Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Mumtaz: Jurnal Studi Al-Quran dan Keislaman

METODE TARJIH IBNU JARIR ATH-THABARI DALAM TAFSIR JAMI’ AL-BAYAN ‘AN TA’WIL AYI AL-QUR’AN Solihin, Ahmad
Mumtaz: Jurnal Studi Al-Quran dan Keislaman Vol 8, No 2 (2024): Mumtaz: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Keislaman
Publisher : Institut PTIQ Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36671/mumtaz.v8i2.986

Abstract

Interpretation of the Qur'an is absolutely necessary to understand the meaning and content of the Qur'an as a guide to life and the lives of Muslims to achieve happiness in this world and in the hereafter. Because only Allah SWT and the Prophet Muhammad SAW know the meaning and content of the Qur'an. It is ath-Thabari whose full name is Muhammad bin Jarir bin Yazid bin Katsir bin Ghalib, sometimes called Abu Ja'far is seen by leading scholars as the main mujtahid. His leadership, breadth of knowledge combined with humility, memory and intelligence are the crown of his asceticism, holiness and piety. In his interpretation as in his monumental work, the book Tafsir Jami'ul Bayan 'an Ta'wil Ayi Al-Qur'an, ath-Thabari uses the method of interpretation of narration (tafsir bi al-Ma'tsur). A method of interpretation based on the approach of the texts of the Qur'an and Hadith. If there is a conflict of interpretation in understanding the meaning and content of the Qur'an, ath-Thabari performs tarjih (excellence) based on 17 tarjih methods, sometimes his opinions are still different from the opinions of other commentators to this day
METODE TARJIH IBNU JARIR ATH-THABARI DALAM TAFSIR JAMI’ AL-BAYAN ‘AN TA’WIL AYI AL-QUR’AN Solihin, Ahmad
Mumtaz: Jurnal Studi Al-Quran dan Keislaman Vol. 8 No. 2 (2024): Mumtaz: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Keislaman
Publisher : Pascasarjana Universitas PTIQ Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penafsiran terhadap Al-Qur’an mutlak dibutuhkan untuk memahami makna dan kandungan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup dan kehidupan umat Islam untuk mencapai kebahagiaan di dunia ini dan di akhirat kelak. Karena hanya Allah Swt dan Nabi Muhammad Saw mengetahui makna dan kandungan Al-Qur’an. Adalah ath-Thabari yang nama lengkapnya adalah Muhammad bin Jarir bin Yazid bin Katsir bin Ghalib, kadang disebut Abu Ja’far dipandang oleh para ulama terkemuka sebagai mujtahid utama. Kepemimpinannya, keluasan pengetahuannya yang dipadukan dengan kerendahan hati, ingatan dan kecerdasan menjadi mahkota asketisme, kesucian dan kesalehannya. Dalam penafsirannya sebagaimana dalam karya menumentalnya kitab Tafsir Jami’ul Bayan ‘an Ta’wil Ayi Al-Qur’an, ath-Thabari menggunakan metode tafsir riwayat (tafsir bi al Ma’tsur). Suatu metode penafsiran berdasarkan pendekatan nash Al-Qur’an dan Hadits. Adapun jika ada pertentangan penafsiran dalam memahami makna dan kandungan Al Qur’an, ath-Thabari melakukan tarjih (mengunggulkan) berdasarkan 17 metode tarjih yang terkadang pendapatnya tersebut tetap saja berbeda dengan pendapat para mufasir lain hingga saat ini.