Nirwani Soenardjo
Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Published : 41 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Pemangsaan daun Rhizophora stylosa Griff dan Avicennia marina (Forsk) Vierh Nirwani Soenardjo
Buletin Oseanografi Marina Vol 2, No 2 (2013): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (175.004 KB) | DOI: 10.14710/buloma.v2i2.6938

Abstract

Komunitas mangrove di dusun Menco Demak didominasi oleh genus Bruguiera , Avicennia dan Rhizophora dan mengalami pemangsaan.   Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis tingkat pemangsaan daun Rhizophora stylosa Griff dan Avicennia marina (Forsk) Vierh, dan pengaruh umur serta tinggi tumbuhan terhadap pemangsaan. Tingkat pemangsaan daun terjadi pada daun tua dan muda kedua jenis mangrove .Hasil  penelitian menunjukkan adanya perbedaan tingkat pemangsaan daun antara Rhizophora stylosa dengan Avicennia marina. Tingkat pemangsaan pada daun Avicennia marina sebesar 7,92 % sedangkan Rhizophora stylosa 6,54%. Faktor umur  daun dan tinggi tumbuhan berpengaruh terhadap pemangsaan daun baik pada Rhizophora stylosa maupun Avicennia marina. Sedangkan faktor tinggi tumbuhan yang banyak terjadi pada ketinggian  <1m dan 2 - < 3 m untuk Rhizophora stylosa,  Avicennia marina pemangsaan daun  terjadi pada semua kategori ketinggian tumbuhan.   Kata kunci: mangrove, komunitas, pemangsaan,
Tingkat Herbivori Daun Mangrove Rhizophora stylosa dan Avicennia marina Di Desa Pasar Banggi, Rembang, Jawa Tengah Winda Ariesta Nur Fadilla; Nirwani Soenardjo; Wilis Ari Setyati
Buletin Oseanografi Marina Vol 8, No 2 (2019): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (431.734 KB) | DOI: 10.14710/buloma.v0i0.24965

Abstract

Hutan mangrove memiliki fungsi ekologi sebagai daerah pemijahan, daerah asuhan dan daerah mencari makan. Fauna yang tinggal di hutan mangrove akan menciptakan simbiosis antara flora dan fauna mangrove, misalnya aktivitas herbivori daun. Herbivori daun mangrove dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti spesies tanaman, tinggi tanaman dan umur daun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat herbivori daun mangrove Rhizophora stylosa dan Avicennia marina berdasarkan tinggi tanaman dan umur daun pada ekosistem mangrove di Desa Pasar Banggi, Rembang, Jawa Tengah. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode pengambilan data yang digunakan adalah metode survei dan penentuan lokasi penelitian menggunakan metode purposive. Sampel daun diambil dari 2 spesies mangrove dominan pada ekosistem Desa Pasar Banggi yaitu Rhizophora stylosa dan Avicennia marina. Daun diambil dari 3 kategori tinggi tanaman yaitu <1 m, 1-< 3 m dan 3–5 m, masing-masing diambil 10 pohon sebagai ulangan. Daun diambil sebanyak 10 %, dipisahkan berdasarkan umur daun (muda dan tua) dan kondisi daun (utuh dan rusak). Sampel daun diolah menggunakan software ImageJ dan Measure Picture. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata tingkat herbivori tertinggi pada daun muda Rhizophora stylosa pada tanaman dengan tinggi 3–5 m dan tertinggi pada daun tua Rhizophora stylosa pada tanaman dengan tinggi 1–< 3 m, sedangkan  rata-rata tingkat herbivori tertinggi pada daun muda Avicennia marina pada tanaman dengan tinggi 1–< 3 m dan tertinggi pada daun tua Avicennia marina pada tanaman dengan tinggi 1–< 3 m. Mangrove forests have ecological functions a spawning ground, nursery ground and feeding ground. Fauna living in mangrove forests will create a symbiosis between mangrove flora and fauna, for example herbivory leaf activity. Herbivory of mangrove leaves is influenced by several factors such as plant species, plant height and leaf age. This study aims to determine the herbivory level of mangrove Rhizophora stylosa and Avicennia marina leaves based on plant height and leaf age in the mangrove ecosystem in Pasar Banggi Village, Rembang, Central Java. The research method used in this study was descriptive. The data collection method used in this study is the survey method and the determination of the location of the study using a purposive method. Leaf samples were taken from 2 dominant mangrove species in the Pasar Banggi Village ecosystem, Rhizophora stylosa and Avicennia marina. The leaves are taken from 3 plant height categories, namely <1 m, 1-<3 m and 3-5 m, each of which is taken as 10 replicates. The leaves are taken as much as 10%, then separated according to the age of the leaves (young or old) and the condition of the leaves (whole or damaged). Leaf samples were processed using ImageJ and Measure Picture software. The results showed the highest average herbivory level in young leaves of Rhizophora stylosa at plant height 3-5 m (10.11%) and highest on old leaves of Rhizophora stylosa at plant height 1-<3 m (10.67%), while the highest average herbivory level in Avicennia marina young leaves at plant height 1-<3 m (12.54%) and the highest on the old leaves of Avicennia marina at plant height 1-<3 m (11.73%).
Valuasi Ekonomi Ekosistem Mangrove di Desa Timbulsloko Kecamatan Sayung Kabupaten Demak Vita Fitriana Mayasari; Rudhi Pribadi; Nirwani Soenardjo
Buletin Oseanografi Marina Vol 10, No 1 (2021): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/buloma.v10i1.31359

Abstract

Ekosistem mangrove memiliki fungsi fisik, ekologi, dan ekonomi bagi manusia. Pemanfaatan mangrove yang tidak konservatif dapat menimbulkan kerusakan mangrove dan abrasi. Pemulihan ekosistem mangrove dengan rehabilitasi dan konservasi dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Peningkatan pendapatan masyarakat ini mendorong diperlukannya perhitungan valuasi ekonomi terhadap ekosistem mangrove. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui total use value dan non use value ekosistem mangrove di Desa Timbulsloko, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif untuk menghimpun data monografi terkait ekosistem mangrove dan metode eksploratif untuk penentuan use value dan non use value ekosistem mangrove. Responden penelitian adalah 30 orang terdiri dari 29 masyarakat dan 1 orang perangkat desa yang berkaitan dengan keberadaan ekosistem mangrove secara langsung dan tidak langsung. Penelitian dilakukan pada Bulan September – Desember 2017. Hasil penelitian menunjukan nilai total ekonomi ekosistem mangrove di Desa Timbulsloko adalah Rp 164.897.377,1/ha/tahun atau Rp 12.703.693.939/ tahun dengan luasan ekosistem mangrove 77,04 ha. Nilai tersebut terdiri dari total use value dan non use value dari sektor perikanan dan kelautan yang terkait dengan ekosistem mangrove. Use value sebesar Rp 11.095.403.189/tahun atau Rp 144.021.329/ha/tahun. Use value meliputi nilai guna langsung, nilai guna tidak langsung, dan nilai pilihan. Sedangkan non use value sebesar Rp 1.608.290.750/tahun atau Rp 20.876.048,16/ha/tahun. Non use value meliputi nilai keberadaan dan nilai warisan.   Mangrove ecosystem has physical, ecological and economical functions for humans. Non conservative use of mangrove can cause mangrove damage and abrasion. Restoration of mangrove ecosystems with rehabilitation and conservation can increase community income. The increasing of community income can cause the need of economic valuation calculations for the mangrove ecosystem. The purpose of this study was to determine the total of use value and non-use value of the mangrove ecosystem in Timbulsloko Village, Sayung District, Demak Regency. The method used in this study was a descriptive method to collect monograph data related to mangrove ecosystems and an exploratory method for determining use value and non-use value of the mangrove ecosystem. The research respondents were 30 residents consisting of 29 communities and 1 village officer who were directly and indirectly related to the existence of the mangrove ecosystem. This researched was conducted in September – December 2017. The result showed that the total economic value of the mangrove ecosystem in Timbulsloko Village was Rp. 164,897,377.1 / ha / year or Rp. 12,703,693,939 / year in 77.04ha of mangrove ecosystem area range. This value consists of the total use value and non-use value from the fisheries and marine sector which associated with the mangrove ecosystem. The use value of IDR 11,095,403,189 / year or IDR 144,021,329 / ha / year. The use values include direct use value, indirect use value, and option value. Meanwhile, the non-use value is IDR 1,608,290,750 / year or IDR 20,876,048.16 / ha / year. The non-use values include existence value and bequest value.  
Komunitas Makrozoobentos pada Substrat Dasar Lunak Di Muara Sungai Wulan, Demak Narendra Prasidya Wishnu; Retno Hartati; Jusup Suprijanto; Nirwani Soenardjo; Gunawan Widi Santosa
Buletin Oseanografi Marina Vol 9, No 1 (2020): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (213.515 KB) | DOI: 10.14710/buloma.v9i1.27431

Abstract

Muara Sungai Wulan yang terletak di Pantai Demak, Jawa Tengah,merupakan habitat yang baik bagi komunitas makrozoobentos. Habitat tersebutdicirikan dengan sedimen pasir, lanau dan lempung, karena pada beberapa tempat merupakan substrat dasar lunak yang didominasi oleh sedimen lanau. Identifikasi jenis makrozoobentos dan analisis keanekaragamannya penting untuk menentukan kondisi ekosistem substrat lunak tersebut.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi jenis dan mengetahui struktur komunitas makrozoobentos pada substrat lunak di perairan Delta Wulan, Demak. Metode survei eksploratif diaplikasikan pada penelitian ini dan purposive random sampling dilakukan pada saat mengambil sample sedimen pada12 titik penelitian dengan menggunakan van veen grab sampler. Analisa makrozobentos dan ukuran butir dilakukan terhadap sampel sedimen. Penelitian menemukan 24 spesies makrozoobentos yang termasuk dalam 4 filum, yaitu Arthropoda, Cnidaria, Echinodermata dan Moluska. Titik 5 adalah titik dengan nilai kelimpahan dan keanekaragaman tertinggi adalah Anadara. Terdapat dominansi 4 species yang berbeda disemua titik pengambilan sampel, yaitu Anadara sp., Paphia sp., Cominella sp. dan Gemmula sp. Sedimen pada daerah penelitian termasuk klasifikasi lanau komposisi pasir 2,5-22,14%, lanau 67,82-94,79% dan lempung 0-22,86% serta kandungan bahan organik total yang dikategorikan rendah-sedang dengan nilai berkisar 3,0-14,83%. Adanya dominasi jenis tersebut, maka substrat lunak merupakan habitat yang baik untuk moluska, khususnya bivalvia, sehingga daerah tersebut menjadi tempat penangkapan kerang.  Wulan estuary, located in Demak regency, Central Java, is a suitable habitat for the macrozoobenthos community. The habitat is characterized by sand, silt, and clay sediments, which in some places are soft substrates dominated by silt sediments. Identification of macrozoobenthos types and diversity analysis is important to determine the condition of the soft substrate ecosystem. The purpose of this study was to identify species and determine the structure of the macrozoobenthos community on soft substrates in the waters of Delta Wulan, Demak. Explorative survey method was applied in this study while purposive random sampling was carried out to collect the sediment samples at 12 research stations using a Van Veen grab sampler. Macrozoobenthos and grain size analyzes were performed used the sediment samples obtained. The study found 24 species of macrozoobenthos, which included 4 phyla, namely Arthropods, Cnidaria, Echinoderms and Molluscs. Station 5 has the highest value of abundance and diversity Anadara. Four different genera are dominant at all sampling points, namely Anadara sp., Paphia sp., Cominella sp., and Gemmula sp. Sediments in the study area included silt classification in which the composition of sand 2,5-22,14%, the silt of 67,82-94,79%, and loam of 0-22,86% and total organic matter content which was categorized as low-moderate with values ranging from 3,0-14,83%. The dominance evidence in this estuary concluded that soft substrate is a suitable habitat for mollusks, primarily bivalves; therefore this was the capture area of bivalve.
Estimasi Cadangan Karbon pada Kawasan Mangrove di Desa Timbulsloko, Demak, Jawa Tengah Wiwid Andriyani Lestariningsih; Nirwani Soenardjo; Rudhi Pribadi
Buletin Oseanografi Marina Vol 7, No 2 (2018): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (501.314 KB) | DOI: 10.14710/buloma.v7i2.19574

Abstract

Ekosistem mangrove merupakan salah satu ekosistem yang berperan dalam mengurangi karbon di udara, dan menyimpan karbon dari udara dalam bentuk biomassa pada bagian tubuh tumbuhan mangrove. Penelitian tentang estimasi cadangan karbon ini sangat diperlukan untuk menunjang perbaikan iklim dunia. Karena saat ini dunia sedang mengalami krisis global yang disebut climate change. Tujuan penelitian ini adalah mengestimasi cadangan karbon yang tersimpan pada tegakan dan substrat mangrove di kawasan mangrove Desa Timbulsloko. Metode yang digunakan yaitu purposive sampling method dan eksploratif, dilakukan di tiga stasiun dengan kondisi ekosistem mangrove yang bervariasi. Setiap stasiun penelitian dibagi menjadi tiga plot penelitian untuk menghitung nilai biomassa tegakan digunakan rumus allometrik untuk mengestimasi cadangan karbon pada tegakan mangrove. Data karbon substrat didapat dari kandungan bahan organik substrat yang dianalisis di Laboratorium. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa cadangan karbon pada tegakan mangrove sebesar 12.370,8 ton/ha, sedangkan estimasi cadangan karbon pada substrat mangrove sebesar 1.307,77 ton/ha. Hasil tersebut menunjukkan bahwa estimasi cadangan karbon pada tegakan mangrove lebih besar dibandingkan dengan estimasi cadangan karbon pada substrat mangrove. Hasil estimasi cadangan karbon pada tegakan mangrove meningkat seiring dengan meningkatnya besarnya biomassa tumbuhan dan kerapatan mangrove. Sedangkan estimasi cadangan karbon pada substrat diduga lebih dipengaruhi oleh bahan organik dan lokasi penelitian. Estimates of Carbon Stok in the Mangrove Area in Timbulsloko Village,Demak, Central Java Mangrove ecosystem is one of the ecosystem that play a role in reducing carbon in the air. One of the functions of mangrove is to store carbon from the air form of biomass in the body parts of mangrove plants. This research on the estimation of carbon stocks is needed to support the improvement of world climate. Today the world is experiencing a global crisis called climate change. The purpose of this research are estimate of carbon stock on stands and substrate in mangrove area of Timbulsloko Village. This research used purposive sampling and explorative method, conducted in three stations with varying mangrove ecosystem conditions. The research was divided into three research plots per station to calculate the stand biomass value using allometric formula in estimating carbon stocks of mangrove area. Substrate carbon data obtained from the content of substrate organic materials analyzed at Laboratorium. Based on the result of research, it is found that carbon stock in mangrove stands is 12.370,8 ton/ha, while estimation of carbon stock on mangrove substrate is 1.307 ton/ha. These results show that estimates of carbon stocks in mangrove stands are greater than estimates of carbon stocks on mangrove substrates. The estimation of carbon stocks on mangrove stands increases with increasing of plant biomass and mangrove density, while estimates of carbon stocks on the substrate are suspected to be more influenced by organic materials and research sites.
Estimasi Kandungan Biomassa dan Karbon di Hutan Mangrove Perancak Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali Suryono Suryono; Nirwani Soenardjo; Edi Wibowo; Raden Ario; Edi Fahrur Rozy
Buletin Oseanografi Marina Vol 7, No 1 (2018): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (610.309 KB) | DOI: 10.14710/buloma.v7i1.19036

Abstract

Ekosistem mangrove memiliki fungsi ekologis sebagai penyerap dan penyimpan karbon. Mangrove menyerap CO2 pada saat proses fotosintesis, kemudian mengubahnya menjadi karbohidrat dengan menyimpannya dalam bentuk biomassa pada akar ,pohon, serta daun. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui total above ground biomass, belowground biomass, simpanan karbon atas, simpanan karbon bawah, dan karbon organik pada sedimen dasar  di Hutan Mangrove Perancak, Jembrana, Bali. Sampling dilakukan dengan  metode purposive sampling dengan dasar pertimbangan berupa jenis, kerapatan serta diameter pohon mangrove. Estimasi biomassa digunakan  metode tanpa pemanenan dengan mengukur diameter at breast height (DBH, 1.3 m) mangrove. Simpanan karbon diestimasi dari 46% biomasa. Kandungan karbon organik pada sedimen diukur dengan  menggunakan metode lost on ignition (LOI). Hasil penelitian menunjukkan total above ground biomass sebesar 187,21 ton/ha, below ground biomass sebesar 125,43 ton/ha, simpanan karbon atas sebesar 86,11 ton/ha, simpanan karbon bawah sebesar 57,69 ton/ha, sedangkan  karbon organik sedimen sebesar 359,24 ton/ha. The mangrove ecosystem has ecological functions as an absorber and carbon storage. Mangrove absorbs CO2 during the process of photosynthesis, then changes it into carbohydrates bystoring it in the form of tree biomass. The aim of this research is to know the total of above ground biomass, below ground biomass, upper carbon storage, lower carbon storage, and sediment organic carbon in Perancak Mangrove Forest, Jembrana, Bali. The selection of sampling location using purposive sampling method with consideration of type, density and diameter of mangrove. The estimatorion of biomass using the method without harvesting by measuring diameter at breast height (DBH, 1.3 m) mangrove. Carbon deposits are estimated from46% of biomass. The organic carbon content of sediment was measured using the lost on ignition (LOI) method. The results showedthat  the total of above ground biomass of 187.21 ton / ha, below ground biomass 125,43 ton / ha, upper carbon store of 86,11 ton / ha, lower carbon store of 57,69 ton / ha, and organic carbon sedimen to 359.24 tons / ha.
Karakterisasi Bakteri yang Berasosiasi dengan Penyakit Pink-Blotchdi P. Sambangan, Karimunjawa Nirwani Soenardjo
Buletin Oseanografi Marina Vol 2, No 1 (2013): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (248.057 KB) | DOI: 10.14710/buloma.v2i1.6928

Abstract

Sindrome penyakit blotch yang menyerang karang massive mengakibatkan kehancuran sistem ekologi terumbu karang. Penyebaran penyakit ini berjalan sangat cepat dibandingkan dengan laju pertumbuhan karang. Tujuan penelitian ini adalah mengisolasi dan mengidentifikasi bakteri yang berasosiasi dengan sindrom penyakit pink-blotch (PBS) pada karang. Pelaksanaan penelitian  meliputi sampling karang yang dilakukan dengan ScubaDiving pada kedalaman 3 dan 10 meter, identifikasi dan dokumentasi jenis karang yang terserang penyakit secara in situ dengan underwatercamera Nikonos, isolasi dan purifikasi bakteri yang berasosiasi dengan sindrome penyakit blotch, contagious coral experiments skala laboratoris,   postulat Koch’s experiment dilakukan di dalam laboratorium dan di lapangan dengan teknik syringe. Identifikasi bakteri yang berasosiasi dengan penyakit karang PBS secara mikrobiologis dilakukan untuk mengetahui genus agen penyebab penyakit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bakteri yang berasosiasi dengan sindrome penyakit pink-blotch adalah genus Erythrobacter sp.   Kata kunci: terumbu karang, pink-blotch, Erythrobacter sp
Kandungan Pigmen, Total Fenolik Dan Aktivitas Antioksidan Sargassum sp. Sri Sedjati; Endang Supriyantini; Ali Ridlo; Nirwani Soenardjo; Victorina Yulina Santi
Jurnal Kelautan Tropis Vol 21, No 2 (2018): JURNAL KELAUTAN TROPIS
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (594.309 KB) | DOI: 10.14710/jkt.v21i2.3329

Abstract

Pigmen content, total phenolic compound and antioxidant activity Sargassum sp.   Sargassum sp. contains secondary metabolites which potentially act as natural source of antioxidant. The purpose of this study was to determine bioactive contents (pigments, total phenolic compounds), and antioxidant activities of Sargassum sp. The method of this research is descriptive-explorative.  Sample was extracted with methanol, while pigments extraction with aseton 80%.  Chlorophyll a, b and carotenoids were carried out with spectrophotometer method. The total phenolic compounds were analyzed by spectrophotometer method using Follin-Ciocalteu reagent, and antioxidant activities were measured using DPPH (1,1-diphenyl-2- picrylhidrazyl) method. The result of this research showed that methanol extract of Sargassum sp. had the presence of chlorophyll a 2.84 mg/g, chlorophyll b 1.15 mg/g, and carotenoids 2.63 μmol/g sample. The total phenolic compounds of methanol extract were 57.97 mg GAE/g sample. Methanol extract of Sargassum sp. was showing a strong antioxidant activity that could be seen in IC50 value (69,27 ppm) in less than 100 ppm concentration. Sargassum sp. mengandung beberapa metabolit sekunder yang berpotensi sebagai sumber antioksidan alami. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji komponen bioaktif (pigmen, total fenolik) dan aktivitas antioksidan dari rumput laut Sargassum sp. Metoda penelitian ini adalah diskriptif eksploratif.  Sampel Sargassum sp. basah diekstraksi dengan cara maserasi dengan pelarut  metanol, sedangkan ekstraksi pigmen menggunakan aseton 80%. Penentuan kadar pigmen (klorofil a, b, karotenoid ), total fenolik dan aktivitas antioksidan berdasarkan metode spektrofotometri. Total fenolik diukur berdasarkan uji Follin-Ciocalteu, dan   aktivitas antioksidan  berdasarkan uji DPPH (1,1-diphenyl-2- picrylhidrazyl). Hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak metanol Sargassum sp.  mengandung pigmen klorofil a sebesar 2,84 mg/g, klorofil b sebesar 1,15 mg/g, dan karotenoid sebesar 2,63 μmol/g. Kadar total fenolik ekstrak metanol adalah 57,97 mgGAE/g, sementara aktivitas antioksidannya  (IC50) sebesar 69,27 ppm.  Berdasarkan nilai IC50nya, ekstrak metanol Sargassum sp berpotensi sebagai antioksidan kuat (kurang dari 100 ppm).
Analisis Kadar Tanin Dalam Buah Mangrove Avicennia marina Dengan Perebusan Dan Lama Perendaman Air Yang Berbeda Nirwani Soenardjo; Endang Supriyantini
Jurnal Kelautan Tropis Vol 20, No 2 (2017): JURNAL KELAUTAN TROPIS
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (454.072 KB) | DOI: 10.14710/jkt.v20i2.1701

Abstract

Mangrove fruit has the potential to be developed as a potential food source, but the presence of toxins in the fruit are considered harmful if consumed in the long run. Therefore, research needs to be done to eliminate or reduce the levels of toxins in the mangrove fruit, in order to increase the potential of the mangrove plants. The poison is in the mangrove fruit tannins. One alternative to reduce the levels of toxins in the fruit of the mangrove scrub with ash and water immersion.The purpose of this study was to determine the effect of treatment of ash powder content and the duration of water immersion on fruit tannin content of mangrove Avicennia.marina.The treatment was a long 24 hours of water immersion 4 times change of water (6 hours), 48 hours 8 times a change of water (6 hours), and 72 hours 12 times a change of water (6 hours). The results showed that treatment long soaking water to give a significant influence (P <0.05) toward decreased levels of mangrove Avicennia marina fruit tannins. Treatment a long 72 hours of water immersion 12 times a change of water (6 hours) to reduce levels of tannins by 28.80%.  Buah mangrove mempunyai potensi untuk dikembangkan menjadi sumber pangan yang potensial, akan tetapi dalam buahnya mengandung tannin . Tanin merupakan zat alami yang dihasilkan oleh buah mangrove yang memberi rasa getir. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk mengurangi kadar tannin dalam buah mangrove. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh perlakuan  lama waktu perendaman air terhadap kadar tanin buah mangrove A.marina.Perlakuan  lama perendaman air 24 jam 4 kali pergantian air (6 jam), 48 jam 8 kali pergantian air (6 jam), dan 72 jam 12 kali pergantian air (6 jam). Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan lama perendaman air memberikan pengaruh yang nyata (P < 0.05) terhadap penurunan kadar tanin buah mangrove Avicennia marina. Perlakuan lama perendaman air 72 jam 12 kali pergantian air (6 jam) menurunkan kadar tanin  sebesar 28,80 % 
Skrining Dan Seleksi Bakteri Simbion Spons Penghasil Enzim Ekstraseluler Sebagai Agen Bioremediasi Bahan Organik Dan Biokontrol Vibriosis Pada Budidaya Udang Wilis Arii Setyati; Ahmad Saddam Habibi; Subagiyo Subagiyo; Ali Ridlo; Nirwani Soenardjo; Rini Pramesti
Jurnal Kelautan Tropis Vol 19, No 1 (2016): JURNAL KELAUTAN TROPIS
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (221.776 KB) | DOI: 10.14710/jkt.v19i1.595

Abstract

The rapid cultivation of aquaculture with the application of intensive systems in recent years, has raised problems in the form of a decrease in the carrying capacity of ponds for the life of aquaculture organisms. The further impact caused is the occurrence of a series of diseases and damage to environmental conditions. Anticipatory measures through the application of bioremediation are solutions to prevent more serious damage. In the bioremediation process, enzymes play the role of catalysts that accelerate biochemical reactions in ponds of soil and water. Bacteria associated with sponges have various bioactive compounds that can inhibit the growth of pathogenic bacteria. The purpose of this study is isolation and screening of bacteria associated with sponges that have extracellular enzyme activity (proteolytic, amylolytic, cellulolytic, and lipolytic) and antibacterial activity, as well as knowing the interaction of antagonism properties among the best isolates, and phenotypic identification of bacterial species. This research was conducted in 4 stages: sample collection, isolation, selection, and identification. The results showed that the total sponge symbiotic bacteria obtained were 15 isolates with the potential of 15 proteolytic isolates, 12 amylolytic isolates, 12 lipolytic isolates, and 4 cellulolytic isolates. There were 10 isolates having antibacterial activity against Vibrio harveyi and 2 isolates had antibacterial activity against Vibrio alginolyticus. The best bacterial isolates SP.1.3, SP.5.1, and SP.5.3 have no antagonistic activity between the three. Phenotypic identification of 3 isolates alleged that isolates SP.1.3, SP.5.1, and SP.5.2 were identified as Bacillus sp., Acinetobacter sp., And Pseudomonas sp.Pesatnya kegiatan budidaya perikanan dengan penerapan sistem intensif dalam beberapa tahun terakhir, telah memunculkan permasalahan berupa penurunan daya dukung tambak bagi kehidupan organisme budidaya. Dampak lanjut yang ditimbulkan adalah terjadinya serangkaian penyakit dan kerusakan kondisi lingkungan. Langkah antisipatif melalui penerapan bioremediasi merupakan solusi untuk mencegah kerusakan yang lebih serius. Dalam proses bioremediasi, enzim memainkan peran katalis yang mempercepat reaksi biokimia di kolam tanah dan air. Bakteri yang berasosiasi dengan spons memiliki beragam senyawa bioaktif yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri patogen. Tujuan dari penelitian ini adalah isolasi dan skrining bakteri yang berasosiasi dengan spons yang memiliki aktivitas enzim ekstraseluler (proteolitik, amilolitik, selulolitik, dan lipolitik) dan aktivitas antibakteri, serta mengetahui interaksi sifat antagonisme antar isolat terbaik, dan identifikasi spesies bakteri secara fenotipik. Penelitian ini dilakukan dalam 4 tahap: koleksi sampel, isolasi, seleksi, dan identifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa total bakteri simbion spons yang diperoleh 15 isolat dengan potensi 15 isolat proteolitik, 12 isolat amilolitik, 12 isolat lipolitik, dan 4 isolat selulolitik. Terdapat 10 isolat memiliki aktivitas antibakteri terhadap Vibrio harveyi dan 2 isolat memiliki aktivitas antibakteri terhadap Vibrio alginolyticus. Isolat bakteri terbaik SP.1.3, SP.5.1, dan SP.5.3 tidak memiliki aktivitas saling antagonis antar ketiganya. Identifikasi fenotipik dari 3 isolat diduga bahwa isolat SP.1.3, SP.5.1, dan SP.5.2 diidentifikasi sebagai Bacillus sp., Acinetobacter sp., dan Pseudomonas sp.