Nirwani Soenardjo
Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Published : 41 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Kelimpahan Mikroalga Epifit Pada Daun Lamun Thalassia hemprichii dan Cymodocea rotundata Di Pulau Sintok Taman Nasional Karimunjawa Desni Elfrida Samosir; Rini Pramesti; Nirwani Soenardjo
Journal of Marine Research Vol 11, No 2 (2022): Journal of Marine Research
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jmr.v11i2.33855

Abstract

Lamun dan epifit merupakan sumber makanan penting bagi banyak organisme di laut. Organisme mikroalga epifit yang menempel pada daun lamun dapat menghalangi nutrien untuk terserap dan menurunkan produktivitas lamun. Tujuan penelitian ini mengkaji jenis - jenis mikroalga,  nilai kelimpahan, keanekaragaman, dan indeks mikroalga yang menempel di daun lamun Thalassia. hemprichii dan Cymodocea rotundata di kawasan perairan Pulau Sintok,Karimunjawa. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan November 2019. Lokasi penelitian dengan 3 stasiun dan masing – masing stasiun terbagi menjadi 3 sub stasiun. Metode penelitian menggunakan metode purposive sampling. Perhitungan mikroalga epifit menggunakan Sedgewick Rafter Cell. Hasil penelitian ini ditemukan 17 genus yang terdiri dari kelas Bacillariophyceae 3 genus,  Dinophyceae dan 1 genus kelas Cyanophyceae. Kelimpahan mikroalga pada daun lamun T.hemprichii yang tertinggi terdapat pada Stasiun II sebanyak 34.057,81 sel/cm2 diikuti stasiun III sebanyak 18.922,81sel/cm2 dan terendah pada Stasiun I yaitu sebanyak 17.192,98 sel/cm2. Pada daun lamun C. rotundata tertinggi pada Stasiun II sebanyak 11.988,20 sel/cm2 diikuti stasiun III yaitu 9.372,28 sel/cm2dan terendah pada Stasiun I yaitu sebanyak 8.147,39 sel/cm2. Nilai indeks keanekaragaman termasuk dalam kategori sedang, keseragaman termasuk dalam kategori tinggi dan dominansi dalam kategori rendah yang menunjukkan bahwa tidak ada spesies mikroalga dari masing – masing kelas yang mendominasi di perairan tersebut.   Seagrasses and epiphytes are important food sources for many organisms. Epiphytic microalgae organisms attached to seagrass leaves can prevent nutrients from being absorbed and reduce the productivity of the seagrass itself. If the main epiphytic predator is not present, there will be an accumulation of epiphytes on the seagrass leaves, also inhibiting its growth. The purpose of this study was to examine the types of microalgae and the abundance, diversity, and dominance values of microalgae that live on the leaf surface of Thalassia seagrass, hemprichii and Cymodocea rotundata in the waters of Sintok Island, Karimunjawa. This research was conducted in November 2019 in the waters of the island of Sintok, each of which has three stations and it’s divided into three sub-stations by purposive sampling method. Epiphytic microalgae were calculated by diluting the samples obtained to be observed under a microscope using the Sedgewick Rafter Cell. The results of this study were found as many as 17 genera of class Bacillariophyceae, three genera of Dinophyceae class and one genus of class Cyanophyceae. The highest abundance of microalgae in the leaves of seagrass T. hemprichii was found at Station II, as many as 34,057.81 cells/cm2, followed by Station III at 18,922.81 cells/cm2 and the lowest at Station I with 17,192.98 cells/cm2. Then the highest seagrass C. rotundata leaf was at Station II, as many as 11,988.20 cells/cm2, followed by Station III, which was 9,372.28 cells/cm2, and the lowest was at Station I as many as 8,147.39 cells/cm2. The diversity index value is in the medium category, uniformity is in the high category, and dominance is in a low category, indicating that no microalgae species from each class dominate in the waters. 
Potensi Fitoremediasi Mangrove Rhizophora mucronata Terhadap Logam Berat Tembaga di Kawasan Mangrove Park, Pekalongan Refinda Juliant Mentari; Nirwani Soenardjo; Bambang Yulianto
Journal of Marine Research Vol 11, No 2 (2022): Journal of Marine Research
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jmr.v11i2.33246

Abstract

Pekalongan merupakan kota dengan kegiatan industri tekstil yang cukup besar, terutama industri batik. Banyaknya kegiatan industri menghasilkan limbah yang cukup besar sehingga dapat mencemari lingkungan, salah satunya adalah cemran logam berat. Tembaga (Cu) adalah logam berat yang umumnya digunakan sebagai pewarna mordant dalam pewarnaan tekstil. Fitoremediasi merupakan penggunaan tumbuhan untuk proses dekontaminasi polutan atau masalah pencemaran lingkungan. Mangrove Rhizophora sp. sering diteliti sebagai tumbuhan yang dapat mengakumulasi logam berat, sehingga dapat digunakan sebagai fitoremediator. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi Rhizophora mucronata sebagai fotoremediator logam berat Cu. Analisis kandungan logam berat dari sampel air, sedimen, daun, akar, dan serasah mangrove dilakukan dengan metode AAS (Atomic Absorption Spectophotometry). Hasil penelitian menunjukkan adanya kandungan Cu dalam sampel air, sedimen, daun, akar dan serasah mangrove. Berdasarkan perhitungan Faktor Biokonsentrasi dan Fator Translokasi, mangrove R. mucronata merupakan tubuhan excluder yang mempunyai mekanisme rhizofiltrasi.   Pekalongan has quite large industrial activities, for example is the textile industry. Industrial activities produce large amounts of waste that can pollute the environment, for example heavy metals.  Copper (Cu) is commonly used as dye mordant in textile dyeing. Phytoremediation is the use of plants for the process of decontamination of pollutants. Mangrove Rhizophora sp. is often studied as a plant that can accumulate heavy metals, so it can be used as a phytoremediator. This research was conducted to determine the potential of R. mucronata as a phytoremediation agent for heavy metals (Cu). Samples of water, sediment, leaves, roots, and mangrove litter were analyzed for heavy metals content using the AAS (Atomic Absorption Spectophotometry) method. The results showed that water, sediment, leaves, roots, and mangrove litter contained heavy metals Cu. Based on the calculation of bioconcentration factor and translocation factor, R. mucronata is an excluder plant that has rhizofiltration mechanism. 
Profil Senyawa Metabolit Sekunder Ekstrak Daun Mangrove Lumnitzera racemosa Asal Perairan Teluk awur, Jepara Sari Poncowati; Nirwani Soenardjo; Nur Taufiq-Spj; Mada Triandala Sibero
Journal of Marine Research Vol 11, No 4 (2022): Journal of Marine Research
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jmr.v11i4.34325

Abstract

Mangrove merupakan tumbuhan daerah tropis yang mampu hidup diwilayah pasang surut air laut dan sering dijadikan sebagai obat herbal tradisional karena memiliki kandungan senyawa bioaktif. Salahsatu mangrove yang berpotensi namun jarang diteliti yaitu Lumnitzera racemosa. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui senyawa bioaktif dari ekstrak daun mangrove Lumnitzera racemosa asal perairan Teluk awur, Jepara, serta pengaruh dari penggunaan metode panas yaitu soxhletasi terhadap senyawa yang didapatkan. Penelitian ini menggunakan metode ekstraksi soxhletasi bertingkat dengan pelarut yang berbeda yaitu n-heksana, etil asetat, dan methanol. Uji fitokimia dilakukan untuk mengetahui kandungan senyawa alkaloid, flavonoid, fenol, steroid, triterpenoid, kuinon, dan saponin. Uji TLC dilakukan dengan eluen n-heksana : etil asetat (7:3). Hasil penelitian menunjukkan rendemen terbanyak dihasilkan oleh ekstrak methanol, sehingga dapat disimpulkan metode soxhletasi menghasilkan rendemen lebih banyak daripada maserasi dan methanol mampu mengekstraksi sampel dengan lebih optimal. Uji fitokimia dan TLC menunjukkan mangrove L. racemosa terdapat senyawa bioaktif seperti alkaloid, flavonoid, fenol, steroid, terpenoid, dan kuinon. Pereaksi DPPH yang digunakan menunjukkan sampel L. racemosa positif berpotensi sebagai antioksidan.  Mangroves are tropical plants that are able to live in tidal areas and are often used as traditional herbal medicines due to containing bioactive compounds. One of the mangroves that has the potential but is rarely studied is Lumnitzera racemosa. The purpose of this study was to determine the bioactive compounds from mangrove leaf extract L. racemosa from the waters of Teluk Awur, Jepara, and the effect of using the heat method, namely soxhletation, on the compounds obtained. This study used a stratified soxhlet extraction method with different solvents, namely n-hexane, ethyl acetate, and methanol. Phytochemical tests were conducted to determine the content of alkaloids, flavonoids, phenols, steroids, triterpenoids, quinones, and saponins. The TLC test was carried out with n-hexane: ethyl acetate as an eluent (7:3). The results showed that the highest yield was produced by methanol extract, so it can be concluded that the soxhletation method produced more yield than maceration and methanol was able to extract samples more optimally. Phytochemical and TLC tests showed that the L. racemosa mangrove contained bioactive compounds such as alkaloids, flavonoids, phenols, steroids, terpenoids, and quinones. Meanwhile, the DPPH reagent used showed positive L. racemosa samples as potential antioxidants.
Estimasi Simpanan Karbon Sedimen Mangrove di Hutan Mangrove Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen Meli Ayu Pangestika; Nirwani Soenardjo; Rini Pramesti
Journal of Marine Research Vol 12, No 1 (2023): Journal of Marine Research
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jmr.v12i1.31965

Abstract

Ekosistem mangrove berfungsi penting bagi lingkungan salah satunya penyimpn karbon (C). Estimasi karbon vegetasi mangrove merupakan potensi magrove menyimpan karbon (stok karbon) dalam bentuk biomassa. penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi simpanan karbon pada sedimen di hutan mangrove Kecamatan Ayah Kabupaten Kebumen. Penelitian dilakukan bulan Desember 2020. Stasiun penelitian dibagi menjadi 4 dan ditentukan berdasarkan kerapatan. Metode yang digunakan yaitu metode deskriptif. Penentuan lokasi penelitian dilakukan dengan metode pertimbangan atau purposive sampling. Sampel sedimen diambil berdasarkan plot sampling berukuran 10x10 meter dengan pipa modifikasi berdiameter 5 cm. Analisis data dilakukan menggunakan metode LOI (Los on Ignition). Nilai estimasi karbon sedimen penelitian ini adalah stasiun MA1 sebesar 7,70 ton/ha, stasiun MA2 sebesar 8,86 ton/ha, stasiun  MA3 sebesar 6,42 ton/ha dan stasiun MA4 sebesar 7,50 ton/ha. Hasil tertinggi pada stasiun MA2 kategori sedang dan hasil terrendah pada stasiun MA3 kategori rapat. Nilai karbon sedimen dipengaruhi kondisi lingkungan dan tekstur sedimen.   The mangrove ecosystem has an important function for the environment, one of which is carbon storage (C). Carbon estimation of mangrove vegetation is the potential for mangroves to store carbon (carbon stock) in the form of biomass. This study aims to estimate carbon storage in sediments in the mangrove forest of Ayah District, Kebumen Regency. The research was conducted in December 2020. The research stations were divided into 4 and determined based on density. The method used is descriptive method. Determination of the location of the research is done by the method of consideration or purposive sampling. Sediment samples were taken based on a sampling plot measuring 10x10 meters with a modified pipe with a diameter of 5 cm. Data analysis was performed using the LOI (Los on Ignition) method. The estimated value of sediment carbon in this study is MA1 station of 7.70 tons/ha, MA2 station of 8.86 tons/ha, MA3 station of 6.42 tons/ha and MA4 station of 7.50 tons/ha. The highest results were at the medium category MA2 station and the lowest results were at the dense category MA3 station. Sediment carbon value is influenced by environmental conditions and sediment texture.
Struktur Dan Tutupan Kanopi Mangrove Di Kecamatan Genuk Semarang, Jawa Tengah Gagas Tri Pamungkas; Nirwani Soenardjo; Subagiyo Subagiyo
Journal of Marine Research Vol 12, No 1 (2023): Journal of Marine Research
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jmr.v12i1.34372

Abstract

Mangrove merupakan komunitas tumbuhan tropis yang tumbuh di daerah pesisir dengan kemampuan adaptasi pada air bersalinitas tinggi dan dipengaruhi pasang surut. Besarnya potensi ekosistem mangrove diiringi dengan tekanan alam dan antropogenik yang besar, khususnya di Pantai Utara Jawa. Pemantauan dan inventarisasi struktur dan tutupan kanopi hutan mangrove secara komprehensif perlu dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur dan tutupan kanopi vegetasi mangrove di Kecamatan Genuk, Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Penentuan lokasi ditetapkan berdasarkan keberadaan jenis mangrove yang mewakili, yaitu jenis Rhizopora sp. dan Avicennia sp. Pengambilan data vegetasi dilakukan dengan metode purposive sampling dengan setiap stasiun dipasang plot berukuran 10 x 10 m. Hasil penelitian di Kecamatan Genuk ditemukan dua jenis mangrove, yaitu Rhizophora mucronata dan Avicennia marina. Jenis A. marina terdiri dari pohon, anak pohon dan semai dengan rata-rata kerapatan pada kategori pohon sebesar 1.633 ind/ha, sedangkan rata-rata kerapatan dengan jenis Rhizopora mucronata sebesar 1.400 ind/ha. A. marina dan R. mucronata masing-masing memiliki kerapatan relatif sebesar 77,2% dan 22,8%. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, tutupan kanopi menunjukkan ekosistem mangrove Kecamatan Genuk Kota Semarang memiliki tutupan sebesar 78-82,8 % tutupan ini masuk kategori tutupan yang padat (baik).   Mangroves are tropical plant communities that grow in coastal areas with the ability to adapt to salinity water that affects tides. The enormous potential of the mangrove ecosystem is accompanied by great natural and anthropogenic pressures, especially on the North Coast of Java. There is a need for a comprehensive monitoring and inventory of the structure and canopy cover of mangrove forests. This study aims to determine the structure and canopy cover of mangrove vegetation in Genuk District, Semarang City, Central Java Province. determination of the location based on the presence of representative mangrove species, namely Rhizopora sp. and Avicennia sp. Vegetation data was collected by purposive sampling method with each station installed a plot measuring 10 x 10 m. The results showed that in Genuk District, two types of mangroves were found, namely Rhizophora mucronata and Avicennia marina. A. marina species consisted of trees, saplings and seedlings with an average density of 1,633 ind/ha in the tree category, while the average density for Rhizopora mucronata was 1,400 ind/ha. A. marina and R. mucronata had relative densities of 77.2% and 22.8%, respectively. Based on these calculations, the canopy cover shows that the mangrove ecosystem in Genuk District, Semarang City has a cover of 78-82.8%, this cover is in the dense (good) cover category.
Analisis Tekstur Sedimen terhadap Kelimpahan Gastropoda di Ekosistem Mangrove Desa Pasar Banggi, Rembang Vira Meillyana Mustofa; Nirwani Soenardjo; Ibnu Pratikto
Journal of Marine Research Vol 12, No 1 (2023): Journal of Marine Research
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jmr.v12i1.35003

Abstract

Karakteristik sedimen mangrove terdiri dari fraksi pasir, lumpur dan liat. Kelimpahan gastropoda dipengaruhi oleh substrat sebagai habitat dari gastropoda, serta kandungan bahan organik yang berbeda pada tiap fraksi. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian mengenai analisa tekstur sedimen terhadap kelimpahan gastropoda di kawasan mangrove Desa Pasar Banggi, Rembang, mengingat gastropoda berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekologi ekosistem mangrove. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan tekstur sedimen dengan kelimpahan gastropoda di ekosistem mangrove Desa Pasar Banggi, Rembang yang dilakukan pada bulan Desember 2021. Metode penentuan lokasi sampling menggunakan metode purposive sampling pada 3 lokasi sesuai dengan kerapatan mangrove yang berbeda. Pengukuran ekosistem mangrove menggunakan transek berukuran 15x15 m, dengan 3 subplot gastropoda dalam transek 1x1 m. Hasil penelitian menunjukkan fraksi pasir , lumpur silt dan lempung clay. Genus gastropoda yang ditemukan yaitu Littoria, Nodilittorina, Cerithidea, Trochus, Cassidula dan Telescopium. Nilai rata-rata kelimpahan berkisar antara 106-346 ind/m2. Nilai indeks keanekaragaman dan indeks keseragaman termasuk kedalam kategori rendah. Nilai indeks dominansi menunjukkan adanya pola dominansi dengan pola sebaran mengelompok. Hubungan tekstur sedimen ketiga fraksi dengan kelimpahan gastropoda diperoleh nilai r=0,947–0,991 yang berkorelasi kuat. Semakin tinggi presentasi fraksi diikuti dengan kenaikan kelimpahan gastropoda.   The characteristics of mangrove sediments consists of sand, mud and clay fractions. The abundance of gastropods is influenced by the substrate as the habitat of the gastropods, as well as the different organic matter content in each fraction. Therefore, it is necessary to conduct research on sediment texture analysis of gastropods in the mangrove area of Pasar Banggi Village, Rembang, considering that gastropods are important in maintaining the balance of the mangrove ecosystem. This study aims to determine the relationship between sediment texture and gastropods in the mangrove ecosystem of Pasar Banggi Village, Rembang, which was conducted in December 2021. The sampling location method used the purposive sampling method at 3 locations according to the different mangrove densities. Measurement of the mangrove ecosystem using a transect measuring 15x15 m, with 3 gastropod subplots in a 1x1 m transect. The results showed the fraction of sand, silt and clay. The gastropod genera found were Littoria, Nodilittorina, Cerithidea, Trochus, Cassidula and Telescopium. The average value ranges from 106-346 ind/m2. The diversity index and uniformity index values are included in the low category. The dominance index value indicates a dominant pattern with a clustered distribution pattern. Sediment texture of the three fraction values with gastropod relationship obtained r = 0.947 - 0.991 which is strongly correlated. 
Pemangsaan Herbivori Daun Mangrove Di Kawasan Tracking Mangrove Kemujan, Kepulauan Karimunjawa Bambang Jati Laksono; Nirwani Soenardjo; Raden Ario
Journal of Marine Research Vol 12, No 2 (2023): Journal of Marine Research
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jmr.v12i2.35780

Abstract

Ekosistem mangrove merupakan kumpulan komunitas flora dan fauna di kawasan perairan bersalinitas. Ekosistem mangrove menghasilkan sebuah interaksi saling ketergantungan antara organisme dengan lingkungan. Herbivori merupakan peristiwa hilangnya komponen daun mangrove akibat di mangsa biota. Kerusakan herbivori yang tinggi mampu mempengaruhi aktivitas fotosintesis mangrove serta mempengaruhi produktivitas perairan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat herbivori daun mangrove Ceriops tagal dan Rhizophora mucronata pada ekosistem mangrove di sekitar Tracking Mangrove Kemujan, Kepulauan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Metode deskriptif digunakan dalam menganalisis data sedangkan metode purposive digunakan dalam penentuan lokasi dan pengambilan sampel. Sampel daun spesies Ceriops tagal dan Rhizophora mucronata diambil berdasarkan tiga kategori ketinggian <1 m, 1-2 m, dan >2 m, masing-masing sebanyak 10 pohon sebagai ulangan. Daun dipisahkan berdasarkan umur daun (muda dan tua) dan kondisi daun (rusak dan utuh). Total daun yang diambil sebanyak 10% dari setiap pohon. Hasil penelinitan menunjukkan nilai rata-rata tingkat herbivori pada setiap kategori spesies, umur daun dan tinggi pohon yaitu pada spesies Ceriops tagal 7,66% kisaran 0,01-39,05 hingga 10,93% kisaran 0,2-55,46 sedangkan pada spesies Rhizophora mucronata sebesar 5,52% kisaran 0,01-11,13 hingga 7,73% kisaran 0,01-39,05. Tingkat herbivori C. tagal lebih tinggi daripada R. mucronata. Rendahnya persentase tingkat herbivori mengidentifikasikan bahwa ekosistem mangrove Kemujan masih tergolong sehat. The mangrove ecosystem is a collection of flora and fauna communities in saline waters. The mangrove ecosystem produces an interdependent interaction between organisms and the environment. Herbivory is the loss of mangrove leaf components due to being eaten by biota. High damage to herbivores can affect the photosynthetic activity of mangroves and affect water productivity. The purpose of this study was to analyze the herbivory level of mangrove leaves of Ceriops tagal and Rhizophora mucronata in the mangrove ecosystem around the Kemujan Mangrove Tracking, Karimunjawa Islands. Descriptive method is used in analyzing the data while purposive method is used in determining the location and taking samples. Leaf samples of Ceriops tagal and Rhizophora mucronata species were taken based on three different height categories, namely <1 m, 1-2 m, and> 2 m, each with 10 trees as replicates. The leaves are separated based on the age of the leaves (young and old) and the condition of the leaves (damaged and intact). Total leaves taken as much as 10% of each tree.The results showed an average value of herbivory levels in each species category, age of leaves and height of the tree, namely the species Ceriops tagal of 7.73% range 0.18-30.38 to 10.93% range 0.2- 55,46 while in Rhizophora mucranata species the range is 5.52% 0.01-11.13 to 7.73% range 0.01-39.05. The herbivory level of C. tagal is higher than that of R. mucronata. The low percentage of herbivory indicates that the Kemujan mangrove ecosystem is still relatively healthy.
Akumulasi Logam Pb dan Cu pada Akar, Daun dan Serasah Mangrove di Perairan Pekalongan Nirwani Soenardjo; Refinda Juliant Mentari
Buletin Oseanografi Marina Vol 12, No 3 (2023): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/buloma.v12i3.48984

Abstract

Pekalongan merupakan kota dengan kegiatan industri tekstil  cukup besar, terutama industri batik. Kegiatan industri ini menghasilkan limbah (salah satunya logam berat) diduga dapat mencemari lingkungan. Tembaga (Cu) dan Timbal (Pb) adalah logam berat yang   umum digunakan sebagai pewarna mordant dalam pewarnaan tekstil.  Mangrove Park di Kota Pekalongan sangat penting karena vegetasi mangrove mampu mengakumulasi logam berat.  Rhizophora mucronata digunakan sebagai fitoremediator karena dapat mengakumulasi logam berat. Tujuan penelitian ini menganalisis potensi R. mucronata sebagai agen fitoremediasi logam berat Pb dan Cu. Metode purposive sampling digunakan untuk pengambilan data dan sampel dianalisis dengan alat AAS (Atomic Absorption Spectophotometry). Hasil analisis Pb dan Cu ditemukan dalam sampel air, sedimen, daun, akar dan serasah mangrove. Konsentrasi  Pb lebih tinggi dibandingkan dengan Cu, bagian akar R.mucronata  konsentrasi Pb lebih tinggi (3,658 mg/kg). Berdasarkan  Nilai Bio Concentratiosn Factor (BCF) < 1  dan Translocation Factors (FC) < 1, maka R.mucronata adalah tumbuhan excluder yang mempunyai mekanisme Rhizofiltrasi.  Pekalongan city is widely known as a city with a fairly large-scale textile industry, especially batik industry. These industrial activities have produced wastes (one of them is heavy metal) that can pollute the environment.  Copper (Cu) and Lead (Pb) were a heavy metal commonly used as a dye mordant in textile dyeing. The existence of Mangrove Park in Pekalongan city has an important role due to mangrove vegetation ability to accumulate heavy metals. Rhizophora mucronata was fairly used as phytoremediator due to its ability to accumulate heavy metals. This research purpose was conducted to analyze the potential of R. mucronata as phytoremediator agent for heavy metals such as Pb and Cu. Purposive sampling method was used for data collection and samples were analyzed by AAS (Atomic Absorption Spectophotometry) method. The result of Pb and Cu analysis found in water samples, sediments, leaves, roots and mangrove litter. Pb concentration higher than Cu concentration, on R. mucronata roots were found that the Pb concentration as high as 3,658 mg/kg. Based on Bio Concentrations Factor (BCF) <1 and Translocation Factors (FC)<1, mangrove R. mucronata is an excluder plant that has a rhizofiltration mechanism.
Hubungan Tekstur Sedimen Terhadap Vegetasi Mangrove Di Desa Pasar Banggi, Kabupaten Rembang Devtiana Marchelia Ardang; Nirwani Soenardjo; Nur Taufiq-SPJ
Journal of Marine Research Vol 12, No 3 (2023): Journal of Marine Research
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jmr.v12i3.35185

Abstract

Mangrove merupakan vegetasi yang tumbuh diantara garis pantai dan dipengaruhi oleh pasang surut. Pertumbuhan ekosistem mangrove dapat dilihat melalui ukuran butir sedimen yaitu lumpur, liat dan pasir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tekstur sedimen terhadap mangrove di pantai utara Rembang. Metode kuantitatif diterapkan pada penelitian ini, pengambilan sampel didapat dari hutan mangrove Pasar banggi Kabupaten Rembang. Sampel sedimen dan data analisa vegetasi mangrove diambil dari 3 stasiun yang terbagi dalam 3 wilayah yaitu aliran sungai, daerah ekowisata dan daerah tambak garam. Hasil yang diperoleh dari tekstur sedimen di Desa Pasar Banggi didominasi oleh lumpur (28,48-49,3%), pasir (30,7-63,76) dan liat (0-18). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi kawasan mangrove di desa Pasar banggi termasuk padat karena memiliki nilai kategori kerapatan berkisar 1496,29-4266,67 ind/ha (KepMen LH NO. 21, 2004). Hasil uji regresi linier berganda menunjukkan bahwa hubungan antara tekstur sedimen dengan kerapatan mangrove pada PB1 (kerapatan rapat) mempunyai hubungan rendah dengan koefisien korelasi (R) 0,225; PB2 (kerapatan rapat) mempunyai hubungan yang sangat kuat dengan koefisien korelasi (R) 0,942; PB3 (kerapatan sedang) mempunyai hubungan sangat kuat dengan koefisien korelasi 0,999. Mangroves are vegetation that grows between shorelines and is influenced by tides. The growth of the mangrove ecosystem can be seen through the grain size of the sediment, namely mud, clay and sand. This study aims to determine the relationship between sediment texture and mangroves on the north coast of Rembang. Quantitative methods were applied in this study, sampling was obtained from the mangrove forest of Pasar Banggi, Rembang Regency. Sediment samples and mangrove vegetation analysis data were taken from 3 stations which were divided into 3 areas, namely river flows, ecotourism areas and salt pond areas. The results obtained from the sediment texture in Pasar Banggi Village are dominated by mud (28.48-49.3%), sand (30.7-63.76) and clay (0-18). The results showed that the condition of the mangrove area in Pasar Banggi village was dense because it had a density category value ranging from 1496.29 to 4266.67 ind/ha (KepMen LH NO. 21, 2004). The results of multiple linear regression test showed that the relationship between sediment texture and mangrove density in PB1 (density) had a low relationship with a correlation coefficient (R) of 0.225; PB2 (density) has a very strong relationship with a correlation coefficient (R) of 0.942; PB3 (medium density) has a very strong relationship with a correlation coefficient of 0.999.
Analisis Vegetasi dan Struktur Kommunitas Mangrove Di Taman Nasional Karimunjawa Drajati, Fathia; Soenardjo, Nirwani; Nuraini, Ria Azizah Tri
Journal of Marine Research Vol 13, No 2 (2024): Journal of Marine Research
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jmr.v13i2.40705

Abstract

Mangrove tumbuh di daerah bersalinitas dan masih terpengaruh pasang surut atau biasa disebut daerah litoral. Ekosistem mangrove di Taman Nasional Karimunjawa tumbuh di sepanjang pesisir pantai dan muara sungai. Keberadaan ekosistem mangrove  penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem pesisir. Kondisi Ekosistem mangrove di Taman Nasional Karimunjawa tergolong baik dan rapat.  Penelitian dilakukan untuk mengetahui kondisi vegetasi mangrove di Taman Nasional Karimunjawa. Metode eksplorasi ialah menjelajah seluruh kawasan stasiun penelitian sehingga diharapkan mewakili kondisi keseluruhan populasi dari objek yang diteliti. Stasiun penelitian terbagi menjadi empat yang ditentukan menggunakan metode purposive sampling. Data vegetasi dilakukan menggunakan teknik plot sampling di setiap stasiun dengan plot ukuran 10x10 m. Setiap individu kategori pohon dan anakan di dalam plot diukur keliling batang dan tingginya sementara kategori semai dihitung jumlah masing-masing jenisnya. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2022. Hasil penelitian ditemukan 9 jenis mangrove 8 diantaranya ditemukan dalam plot yaitu Lumnitzera racemosa, Bruguiera gymnorizha, Ceriops tagal, Rhizophora apiculata, Rhizophora mucronata, Sonneratia alba, Excoecaria agallocha dan Xylocarpus granatum. Mangrove yang mendominasi lokasi penelitian ialah Rhizophora sp. Nilai Indeks Keanekaragaman tergolong kategori sedang dengan nilai keanekaragaman 0,932-1,464 dan Indeks Keseragaman tergolong kategori sedang dan tinggi dengan nilai yaitu 0,61 dan 0,88. Secara umum kondisi vegetasi magrove dalam kondisi baik.