Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search
Journal : E-Jurnal Medika Udayana

UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN CENGKEH (Syzygium aromaticum L.) TERHADAP PERTUMBUHAN METHICILLIN RESISTANT Staphylococcus aureus SECARA IN VITRO Cokorda Istri Dyah Yustika Dewi; Desak Ketut Ernawati; Ida Ayu Alit Widhiartini
E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 2 (2021): Vol 10 No 02(2021): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2021.V10.i2.P15

Abstract

ABSTRAK Staphylococcus aureus merupakan salah satu patogen yang menjadi penyebab utama infeksi nosokomial. Staphylococcus aureus merupakan ancaman serius dikarenakan resistensinya terhadap antibiotik metichillin sehingga disebut juga sebagai Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA). Namun obat pilihan saat ini menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan, oleh karena itu perlu dikembangkan sumber lain untuk terapi MRSA. Salah satu tanaman yang potensial untuk MRSA adalah daun cengkeh (Syzygium aromaticum L.). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibaketri esktrak etanol daun cengkeh (Syzygium aromaticum L.) terhadap pertumbuhan MRSA secara in vitro. Penelitian ini adalah True Experimental Post Test Only Group Design dengan metode disc diffusion untuk menilai zona hambat dari ekstrak dengan konsentrasi 10%, 20%, dan 50% yang dibuat terhadap bakteri MRSA dengan 6 kali pengulangan. Hasil penelitian menunjukan bahwa rerata diameter zona hambat yang dihasilkan oleh konsentrasi 10%, 20%, dan 50% secara berturut-turut yaitu 9,50 ± 0,54 mm, 12,33 ± 0,81 mm, dan 14,66 ± 1,50 mm. berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan peningkatan konsentrasi esktrak etanol daun cengkeh berpengaruh terhadap diameter zona hambat MRSA yang dihasilkan dari percobaan secara in vitro. Kata kunci : Syzygium aromaticum L., zona hambat, MRSA
Profil efek samping kaptopril pada pasien hipertensi di Puskesmas Denpasar Timur I periode Oktober 2017 I Kadek Dwi Putra Diatmika; Gusti Ayu Artini; Desak Ketut Ernawati
E-Jurnal Medika Udayana Vol 7 No 5 (2018): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (195.257 KB)

Abstract

Captopril is one of the most commonly prescribed antihypertensive drugs because it is affordable and effective for lowering blood pressure, but captopril also has some side effects. This research was conducted to find out the side effect profile of captopril in Puskesmas Denpasar Timur I. The research method used was descriptive observational with cross sectional design and sample were selected by using consecutive sampling method. Samples were 100 respondents who met the criteria of inclusion and exclusion. The results of the study found that 87% of respondents experienced side effects of captopril, while 13% of respondents did not experience any side effects. Based on the 87%, aged> 60 years (44%) and aged 20-60 years (43%). The majority of side effect occurred in women (63%), while men (24%). The most common side effects of captopril use were dry cough (76%), dizziness (50%), dry mouth (30%), constipation (12%), itchy spots (8%), taste disorder (6%), and redness in the skin (4%). Most respondents experienced more than one type of side-effect from the use of captopril. Keywords: Side effects, hypertension, captopril
KARAKTERISTIK DAN PROPORSI TRAUMA MASA KANAK PADA REMAJA DI KOTA DENPASAR Desak Nyoman Puriani; Ni Ketut Sri Diniari; Cokorda Bagus Jaya Lesmana; Desak Ketut Ernawati
E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 12 (2021): Vol 10 No 12(2021): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2021.V10.i12.P06

Abstract

Trauma masa kanak dikaitkan dengan penganiayaan yang menimbulkan penderitaan bagi yang mengalaminya. Penganiayaan anak merupakan tantangan global yang mendesak. Di seluruh dunia banyak anak yang dihadapkan pada pengalaman yang melecehkan atau pengabaian yang melanggar hak-hak mereka dan konsekuensinya tidak hanya pada aspek biologis juga aspek kesehatan fisik, mental dan perilaku anak yang mengalaminya dan bisa bertahan hingga masa dewasa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan proporsi trauma masa kanak pada siswa SMA di Denpasar. Sampel data tentang karakteristik demografi dan proporsi trauma masa kanak. Data diambil dengan kuesioner tentang demografi dan trauma masa kanak menggunakan Kuesioner Trauma Masa Kanak(Childhood Traumatic Questionairre). Sebanyak 104 siswa berpartisi dalam penelitian ini dengan usia paling banyak umur 17 tahun (63,5%), jenis kelamin perempuan (75%), tinggal di Denpasar (90,4%), status perkawinan orangtua menikah (85,6%), dan tinggal dengan orang tua utuh (85,6%). Disimpulkan proporsi trauma masa kanak yang dilaporkan yaitu kekerasan fisik 47,1%, sakit/terluka parah 41,3%, pengalaman perubahan tiba-tiba yang merubah kepribadian 36,5%, ditinggal orang terdekat 27,9%, pengabaian 27,9%, perubahan situasi orang tua 15,4%, dan pelecehan seksual 13,5%. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk pencegahan terjadinya trauma yang pada masa kanak sebelum terjadi dampak yang tidak diinginkan bagi generasi masa depan. Kata kunci : trauma masa kanak, remaja, karakteristik, proporsi.
PERBANDINGAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL KUNYIT (Curcuma longa) DAN BAWANG PUTIH (Allium sativum) TERHADAP Escherichia coli ATCC 8739 I Gusti Ayu Eka Arirahmayanti; I Gusti Ayu Artini; Desak Ketut Ernawati
E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 11 (2019): Vol 8 No 11 (2019): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (290.979 KB)

Abstract

ABSTRAKBakteri Escherichia coli merupakan salah satu bakteri patogen yang sering ditemukan pada kasus infeksi terutama pada pasien rawat jalan maupun rawat inap. Kasus resistensi Escherichia coli terhadap beberapaantibiotik dilaporkan telah banyak terjadi oleh karena itu banyak peneliti yang meneliti tanaman herbalagar dapat digunakan untuk menghambat bakteri salah satunya adalah bawang putih dan kunyit.Penelitian ini menggunakan metode True Experimental Post Test Only Control Group Design. Tujuanpenelitian ini yaitu mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak kunyit dan bawang putih sertamembandingkan kedua ekstrak tersebut terhadap Escherichia coli menggunakan metode disc diffusion.Zona hambat tidak terbentuk pada ekstrak etanol bawang putih 25% dan 50% menunjukkan bahwaekstrak etanol kunyit konsentrasi 25% dan 50% tidak memiliki aktivitas antibakteri terhadap Escherichiacoli. Diameter zona hambat hanya terbentuk pada ekstrak etanol kunyit konsentrasi 100% dalam 3 kalipengulangan berturut-turut yaitu 7,0 mm, 7,6 mm dan 8,0 mm. Ekstrak etanol bawang putih konsentrasi25%, 50% dan 100% tidak memiliki zona hambat sehingga ekstrak etanol bawang putih tidak memilikiaktivitas antibakteri terhadap Escherichia coli. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa1) ekstrak etanol bawang putih tidak memiliki efek antibakteri terhadap Escherichia coli, 2) ekstraketanol kunyit konsentrasi 100% memiliki efek antibakteri terhadap Escherichia coli, 3) aktivitasantibakteri ekstrak etanol bawang putih tidak sama dengan aktivitas antibakteri ekstrak etanol kunyitterhadap Escherichia coli. Kata kunci : Bawang putih, kunyit, Escherichia coli
POLA PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEWASA DENGAN DEMAM TIFOID DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2016-2017 Putu Resika Melarosa; Desak Ketut Ernawati; Agung Nova Mahendra
E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 1 (2019): Vol 8 No 1 (2019): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (151.216 KB)

Abstract

Demam tifoid atau yang dikenal dengan demam enterik merupakan penyakit infeksi sistemik yang berpotensi fatal yang disebabkan oleh bakteri Salmonella enterica typhi (S.typhy). Pada daerah endemik, sekitar 90% dari demam enterik adalah demam tifoid. Indonesia memilki insiden yang cukup tinggi dengan jumlah kasus yang terus meningkat. Diperkirakan mortalitas dari kasus demam tifoid di Indonesia antara 0,6% sampai 2%. Antibiotika merupakan terapi utama untuk penanganan pasien demam tifoid. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola penggunaan antibiotika pada dewasa dengan demam tifoid di RSUP Sanglah Denpasar tahun 2016-2017. Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional dengan metode cross-sectional. Pengambilan data dilakukan secara retrospektif. Sampel diambil dari rekam medis pasien dewasa dengan demam tifoid yang dirawat di RSUP Sanglah Denpasar tahun 2016-2017. Teknik pemilihan subjek menggunakan total sampling. Subjek merupakan pasien dewasa dengan demam tifoid yang dirawat di RSUP Sanglah Denpasar. Total sampel yang diperoleh sebanyak 55 pasien dewasa dengan demam tifoid. Golongan antibiotika yang digunakan di RSUP Sanglah adalah ampisilin, sefalosporin generasi ketiga, fluorokuinolon, dan azitromisin. Jenis antibiotika yang digunakan seperti ampisilin, seftriakson, sefiksim, levofloxacin, dan azitromisin. Dapat disimpulkan bahwa antibiotika yang digunakan di RSUP Sanglah Denpasar adalah jenis levofloxacin (45,5%) dari golongan fluorokuinolon dengan rute pemberian di rumah sakit secara intravena dan diberikan selama 3-7 hari. Kata kunci : Demam tifoid, Antibiotika, RSUP
UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN BELUNTAS (Pluchea IndicaL.) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Streptococcus Pyogenes ATCC 19615 SECARA IN VITRO Dewa Ayu Agung Maya Gayatri; Desak Ketut Ernawati; Ida Ayu Alit Widhiartini
E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 1 (2021): Vol 10 No 01(2021): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/.MU.2021.V10.i1.P02

Abstract

Daun beluntas(Plucheaindica L.) dinyatakan mengandung metabolit sekunder yang efektif sebagai antiinfeksi. Penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Streptococcuspyogenes berdampak serius terhadap perkembangan penyakit faringitisakut hingga endocarditis yang mengancam jiwa. Penelitian ini ditunjukkan untuk membuktikan efektivitas ekstraketanol daun beluntas sebagai antibakteri terhadap S.pyogenes. Uji efektivitas antibakteri ekstraketanol daun beluntas pada konsentrasi 25%,50%,dan75%, dengan kontrol positif Amoksisilin 30µg serta kontrolnegatif etanol96% yang dilakukan terhadap bakteri S.pyogenesATCC 19615 dengan metode cakram disk. Uji fitokimia dilakukan untuk membuktikan adanya kelompok senyawa aktifpada ekstrakuji. Diameterzona hambatdiukur pada hari kedua setelah inkubasibakteri. Diameterzona hambat yangterbentuk pada kelompok konsentrasi 25%,50%,dan75%, secara berurutan adalah 8 mm, 10,5 mm, dan 17,5 mm. Untuk mengetahui adanya efekperlakuan, dilakukan analisis terhadap UjiKruskal-Wallis didapatkan nilaip=0,0001, dan untuk mengetahui adanyakorelasi peningkatan dosisterhadap peningkatan efek antibakteri dilakukan Uji Independent SamplesTest dan Mann Whitney.Ekstraketanol daun beluntas (Plucheaindica L.)memiliki daya hambat pada kadar 25%,50%, dan75% terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes ATCC 19615. Kata kunci : Daun Beluntas, ZonaHambat Bakteri, Streptococcus pyogenes
PHOTOCHEMICAL ANALYSIS AND IN VITRO ANTI BACTERIAL ACTIVITY TESTING ETHANOL EXTRACTS OF YOUNG AND OLD AVOCADO LEAF (Persea americana Mill.) AGAINST Klebsiella pneumoniae ATCC 13883 syahida, iin kurnia; Mahendra, Agung Nova; Dewi, Ni Wayan Sucindra; Ernawati, Desak Ketut
E-Jurnal Medika Udayana Vol 12 No 8 (2023): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2023.V12.i08.P16

Abstract

Fast translate Icon translate Fast translate Icon translate ABSTRAK Mikroorganisme dalam tubuh dapat menyebabkan suatu infeksi. Penyakit infeksi dapat ditangani dengan pemberian antibiotik, namun penggunaan antibiotik yang irrasional dapat menyebabkan masalah resistensi antibiotik. Bakteri Klebsiella pneumoniae merupakan salah satu bakteri yang sudah banyak mengalami resistensi antibiotik dan menjadi penyebab utama pada kasus pneumonia di beberapa negara di dunia. Kandungan senyawa metabolit sekunder (flavonoid, alkaloid, tanin dan saponin) yang dilaporkan pada daun alpukat (Persea americana Mill.) dipercaya memiliki aktivitas anti bakteri. Penelitian sebelumnya menunjukan bahwa ekstrak daun alpukat dapat menghambat pertumbuhan pada bakteri gram positif dan gram negatif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ekstrak etanol daun alpukat (Persea americana Mill.) dapat menghambat pertumbuhan bakteri Klebsiella pneumoniae ATCC 13883 secara invitro. Metode yang digunakan adalah ekstraksi daun alpukat muda dan tua dengan pelarut etanol 96% yang terbagi dalam lima konsentrasi (20%, 40%, 60%, 80%, 100%). Pengujian antibakteri dilakukan secara difusi agar (Kirby Bauer) menggunakan teknik disc diffusion. Serta dilakukannya uji fitokimia metabolit sekunder secara kualitatif. Hasil menunjukan bahwa tidak ditemukan adanya clear zone disekitar cakram yang mengandung ekstrak pada semua konsentrasi. Simpulan Pada penelitian ini ekstrak daun alpukat dari kintamani tidak ditemukan aktivitas antibakteri terhadap bakteri Klebsiella pneumoniae. Kata Kunci: Antibakteri, Daun Alpukat, Klebsiella pneumoniae
Hubungan antara Tingkat Pengetahuan dan Penggunaan Obat Tradisional dan Suplemen untuk Memelihara Daya Tahan Tubuh selama Masa Pandemi COVID-19 pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Ivana, Jocelyn; Ernawati, Desak Ketut; Satriyasa, Bagus Komang; Alit Widhiartini, Ida Ayu
E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 7 (2022): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2022.V11.i7.P10

Abstract

Ketika COVID-19 pertama kali muncul, semua orang berusaha mencari cara untuk mencegah diri agar tidak terinfeksi. Salah satu caranya adalah dengan meningkatkan daya tahan tubuh melalui obat tradisional dan suplemen. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara tingkat pengetahuan dan penggunaan obat tradisional dan suplemen tersebut. Penelitian cross-sectional ini menggunakan simple random sampling untuk mengambil sampelnya. Setelah semua data terkumpul, maka data diolah dengan uji regresi untuk mengetahui apakah penggunaan obat tradisional dan suplemen memiliki korelasi dengan variabel lain seperti angkatan, jenis kelamin, tingkat pengetahuan tentang COVID-19, tingkat pengetahuan tentang obat tradisional, dan tingkat pengetahuan tentang suplemen. Hasil penelitian menemukan terdapat beberapa variabel yang memiliki korelasi seperti tingkat pengetahuan terhadap COVID-19 mempengaruhi penggunaan meniran (p value = 0.001, Exp = 0.117), jenis kelamin (p value = 0.037, Exp = 1.679) dan angkatan 2019 (p value = 0.048, Exp = 1.778) mempengaruhi penggunaan kunyit, tingkat pengetahuan terhadap COVID-19 mempengaruhi penggunaan temulawak (p value = 0.031, Exp = 0.392), serta jenis kelamin (p value = 0.046, Exp = 2.077) dan tingkat pengetahuan terhadap COVID (p value = 0.001, Exp = 4.401) mempengaruhi Vitamin C. Jahe merupakan obat tradisional yang paling banyak digunakan (45,6%) sedangkan Vitamin C merupakan suplemen yang paling banyak digunakan responden (89,5%).
UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas L.) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI METHICILLIN-RESISTANT STAPHYLOCOCCUS AUREUS ATCC 3351 SECARA IN VITRO Pandansari, Ni Wayan Bunga; Ernawati, Desak Ketut; Widhiartini, Ida Ayu Alit
E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 7 (2022): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2022.V11.i7.P18

Abstract

ABSTRAK Daun0ubi0jalar0ungu mengandung senyawa aktif gflavonoid, tfenol, ktanin, dan bsaponin yang dinyatakan memiliki aktivitasdantibakteri. Kandungan senyawa aktif ini potensial dikembangkan sebagai antibakteri Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus (MRSA). Pengembangan antibakteri alternatif dari bahan alam diperlukan untuk penanganan infeksi nosokomial. Penelitian eksperimental ini dilakukan untuk membuktikan adanya aktivitaspantibakterihekstrakjetanol0daun0ubi0jalar0ungu terhadap bakteri penyebab infeksi nosokomial dengan menggunakan bakteri standar MRSA ATCC 3351 secara in vitro. Desainlpenelitian merupakanppostutestponlyecontrolkgroup.jAktivitaspantibakterijekstrak etanol daunfubiljalarrungu diuji dengan metode difusilagar (disc diffusion) terhadap ekstrak etanol yang diperoleh dari proses maserasi daun ubi jalar ungu yang dikeringkan dan daun segar pada berbagai konsentrasi bertingkat. Aktifitas antibakteri dinilai berdasarkan pengukuran luas diameter zona hambat yang dihasilkan setelah perlakuan esktrak terhadap kultur bakteri dalam media agar plate. Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya daya hambat pada ekstrak segar namun, pada ekstrak kering terdapat daya hambat terhadap bakteri MRSA ATCC 3351. Diameterlzonaihambat yang terbentuk pada kelompok konsentrasi 20%, 40%, dan 80% secara berurutan adalah 6,9 mm, 10mm, dan 11mm. Untuk mengetahui adanya efek perlakuan, dilakukan analisis terhadap Uji Kruskal-Walis. Uji Mann-Whitney menunjukkanjadanya perbedaankyang bermakna padajsetiap kelompok yang dibandingkan, kecuali pada ekstrak 10%. Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol 96% daun ubi jalar ungu kering (Ipomoea batatas L.) memiliki aktivitas antibakteri terhadap MRSA ATCC 3351. Sedangkan pada ekstrak etanol 96% daun ubi jalar ungu segar (Ipomoea batats L.) tidak memiliki daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri MRSA. Kata Kunci: Daun ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L.), zona hambat, MRSA
Uji Aktivitas Anti-Inflamasi Ekstrak Kulit Terong Ungu (Solanum melongena L.) Terhadap Tikus Putih Galur Wistar (Rattus norvegicus) Yang Diinduksi Karagenan Heryanto, Jessica Diva; Dewi, Ni Wayan Sucindra; Ernawati, Desak Ketut
E-Jurnal Medika Udayana Vol 13 No 4 (2024): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2024.V13.i04.P03

Abstract

Inflammation is the human body’s defense to prevent tissue damage due to different kinds of factors. The purple eggplant peel (Solanum melongena L.) may have the potential to have anti-inflammatory properties due to containing nasunin, which is a phenolic, flavonoid anthocyanin substance by inhibiting cyclooxygenase pathway. This research was done to prove the anti-inflammatory effect of purple eggplant peel extract in rats. The research method was conducted by true experimental post-test only control-group design. 25 rats were divided into 5 groups with different treatments which are: positive control, negative control, purple eggplant peel extract with a dose of 0,3 mg/gBW, 6 mg/gBW and 0,9 mg/gBW. The data measured was the decrease of edema volume induced by carrageenan at hours-0 1, 2, 3, 4, 5, and 6. Data analysis was performed at the 4th hour using ANOVA and post-hoc LSD tests. The results of the study found that there were significant differences between the negative control group and the positive control group and the entire treatment group. The conclusion of this study was that purple eggplant peel extract had anti-inflammatory activity with the best effectiveness at a dose of 0,9 mg/gBW.