Claim Missing Document
Check
Articles

Found 39 Documents
Search

Pengaruh Perawatan dengan Ekstrak Daun Pegagan (Centella asiatica) dalam Mempercepat Penyembuhan Luka Bakar Derajat 2 Dangkal pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Strain Wistar Widianingtyas, Dhiar; Wihastuti, Titin Andri; Setijowati, Nanik
Majalah Kesehatan FKUB Vol 1, No 4 (2014)
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (335.755 KB)

Abstract

Insiden luka bakar derajat 2 dangkal sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Daun pegagan dapat digunakan sebagai alternatif dalam perawatan luka bakar karena mengandung asiatikosiada, asam asetat, dan madecassisode  atau triterpenoida. Senyawa ini memicu produksi kolagen tipe I yang berperan dalam proses penyembuhan luka. Tujuan penelitian ini untuk menguji ekstrak daun pegagan (Centella asiatica) dalam mempercepat penyembuhan luka bakar derajat 2 dangkal pada tikus putih (Rattus norvegicus) strain wistar. Desain penelitian ini adalah true experimental dengan post test control group design. Penelitian ini menggunakan  tikus betina sebanyak 24 ekor yang dipilih dengan simple random sampling dan dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu kelompok normal saline 0,9 % sebagai kontrol dan kelompok ekstrak daun pegagan 10 %, 25 % dan 40 %. Luka bakar dibuat dengan cara menempelkan potongan kayu berbentuk silinder berdiameter 2 cm yang dilapisi kassa selama 30 detik. Potongan kayu direndam dulu selama 10 detik pada air mendidih. Pengambilan data dilakukan satu kali sehari selama 14 hari. Data yang diperoleh diolah dengan uji Kruskal-Wallis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak daun pegagan 10 % mempunyai pengaruh yang sama dengan normal saline 0,09 % terhadap penyembuhan luka bakar derajat 2 dangkal (p = 0,151 atau p > 0,05). Hal ini didukung oleh uji post hoc Mann-Withney yang menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antar kelompok. Dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun pegagan dan normal saline 0,9 % memberikan pengaruh yang sama dalam penyembuhan luka bakar derajat 2 dangkal. Kata kunci: Daun pegagan, Luka bakar derajat 2 dangkal, Penyembuhan luka.
Akurasi Diagnosa FNAB (Fine Needle Aspiration Biopsy) Dibandingkan dengan Pemeriksaan Histopatologi pada Tumor Tiroid (Studi Kasus di Instalasi Patologi Anatomi RS dr. Saiful Anwar Malang Periode 2008-2010) Widarso, Amalia Pradanti; Norahmawati, Eviana; Setijowati, Nanik
Majalah Kesehatan FKUB Vol 2, No 3 (2015)
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (398.526 KB)

Abstract

Tumor tiroid adalah tumor yang berasal dari kelenjar tiroid. Insiden tumor kelenjar tiroid mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Adanya kemajuan ilmu patologi anatomi di bidang sitopatologi mendorong berkembangnya diagnosa FNAB (fine needle aspiration biopsy) yang merupakan diagnosa preoperatif untuk tumor tiroid. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur akurasi diagnosa FNAB dan mengetahui profil penderita tumor tiroid di Instalasi Patologi Anatomi RSU Dr. Saiful Anwar Malang periode 2008–2010. Penelitian ini bersifat observasional deskriptif dan uji diagnostik dengan mengambil data sekunder dari rekam medik penderita tumor tiroid. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 126 kasus pasien tumor tiroid dengan pemeriksaan FNAB dilanjutkan dengan pemeriksaan histopatologi hasil operasi. Dibandingkan dengan pemeriksaan histopatologi sebagai baku emas,  menunjukkan bahwa akurasi diagnosa FNAB adalah sebesar 92,24 % dengan sensitifitas 50%, spesifisitas 97,12 %, prediksi positif 66,5 %, prediksi negatif 93,52 %. Pada pemeriksaan FNAB didapatkan nilai sensitivitas yang rendah, maka diperlukan pemeriksaan histopatologi dalam menegakkan diagnosa tumor tiroid secara akurat. Nilai prediksi positif pada pemeriksaan FNAB ini menunjukkan angka yang tidak tinggi. Kesimpulan dari penelitian ini adalah FNAB dapat digunakan sebagai sarana diagnostik preoperatif tumor tiroid yang akurat, tetapi bukan sebagai pengganti diagnosa histopatologi yang masih menjadi diagnosa pasti untuk tumor tiroid. Kata kunci : Akurasi FNAB (fine needle aspiration biopsy), histopatologi, tumor tiroid
EPIDERMAL GROWTH FACTOR RECEPTOR (EGFR) AND CARCINOEMBRYONIC ANTIGEN (CEA) RELATIONSHIP OF LUNG ADENOKARSINOMA IN SAIFUL ANWAR HOSPITA MALANG Normawati, Normawati; Pratiwi, Suryanti Dwi; Setijowati, Nanik
Berkala Kedokteran Vol 13, No 2 (2017)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jbk.v13i2.4073

Abstract

Abstract: EGFR mutations is associated with sensitivity to tyrosine kinase inhibitors (TKI’s) therapy which are found in Lung Adenocarcinoma. There are some limitations in detecting EGFR mutation. CEA is also expected to predict treatment efficiency of EGFR-TKIs therapy. In this study, we investigated the relationship between serum Carcinoembryonic antigen (CEA) and Epidermal Growth Factor Receptor (EGFR) Mutations in Lung Adenocarcinoma patient. Methods : The research was conducted in Dr. Saiful Anwar General Hospital Malang. From May 2014 to November 2015, 54 lung adenocarcinoma patients who had underwent measurements of EGFR  mutation and serum CEA level were retrospectively recruited. None of them had surgery, radiotherapy, chemotherapy and  targeted therapy. EGFR mutation was detected using PCR, serum CEA levels were analyzed using electrochemical luminescence. Result: Abnormal serum levels of CEA were significantly associated with EGFR mutation (95% CI, P=0,043) with an odds ratio of 3.4 (95% CI: 1.010-11.451). The area under the ROC curve for CEA was 0.558 (95% CI, P=0.078). Conclusion: Serum CEA is associated with mutation of EGFR in lung adenocarcinoma patients.  Keywords : Lung cancer, adenocarcinoma, EGFR, CEA
Niat dan Perilaku Pemilihan Jajanan Anak Sekolah yang Mendapat Pendidikan Gizi Metode Ceramah dan TGT Maduretno, Ida Sri; Wirawan, Nia Novita; Setijowati, Nanik
Indonesian Journal of Human Nutrition Vol 2, No 1 (2015)
Publisher : Jurusan Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (362.082 KB) | DOI: 10.21776/ub.ijhn.2015.002.01.3

Abstract

AbstrakSiswa sekolah dasar merupakan kelompok yang rentan terhadap keracunan makanan. Metode ceramah merupakan metode sederhana dan sering digunakan dalam pendidikan gizi, tetapi responden cenderung pasif sedangkan metode Team Game Tournament (TGT) merupakan metode berbasis permainan menarik dan disukai anak SD. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbedaan niat dan perilaku pemilihan jajanan sehat pada siswa kelas 5 SDN Tumpakrejo 1 dan 2 menggunakan metode ceramah dan metode TGT. Desain penelitian yang digunakan adalah quasy experimental study dengan pre-test and post-test design. Jumlah sampel adalah 42 orang, yang diambil dengan cara total sampling yaitu memilih seluruh siswa kelas 5B SDN Tumpakrejo 1 sebagai kelompok TGT dan seluruh siswa kelas 5 SDN Tumpakrejo 2 sebagai kelompok ceramah. Variabel yang diteliti adalah niat, perilaku di sekolah dan rumah terkait pemilihan jajanan pada kedua kelompok berdasarkan pengukuran sebelum dan sesudah perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan niat yang signifikan pada kedua kelompok (p<0,05) tetapi tidak ada perbedaan niat yang signifikan antara kedua kelompok setelah diberi pendidikan gizi. Perilaku di sekolah menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan pada kedua kelompok dan juga antara kedua kelompok setelah diberi pendidikan gizi. Tidak terdapat perbedaan perilaku di rumah yang signifikan pada kedua kelompok dan juga antara kedua kelompok setelah diberi pendidikan gizi. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa metode ceramah lebih baik dalam meningkatkan niat sedangkan TGT lebih baik dalam meningkatkan perilaku di sekolah walaupun kedua metode tersebut cukup efektif meningkatkan niat dan perilaku di sekolah. Namun kedua metode kurang efektif dalam meningkatkan perilaku jajanan di rumah.Kata Kunci: pendidikan gizi; niat; perilaku; jajanan Abstract Elementary school students is a group that is suspectible to suffer from food poisoning. Lecture is a simple method and frequently used in nutritional education, but respondent is passive when this method is used while Team Game Tournament (TGT) is an interesting playing-based method and preferred by elementary school children. The aim of this study was to determine the differences of snacking intention and behaviour of the fifth grade students in SDN Tumpakrejo 1 and 2 using lecture and TGT method. This research was a quasy experimental study with pre-test and post-test design. Forty two samples were recruited, by using total sampling, from all students in 5B at SDN Tumpakrejo 1 as TGT group and all fifth grade students at SDN Tumpakrejo 2 as lecture group. This research variables were snacking intention, behaviour in the school and home in both groups based on before-after measurements. The results showed that there was a significant improvement of intention in both groups (p<0,05) but no significant difference of intention between groups after nutritional education was given. Snacking behaviour in the school had a significant difference in both groups and also between groups. But snacking behaviour in the home had no significant difference in both groups and also between groups. Based on the study finding, it was concluded that lecture improves intention more than TGT while TGT improves more snacking behaviour in the school although both methods were effective in improving snacking intention and behaviour in the school. Both were not effective in improving snacking behaviour in the home. Keywords: nutrition education, intention, behaviour, snacks
FAKTOR-FAKTOR YANG MELATARBELAKANGI INTENSITAS TERAPI PERILAKU AUTISME METODE ABA (APPLIED BEHAVIOR ANALYSIS) PADA ANAK AUTIS DI RUMAH Aisyah, Aisyah; Asmika, Asmika; Setijowati, Nanik
Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol 19, No 2 (2003)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (130.131 KB) | DOI: 10.21776/ub.jkb.2003.019.02.6

Abstract

ABSTRACT The Autism children in Indonesia had increased drastically every year. From HOPA’s (Himpunan Orang tua Peduli Autisme) data, inMalang and surrounding area, there were 12 autism children in 2001, 98 children ini 2002 and increased to 120 children in June 2003.Major behavioral therapy centers in Indonesian are using ABA method for autism’s therapy. The3 intensity of ABA methode needs toapply at leas 40 hours a week to get on optimal result. However, in  “ A- PLUS ” Dharma Wanita Autistic Behavioral Therapy Center,the intensity of ABA methode didn’t achieve the target. Thus the lack of time should be substitute by applying at home. The objectiveof the study is to observe the factors that influence the intensity of autistic behavioral therapy with ABA methode to the autismchildrena their home. This research is descriptive observational with cross sectional study using questionaire as instrument. The Study hasbeen  done  17  parents  with  autism  children  whom  received  behavioral  therapy  in  “A-PLUS  “Dharma  Wanita  Autistic  BehavioralTherapy Center Kota Malang. It was held from June until August 2003 using quota sapling technique. The result of the intensity ofABA methode on autistic children at home is sufficient (47%).The respondent’s knowledge about autism and the treatment are good(59%). The father’s occupations are merchant (70%) while the mother’s are housewives (58%). The incomes of the parets are morethan 2 million rupiah monthly (59%).
HUBUNGAN KADAR SENG SERUM DENGAN TINGGI BADAN ANAK SEKOLAH DASAR PENDERITA GAKY Setijowati, Nanik
Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol 21, No 1 (2005)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (134.892 KB) | DOI: 10.21776/ub.jkb.2005.021.01.5

Abstract

The incidence goiter starts to the extend in Urban area. Not all Elementary School children with goiterexperience of pursued growth. This indicates that besides low iodine content, there are other elements which also influence growth. This research intends to study the relationship between zinc the level of serum and height on elementary school children (8 – 12 year) in endemic goitre areas, in Malang Municipality. Data ware collected with cross-sectional study from August to December 2000. Blood and urine sample of twenty  children of each group were examined for zinc serumand iodine urine concentration. Information about diet pattern, socio-economical condition were obtained by structured questionairre for mother and children.This research used Independent T-test, Person Correlation test, and Multiple Regression for statistics analysis. The result showed that: (1). There were significant relationships between energy (r= 0.364, p = 0.012); protein (r = 0.481, p = 0.001) and zinc intake (r =0.491, p = 0.001) with height; (2). There were significant difference in energy (p = 0.014), carbohydrate (p = 0.042), lipid( p = 0.014), protein (p = 0.003), and zinc intake(p = 0.004) between the two groups examined. The conclusion was that lower height for age was possibly ascribed to lack of energy, protein, iodine and zinc intake. Key words:zinc serum, iodine urine, height for age, and goiter
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI GLASGOW OUTCOME SCALE PADA PASIEN TRAUMA KEPALA (STUDI DI IGD RSUD Dr. ISKAK TULUNGAGUNG) Indradmojo, Christyaji; Zaiyanah, Munsifah; Setijowati, Nanik; Eddy, Mochammad Istiadjid
Majalah Kesehatan FKUB Vol 7, No 3 (2020): Majalah Kesehatan
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.majalahkesehatan.2020.007.03.5

Abstract

Trauma kepala yang menyebabkan cedera otak berat traumatik masih menjadi penyebab kematian tertinggi dan kecacatan jangka panjang di negara berkembang. Survival pasien dapat ditingkatkan melalui ketepatan penanganan awal, mempercepat waktu prehospital dan pencegahan kejadian hipotensi. Cedera primer hampir mustahil dicegah, tetapi cedera sekunder dapat diminimalkan bahkan dicegah. EMS  (Emergency Medical Service) berperanan penting dalam menjaga jalan nafas dan perfusi jaringan, serta mencegah kerusakan organ lain. Dengan mendapatkan gambaran yang tepat tentang faktor-faktor yang mempengaruhi outcome pasien trauma kepala, diharapkan diperoleh solusi yang tepat dan menyusun strategi yang holistik untuk penanganan prahospital pasien trauma kepala di Indonesia. Penelitian ini termasuk observasional analitik dengan desain kohort pada 50 subjek untuk mengkaji faktor-faktor yang memicu terjadinya cedera sekunder dan mempengaruhi nilai GOS (Glasgow Coma Scale) pada pasien trauma kepala di IGD RSUD dr. iskak tulungagung.  Analisis hasil penelitian dilakukan dengan uji chi-square atau Mann-Whitney dan dilanjutkan dengan uji regresi menggunakan SPPS versi 24. Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai GOS adalah usia,  mekanisme cedera, GCS masuk, kriteria perawatan, kualifikasi penolong dan intervensi awal (p < 0,05).  Sedangkan faktor jenis kelamin, jenis trauma dan durasi transpor tidak berpengaruh signifikan (p > 0,05) terhadap nilai GOS. Kesimpulannya, makin tinggi usia pasien akan meningkatkan peluang pasien memiliki nilai GOS rendah (Mati-SD). 
PENGGUNAAN NICAS SEBAGAI PENGGANTI ASAM LAKTAT UNTUK MENGEVALUASI KEBERHASILAN RESUSITASI SEPSIS DAN SYOK SEPSIS Anjelin, Isabella Kusuma; Freddy, Antonius; Nugroho, Soeryanto Eko Agung; Setijowati, Nanik
Majalah Kesehatan FKUB Vol 7, No 3 (2020): Majalah Kesehatan
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.majalahkesehatan.2020.007.03.4

Abstract

Patofisiologi sepsis yang kompleks memberikan banyak tantangan dalam manajemen maupun evaluasi terapinya. Gangguan pada sistem kardiovaskular seperti penurunan tekanan perifer, peningkatan permeabilitas vaskuler, gangguan kontraktilitas, penurunan indeks jantung dan fraksi ejeksi penting diperhatikan dalam manajemen kasus sepsis. Evaluasi kadar asam laktat merupakan salah satu cara untuk mengevaluasi hasil resusitasi pada pasien sepsis dan syok sepsis, tetapi pemeriksaannya memakan waktu, biaya ekstra, dan menimbulkan ketidaknyamanan pada pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian alat NiCAS dalam mengevaluasi perbaikan kondisi pasien sepsis dan syok sepsis dibandingkan dengan asam laktat. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pengambilan data primer yang dilakukan di IGD RS. dr. Saiful Anwar (RSSA) Malang mulai Desember 2017-Desember 2018. Kriteria inklusi meliputi pasien dengan kecurigaan sepsis dan syok sepsis di IGD RSSA Malang dan berusia lebih dari 18 tahun, dan didapatkan 26 pasien yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil menunjukkan perubahan kadar asam laktat yang signifikan (p = 0,002). Dari semua variabel hemodinamik yang diperiksa dengan NiCAS, perubahan signifikan hanya didapatkan pada total body water (p = 0,006). Tidak didapatkan korelasi yang signifikan antara perubahan kadar asam laktat dengan perubahan variabel hemodinamik (p > 0,05). Ada  kesesuaian antara perubahan kadar asam laktat dengan perubahan variabel hemodinamik (p > 0,05) tetapi hanya pada 50-65% kasus. Terdapat kesesuaian perubahan kadar asam laktat dengan variabel-variabel hemodinamik pada sebagian kasus. Penggunaan alat NiCAS bisa dipertimbangkan untuk monitoring pasien, tetapi belum bisa menggantikan fungsi asam laktat. 
FACTORS AFFECTING THE FUNCTIONAL STATUS OF PATIENT WITH MENINGIOMA IN DR. SAIFUL ANWAR GENERAL HOSPITAL MALANG Dessika Rahmawati; Badrul Munir; Nanik Setijowati; Catur Ari Setianto; Ria Damayanti; Bimo Mubyarto
MNJ (Malang Neurology Journal) Vol. 9 No. 1 (2023): January
Publisher : PERDOSSI (Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia Cabang Malang) - Indonesian Neurological Association Branch of Malang cooperated with Neurology Residency Program, Faculty of Medicine Brawijaya University, Malang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.mnj.2023.009.01.17

Abstract

Background: Meningioma is one of the most commonly reported primary central nervous system (CNS) tumors, originating from arachnoid meningeal cells and including intracranial extra-axial neoplasms. Although meningioma is considerably benign, the patient conditions are reported to be diverse resulting in severe and life-threatening neurological deficits. Hence the assessment regarding functional status is deemed pivotal to provide a prognostic perspective as patient presentation exhibits disability due to lesions and other factors. Objective: This research aims to analyze factors affecting the functional status of patients with meningioma in Dr. Saiful Anwar General Hospital Malang. Methods: An analytic retrospective study was conducted with cross-sectional study involving 62 samples from patients visits with meningioma brain tumor in RSUD dr. Saiful Anwar General Hospital Malang from January 2017 to December 2020. The data was selected through non-probability sampling, generating sampling type from brain tumor register data Neurology. Results: Data obtained from 62 meningioma patients in RSUD dr. Saiful Anwar General Hospital Malang met the inclusion criteria from January 2017 to December 2020, based on demographic characteristics such as age of <50 in 38 patients (61.3%) and age of >50 in 24 patients (38.7%). Clinically, it was found that 58 patients (93.5%) experienced headache, 28 patients (45.2%) experienced decreasing consciousness, 15 patients (24.2%) had hemiplegia, and 17 patients (27.4%) had hemiparesis, 17 people had hemiparesis. 17 patients (27.4%) experienced visual disturbances, and 24 patients (38.7%) are with seizures. Based on the radiology screening sites, 46 patients (74.2%) were screened in Convexity sphere, 9 patients (14.5%) were screened at Cranial base, 3 patients (4.8%) were screened at Parasagittal, and 4 patients (6.5%) were screene at Falx, from which the 41 patients (66.1%) exhibited herniation. Based on comorbidities, 12 patients (19.4%) had sepsis, and 1 patient (1.6%) had pneumonia. From the analysis test results, it was found that decreasing consciousness (GCS) was significantly correlated with functional status, referred to Karnofsky Performance Scale of <70 (p: 0.013, p <0.05). Seizures were reported to be correlated significantly with functional status, referred to Karnofsky Performance Scale of > 70 (p: 0.015, p<0.05). Tumor location was significantly correlated with functional status, reffered to Karnofsky Performance Scale of > 70 (p: 0.027, p<0.05). Conclusion: The factors affecting the functional status based on the Karnofsky Performance Scale (KPS) of a patient with meningioma at Dr. Saiful Anwar General Hospital Malang included: decreasing consciousness (GCS), and seizures, and tumor location.
Relationship Plasma Concentration of Zonulin with Severity Level of Autism Based on Criteria of Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders-5 (Dsm-5) Nanik Setijowati
Journal of Global Pharma Technology Volume 11 Issue 04.
Publisher : Journal of Global Pharma Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (399.433 KB)

Abstract

Background: This study was aimed to prove whether there is relationship between plasma concentration of zonulin and severity level of autism based on criteria of diagnostic and statistical manual of mental disorders-5 (DSM-5). In Indonesia, this kind of research has never been done, considering the incidence of autism is also increasing. Methods: The participants of this research were 38 autistic (level 1=17, level 2=12 and level 3= 9) and 35 control children. The blood plasma of all participants was taken to determine the plasma concentration of zonulin. The observation sheet was based on the DSM-5 as an instrument to determine the diagnosis of autistic children. Data were analyzed using Mann-Whitney and Anova test. Results: There was a significant difference plasma concentration of zonulin between autism and control (p = 0.002) with 32 ± 18 vs 47 ± 22.5, respectively. There was slightly different between plasma concentration of zonulin and severity level of autisme (p=0.239) with 32±19, 27±18, 40±15, respectively. Cut-off point 8 ng/mL (Sensitivity 97.4%, Spesificity 2.9%). Conclusion: This finding can be concluded that plasma concentrations  of zonulin were slightly related with severity, and the highest is at level 3.
Co-Authors Aisyah Aisyah Amalia Pradanti Widarso, Amalia Pradanti Anjelin, Isabella Kusuma Arinto Yudi Ponco Wardoyo Asmika Asmika Badrul Munir Bimo Mubyarto Catur Ari Setianto Chozin, Iin Noor Damayanti, Gita Retno DAMAYANTI, ZUHRIA PUSPITA Dasa Novita, Khuznita Dessika Rahmawati Deuina Grishelda, Irma Dewi Santosaningsih Dhelya Widasmara Dhiar Widianingtyas, Dhiar Dian Kusumaningtyas, Dian Djajalaksana, Susanthy Dwi Rahayu, Indriati Eddy, Mochammad Istiadjid Eko Arisetijono Erlangga, Eggi Eviana Norahmawati Fadli, Muhammad Luqman Fitria, Ruman Freddy, Antonius Hanggara, Dian Sukma Hatimul Asmy Hendradi Surjotomo, Hendradi Himawan, Asavita Rhena Holipah, Holipah I Wayan Agung Indrawan Ida Sri Maduretno, Ida Sri Imelda Ritunga Imowanto, Yuddy Indradmojo, Christyaji Indriati Dwi Rahayu irsan , Istan Irmansyah Irsan, Istan Irmansyah Jasin, Jessica Lingga Jemima Lewi Santoso Johan, Willy Johannes, Jeffrey Kartika Rini Kuntadi, Muhammad Lilik Zuhriyah Listuhayu, Kararawi Listyoko, Aditya Sri Maelo, Clara Angraini Mahulette, Aisyah Nurulhisa Marini . Marini, Gita Mellyanawati Mellyanawati Michaela, Cleine Minarni Wartiningsih Muhammad, Athaya Rahmanardi Natasha Halim, Angie Nazila Tanasya Nia Novita Wirawan, Nia Novita Normawati Normawati, Normawati Novita, Khuznita Dasa Nugroho, Soeryanto Eko Agung Nurul Laili Oktaviana, Ratih Panjaitan, Damaris Gabrielle Valentine Pardosi, Delima Silvani Paskadita, Nafiri Eldya Prasetyadjati, Ari Pratiwi, Suryanti Dwi Prihatiningsih, Riska Dwi Putra, Ngakan Putu Parsama Putu, Ngakan rahmah, shofi nur Rahmawati Aminingrum Rakhmani, Alidha Nur Rusnianah, Farida Santosa, Andrew Sartono, Teguh Rahayu Sitompul, Boyke Soehartono Soehartono Soplantila, Chelsy Gravia Sri Andarini Sugiri, Yani Jane Suparno Adi Santika, Suparno Adi Syahrul Chilmi, Syahrul Tantular, Rezki Tita Hariyanti Titin Andri Wihastuti Triyuliarto, Dwiwardoyo Wahyudi, Mgs Ahmad Widowati, Yenny Wilmida, Anggun Diah Yoga Sedana, I Ketut Yusdianto, Adrian Yuyun Yueniwati Zaiyanah, Munsifah Zamroni Afif Zarithsyafiqah, Siti Zhakia, Jelita Zhufatul