Nirwani Soenardjo
Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Published : 41 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Komposisi dan Kelimpahan Gastropoda Pada Ekosistem Mangrove Di Desa Tireman, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah Laraswati, Yuli; Soenardjo, Nirwani; Setyati, Wilis Ari
977-2407769
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (833.507 KB) | DOI: 10.14710/jmr.v9i1.26104

Abstract

Ekosistem mangrove mermiliki manfaat sebagai tempat mencari makan serta habitat bagi organisme, mislanya gastropoda. Gastropoda di ekosistem mangrove berperan dalam proses dekomposisi yaitu dengan mencacah daun menjadi lebih kecil, yang kemudian dilanjutkan oleh mikroorganisme. Kepadatan  gastropoda dipengaruhi oleh kegiatan yang terdapat pada ekosistem dan dapat memberikan efek pada kelangsungan hidup gastropoda.Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui struktur komunitas gastropoda pada ekosistem mangrove Desa Tireman Kecamatan Rembang, Jawa Tengah. Metode penentuan lokasi sampling menggunakan metode purposive sampling pada 3 lokasi dengan kerapatan mangrove yang berbeda. Pengambilan sampel gastropoda dilakukan dalam transek 5 x 5m dan sampel yang didapat kemudan disortir, diawetkan dan diidentifikasi. Hasil penelitian ditemukan 9 spesies gastropoda termasuk kedalam 3 famili yaitu Casidula nucleus, C. aurisfelis (Ellobiidae), Littoraria scabra, L. carinifera, L. Melanostama (Littorinidae), Cerithidea quadrata, C. cingulata, C. alata, Telescopium telescopium (Potamididae). Spesies yang paling sering ditemukan adalah Cassidula aurisfelis dan Cassidula nucleus. Nilai rata-rata kelimpahan berkisar antara 6,28 - 15,72 Ind/m2. Nilai indeks keanekaragaman termasuk ke dalam kategori rendah hingga sedang. Nilai rata-rata indeks keseragaman termasuk kedalam kategori rendah (0.15-0.27). Nilai rata-rata indeks dominansi menunjukkan tidak adanya dominansi dari spesies tertentu. Pola sebaran menunjukkan pola sebaran mengelompok dan acak. Nilai kesamaan komunitas gastropoda tergolong dalam kategori tinggi. Frekuensi kehadiran gastropoda kategori jarang hingga sangat sering.  The mangrove ecosystem has benefits as a place to eat and habitat for the organism, the gastropod's missile. Gastropods in the mangrove ecosystem play a role in the decomposition process, with the smaller leaves, which are then followed by microorganisms. The density of gastropods is influenced by activities found in ecosystems and can provide an effect on the viability of gastropods. The purpose of research is to know the structure of the gastropods community in the mangrove ecosystem of Tireman Village Rembang District, Central Java. Sampling method of determining location using purposive sampling method in 3 locations with different mangrove density. The gastropod sampling is done in the 5 x 5m transect and the samples obtained are then sorted, preserved and identified. The results of the study found 9 species of gastropods included in the three families, namely Casidula nucleus, C. Aurisfelis (Ellobiidae), Littoraria scabra, L. Carinifera, L. Melanostama (Littorinidae), Cerithidea quadrata, C. cingulata, C. alata, Telescopium telescopium (Potamididae). The most commonly found species are the Cassidula aurisfelis and the Cassidula nucleus. The average value of abundance ranges between 6.28-15.72 Ind/m2. The value of diversity index belongs to low to moderate category. The average value of uniformity index is included in low category (0.15-0.27). The average value of the Dominancy index indicates the absence of dominance of a particular species. The spread pattern shows both group and random distribution patterns. The value of gastropods community similarity belongs to high category. The frequency of presence of gastropods is rare until very frequent.
Ekologi Mangrove Di Pesisir Kecamatan Tongas Dan Sumberasih Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur Wijaya, Dyah; Suryono, Suryono; Soenardjo, Nirwani
977-2407769
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (634.223 KB) | DOI: 10.14710/jmr.v8i2.25213

Abstract

Komunitas mangrove menempati area diantara darat dan laut yang memiliki kondisi lingkungan berbeda satu sama lain. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui struktur vegetasi mangrove dan mengetahui kesesuaian jenis mangrove yang sesuai untuk perencanaan program rehabilitasi mangrove di Desa Bayeman Kecamatan Tongas dan Desa Pesisir Kecamatan Sumberasih Kabupaten Probolinggo. Penelitian dilakukan pada Bulan Maret 2015 sampai Januari 2016. Pengambilan data vegetasi dilakukan dengan metode purposive sampling dan setiap transek dibuat plot sampling. Setiap individu pohon (plot 10 m x 10 m) dan sapling (anakan) (subplot 5 m x 5 m) diidentifikasi dan diukur diameternya setinggi dada (±1,3 m). Sementara seedling (semai) dihitung jumlah masing-masing spesies dan persentase penutupannya (subplot 1 m x 1 m). Hasil penelitian di Desa Bayeman ditemukan 7 spesies mangrove dan 1 jenis spesies di Desa Pesisir. Vegetasi pohon mangrove di Desa Bayeman dan Desa Pesisir berada dalam kondisi baik. Vegetasi Mangrove di Desa Bayeman didominasi spesies Xylocarpus mollucensis dan untuk Desa Pesisir adalah Avicennia marina. Vegetation mangrove occupy the area between land and sea that have environmental conditions differ from one another. The purpose of this studied to know about the structure and composition of mangrove vegetation for rehabilitation program planning in Bayeman Sub-District of. Tongas and Pesisir Sub-Districk Sumberasih, District of Probolinggo , East Java. The studied was conducted in March, 2015 to January, 2016. Vegetation data was done with purposive sampling method and every transect was made with plot sampling method. Each tree (plot 10 m x 10 m) and sapling (subplot 5 m x 5 m) was identified and measured on diameter at breast height (± 1.3 m).  Meanwhile, Seedling calculated the amount of each species and the percentage of cover (subplot 1 m x 1 m). The research finding at Bayeman shows that there are seven mangroves and one mangrove shows in Pesisir. The mangrove vegetation at Bayeman and Pesisir in good conditions. Mangrove vegetation at Bayeman is dominated by Xylocarpus mollucensis and Mangrove vegetation at Pesisir is dominated Avicennia marina .   
Produktivitas Dan Dekomposisi Serasah Daun Mangrove Di Kawasan Vegetasi Mangrove Pasar Banggi, Rembang - Jawa Tengah Leksono, Satria Sakti Budi; Soenardjo, Nirwani; Pramesti, Rini
977-2407769
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (128.679 KB) | DOI: 10.14710/jmr.v3i4.11414

Abstract

Produksi serasah mangrove merupakan bagian yang penting dalam transfer bahan organik, karena unsur hara yang dihasilkan dari proses dekomposisi serasah sangat penting dalam pertumbuhan mangrove dan sebagai sumber detritus bagi ekosistem laut dan estuari. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tingkat produktivitas serasah dan kecepatan dekomposisi serasah daun mangrove di kawasan vegetasi mangrove Pasar Banggi. Hasil penelitian menunjukan bahwa rerata total produksi serasah sebesar 617,34 gr/100 m/2 minggu. Daun merupakan penyumbang terbanyak rerata total produksi serasah dan Rhizopora mucronata. lebih banyak menyumbangkan serasah dibandingkan dengan Soneratia alba. Sedangkan pada pengamatan proses R. mucronata terdekomposisi lebih cepat dibandingkan S. alba
Perubahan Luasan Vegetasi Mangrove di Desa Bedono Kecamatan Sayung Kabupaten Demak Tahun 2009 dan 2019 Menggunakan Citra Satelit Landsat Pramudito, Wisnu Adjie; Suprijanto, Jusup; Soenardjo, Nirwani
977-2407769
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (639.089 KB) | DOI: 10.14710/jmr.v9i2.26093

Abstract

ABSTRAK: Hutan Mangrove merupakan salah satu ekosistem vegetasi yang berada di wilayah pasang surut di pesisir, pantai dan pulau-pulau kecil. Pantai utara Jawa merupakan salah satu wilayah yang memiliki ekosistem mangrove yang mengalami perubahan cukup signifikan. Pertambahan luasan vegetasi mangrove di desa Bedono dapat diamati dengan menggunakan citra dari satelit landsat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan luas lahan mangrove yang terjadi di kawasan pesisir Desa Bedono, Kecamatan Sayung, kabupaten Demak Tahun 2009 dan 2019. Metode yang diaplikasikan dalam penelitian  dengan menggunakan metode deskriptif eksploratif, metode yang memiliki tujuan yaitu melakukan pemecahan masalah yang digali secara luas tentang sebab-sebab atau hal-hal yang mempengaruhi terjadinya sesuatu berdasarkan fakta-fakta yang terjadi di lapangan. Untuk kegiatan groundcheck menggunakan metode sampling kuadrat yaitu membuat plot berukuran 10x10 m untuk kategori pohon yang di dalamnya terdapat subplot 5x5 m untuk kategori sapling dan 1x1 m untuk kategori seedling. Hasil penelitian menunjukkan pertambahan luas lahan mangrove di Desa Bedono selama rentang waktu tahun 2009 – 2019, pada tahun 2009 sebesar 122.58 ha dan pada tahun 2019 sebesar 197.19 ha . luas vegetasi dalam kurun waktu tersebut mengalami pertambahan luas sebesar 74.76 ha. kerapatan di titik stasiun 1 memiliki kerapatan sebesar 3633 ind/ha, sementara di titik stasiun 2 dan 3 masing masing sebesar 3700 ind/ha dan 3500 ind/ha. Tiga spesies mangrove yang dapat ditemukan di kawasan mangrove desa Bedono adalah Avicennia marina, Avicennia alba, dan Rhizopora mucronata. ABSTRACT: Mangrove forest is one of the vegetation ecosystems in the tidal areas on the coast, beaches and small islands. The north coast of Java is one of the regions that has a significant change in mangrove ecosystems. Changes in the extent of mangrove vegetation in the village of Bedono can be observed using imagery from the Landsat satellite. The purpose of this study was to assess changes occurred mangrove vegetation in coastal areas Bedono Village, District Sayung, Demak district in 2009 and 2019. The method applied in research using exploratory descriptive method, a method which has the goal of solving the problem are explored extensively on the causes or matters affecting the occurrence of something based on facts on the ground. For groundcheck activity using sampling methods squares that make plots measuring 10x10 m for the category tree in which there are subplots 5x5 m for category sampling and 1x1 m for category seedling. The results showed an increase in the area of mangrove land in the village of Bedono during the span of years 2009-2019, in 2009 amounted to 122.58 ha and in 2019 amounted to 197.19 ha the area of vegetation in this period experienced an increase in area of 74.76 ha. density at station 1 has a density of 3633 ind/ha, while at station 2 and 3 points respectively 3700 ind/ha and 3500 ind/ha. Mangrove species that can be found in the mangrove area of Bedono village are Avicennia marina, Avicennia alba, and Rhizopora mucronata.
Analisa Tutupan Kanopi Mangrove Dengan Metode Hemispherical Photography di Desa Betahwalang, Kabupaten Demak Purnama, Muksin; Pribadi, Rudhi; Soenardjo, Nirwani
977-2407769
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (906.449 KB) | DOI: 10.14710/jmr.v9i3.27577

Abstract

ABSTRAK: Ekosistem mangrove merupakan ekosistem yang tumbuh di daerah bersalinitas cukup tinggi yang memiliki kemampuan adaptasi di daerah intertidal. Sumber nutrien mangrove didapatkan salah satunya dari serasah mangrove. Banyak sedikitnya serasah mangrove dipengaruhi oleh kerapatan dan tutupan kanopi mangrove. Tujuan dari penelitian adalah untuk menganalisis persentase tutupan kanopi mangrove di Desa Betahwalang. Metode deskriptif adalah metode yang dipilih dalam penelitian ini. Stasiun lokasi penelitian ditentukan menggunakan purposive sampling. Mengetahui tutupan kanopi mangrove digunakan metode Hemispherical Photography. Metode Hemispherical Photographyadalah metode dengan menghitung luasan tutupan kanopi dengan menggunakan kamera dari bawah kanopi pohon. Metode ini menghasilkan data yang lebih akurat dikarenakan luas wilayah yang ditangkap dengan kamera lebih spesifik sehingga menggambarkan tutupan kanopi pohon sesungguhnya. Pengambilan data tutupan kanopi mangrove menggunakan metode Hemispherical Photography menggunakan kamera depan handphone OPPO F1 dengan resolusi kamera 8 megapixel dengan resolusi HD (1.280x720) pada suatu titik pengambilan foto. Teknik ini digunakan dalam plot 10x10 m dan dianalisis menggunakan software Ms. excel 2013 dan Image J. Hasil penelitian ini ditemukan 12 spesies mangrove, 5 diantaranya terdapat di dalam plot pengambilan data. Spesies mangrove yang ditemukan di dalam plot yaituRhizophora mucronata, Rhizophora apiculata, Avicennia alba, Avicennia marina dan Sonneratia caseolaris. Nilai kerapatan yang didapatkan berkisar 1.066–3.066 ind/ha dan nilai tutupan kanopi mangrove sebesar 81,07% yang tergolong kedalam kategori padat. ABSTRACT: Mangrove ecosystems is that ecosystems grow in areas of high enough salinity that have the ability to adapt in intertidal zone. Mangrove nutrient obainted form litter mangrove. Litter mangrove was affected by the density and canopy cover mangrove. The purposes of this research is to analyzedmangrove canopy cover in Betahwalang, Demak. Descriptive method is the method chosen in this study. Sampling station was designated used purposive sampling methodand mangrove canopy cover was determined using hemispherical photography method.The method was basically calculatingthe extent of canopy cover by using camera positionedunder a trees canopy. This method believed to be relatively accurate on determining the actual cover area since the area captured by  camera are precisely specificbecause of an area captured by the camera more specific sodescribe the actual tree canopy cover. Retrieval of canopy cover data used hemispherical photography method used the mobile phone front camera with 8 megapixel camera resolution with HD resolution (1.280 x 720) at a point of taked photos. This method used in 10m x 10m plot and analyzed used software Ms.excel 2013 and Image J.The research found12 mangrove species, 5 in the plot. Mangrove species in the plot mean Rhizophora mucronata, Rhizophora apiculata, Avicennia alba, Avicennia marina dan Sonneratia caseolaris. Density have ranged 1.066- 3.066 ind/ha and canopy covercover of trees canopy and so classified as dense canopy cover of 81.07% were classified into solid categories.
Analisa Distribusi Spasial Vegetasi Mangrove di Desa Pantai Mekar Kecamatan Muara Gembong Hanan, Abdul Faqih; Pratikto, Ibnu; Soenardjo, Nirwani
977-2407769
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (908.336 KB) | DOI: 10.14710/jmr.v9i3.27573

Abstract

Mangrove merupakan vegetasi yang tumbuh di wilayah pesisir dengan kemampuan beradaptasi baik secara morfologi dan fisiologi terhadap lingkungan. Ekosistem mangrove memiliki beragam peran diantaranya peranan ekologi, ekonomi dan sosial budaya. Penyusutan luas hutan mangrove yang terjadi di Kecamatan Muara Gembong menyebabkan penurunan kualitas ekosistem mangrove. Kegiatan rehabilitasi tidak berjalan secara maksimal akibat belum tersedianya peta tematik mangrove untuk menunjang kegiatan penanaman mangrove di wilayah Desa Pantai Mekar yang merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan Muara Gembong. Tujuan penelitian ini menganalisis sebaran mangrove, luas vegetasi mangrove dan persentase kategori tutupan vegetasi mangrove melalui pendekatan penginderaan jauh dan validasi lapangan. Citra yang digunakan pada penelitian ini yaitu citra satelit Sentinel 2A. Metode penginderaan jauh yang digunakan untuk mengetahui sebaran mangrove dengan perpaduan composite band dan supervised classification sedangkan untuk luas vegetasi mangrove dan persentase tutupan vegetasi mangrove menggunakan metode Normalized Difference Vegetation Index (NDVI). Metode validasi lapangan untuk tutupan vegetasi mangrove menggunakan hemispherical photography. Hasil penelitian menunjukan sebaran vegetasi mangrove di Desa Pantai Mekar tersebar di daerah ekowisata, wilayah sekitar sungai, daerah muara sungai, bekas tambak dan sekitar tambak dengan luas hutan mangrove sebesar 377,06 ha. Klasifikasi tutupan vegetasi mangrove terdiri dari 81,53 ha (21,62 %) kategori mangrove padat, 77,11 ha (20,45 %) kategori mangrove sedang dan 218,42 ha (57,93 %) kategori mangrove jarang. Mangrove is a tropical coastal vegetation that has the ability to adapt well morphologically and physiologically in the environment. Mangrove ecosystems have various of functions, including ecological, economical, and socio-culture functions. The extensive depreciation of mangrove forests that occurred in the District of Muara Gembong caused a decrease in the quality of the mangrove ecosystem. The rehabilitation activities have not run optimally, because there have not been any thematic maps to support mangrove planting activities in the Pantai Mekar Village area which is one of the villages in the Muara Gembong Subdistrict area. The purpose of this study is to analyze the distribution of mangroves, mangrove vegetation area and percentage of mangrove vegetation cover categories through remote sensing approach and field validation. The image used in this study is the Sentinel 2A satellite image. Remote sensing method used to determine the distribution of mangroves with a combination of composite band and supervised classification, while for the area of mangrove vegetation and the percentage of mangrove vegetation cover using the Normalized Difference Vegetation Index (NDVI). The field validation method for the mangrove vegetation cover uses hemispherical photography. The results showed that the distribution of the mangrove vegetation in Desa Pantai Mekar spread over the ecotourism areas, watershed, river estuaries, and aquaculture ponds with a total area of 377,06 hectares. The area is consisted of 81,53 hectares (21,62%) dense forest, 77,11 hectares (20,45%) medium dense forest, and 218,42 hectares (57,93%) sparse forest.
Teknologi Drone untuk Estimasi Stok Karbon di Area Mangrove Pulau Kemujan, Karimunjawa Farahdita, Wanda Laras; Soenardjo, Nirwani; Suryono, Chrisna Adhi
977-2407769
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jmr.v10i2.30466

Abstract

Hutan mangrove dapat mengurangi emisi karbon dengan menyerap CO2 yang berasal dari udara. Kawasan Tracking Mangrove Pulau Kemujan merupakan salah satu pulau di Taman Nasional Karimunjawa yang didominasi oleh mangrove. Jumlah serapan karbon yang tersimpan di mangrove perlu dihitung sebagai upaya penanganan iklim global dan menambah fungsi mangrove. Pendugaan karbon dapat dilakukan melalui teknologi penginderaan jauh, salah satunya dengan drone. Tujuan dari penelitian ini adalah menghitung dan memetakan area spasial distribusi stok karbon di area tracking mangrove Pulau Kemujan, Karimunjawa. Penelitian ini menggunakan data kuantitatif yang didapatkan dari pendekatan analisis spasial dan data pengukuran lapangan. Metode yang diaplikasikan terdiri dari fotogrametri, image classification, dan perhitungan pendugaan karbon. Resolusi hasil foto udara adalah 3,19 cm/pix, uji korelasi dan uji validasi antara nilai karbon dan indeks vegetasi (NDVI) adalah 0,658 dan 10,738%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa area tracking mangrove Pulau Kemujan, Karimunjawa memiliki estimasi simpanan karbon antara 8,42–224,6 ton/ha, dominansi karbon tertinggi berkisar antara 19,43-31,20 ton/ha yang mencakup 8,159 ha. Total area yang terpetakan adalah 28,462 ha dengan rata -rata nilai karbon 56,93 ton/ha. Mangrove forests can reduce carbon emissions by absorbing CO2 from the air. Mangrove Tracking Area of Kemujan Island is one of the islands in Karimunjawa National Park which dominated by mangroves. The amount of carbon sequestration in mangroves needs to be calculated in order to reduce the climate change impact and increase the function of mangroves. Carbon estimation could be approached by remote sensing technology, drones are one of them. The study aims to calculate carbon sequestration and mapping the spatial area of carbon stock distribution in the mangrove tracking area of Kemujan Island, Karimunjawa. Quantitative data are obtained from the spatial analysis and field measurement data. The method applied consists of photogrammetry, image classification, and calculation of carbon estimation. Resolution of aerial photo is 3.19 cm/pix, correlation test and validation test between carbon value and vegetation index (NDVI) are 0.658 and 10.738%, respectively. The result showed that the mangrove tracking area of Kemujan Island, Karimunjawa had an estimated of carbon stock ranges from 8.42–224.6 tons/ha, the highest dominance is 19.43-31.20 tons/ha which covered 8,159 ha. The total area mapped as a spatial area of carbon stock distribution is 28,462 ha with an average carbon value of 56.93 tons/ha.
Karakteristik Mangrove Di Muara Sungai Timur Kawasan Laguna Segara Anakan, Kabupaten Cilacap Jawa Tengah Ananta, Raditya Rizki; Soenardjo, Nirwani; Pramesti, Rini
977-2407769
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jmr.v9i4.28816

Abstract

ABSTRAK: Ekosistem mangrove adalah komunitas tumbuhan tropis yang berada di daerah tepi pantai yang memiliki kemampuan adaptasi pada perairan asin di wilayah intertidal yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Struktur komunitas mangrove merupakan salah satu parameter dalam menentukan kondisi mangrove. Kawasan ekosistem mangrove yang memiliki karakteristik dinamis komposisi jenis mangrove terdapat di Segara Anakan. Akan tetapi memiliki penurunan luasan hutan mangrove. Hal ini adanya beragam faktor kondisi lingkungan di Segara Anakan, sehingga menyebabkan variabilitas mangrove wilayah Segara Anakan berbeda. Namun kondisi terkini belum banyak dilakukan dalam suatu penelitian sehingga dibutuhkan informasi ilmiah terkini untuk mengetahui komposisi jenis mangrove. Untuk mengatasi hal tersebut maka dilakukan penelitian struktur komunitas untuk mengetahui kondisi ekologi mangrove di Segara Anakan. Tujuan penelitian ini adalah menggambarkan kondisi struktur komunitas mangrove di muara timur Segara Anakan. Lokasi penelitian berada di muara sungai bagian Timur (Sungai Donan). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Penentuan titik pengambilan data atau sampel di setiap lokasi dilakukan dengan teknik purposive sampling. Selain itu, digunakan teknik transek kuadrat 10x10 m dan Hemispherical Photography. Hasil penelitian menunjukkan kerapatan pohon sebesar 90,6 /ha. Kerapatan sapling rata-rata bernilai 1023 /ha. Kerapatan seedling bernilai 1746 /ha di Muara Timur. Tutupan kanopi komunitas mangrove memiliki persentase kurang dari 75%. Tinggi dan diameter pohon didapatkan sebesar 5,97 m dan 3,1 cm. Spesies mangrove yang ditemukan di dalam plot berjumlah 10 spesies mangrove yaitu Rhizophora apiculata, Bruguiera gymnorrhiza, Aegiceras corniculatum, Avicennia marina, Avicennia alba, Ceriops tagal, Ceriops decandra, Sonneratia caseolaris, Sonneratia alba, Scyphiphora hydrophyllacea, Xylocarpus moluccensis, Xylocarpus granatum, Talipariti tiliaceum, dan Nypa fruticans. ABSTRACT: Mangrove ecosystems are communities of tropical plants located on the coast that have the ability to adapt to salty waters in intertidal areas which are affected by tides. Mangrove community structure is one of the parameters in determining mangrove condition. Mangrove ecosystem areas that have dynamic characteristics of mangrove species composition are found in Segara Anakan. However, it has decreased the area of mangrove forests. This is because of various environmental conditions in Segara Anakan, causing variability of mangroves in the Segara Anakan area to be different. However, recent conditions have not been carried out in many studies, so the latest scientific information is needed to determine the species composition of mangroves. To overcome this, a community structure research was conducted to determine the ecological conditions of mangroves in Segara Anakan. The purpose of this study was to describe the condition of the mangrove community structure in the eastern estuary of Segara Anakan. The research location is in the mouth of the eastern river (Donan River). The method used in this research is descriptive method. Determination of data collection points or samples at each location was done by using purposive sampling technique. In addition, the 10x10 m quadratic transect technique and Hemispherical Photography were used. The results showed the tree density was 90.6 ind/ha. Saplingaveraged 1023 ind/ha. The density seedling is 1746 ind/ha in Muara Timur. The canopy cover of the mangrove community has a percentage of less than 75%. The tree height and diameter were 5.97 m and 3.1 cm respectively. There are 10 mangrove species found in the plot, namely Rhizophora apiculata, Bruguiera gymnorrhiza, Aegiceras corniculatum, Avicennia marina, Avicennia alba, Ceriops tagal, Ceriops decandra, Sonneratia caseolaris, Sonneratia alba, Scyphiphora hydrophyllacea, Xylocarpus moluccensis, Xylocarpus granatum, Talipariti tiliaceum, and Nypa fruticans.   
Konsentrasi Bahan Organik Pada Perairan Mangrove Di Pusat Informasi Mangrove (PIM), Kecamatan Pekalongan Utara, Kota Pekalongan Endang Supriyantini; Nirwani Soenardjo; Sabrina Arifiani Nurtania
Buletin Oseanografi Marina Vol 6, No 1 (2017): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (560.712 KB) | DOI: 10.14710/buloma.v6i1.15735

Abstract

Rencana pengelola Pusat Informasi Mangrove (PIM) kecamatan Pekalongan, kota Pekalongan kedepannya akan dibangun area pemancingan ikan, oleh karena itu dilakukan analisis kualitas perairan sejak awal, terutama konsentrasi bahan organik yang terkandung dalam perairan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi bahan organik pada perairan di Pusat Informasi Mangrove (PIM) Kota Pekalongan, dan untuk mengetahui tingkat pencemaran bahan organik di PIM Kota Pekalongan dengan membandingkan baku mutu yang ada. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Sampel diambil dari tiga stasiun yang ditentukan secara purposive. Untuk setiap stasiun dilakukan pengulangan pengambilan sampel sebanyak 3 kali.     Pengujian bahan organik dilakukan dengan metode kolorimetris (perbandingan menggunakan perbedaan warna). Hasil dari analisis konsentrasi BOT (Bahan Organik Total) di perairan PIM pada bulan November 2015 berkisar antara 47 – 52,72 mg/L dan mengalami penurunan pada bulan Januari 2016 berkisar antara 25,8 – 29,52 mg/L, hal ini dapat diartikan bahwa konsentrasi BOT pada bulan Januari 2016 berada di bawah baku mutu yang bernilai sebesar < 30 mg/L. Perairan PIM dapat dikatakan tercemar bahan organik dan bersifat toxic bagi biota karena konsentrasi amonia dan nitrit dari bulan November 2015 hingga Januari 2016 meningkat melebihi dari nilai baku mutu yang ada.    Mangrove Information Center (MIC) plan’s for the future is to build fishing area, therefore water quality analysis must be done since the beginning of the project, especially for the organic matter concentration in the water. This research was aimed to determine the concentration of organic matters in the Pekalongan Mangrove Information Center water and to find out the organic matter pollution at Pekalongan PIM by comparing it with existing quality standards. The method used in the research was descriptive method. Samples were taken from three stations with each of the three sampling points as the repeated purposively. Testing of organic matter carried out by the colorimetric method (comparison using color differences). The results of the analysis of the concentration of TOM (Total Organic Matter) in the water of PIM in November 2015 ranged from 47 to 52.72 mg/L and declined in January 2016 ranged from 25.8 to 29.52 mg/L, it means that the TOM concentration in January 2016 below the standard values of < 30 mg/L. If could be said that PIM waters polluted by organic matter and were toxic to biota because of  ammonia and nitrite concentration  from November 2015 until January 2016 increased above of the values of the existing quality standard.
Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Mangrove Rhizopora mucronata Ali Ridlo; Rini Pramesti; Koesoemadji Koesoemadji; Endang Supriyantini; Nirwani Soenardjo
Buletin Oseanografi Marina Vol 6, No 2 (2017): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (773.292 KB) | DOI: 10.14710/buloma.v6i2.16555

Abstract

Rhizopora mucronata merupakan salah satu jenis mangrove yang berpotensi  sebagai sumber antioksidan alami. Daun tanaman ini mengandung senyawa metabolit sekunder seperti tanin, fenolat, klorofil, karotenoid dan alkaloid. Penelitian ini bertujuan menentukan aktivitas antioksidan ekstrak daun R. mucronata. Sampel diambil dari kawasan mangrove Tugurejo, Semarang dan diekstraksi  secara bertingkat berturut-turut dengan pelarut n-heksana, etil asetat dan metanol. Aktivitas antioksidan diukur dengan metode DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhidrazyl) dan nilainya ditentukan berdasarkan nilai Inhibitory Concentration (IC50)pada panjang gelombang 516,5 nm. Kadar senyawa fenolat total ditentukan secara spektrofotometri pada panjang gelombang 725 nm dengan metode Folin-Ciocalteu, kadar klorofil a dan b ditentukan dengan metode spektrofotometri pada panjang gelombang 663 nm dan 645 nm dan kadar karotenoid diukur pada 480 nm. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak metanol memiliki nilai IC50terkecil (113,41  ppm), diikuti ekstrak n-heksana 151,13 ppm dan ekstrak etil asetat 184,78 ppm. Kandungan total fenolat tertinggi terdapat pada ekstrak metanol yaitu 21,06 mg GAE/g sampel, ekstrak n-heksana 13,27 mg GAE/g sampel dan ekstrak etil asetat 2,08 mg GAE/g sampel. Kandungan klorofil a tertinggi terdapat pada ekstrak metanol yaitu 2,304  mg/g, diikuti ekstrak n-heksana 0,705 mg/g dan ekstrak etil asetat 0,64 mg/g. Kandungan klorofil b tertinggi dicapai ekstrak metanol yaitu 0,97 mg/g, ekstrak n-heksana 0,50 mgg dan ekstrak etil asetat 0,13 mg/g. Kandungan karotenoid tertinggi dicapai pada ekstrak metanol yaitu 6,49 mg GAE/g, diikuti ekstrak etil asetat (0.54 mg GAE/g) dan ekstrak n-heksana (1,37 mg GAE/g). Ekstrak metanol memiliki aktivitas antioksidan tertinggi dan termasuk dalam antioksidan kategori sedang, sedangkan ekstrak etil asetat dan  n-heksana termasuk dalam  antioksidan kategori lemah.   Rhizopora mucronata is one type of mangrove that has the potential as a source of natural antioxidants. The leaves of this plant contain secondary metabolite compounds such as tannins, phenolics, chlorophyll, carotenoids and alkaloids. This study aims to determine the antioxidant activity of R. mucronata leaf extract. Samples were taken from Tugurejo mangrove area, Semarang and extracted successively with n-hexane, ethyl acetate and methanol solvent. Antioxidant activity was measured by DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhidrazyl) method and its value was determined based on Inhibitory Concentration (IC50) value at 516,5 nm wavelength. Total phenolic compound concentration was determined spectrophotometrically at 725 nm wavelength with Folin-Ciocalteu method. The levels of chlorophyll a and b was determined by spectrofotometry method at 663 nm and 645 nm wavelength and carotenoid levels were measured at 480 nm. The results showed that methanol extract had the smallest IC50 value (113,41 ppm), followed by n-hexane extract 151,13 ppm and ethyl acetate extract 184,78 ppm. The highest total phenolic content was found in methanol extract, 21.06 mg GAE / g sample, n-hexane extract 13,27 mg GAE / g sample and ethyl acetate extract 2.08 mg GAE / g sample. The highest content of chlorophyll a contained in methanol extract is 2,304 mg / g, followed by n-hexane extract 0,705 mg / g and ethyl acetate extract 0,64 mg / g. The highest content of chlorophyll b was methanol extract of 0.97 mg / g, n-hexane extract 0,50 mgg and ethyl acetate extract 0,13 mg / g. The highest carotenoid content was achieved in the methanol extract of 6.49 mg GAE / g, followed by ethyl acetate extract (0.54 mg GAE / g) and n-hexane extract (1.37 mg GAE / g). Methanol extract has the highest antioxidant activity and is included in medium category antioxidants, while ethyl acetate and n-hexane extracts are included in weak category antioxidants.