Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

STUDI KASUS PENERAPAN MERDEKA BELAJAR KAMPUS MERDEKA DI FAKULTAS INDUSTRI KREATIF UNIVERSITAS TELKOM Roro Retno Wulan; Refi Rifaldi Windya Giri; Arini Arumsari; Anggar Erdhina Adi; Dyah Ayu Wiwid Sintowoko
Widya Komunika Vol 12 No 1 (2022): JURNAL KOMUNIKASI DAN PENDIDIKAN WIDYA KOMUNIKA
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.wk.2022.12.1.5222

Abstract

Penelitian berfokus pada evaluasi penerapan Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) di Fakultas Industri Kreatif, Universitas Telkom pada enam program studi unggulan. Keenam program studi tersebut adalah S1 Desain Komunikasi Visual, S1 Desain Produk, S1 Kriya, S1 Seni Rupa, S1 Desain Interior, dan S2 Desain. Metode penelitian yang digunakan adalah metode studi kasus intrinsic dengan focus kasus pelaksanaan program MBKM pada tahun 2021 di Fakultas Industri Kreatif. Tujuan penelitian ini untuk menganalisa kesesuaian program dengan tujuan yang diharapkan sesuai dengan konteks dan lingkup kegiatan kreativitas di bidang seni dan desain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Program MBKM di Fakultas Industri Kreatif merupakan sebuah program yang sejalan dengan kebutuhan mahasiswa dalam mempersiapkan diri terjun ke masyarakat. Dalam praktiknya, program ini terbukti mampu mendorong kreativitas mahasiswa secara massive menerapkan keilmuannya dan berkolaborasi dengan masyarakat. Adapun keenam program MBKM yang berjalan, yaitu: 1) Wirausaha; 2) Pertukaran Mahasiswa; 3) Magang/Praktik Industri; 4) Proyek di Desa; 5) Penelitian/ Riset; 6) Proyek/Studi Independen. Hasil pemetaan di masing-masing prodi menunjukkan bahwa setiap prodi memiliki keunggulan program MBKM sesuai dengan nature ilmu pengetahuannya. Data menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa sebanyak 88,7% di Fakultas Industri Kreatif tampak memilih wirausaha, diikuti dengan Pertukaran Mahasiswa 3.8%, magang/praktik industry 3,4%, Proyek di Desa 2,8%, penelitian/riset 0,8%, dan proyek/studi independent 0,4% secara berurutan. Hal ini sangat sesuai dengan rencana induk pengembangan universitas Telkom yaitu sebagai enterprenueur university pada tahun 2022. Kata kunci: studi kasus, merdeka belajar, kampus merdeka, wirausaha, industri kreatif
Pemanfaatan Pewarna Alam sebagai Trend Baru pada Fashion Brands di Indonesia Arini Arumsari; Agus Sachari; Andryanto Rikrik Kusmara
JURNAL RUPA Vol 3 No 2 (2018): Open Issue
Publisher : Telkom University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/rupa.v3i2.1620

Abstract

As one of the largest sub-sectors of the creative industry in Indonesia, the fashion industry has a great potential and contribution to society and the country's economy. However, the role of the large fashion industry also needs to be balanced with the methods of production and design of fashion products that are environment-friendly. This needs to be done considering the potential for adverse impacts of the rapidly developing fashion industry without any direction. The adverse effects are the use of synthetic materials or raw materials that are harmful to the environment; unprocessed production waste; poor quality of materials and production processes resulting in a low product life-cycle; and social labor issues. To overcome the above problems, the environment-friendly method currently used by various fashion brands in Indonesia and becoming a trend is the use of natural dyes in the process of fashion production. The use of natural dyes has many advantages, namely: using non-toxic and dangerous materials; preserving the traditions of Indonesian ancestors; and producing authentic and trendy color characters if processed properly. This study uses qualitative methods with a sociocultural approach. This study presents the background and development of the use of natural dyes by various fashion brands in Indonesia to become today's trend. Thus, the use of natural dyes is expected to not only become a momentary trend but is also expected to continue to be developed. The biggest reason is that the application of more environment-friendly methods for the Indonesian fashion industry broadly can provide many benefits.
REDESIGN PAKAIAN SECONDHAND BERWARNA PUTIH MENGGUNAKAN TEKNIK SURFACE TEXTILE DESIGN DENGAN INSPIRASI KEMBANG KELAPA Destia Fani Maghfira; Arini Arumsari
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 8, No 2 (2020): ANALISIS MAKNA KARYA VISUAL DALAM SENI PUBLIK
Publisher : Jurusan Seni Rupa ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/atrat.v8i2.1526

Abstract

The world fashion industry is currently developing so rapidly with the addition of various types of clothing products that make it more abundant secondhand clothing. In Indonesia, there is a secondhand clothing sales center, one of which is Cimol Gede Bage Market, which is a place to accommodate secondhand clothes that are still suitable for use. According to the field survey conducted by the author, 65% of the shops located in Cimol Gede Bage Market sell white clothes. The author sees the potential of the white secondhand clothing that allows the existence of defects in the form of stains to become a new product. This research uses a qualitative method in which the data collection is through literature study, observation, interview and exploration to find out the optimal technique to be applied to clothing products to be processed. The purpose of this study is to increase the value of function, economy, and can increase the life span of the product. By using the upcycle redesign method on white secondhand clothing, increasing the aesthetic value of secondhand clothing products will be processed using a number of surface textile design techniques inspired by Coconut Flower which come from Betawi Regional Art.Keywords:  Secondhand white clothes, Redesign, Cimol Gede Bage Market, Coconut Flower.____________________________________________________________________Dunia industri fashion saat ini berkembang begitu pesat dengan penambahan berbagai jenis produk pakaian yang membuatnya semakin melimpah pada pakaian bekas. Di Indonesia sendiri terdapat sentra penjualan pakaian bekas salah satunya Pasar Cimol Gede Bage yang merupakan tempat menampung pakaian bekas yang masih layak pakai. Menurut survey lapangan yang dilakukan penulis, 65% toko yang berada di Pasar Cimol Gede Bage menjual pakaian putih. Penulis melihat potensi pakaian bekas berwarna putih yang memungkinkan adanya cacat berupa noda menjadi produk baru. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dimana pengumpulan datanya melalui studi pustaka, observasi, wawancara dan eksplorasi untuk mengetahui teknik yang optimal untuk diterapkan pada produk sandang yang akan diolah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan nilai fungsi, keekonomisan, dan dapat meningkatkan umur produk. Dengan menggunakan metode redesain upcycle pada pakaian bekas berwarna putih maka akan meningkatkan nilai estetika produk pakaian bekas yang akan diolah dengan menggunakan sejumlah teknik desain tekstil permukaan yang terinspirasi dari Bunga Kelapa yang berasal dari Kesenian Daerah Betawi.Kata kunci: baju bekas putih, desain ulang, Pasar Cimol Gede Bage, Bunga Kelapa.
PERANCANGAN BUSANA ACTIVEWEAR BERDASARKAN SUB-TREND “LURE” DALAM ISPO TEXTILE TRENDFORECAST S/S 2019 Tiara Larissa; Arini Arumsari
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 5, No 3 (2017): EKSPLORASI RAGAM HIAS DAN BUSANA KONTEMPORER
Publisher : Jurusan Seni Rupa ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/atrat.v5i3.347

Abstract

Healthy lifestyle is a trend of urban society. They attempt to minimize the risks of diseases  to enjoy their life. Basically it is not only related to physical, but also mental and social well-being. The development of current fashion industry is influenced by the trend of healthy lifestyle that leads to an increasing demand for sport apparel that can support healthy lifestyle trend. The aim of this research is to develop activewear by emphasizing artistic values through textile materials and designs. This research uses a qualitative method and data analysis through literature study, data collection, field research and experiment on textile materials and design of activewear. Activewear is designed by adapting the concept from a trend forecast textile of spring/summer activewear of 2018 that can be developed with a variety of surface design techniques. It is expected to fulfil urban society’s needs of fashion supporting healthy life style, following the trend cycle and having artistic values. Keywords: Healthy Lifestyle, Trend, Activewear, Digital Textile Design___________________________________________________________________Gaya hidup sehat tengah menjadi tren bagi masyarakat perkotaan. Masyarakat perkotaan berusaha untuk meminimalisir berbagai resiko penyakit untuk dapat menikmati kehidupannya. Pada dasarnya hal ini tidak hanya berkaitan dengan kondisi fisik, namun juga mental dan kesejahteraan sosial. Perkembangan industri fesyen saat ini yang sangat dipengaruhi oleh tren gaya hidup ini meningkatkan permintaan atas busana olahraga yang dapat menunjang tren gaya hidup ini. Hal tersebut menjadi tujuan dari penelitian ini untuk mengembangkan busana activewear dengan menonjolkan nilai-nilai artistik melalui perancangan material tekstil dan desain dari produk tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif serta analisis melalui studi literatur, pencarian data, jurnal, buku, serta survey lapangan, dan melakukan metode eksperimentasi pada material tekstil dan desain pada busana activewear. Perancangan busana activewear dengan mengadaptasi konsep dari salah satu trend forecast textile untuk material busana olahraga dengan berbagai teknik reka latar. Hal ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan fesyen bagi masyarakat perkotaan yang mendukung trend gaya hidup sehat, mengikuti siklus tren, serta memiliki nilai-nilai artistik.Kata Kunci: Gaya Hidup Sehat, Tren, Pakaian Aktif, Desain Tekstil Digital
Kajian Brand Fashion Wanita Lokal Di Kota Bandung (Studi Kasus : Calla The Label dan Halona) Mutiara Insani Nasution; Ira Wirasari; Arini Arumsari
PERSPEKTIF Vol. 11 No. 4 (2022): PERSPEKTIF, October
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/perspektif.v11i4.7968

Abstract

Fashion is a reflection of the self of its users. The existence of local women's fashion brands in the fashion industry is increasingly evident. One of the factors driving the success of a fashion brand is to use branding. However, the lack of knowledge of fashion brand owners regarding the importance of developing the right branding strategy for their company. In addition, how to increase the value of a brand by building brand awareness of potential consumers. This study aims to review the Calla The Label and Halona brands which then produce an adaptation of the branding strategy of the local fashion brand Calla The Label and then can be used and adapted by women's fashion brand owners in formulating branding strategies and developing their brands. The method used in this research is qualitative with literature study, interview, observation and data analysis. The review of these two fashion brands is expected to provide information regarding the use of branding strategies that are appropriate for beginners or those who are already established in the local fashion industry.  
STUDI KASUS PENERAPAN MERDEKA BELAJAR KAMPUS MERDEKA DI FAKULTAS INDUSTRI KREATIF UNIVERSITAS TELKOM Roro Retno Wulan; Refi Rifaldi Windya Giri; Arini Arumsari; Anggar Erdhina Adi; Dyah Ayu Wiwid Sintowoko
Widya Komunika Vol 12 No 1 (2022): JURNAL KOMUNIKASI DAN PENDIDIKAN WIDYA KOMUNIKA
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.wk.2022.12.1.5222

Abstract

Penelitian berfokus pada evaluasi penerapan Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) di Fakultas Industri Kreatif, Universitas Telkom pada enam program studi unggulan. Keenam program studi tersebut adalah S1 Desain Komunikasi Visual, S1 Desain Produk, S1 Kriya, S1 Seni Rupa, S1 Desain Interior, dan S2 Desain. Metode penelitian yang digunakan adalah metode studi kasus intrinsic dengan focus kasus pelaksanaan program MBKM pada tahun 2021 di Fakultas Industri Kreatif. Tujuan penelitian ini untuk menganalisa kesesuaian program dengan tujuan yang diharapkan sesuai dengan konteks dan lingkup kegiatan kreativitas di bidang seni dan desain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Program MBKM di Fakultas Industri Kreatif merupakan sebuah program yang sejalan dengan kebutuhan mahasiswa dalam mempersiapkan diri terjun ke masyarakat. Dalam praktiknya, program ini terbukti mampu mendorong kreativitas mahasiswa secara massive menerapkan keilmuannya dan berkolaborasi dengan masyarakat. Adapun keenam program MBKM yang berjalan, yaitu: 1) Wirausaha; 2) Pertukaran Mahasiswa; 3) Magang/Praktik Industri; 4) Proyek di Desa; 5) Penelitian/ Riset; 6) Proyek/Studi Independen. Hasil pemetaan di masing-masing prodi menunjukkan bahwa setiap prodi memiliki keunggulan program MBKM sesuai dengan nature ilmu pengetahuannya. Data menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa sebanyak 88,7% di Fakultas Industri Kreatif tampak memilih wirausaha, diikuti dengan Pertukaran Mahasiswa 3.8%, magang/praktik industry 3,4%, Proyek di Desa 2,8%, penelitian/riset 0,8%, dan proyek/studi independent 0,4% secara berurutan. Hal ini sangat sesuai dengan rencana induk pengembangan universitas Telkom yaitu sebagai enterprenueur university pada tahun 2022. Kata kunci: studi kasus, merdeka belajar, kampus merdeka, wirausaha, industri kreatif
MOTIF BATIK MEGA MENDUNG SEBAGAI INSPIRASI DALAM PENERAPAN METODE RE-DESIGN PADA BUSANA DENIM SECONDHAND Arini Arumsari; Hayu Nurseptira Putri
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah Vol 39, No 2 (2022): DINAMIKA KERAJINAN DAN BATIK : MAJALAH ILMIAH
Publisher : Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan dan Batik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22322/dkb.v39i2.7086

Abstract

Industri fashion saat ini yang berkembang sangat pesat dan mendapatkan dukungan oleh banyak stakeholder untuk semakin berkembang lagi, akan mendatangkan dampak buruk pada lingkungan jika tidak diarahkan dengan baik. Dampak buruk yang sudah terjadi yaitu menumpuknya busana-busana secondhand yang memiliki daur hidup yang singkat. Maka untuk memperpanjang daur hidup dari busana secondhand tersebut akan diterapkan metode re-design. Jenis busana secondhand yang dipilih adalah yang busana berasal dari material kain denim. Metode penelitian yang dilakukan yaitu diawali dengan pengumpulan data literature yang menjadi landasan penelitian, selanjutnya dilakukan observasi untuk mendapatkan data primer. Dalam tahap observasi awal, ditemukan bahwa busana secondhand dengan material denim ini banyak ditemukan di Pasar Cimol Gedebage di Kota Bandung – Jawa Barat. Untuk memfokuskan perancangan produk dengan metode re-design ini dipilih inspirasi dari Kebudayaan Indonesia yaitu Motif Batik Mega Mendung. Motif ini dipilih karena merupakan salah satu motif batik yang sangat populer sebagaimana halnya kain denim yang menjadi material dalam perancangan ini. Selain itu antara Motif Batik Mega Mendung dan kain denim juga memiliki kesamaan nuansa warna biru yang diperkirakan akan saling selaras. Berdasarkan inspirasi dari Motif Batik Mega Mendung tersebut dilakukan eksperimen teknik surface textile design untuk menutupi berbagai kekurangan yang terdapat pada busana denim secondhand. Pada tahap akhir dilakukan perancangan busana baru dari busana-busana secondhand yang telah dibongkar dan lalu dirangkai kembali.
PENGOLAHAN MATERIAL KULIT DOMBA SISA PRODUKSI BRAND ASTIGA DENGAN INSPIRASI FESTIVAL DOMBA GARUT MENGGUNAKAN TEKNIK PATCHWORK Anisya Fresha Zalsabila; Arini Arumsari; Pravitra Viniani
eProceedings of Art & Design Vol 10, No 3 (2023): Juni 2023
Publisher : Telkom University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ASTIGA merupakan salah satu brand yang memproduksi pakaian berbahan dasar kulit domba di Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat. Seperti kebanyakan brand fesyen, ASTIGA  memiliki  konveksinya  sendiri  yang  menghasilkan  material  kulit  domba  sisa produksi yang tidak dipergunakan kembali, beberapa di antaranya dijual kembali kepada pengrajin  kulit  dan  sisanya mereka  olah  kembali menjadi  produk  aksesoris,  kemudian material  kulit  domba  sisa  produksi  lainnya  yang  tidak  terseleksi  akan  dibuang.  Usaha dalam memproses kembali material kulit domba sisa produksi ASTIGA tidak berlandaskan pada tren fesyen apapun, mereka memproduksi aksesoris dengan desain yang terbilang monoton sehingga  tidak banyak para penggerak mode melirik produk mereka. Melalui proses eksplorasi material kulit domba sisa produksi, eksplorasi desain produk, dan juga observasi pada konveksi brand ASTIGA, penilitian ini akan meneliti bagaimana cara untuk membuat  sebuah  desain  produk  fesyen  yang  baru  menggunakan  teknik  patchwork. Teknik patchwork dipilih karena merupakan teknik yang efektif dalam mengolah kembali material sisa produksi konveksi. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat desain produk fesyen  yang  baru  untuk  pengolahan  kembali material  kulit  domba  sisa  produksi  yang efektif menggunakan  teknik  patchwork  dengan mengedepankan  nilai  estetika  supaya lebih menarik perhatian para penikmat fesyen. Kata kunci: ASTIGA, kulit domba, material sisa, patchwork
REDESIGN BUSANA SECONDHAND CASUAL DENGAN INSPIRASI KESENIAN REOG KENDHANG Evi Wulandari; Arini Arumsari; Prafitra Viniani
eProceedings of Art & Design Vol 10, No 3 (2023): Juni 2023
Publisher : Telkom University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dikutip dari Fashionopolis : The Price of Fast Fashion and The Future of Clothes (Thomas, Dana. 2019) menyebutkan, pada periode 2000 hingga 2014, produksi garmen meningkat  dua  kali  lipat.  Setiap  tahun  jumlah  pakaian  yang  dihasilkan  mencapai  100 miliar. Perubahan model busana yang cepat serta meningkatnya produksi dan konsumsi pakaian,  tidak  dapat  dilepaskan  dari  trend  fast  fashion.  Kondisi  ini  menyebabkan penumpukan  pakaian  bekas.  Alasan  lain  penyebab  adanya  pakaian  bekas  impor  yaitu pakaian yang tidak lolos QC, karena terdapat cacat, ukuran yang sudah tidak lengkap, dan pakaian yang sudah tidak trend pada masanya. Membeli produk fesyen di tempat thrift shop adalah alternatif konsumsi pakaian yang lebih murah serta menunjang sustainable living. Meskipun kegiatan thrifting mulai digemari, terdapat beberapa busana bekas cacat yang tidak terjual dan berakhir menjadi barang buangan. Disimpulkan bahwa perlu ada pengolahan terhadap busana bekas cacat sehingga memiliki nilai jual tinggi dan menjadi produk  fesyen  yang  inovatif. Ada  banyak  cara  untuk mengolah  busana  bekas menjadi terlihat baru, salah satunya dengan cara redesign. Dengan menambah teknik rekalatar, menggunakan  inspirasi  lokal Reog Kendhang sebagai  inspirasi potongan  busana  kasual dan  inspirasi  eksplorasi  yang  menambah  nilai  estetika  pada  busana  redesign.  Teknik rekalatar yang digunakan untuk penelitian yaitu teknik pathwork, teknik sulam dan teknik stitching. Keywords: redesign, thrifting, thrift shop, reog kendhang
PENGOLAHAN LIMBAH KAIN PERCA SISA PRODUKSI DARI KONFEKSI DI TANGERANG UNTUK DIJADIKAN PRODUK FESYEN Ariija Illona Rusydahu; Arini Arumsari; Prafitra Viniani
eProceedings of Art & Design Vol 10, No 3 (2023): Juni 2023
Publisher : Telkom University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kebutuhan akan pakaian jadi di Indonesia berkembang pesat seiring denganmeningkatnya kebutuhan jumlah pakaian yang banyak dan bermacam-macam setiaptahunnya. Zaman sekarang banyak ditemukan brand fesyen di Indonesia yang inginmenghasilkan pakaian jadi dengan cara cepat dan dengan jumlah yang banyak. Haltersebut dapat dilakukan dengan mendatangi konfeksi atau rumah produksi pakaian jadi.Pada proses pembuatan pakaian jadi, konfeksi dapat menghasilkan limbah perca hasil dariproses pemotongan kain. Dalam situs resmi kementerian perindustrian Indonesia,direktur jendral industri kimia, farmasi, dan tekstil, menyatakan bahwa "Industridiharapkan mampu memanfaatkan sebesar-besarnya bahan daur ulang yangdiperbolehkan, sehingga dapat mengurangi waste". Pernyataan tersebut merupakanbentuk imbauan yang harus dilalukan, tujuannya adalah mengoptimalkan industri hijau ditanah air. Namun pada kenyataannya, masih banyak industri tekstil yang belummenjalankan imbauan tersebut, fenomena ini ditemukan di lapangan pada saatmelakukan observasi di daerah Tangerang. Jumlah limbah perca yang dihasilkan konfeksiialah katun, spandeks, satin, dan polyester. Limbah perca tergolong kedalam limbahanorganik atau sulit terurai, perlu penangan dalam mengoptimalisasi limbah perca agartidak menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan. Salah satu langkah tepatnya ialahmemanfaatkan metode 4 R maupun upcycling. Topik penelitian ini menerapkan metodeUp  Cycling pengolahan material limbah atau sisa, dengan judul penelitian PengolahanLimbah Kain Perca Sisa Produksi dari Konfeksi di Tangerang untuk Dijadikan ProdukFesyen. Penelitian ini menggunakan metode data kualitatif dan kuantitatif. Dan hasil akhirdari penelitian ini adalah tiga busana kasual khusus wanita.Kata kunci: konfeksi tangerang, upcycle, limbah perca, dan produk fesyen