Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

Pengaruh isoflavone genistein dan daidzein ekstrak tokbi (Pueraria lobata) strain Kangean terhadap jumlah osteoblas dan osteoklas Rattus Novergicus Wistar hipoestrogenik WIYASA, I. W.A.; NORAHMAWATI, E.; SOEHARTONO, SOEHARTONO
Indonesian Journal of Obstetrics and Gynecology Volume. 32, No. 3, July 2008
Publisher : Indonesian Socety of Obstetrics and Gynecology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (64.896 KB)

Abstract

Tujuan: Membuktikan pengaruh pemberian isoflavone genistein dan daidzein (IGD) ekstrak tokbi (Pueraria lobata) strain Kangean terhadap jumlah osteoblas (OBL) dan osteoklas (OKL) Rattus novergicus Wistar hipoestrogen. Bahan dan cara kerja: Penelitian eksperimental ini diawali dengan studi pendahuluan untuk menentukan konsentrasi IGD dalam ekstrak tokbi dan membuat model tikus hipoestrogen. Menggunakan 28 tikus betina, 6 tikus normal sebagai kelompok pertama dan 22 tikus hipoestrogen dibagi menjadi 4 kelompok sebagai kelompok 2, 3, 4, dan 5. Kelompok tikus hipoestrogen terdiri dari 6 tikus ovariektomi (OVX), 5 tikus OVX diberi IGD (OVX + IGD) 15 mg/kg BB/hari, 5 tikus OVX + IGD 30 mg/kg BB/hari, dan 6 tikus (OVX + IGD) 60 mg/kg BB/hari. Semua kelompok diterapi selama 21 hari. Parameter yang digunakan adalah jumlah OBL dan OKL. Hasil: Satu ml ekstrak Pueraria lobata mengandung 282,53 ppm IGD dengan komposisi 231,11 ppm daidzein dan 51,41 ppm genistein. Didapatkan perbedaan bermakna jumlah OBL dan OKL antara kelompok OVX dan OVX + IGD pada semua dosis (p < 0,05). Jumlah OBL terbesar dan OKL terkecil terdapat pada kelompok OVX + IGD 30 mg/ kg BB/hari. Kesimpulan: IGD dari ekstrak Pueraria lobata dapat meningkatkan OBL dan menurunkan OKL pada semua dosis, terutama dosis 30 mg/ kg BB/hari. [Maj Obstet Ginekol Indones 2008; 32-3: 148-52] Kata kunci: isoflavone, genistein, daidzein, tokbi, osteoblas, osteoklas, hipoestrogen.
KEBIJAKAN PENDIDIKAN DI TINJAU DARI SEGI HUKUM KEBIJAKAN PUBLIK Hastuti, Tri Puji; Soehartono, Soehartono
Jurnal Jurisprudence Vol 8, No 1 (2018): Vol 8, No 1, 2018
Publisher : Muhammadiyah University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/jurisprudence.v8i1.6293

Abstract

Nation education system is a system which integraded from all unit and education activities which related each other to reach national education purpose. Because of Indonesia education renewal demand, education wisdom has been through many changes. In this matter, education wisdom is viewed from public wisdom which is made by country, executive, legislative, judicative.Making decision about national education system is related with public wisdom. Public wisdom is new science because historically it appears in the midlle 1960 as a discipline in public administration and politic.The important matter which become attention is education wisdom that park from public wisdom. Research which is done by researcher is diagnostic research. This research uses doctrinal (normative) method and has purposeto know the base of public wisdom in education and analyze public wisdom in education
Pengaruh ekspresi p53 dan HIF1 terhadap peningkatan laktat jaringan nasofaring pada pasien karsinoma nasofaring Kurniawan, Jemmy; Rahaju, Pudji; Soehartono, Soehartono
Oto Rhino Laryngologica Indonesiana Vol 48, No 1 (2018): Volume 48, No. 1 January - June 2018
Publisher : PERHATI-KL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (418.431 KB) | DOI: 10.32637/orli.v48i1.258

Abstract

Latar Belakang: Karsinoma nasofaring (KNF) merupakan keganasan tersering pada kepala dan leher. Pilihan terapi KNF adalah radioterapi dan kemoterapi yang berhubungan dengan toksisitas, resistensi obat, dan rekurensi. Intervensi metabolik yang didasarkan pada perubahan metabolisme sel kanker merupakan salah satu strategi terapi kanker pada saat ini. Untuk dapat mengetahuinya perlu dipahami pengaruh ekspresi p53 dan hypoxia-inducible factor 1 (HIF1) terhadap peningkatan kadar laktat jaringan nasofaring pada pasien KNF. Tujuan: Mengetahui pengaruh ekspresi p53 dan HIF1 terhadap peningkatan kadar laktat jaringan nasofaring, dan untuk mengetahui kesesuaian antara kadar laktat darah dengan laktat jaringan nasofaring. Metode: Penelitian cross sectional melibatkan 10 subjek, dilakukan biopsi nasofaring dengan tuntunan nasoendoskopi untuk pemeriksaan histopatologi, ekspresi p53 dan HIF1 dengan imunohistokimia, laktat jaringan nasofaring dengan colorimetric, dan laktat darah. Hasil: Seluruh subjek mengalami peningkatan ekspresi p53 dan HIF1 dengan rerata p53 19,53±7,37 dan HIF1 24,30±12,28. Seluruh subjek penelitian memiliki kadar laktat jaringan meningkat, dengan rerata kadar laktat 0,67±0,39. Kadar laktat darah subjek cenderung meningkat dengan rerata 2,93±0,65. Terdapat pengaruh peningkatan ekspresi p53 terhadap peningkatan kadar laktat jaringan (p=0,002). Terdapat pengaruh peningkatan ekspresi HIF1 terhadap peningkatan kadar laktat jaringan (p=0,042). Tidak terdapat kesesuaian antara kadar laktat darah dengan laktat jaringan nasofaring (p=0,000). Kesimpulan: Peningkatan ekspresi p53 dan HIF1 berpengaruh terhadap peningkatan kadar laktat jaringan nasofaring pada pasien KNF, namun kadar laktat darah tidak menggambarkan kadar laktat jaringan nasofaring. ABSTRACTBackground: Nasopharyngeal carcinoma (NPC) is the most frequent malignancy of the head and neck. The options of NPC therapy are radiotherapy and chemotherapy, associated with toxicity, drug resistance, and recurrence. Metabolic intervention based on changes in cancer cell metabolism is currently one of the strategies of cancer therapy. Aim: To determine the impact of p53 and hypoxia-inducible factor 1 (HIF1) expression on elevated lactate levels of nasopharyngeal tissue, and to determine the compatibility between blood lactate and nasopharyngeal tissue lactate levels in patients with NPC. Method: This cross-sectional study involved 10 subjects who underwent nasopharyngeal biopsy for histopathologic examination, p53 and HIF1 expression using immunohistochemistry, lactate of nasopharyngeal tissue using colorimetric, and blood lactate. Results: All subjects had increased expression of p53 and HIF1 with p53 mean of 19.53±7.37 and HIF1 mean of 24.30±12.28. All subjects had elevated tissue lactate levels, with lactate levels mean of 0.67±0.39. The blood lactate level of the subjects increased, with blood lactate level mean of 2.93±0.65. There was a significant increasing impact of p53 expression on tissue lactate elevated level (p=0.002) and a significant increasing impact of HIF1 expression on tissue lactate elevated level (p=0.042). There was no correlation between lactate levels of blood lactate and nasopharyngeal tissue (p=0.000). Conclusion: Increased expression of p53 and HIF1 had an effect on increased levels of lactate nasopharyngeal tissue in NPC patients, but blood lactate levels did not have a correlation with lactate levels of nasopharyngeal tissue.
Potensi dan Pengaruh Batang Pisang Sebagai Media Filter Pada Pengolahan Air Limbah Pencucian Kendaraan Bermotor Kusumawardani, Yustika; Subekti, Sri; Soehartono, Soehartono
Jurnal Presipitasi : Media Komunikasi dan Pengembangan Teknik Lingkungan Vol 16, No 3 (2019): November 2019
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (304.716 KB) | DOI: 10.14710/presipitasi.v16i3.196-204

Abstract

Wastewater vehicle washing that discharged directly into water bodies can increase pollution levels. Wastewater treatment of small-scale vehicle washing businesses must be efficient, no need large areas, easy to operate and economical. The alternative technology is using simple wastewater filtration system. Banana stems can be used for filter media. Previous studies mention banana stems have cellulose content and have high hygroscopic ability. High cellulose content allows the potential to be used as an absorbent media. Hygroscopic properties are useful for absorbing harmful inorganic chemicals. The study was conducted by making a filtration reactor using banana stem filter media with a variation of residence time and filter media thickness. Sample testing by analyzing COD, TSS and Detergent parameters. The test results significant decrease in TSS and detergent parameters. The highest percentage decrease in TSS reached 91% and detergent 96%. COD decreased during the filtration treatment directly, but after that increased with the length of duration. This is due to biological influence and the high percentage of organic matter and biomass of banana stems. It can be concluded that the banana stem potential as a filter media for direct wastewater treatment and effective in reducing TSS and detergents for washing vehicles wastewater. 
KAJIAN FEMINISME TERHADAP PEREMPUAN DALAM UNDANG-UNDANG PERKAWINAN Adlhiyati, Zakki; Kurniawan, Itok Dwi; Soehartono, Soehartono; Harjono, Harjono; Yulianti, Sri Wahyuningsih; Septiningsih, Ismawati
Jurnal Global Citizen : Jurnal Ilmiah Kajian Pendidikan Kewarganegaraan Volume 9 Nomor 2 Tahun 2020
Publisher : Prodi PPkn Universitas Slamet Riyadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (284.197 KB) | DOI: 10.33061/jgz.v9i2.4532

Abstract

Terjadi perubahan atas eksistensi perempuan sebagai suatu subjek yang independen. Hal ini terlihat dari adanya perubahan relasi antara perempuan dengan laki-laki pada saat ini. Meskipun demikian, Undang-undang Perkawinan (UUP) ternyata belum memberikan perlindungan kepada perempuan atas kesetaraan gender. UUP masih membedakan hak serta kewajiban perempuan dengan laki-laki terkait persyaratan poligami UUP focus pada ketidakmampuan fisik perempuan sebagai alasan poligami. Ketentuan-ketentuan tersebut menempatkan perempuan pada posisi inferior. Feminisme menghendaki adanya pengakuan terhadap perempuan sebagai subjek yang mandiri dengan persamaan status, hak dan kewajiban dengan laki-laki. Oleh sebab itu perlu adanya perubahan pola pikir Negara dan pemberian pengakuan kepada perempuan sebagai suatu subjek yang independen, dari situ diharapkan negara dapat memberikan kesetaraan gender kepada perempuan.
PENGOLAHAN LIMBAH TEMPE MENJADI MEDIA TAMAN DI KELURAHAN BANDUNGREJO KECAMATAN MRANGGEN KOTA SEMARANG Petri Lestari, Sinta; Soehartono, Soehartono; Baswendro, Baswendro; Chasanah, Ummi
urn:nbn:de:00001miji.v3i25
Publisher : Merdeka Indonesia Jurnal International

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu cara melakukan pengolahan limbah tempe yang berada di kelurahan Bandungrejo, Kecamatan Mranggen Kota Semarang adalah dijadikan media taman. Hal ini dikarenakan media taman dapat menimbulkan usaha baru dan menghasilkan uang. Daripada limbah tempe di buang sembarangan yang dapat menimbulkan pencemaran lingkungan, maka limbah tempe padat dan cair dimanfaatkan untuk diolah menjadi media taman. Pelatihan dan pendampingan secara berkala dilakukan untuk pembuatan media tanam guna menghasilkan media taman yang layak jual, sehingga dapat menambah penghasilan dan meningkatkan taraf hidup masyarakat Bandungrejo. Pelatihan dalam pembuatan media tanam yang baik dilakukan, agar masyarakat mampu menghasilkan produksi media tanam yang layak dijual dan untuk memenuhi kebutuhan pasar. Media tanam yang dihasilkan dengan harapan mampu menjaga agar lingkungan tetap sehat dan tidak tercemar karena limbah tempe.
Correlation of LMP-1 expression with KRAS and Cyclin-D1 expressions in WHO type III NPC patients Neri, Rizki Amelia Yurika; Soehartono, Soehartono; Surjotomo, Hendradi
Oto Rhino Laryngologica Indonesiana Vol. 54 No. 1 (2024): VOLUME 54, NO. 1 JANUARY - JUNE 2024
Publisher : PERHATI-KL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32637/orli.v54i1.493

Abstract

Background: Nasopharyngeal carcinoma (NPC) is a malignancy with pathologically andepidemiologically unique characteristics. The risk factors that are often associated with NPC are chronicEBV infection, environmental factors, and epigenetic changes. EBV infection expresses Latent MembraneProtein-1 (LMP-1) in NPC. The role of LMP-1 is to activate signaling pathways, including KRAS-RAFMEK-ERK which induces transcription of cyclin D1 that contributes to cell proliferation. Purpose: Todetermine the correlation between LMP-1 expression and KRAS expression, LMP-1 expression with cyclinD1 expression, and KRAS expression with cyclin D1 expression in nasopharyngeal tissue of WHO typeIII NPC patients. Method: Analytical observational study with a cross-sectional approach involving 30paraffin blocks of biopsy tissue from NPC patients who had not received radiotherapy or chemotherapy.Expression of LMP-1, KRAS, and cyclin D1 was examined with immunohistochemical staining methodand calculated using manual counting by anatomical pathologists. Result: Statistical analysis of LMP-1expression with KRAS expression showed an insignificant positive correlation (p=0.546) with a correlationcoefficient (ρ=0.115). The LMP-1 expression with cyclin D1 expression showed an insignificant positivecorrelation (p=0.305) with a correlation coefficient (ρ=0.194). The KRAS expression with cyclin D1expression showed an insignificant positive correlation (p=0.262) with a correlation coefficient (ρ=0.212). Conclusion: In WHO type III NPC tissue in the proliferative process, an increase in LMP-1 expression(53.4%±27.35%,) was followed by an increase in KARS expression (49.83%±22.83%) and D1 expression(42.27%±31.94%) as well as an increase in KRAS expression (42.27%±31.94%) followed by an increasein cyclin D1 expression (42.27%±31.94%) although not significant.
PENERAPAN MANAJEMEN MUTU PADA PEKERJAAN STRUKTUR BETON PEMBANGUNAN GEDUNG ITS TOWER 3 DI SURABAYA Chasanah, Ummi; Soehartono, Soehartono; Baswindro, Baswindro
Pondasi Vol 29, No 1 (2024): June
Publisher : UNISSULA Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/pondasi.v29i1.38209

Abstract

Pengelolaan proyek merupakan terpenuhinya persyaratan mutu antara syarat, dan cara pelaksanaannya sesuai yang direncanakan. Untuk memenuhi persyaratan tersebut perlu adanya proses pelaksanaan konstruksi yang sesuai rencana. Sedangkan tercapainya mutu yang ditetapkan, maka diperlukan serangkaian kegiatan konstruksi mulai dari perencanaan, pengawasan, pemeriksaan, dan pengendalian mutu. Penerapan manajemen mutu dilakukan untuk menghasilkan produk konstruksi yang bermutu, memenuhi harapan pemilik proyek dan menjaga keunggulan bersaing dalam proyek kontruksi. Sehingga dalam pelaksanaan konstruksi untuk mencapai standar mutu diperlukan penggunaan suatu sistem manajemen mutu yang direncanakan untuk menghasilkan konstruksi yang sesuai dengan persyaratan dan yang direncanakan.Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan manajemen mutu pada pembangunan gedung ITS Tower 3 di Surabaya. Batasan dalam penelitian ini hanya pada proses pembangunan khusus untuk struktur beton. dan analisis yang dilakukan dengan mengkaji metode pelaksanaan, survey lapangan, dan spesifikasi teknis yang direncanakan. Penelitian ini bertujuan mengetahui manajemen mutu dalam pembangunan Gedung ITS Tower 3 Surabaya dan untuk menerapkan pekerjaan konstruksi khususnya pekerjaan struktur beton sesuai dengan standar mutu SNI.Hasil penelitian ini dengan menghasilkan manajemen mutu yang ditetapkan pada pada pekerjaan struktur beton pembangunan gedung ITS Tower 3 adalah sebagai berikut : Mutu beton fc 30 MPa, 33,2 MPa, 37,35 MPa dan 41,50 MPa atau setara  K-350, K 400, K-450, dan K-500, Baja Tulangan yang berstandart SNI,  Tulangan Ulir Mutu BJTD-40 (fy = 400 Mpa), dan Tulangan Polos Mutu BJTP-24 (fy = 240 Mpa).
ANALISIS PENGENDALIAN MUTU BAHAN DENGAN UJI LABORATORIUM Chasanah, Ummi; Soehartono, Soehartono
Pondasi Vol 28, No 1 (2023): Juni 2023
Publisher : UNISSULA Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/pondasi.v28i1.31798

Abstract

Bahan merupakan hal penting yang harus diperhatikan kualitas dan cara penanganan. Adapun mutu gypsum ditentukan oleh bahan yang digunakan sebagai bahan baku dan bahan pengisi serta bahan tambahan yang digunakan seperti abu sekam padi dan bahan-bahanselulosa seperti serat sabut kelapa, mill dan semen. Penambahan serat batang pisang padabahan gypsum adalah salah satu cara menginovasi dan memberi peluang yang lebih baik dari bahan yang dihasilkan. Dari bahan- bahan tersebut dapat diolah menjadi barang industri dan bahan pengisi atau bahan tambahan untuk produk-produk yaitu untuk pembuatan plafond yang dapat membentuk produk yang bersifat komposit, sehingga dalam proses pembuatannya memerluhkan tekanan agar lebih menyatu dan dapat menghasilkan produk yang lebih padat. Tujuan penelitian penambahan serat batang pisang pada bahan baku pembuatan gypsum adalah untuk memperkuat kekuatan dan tekstur gypsum. Teknologi pembuatan gypsum dibuat dari campuran semen dan mill serta serat-serat lain seperti rami, serat pakaian bekas atau kertas sebagai pengganti asbes, bahan-bahan tersebut dicampur dalam variasi perbandingan 25 bagian semen, 10 bagian mill dan 1 bagian serat. Lembaran-lembaran gypsum umumnya berukuran panjang 100 cm, lebar 100 cm dan tebal 0,6 cm, Adapun tebal 0,6 cm merupakan tebal dari gypsum yang dilakukan penelian. Metode penelitian ini adalah metode uji laboratorium dan pengumpulan literatur dari beberapa sumber. Penggunaan 2 metode tersebut akan mendapatkan data yang akurat dan teliti dari hasil penelitian yang dilakukan. Variabel penelitian serat batang pisang pada bahan pembuat gypsum adalah variasi perbandingan jumlah bahan penyusun gypsum dengan variasi 25:10:1, 25:10:3, dan 25:10:5.
The Urgency of Implementing Non-Conviction Based Asset Forfeiture in Recovery of State Losses Due to Corruption Dwi Kurniawan, Itok; Soehartono, Soehartono; Patria Setyawan, Vincentius; Gama Santos, Jose
LAW&PASS: International Journal of Law, Public Administration and Social Studies Vol. 1 No. 2 (2024): June
Publisher : PT. Multidisciplinary Press Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Follow the asset is the right approach to use in eradicating corruption in this era. The trend of low verdicts for corruptors and the suboptimal recovery of assets resulting from corruption are reasons to prioritize confiscation of assets rather than criminalizing corruptors. The aim of this research is to analyze the importance of implementing Non-Conviction Based Asset Forfeiture in corruption regulations in Indonesia. The method used in writing this article is a normative legal research method with a conceptual approach. The results of this research are that the use of NCB can optimize the recovery of assets resulting from corruption because it does not depend on a complicated criminal case examination process. The defendant's fault is not a criterion for confiscating assets, but proving that the assets are illegal is the basis for confiscating assets.