ke format semula (enkripsi dan dekripsi). Adapun format sandi file foto yang disimpan di perangkat OS android yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan algoritma hill chiper. Algoritma hill chiper adalah suatu fungsi matematis yang digunakan untuk melakukan enkripsi dan dekripsi. Hill cipher yang merupakan poly alphabetic cipher dapat dikategorikan sebagai block cipher, karena file foto yang diproses akan dibagi menjadi sejumlah blok dengan ukuran tertentu. Hasil proses enkripsi dan dekripsi file foto yang dihasilkan pada penelitian ini, akan menghasilkan ukuran file foto yang lebih besar dibandingkan dengan file foto aslinya. Sedangkan tingkat keacakan informasi pada file foto yang dilakukan enkripsi sangat tergantung pada indek kunci yang digunakan. Semakin besar indeks kunci yang digunakan, maka akan semakin tinggi tingkat keacakan file foto hasil enkripsi yang dihasilkan.
Pembelajaran Digital Menggunakan Google Classroom Bagi Guru PAUD Dabin I Semarang Guruh Aryotejo; Eko Adi Sarwoko; Dinar Mutiara Kusumo Nugraheni; Edy Suharto; Rismiyati Rismiyati
JPKMI (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Indonesia) Vol 4, No 2: Mei (2023)
Publisher : ICSE (Institute of Computer Science and Engineering)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36596/jpkmi.v4i2.584

Abstract

Abstrak: Pandemi Covid-19 saat ini sedang berlangsung di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Pendidikan melalui daring atau online di Indonesia, dari PAUD sampai perguruan tinggi, sudah mulai dilakukan pada Bulan Maret 2020. PAUD di Kota Semarang saat ini berkembang dengan cepat dari berbagai skala. Implementasi Teknologi Informasi di bidang pendidikan melalui daring adalah dengan menggunakan media sosial atau Learning Management System (LMS). Whatsapp adalah salah satu media sosial yang sering digunakan dalam pendidikan melalui daring. Penggunaan Whatsapp memunculkan beberapa masalah seperti file tugas tidak bisa diunduh oleh orang tua, terhapus secara tidak sengaja dari gadget guru dan ukuran file yang terlalu besar untuk gadget orang tua/siswa. Pengabdian kepada masyarakat ini akan dilakukan penyuluhan kepada guru PAUD DABIN I tentang penggunaan Google Classroom sebagai LMS untuk menciptakan proses pembelajaran luring yang tidak monoton dan mengurangi permasalahan-permasalahan yang ada selama menggunakan aplikasi Whatsapp.Abstract: The Covid-19 pandemic is currently taking place all over the world, including Indonesia. Education through online or online in Indonesia, from PAUD to tertiary institutions, has begun in March 2020. PAUD in Semarang City is currently growing rapidly from various scales. The implementation of Information Technology in the field of education through online is by using social media or the Learning Management System. Whatsapp is one of the social media that is often used in online education. The use of Whatsapp raises several problems such as the assignment file cannot be downloaded by the parents, accidentally deleted from the teacher's gadget and the file size is too large for the parent/student gadget. Community service at this time will be counseling to PAUD DABIN I teachers about using Google Classroom as an LMS to create an offline learning process that is not monotonous and reduces the problems that exist while using the Whatsapp application.