Articles
            
            
            
            
            
                            
                    
                        DISTRIBUSI PANDANGAN MASYARAKAT UMUM TERHADAP SKRINING PREMARITAL DI BANYUMAS 
                    
                    Khafid Nawawi; 
RR Dyah Woro Dwi Lestari; 
Lantip Rujito                    
                     Mandala Of Health Vol 15 No 1 (2022): Mandala Of Health 
                    
                    Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                    |
                            
                            
                                Full PDF (278.359 KB)
                            
                                                                                    
                            | 
                                DOI: 10.20884/1.mandala.2022.15.1.5743                            
                                            
                    
                        
                            
                            
                                
Latar Belakang : Kejadian penyakit genetik di Banyumas semakin meningkat. Hal ini ditandai dengan prevalensi gen pembawa penyakit thalasemia sebanyak 8% dari setiap penduduk sehat. Kejadian ini menandakan wilayah banyumas rentan terhadap penyakit genetik. Sebagian besar penyakit genetik tidak dapat disembuhkan. Tetapi dapat dicegah dengan skrining genetik dan premarital. oleh karena itu pengetahuan, sikap dan perilaku skrining genetik ini penting. Salah satu pengaruhi ketiganya ini adalah tingkat pendidikan. Sehingga penelitian ini perlu dilakukan. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan masyarakat dengan pengetahuan, sikap, dan perilaku skrining genetik dan premarital di Kabupaten Banyumas. Metode: penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional dengan jumlah responden 400 orang. Metode penelitian yang digunakan untuk penelitian adalah purposive sampling dan pengambilan data menggunakan kuesioner hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan, sikap, dan perilaku Skrining Genetik dan Premarital. Uji hipotesis penelitian ini dengan uji korelasi rank spearman. Hasil : Penelitian ini menunjukan terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan dengan p-value (p=0,005), tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan sikap dengan p-value (p=0,454), dan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan perilaku dengan p-value (0,927). Kesimpulan : Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan terhadap pengetahuan skrining genetik dan premarital (P value<0,05) dan Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan sikap dan perilaku skrining genetik dan premarital (P Value >0,05).
                            
                         
                     
                 
                
                            
                    
                        HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP TERHADAP PERILAKU DALAM MENGHADAPI COVID 19 DI TASIKMALAYA 
                    
                    Deuis Gustiani Rahayu; 
Nia Krisniawati; 
Dwi Arini Ernawati; 
Diyah Woro Dwi Lestari                    
                     Mandala Of Health Vol 15 No 2 (2022): Mandala Of Health 
                    
                    Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                    |
                            
                            
                                Full PDF (313.167 KB)
                            
                                                                                    
                            | 
                                DOI: 10.20884/1.mandala.2022.15.2.6422                            
                                            
                    
                        
                            
                            
                                
Pandemi COVID-19 pada tanggal 3 Maret 2020 telah menjangkit lebih dari 72 negara di dunia termasuk Indonesia. Jumlah kasus baru di Indonesia setiap harinya masih ditemukan dengan angka yang fluktuatif. Pandemi COVID-19 di wilayah Kabupaten Tasikmalaya masih dianggap biasa saja, dan masih banyak yang tidak mentaati protokol kesehatan. Untuk itu diperlukan upaya pemutusan rantai penularan COVID-19 yang melibatkan seluruh elemen masyarakat. Pengetahuan tentang COVID-19 ini sangat penting dimiliki oleh masyarakat sehingga masyarakat mampu untuk mengambil keputusan dalam bersikap dan berperilaku yang tepat dalam rangka memutus rantai penularan COVID-19. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan sikap terhadap perilaku penduduk Tasikmalaya dalam menghadapi pandemi COVID-19. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan menggunakan pendekatan cross-sectional. Sampel penelitian ini adalah 400 penduduk Tasikmalaya yang diambil dengan teknik simple random sampling. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner melalui Google form. Hasil analisis bivariat antara pengetahuan dan sikap menggunakan Chi-Square 2x2 menunjukan p value= 0,00. Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan sikap penduduk Kecamatan Sukaresik Tasikmalaya dalam menghadapi Pandemi COVID-19 (p value < 0,05) Hasil analisis multivariat anatara tingkat pengetahuan dan sikap terhadap perilaku, variabel yang paling berhubungan dengan perilaku dalam menghadapi COVID-19 adalah sikap (p-value 0 OR 21,589 95% C.I 10,734-43,421). Kesimpulan penelitian ini, terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap terhadap terhadap perilaku dalam menghadapi COVID-19 di Tasikmalaya. Variabel yang paling berhubungan dengan perilaku dalam menghadapi COVID-19 adalah sikap (p- value 0,00 OR 21,589 95% C.I 10,734-43,421).
                            
                         
                     
                 
                
                            
                    
                        HUBUNGAN MEKANISME KOPING DENGAN KECEMASAN PADA PASIEN CAD DI POLI JANTUNG RSUD BANYUMAS 
                    
                    Aulia Firdha Fatikharizqi; 
Taufik Hidayanto; 
Abraham Avicenna; 
Diyah Woro Dwi Lestari; 
Tendi Novara                    
                     Mandala Of Health Vol 15 No 2 (2022): Mandala Of Health 
                    
                    Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                    |
                            
                            
                                Full PDF (182.448 KB)
                            
                                                                                    
                            | 
                                DOI: 10.20884/1.mandala.2022.15.2.6546                            
                                            
                    
                        
                            
                            
                                
Kecemasan sering dijumpai pada pasien coronary artery disease (CAD) dan dapat berpengaruh terhadap morbiditas dan mortalitas. Manajemen kecemasan perlu dilakukan untuk mengurangi tingkat kecemasan, yaitu dengan manajemen koping. Belum ada penelitian yang meneliti hubungan antara mekanisme koping dengan kecemasan pada populasi ini. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara mekanisme koping dengan tingkat kecemasan. Metode penelitian ini menggunakan rancangan cross-sectional terhadap pasien di Poli Jantung RSUD Banyumas. Pengambilan sampel secara consecutive sampling pada pasien terdiagnosis CAD berdasarkan rekam medis yang sedang tidak mengalami serangan akut atau membutuhkan pertolongan segera. Data diambil menggunakan Brief Cope Inventory Scale untuk mengidentifikasi mekanisme koping dan Hamilton Anxiety Rating Scale untuk menilai tingkat kecemasan. Analisis data dilakukann menggunakan uji Pearson Chi-square dengan taraf signifikansi 0,05. Didapatkan hasil 84 orang yang berpartisipasi dalam penelitian ini. Sebanyak 24 orang (28,6%) memiliki mekanisme koping yang maladaptif dan sisanya, 60 orang (71,4%), tergolong ke dalam mekanisme koping adaptif. Kecemasan dengan tingkat ringan – sedang dialami oleh 26 orang diantaranya (31,0%) dan 19 orang sisanya (22,6%) mengakui memiliki kecemasan yang berat. Uji Pearson menunjukkan hubungan yang bermakna antara mekanisme koping dengan tingkat kecemasan (p=0,000). Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara mekanisme koping dengan tingkat kecemasan pada pasien CAD.
                            
                         
                     
                 
                
                            
                    
                        KORELASI ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT DEPRESI PASIEN HUMAN IMMUNODEFFICIENCY VIRUS (HIV) POSITIF RUMAH SAKIT X DI KABUPATEN BANYUMAS 
                    
                    Luqlun Salisa Sugiarto; 
Hilma Paramita; 
Diyah Woro Dwi Lestari                    
                     Medical and Health Journal Vol 1 No 1 (2021): August 
                    
                    Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                    |
                            
                            
                                Full PDF (403.177 KB)
                            
                                                                                    
                            | 
                                DOI: 10.20884/1.mhj.2021.1.1.4677                            
                                            
                    
                        
                            
                            
                                
HIV is a chronic infectious disease that can affect mental and psychological patients. This disease causes psychiatric problems, for example depression. Depression can affect the quality of life and motivation of patients. To overcome this, good social support from the patient's family is needed. The purposes of this study were to determine the correlation between family support and depression levels in positive HIV patients at “X” Hospital in Banyumas Regency. This study used observational analytic with cross sectional approach. Primary data were collected from questionnaires and medical records from 23 positive HIV patients at “X” Hospital in Banyumas Regency who met the inclusion criteria. The sample datas were collected using consecutive sampling technique by taking the L-MMPI questionnaire data, the BDI-II questionnaire for depression levels, and the Friedman family support questionnaire. Afterwards, hypothesis analysis was done using the Spearman test. Data showed that most respondents had good family support and 1/3 respondents did not experience depression or normal. The correlation between family support and depression level was processed using the Spearman rho correlation test with a significance level of p ≤ 0.05. The test results (p = 0.002) showed that there was a significant correlation between family support and the depression level of positive HIV patients at “X” Hospital in Banyumas Regency. From this study can be concluded that the respondents with good family support did not experience symptoms of depression or normal. Family support is needed to prevent depression in positive HIV patient.
                            
                         
                     
                 
                
                            
                    
                        KORELASI ANTARA TINGKAT STRES TERHADAP KEJADIAN MUNCULNYA IDE BUNUH DIRI PADA SISWA SMA X DI KABUPATEN BANYUMAS 
                    
                    Nurul Salma Yasyfi; 
Diyah Woro Dwi Lestari; 
Nurlaela Nurlaela; 
Hilma Paramitha                    
                     Medical and Health Journal Vol 1 No 2 (2022): February 
                    
                    Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                    |
                            
                            
                                Full PDF (266.318 KB)
                            
                                                                                    
                            | 
                                DOI: 10.20884/1.mhj.2022.1.2.4686                            
                                            
                    
                        
                            
                            
                                
Remaja merupakan suatu periode transisi dari masa awal anak-anak hingga dewasa yang memiliki peranan penting di masa depan. Dalam menjalani tugas perkembangannya, remaja akan mengalami berbagai macam permasalahan. Banyaknya tekanan yang dialami remaja dapat membuat remaja memiliki tingkat stres yang tinggi dan memungkinkan remaja untuk memiliki ide bunuh diri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi tingkat stres terhadap kejadian munculnya ide bunuh diri pada siswa SMA X di Kabupaten Banyumas. Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik observasional dengan desain penelitian cross sectional. Teknik sampling menggunakan total sampling dan sampel penelitian ini berjumlah 205 siswa. Tingkat stres dan kemunculan ide bunuh diri diukur menggunakan kuesioner. Uji Spearman digunakan untuk mencari korelasi antar variabel. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan tingkat stres responden secara umum berkategori normal. Tidak didapatkan adanya kemunculan ide bunuh diri pada siswa SMA X di Kabupaten Banyumas. Hasil uji statistik menggunakan uji Spearman didapatkan hasil yang signifikan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat korelasi antara tingkat stres dengan kejadian munculnya ide bunuh diri dan arah hubungan positif. Terdapat korelasi positif antara tingkat stres terhadap munculnya ide bunuh diri pada siswa SMA X di Kabupaten Banyumas. Remaja disarankan lebih mampu bersikap kritis terutama ketika menghadapi permasalahan. Kata kunci: ide bunuh diri, siswa SMA, tingkat stres
                            
                         
                     
                 
                
                            
                    
                        PERAN KELUARGA DALAM MENDUKUNG PASIEN DENGAN PENYAKIT TERMINAL: PELAJARAN DARI BANYUMAS – JAWA TENGAH 
                    
                    Dyah Woro Dwi Lestari; 
Miko Ferine; 
Arfi Nurul Hidayah; 
Amalia Muhaimin; 
Bagas Wicaksono                    
                     Medical and Health Journal Vol 2 No 1 (2022): August 
                    
                    Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                    |
                            
                            
                                Full PDF (250.648 KB)
                            
                                                                                    
                            | 
                                DOI: 10.20884/1.mhj.2022.2.1.7559                            
                                            
                    
                        
                            
                            
                                
Menyampaikan berita buruk dianggap sebagai salah satu bagian tersulit dari komunikasi antara dokter dan pasien. Dengan demikian pasien dan keluarga berhak memahami kondisi kesehatannya yang sebenarnya. Menyampaikan berita buruk dapat menyebabkan situasi yang tidak nyaman ketika pasien dan keluarga mereka menunjukkan reaksi negatif terhadap percakapan tersebut. Selain itu, situasi seperti itu dapat menyebabkan pengalaman negatif dan dapat berkembang menjadi pengalaman emosional yang buruk antara dokter dan pasien. Masalah komunikasi diidentifikasi sebagai faktor utama dalam menyampaikan berita buruk. Di sisi lain, budaya, faktor utama yang menentukan hasil komunikasi, akan memainkan peran penting dalam situasi ini. Tulisan ini bertujuan untuk menggali peran keluarga dalam proses penyampaian kabar buruk dari dokter kepada pasiennya. Metode kualitatif dilakukan dalam makalah ini dengan menggunakan wawancara mendalam dengan 7 anggota keluarga pasien dalam kondisi terminal. Hasil penelitian menunjukkan beberapa tema, yaitu peran keluarga dalam menjaga kondisi emosi dan psikologis pasien, peran keluarga sebagai orang penting untuk diandalkan (dalam hal pengobatan), keluarga sebagai pengambil keputusan yang menentukan terapi bagi pasien dan juga berperan dalam komunikasi antara dokter dan pasien.
                            
                         
                     
                 
                
                            
                    
                        PERCEPTIONS OF SOCIAL SUPPORT WITH STRESS LEVELS OF HOSPITAL INPATIENT PATIENTS 
                    
                    Rafika Zamri; 
Wahyudin Wahyudin; 
Arfi Nurul Hidayah; 
Diyah Woro Dwi Lestari; 
Rani Afifah Nur Hestiyani                    
                     Medical and Health Journal Vol 2 No 2 (2023): February 
                    
                    Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                    |
                            
                            
                                Full PDF (319.099 KB)
                            
                                                                                    
                            | 
                                DOI: 10.20884/1.mhj.2023.2.2.8247                            
                                            
                    
                        
                            
                            
                                
Latar Belakang: Hospitalisasi mengharuskan pasien melakukan perawatan di Rumah Sakit. Hal tersebut dapat menjadi stressor bagi beberapa pasien. Interaksi dengan tenaga kesehatan dan keluarga dapat mengurangi stres pada pasien. Selain itu, dukungan sosial dari teman juga dapat meningkatkan status kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi dukungan sosial dengan tingkat stres pasien rawat inap di Rumah Sakit. Metode: Penelitian ini menggunakan metode observasional deskriptif analitik dengan pendekatan cross-sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling yaitu sebanyak 30 orang pasien rawat inap ruang perawatan interna Rumah Sakit Margono Soekarjo Purwokerto. Hasil: Pada penelitian ini 86,7% pasien memiliki tingkat stres normal. Persepsi dukungan sosial yang tinggi banyak diberikan oleh keluarga. Nilai signifikasi pada uji korelasi antara tingkat stres pasien rawat inap dengan persepsi dukungan keluarga 0,703, teman 0,815 dan significant others 0,249 (p<0,005). Hal ini berarti tidak ada hubungan yang signifikan antarvariabel. Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara persepsi dukungan keluarga, teman dan significant others dengan tingkat stres pasien rawat inap rumah sakit.
                            
                         
                     
                 
                
                            
                    
                        EnglishDAMPAK UJIAN LISAN TERSTRUKTUR TERHADAP PROSES BELAJAR MAHASISWA: PENELITIAN KUALITATIF DI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN 
                    
                    Miko Ferine; 
Rizkia Nauvalina; 
Diyah Woro Dwi Lestari                    
                     Medical and Health Journal Vol 2 No 2 (2023): February 
                    
                    Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                    |
                            
                            
                                Full PDF (540.115 KB)
                            
                                                                                    
                            | 
                                DOI: 10.20884/1.mhj.2023.2.2.8342                            
                                            
                    
                        
                            
                            
                                
The oral examination is one of the traditional assessment methods which is considered to have low validity and reliability. However, several medical schools in Indonesia use structured oral examination as a part of the assessment systems, such as faculty of medicine Universitas Jenderal Soedirman. Structured oral examination is expected to have positive impact on student learning motivation. This research was conducted to explore students’ perception on the impact of structured oral examination on their learning. The research was a qualitative research with phenomenology approach. In-depth interviews were conducted with 5 students who were selected based on different gender and year of study. The results of this research indicated that students were motivated to learn better for structured oral examination since they had to face the examiner directly, they should understand the learning material in order to be able to do the examination and they must present the answers in a structured manner so that the examiner understood them. The issue of subjectivity became one of the triggers for students to study better. The methods used by students in preparing for structured oral examination were attending lectures and group discussions well, studying in groups and using audiovisual media to increase understanding. The negative impact of structured oral examination was the anxiety that arouse when students were about to take the examination. The large number of possible materials to be tested caused students to lose their focus on learning. Students realized that they should have good preparation to take the structured oral examination. Based on the results, it could be concluded that structured oral examination had a more positive impact than negative impact on student learning process. Keywords: learning impact, medical education, oral examination, structured oral examination
                            
                         
                     
                 
                
                            
                    
                        Educational Intervention to Improve Knowledge and Attitudes about Thalassemia Premarital Screening Surveys among Muslim Societies: A Pilot Study in Indonesia 
                    
                    Rujito, Lantip; 
Pusparini, Indah; 
Lestari, Dyah Woro Dwi; 
Mulyanto, Joko                    
                     Jurnal Keperawatan Soedirman Vol 18 No 1 (2023): Jurnal Keperawatan Soedirman (JKS) 
                    
                    Publisher : Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                    |
                            
                            
                                Full PDF (198.121 KB)
                            
                                                                                    
                            | 
                                DOI: 10.20884/1.jks.2023.18.1.6253                            
                                            
                    
                        
                            
                            
                                
Premarital screening is an effective preventive intervention to decrease the prevalence of thalassemia. However, the use of premarital screening is still low in Indonesia. This study assesses the effect of educational interventions on the knowledge and attitudes of Muslim couples regarding premarital screening for thalassemia in Indonesia. This pilot study used a pre-posttest design that included 17 premarital couples in Banyumas District. The participant’s knowledge and attitude regarding premarital screening for thalassemia were measured using a paper-based questionnaire before and after the intervention. The participants received a class-based lecture about thalassemia screening and were provided a handbook containing lecture material to read at home. The knowledge and attitude score was analyzed using Wilcoxon and Kruskal-Wallis test. The knowledge score significantly increased after the intervention, but the proportion of positive attitudes did not differ significantly. The participants knew that premarital screening for thalassemia was necessary; however, it did not affect their marriage decision. Thus, educational intervention increases the knowledge and shapes the attitude of couples toward thalassemia premarital screening but is inadequate for changing their behavior. Further exploration of the factors that affect the behavior of couples is needed to increase the use of premarital screening among couples in Indonesia.
                            
                         
                     
                 
                
                            
                    
                        Peran Serta Akademisi dalam Aktivasi Yayasan Thalassemia Indonesia Cabang Banyumas 
                    
                    Lantip Rujito; 
Wahyu Siswandari; 
Diyah Woro Dwi Lestari; 
Dinar Faiza; 
Siti Aminah; 
Ari Purwoko; 
Suprihatin Suprihatin                    
                     Linggamas: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 1 No 2 (2024): Linggamas: Jurnal Pengabdian Masyarakat 
                    
                    Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                                                    
                            | 
                                DOI: 10.20884/1.linggamas.2024.1.2.10561                            
                                            
                    
                        
                            
                            
                                
Thalassemia telah menjadi masalah kesehatan yang mendesak di Indonesia karena tingginya prevalensi pembawa dan individu yang terkena. Keberagaman kelompok etnis di nusantara berkontribusi pada distribusi jenis thalassemia yang bervariasi, dengan beta-thalassemia menjadi yang paling umum. Data epidemiologi menggarisbawahi kebutuhan mendesak untuk strategi komprehensif untuk memerangi thalassemia dan meningkatkan kualitas hidup individu yang terkena. Gerakan thalassemia di Indonesia diprakarsai oleh Yayasan Thalassemia Indonesia (YTI). YTI telah muncul sebagai kekuatan pendorong di balik peningkatan kesadaran, mengadvokasi kebijakan perawatan kesehatan yang lebih baik, dan mendorong jaringan dukungan untuk pasien dan keluarga mereka. Kegiatan yayasan mencakup berbagai bidang, termasuk kampanye publik, program pendidikan, dan inisiatif penelitian. Upaya kolaboratif antara yayasan dan akademisi telah mendorong pendekatan sinergis, menggabungkan keahlian ilmiah dengan advokasi akar rumput dan keterlibatan masyarakat. Partisipasi akademisi memainkan peran penting dalam membentuk kegiatan yayasan, mulai dari penelitian dan peningkatan kapasitas hingga konseling dan skrining genetik. Kekuatan kemitraan interdisipliner dalam mengatasi tantangan kesehatan yang kompleks diharapkan dapat meningkatkan kehidupan individu yang terkena thalassemia.