Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Jurnal Kreativitas PKM

DURASI : Edukasi Pemberian MPASI di Kelurahan Cisalak Pasar Krisanti Nurbaiti; Ibnu Malkan Bakhrul Ilmi; Nur Intania Sofianita; Firlia Ayu Arini
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 6, No 11 (2023): Volume 6 No 11 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v6i11.12489

Abstract

ABSTRAK Baduta adalah anak berusia di bawah 2 tahun. Masa ini adalah masa keemasan dimana sedang dalam masa perkembangan dan pertumbuhan. Anak dalam  masa ini memerlukan asupan zat gizi seimbang untuk mencapai berat badan dan tinggi badan optimal. Untuk mencapai status gizi yang optimal pada anak 6-24 bulan dilakukan dengan pemberian Makanan Pendamping ASI dengan benar dan tepat mulai dari usia pemberian, tekstur, frekuensi, porsi, dan variasi. Menurut riskesdas 2018, cakupan pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) yang sesuai standar hanya 46,6%.  MPASI merupakan makanan atau minuman yang mengandung zat gizi, diberikan kepada bayi atau anak usia 6-24 bulan, dan diberikan secara bertahap sesuai dengan usia serta kemampuan pencernaan bayi guna memenuhi kebutuhan gizi. Memberikan edukasi tentang pola pemberian MPASI yang sesuai di Cisalak Pasar Kota Depok. Metode yang digunakan adalah dengan penyuluhan menggunakan poster secara door to door. Analisis data diuji menggunakan uji Wilcoxon. Hasil yang didapatkan terdapat perbedaan antara nilai pretest dan posttest (p<0,05) atau terdapat pengaruh intervensi melalui kegiatan penyuluhan pengetahuan tentang pemberian MPASI pada ibu baduta di Cisalak Pasar Kota Depok. Kata Kunci: Baduta, Edukasi, Makanan Pendamping ASI, Poster    ABSTRACT Baduta is a child under 2 years old. This period is a golden age where it is in a period of development and growth. Children at this time require a balanced intake of nutrients to achieve optimal weight and height. To achieve optimal nutritional status in children 6-24 months, it is done by giving complementary feeding correctly and appropriately starting from the age of administration, texture, frequency, portion, and variety. According to riskesdas 2018, the coverage of complementary complementary feeding according to standards is only 46.6%. MPASI is food or drink containing nutrients, given to infants or children aged 6-24 months, and given gradually according to the age and digestive ability of the baby to meet nutritional needs. Providing education about appropriate patterns of giving complementary feeding at the UPTD Puskesmas Cisalak Pasar Depok City. The method used is counseling using posters. Data analysis was tested using the Wilcoxon test. The results obtained showed that there was a difference between the pretest and posttest values (p <0.05) or there was an influence of intervention through knowledge outreach activities about giving MPASI to under-aged mothers in Cisalak Pasar, Depok City. Keywords: Baduta, Breast Milk Complementary Foods, Education, Poster
Pendampingan Nomor induk Berusaha dan Sertfikasi Halal pada Usaha Mikro Pondok Pesantren Sirajussa'adah Wiryanto, Fadhli Suko; Priyatno, Prima Dwi; Ilmi, Ibnu Malkan Bahrul; Sofianita, Nur Intania; Octaria, Yessi Crosita; Ghifari, Hilmi Al
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 7, No 10 (2024): Volume 7 No 10 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v7i10.16924

Abstract

ABSTRAK Sertifikasi halal bagi usaha kecil dan mikro (UMK) bukan sekadar kewajiban, melainkan peluang besar untuk meningkatkan daya saing dan pertumbuhan bisnis. Pondok pesantren merupakan Lembaga Pendidikan islam bagian yang tidak terpisahkan sebagai hulu dari pendidikan Islam yang memiliki peran penting dalam menjaga kemaslahatan dan mendukung sertifikasi halal. Produk usaha yang di miliki pondok pesantren harus memiliki sertifikasi halal untuk menjaga jaminan kualitas dan keamanan makanan serta melindungi konsumen. Pendampingan pembuatan nomor induk berusaha dan sertifikasi halal Usaha mikro di pondok pesantren Sirajussa’adah guna mendukung pengembangan ekonomi pesantren. Kegiatan ini dilakukan melalui metode pendampingan kepada produk usaha yang dijual pondok pesantren dilakukan melalui tekhnik kualitatif. Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian pada masyarakat ini menggunakan observasi, pendampingan dan wawancara mendalam. Pendampingan yang dilakukan telah berhasil menerbitkan nomor induk berusaha untuk usaha produk madu dan olahan tempe, serta sertifikasi halal bagi produk unggulan pondok pesantren yaitu madu, sedangkan produk olahan tempe sudah diajukan sertifikasi halal nya di aplikasi sihalal. Kegiatan pendampingan ini diharapkan dapat menggerakan ekonomi pesantren agar bisa lebih bersaing di pasar global. Kata Kunci: Sertifikasi halal, Usaha Mikro dan Kecil, Madu, Tempe  ABSTRACT Halal certification for small and micro businesses (UMK) is not just an obligation, but a great opportunity to increase competitiveness and business growth. Islamic boarding schools are Islamic educational institutions that are an inseparable part of the upstream of Islamic education that have an important role in maintaining welfare and supporting halal certification. Business products owned by Islamic boarding schools must have halal certification to maintain food quality and safety assurance and protect consumers. Assistance in making business registration numbers and halal certification for micro businesses at the Sirajussa'adah Islamic boarding school to support the development of the Islamic boarding school economy. This activity is carried out through a method of assistance to business products sold by Islamic boarding schools through qualitative techniques. The method used in this community service activity uses observation, assistance and in-depth interviews. Results: the assistance carried out has succeeded in issuing business registration numbers for honey and processed tempeh products, as well as halal certification for the superior products of Islamic boarding schools, namely honey, while processed tempeh products have been submitted for halal certification in the Sihalal application. This assistance activity is expected to drive the Islamic boarding school economy so that it can be more competitive in the global market. Keywords: Halal Certification, Small and Micro Business, Honey, Tempe
Edukasi dan Praktik Pembuatan Menu Gizi Seimbang untuk Meningkatkan Status Gizi dan Kesehatan Remaja Santri di Kota Depok Sofianita, Nur Intania; Octaria, Yessi Crosita; Nasrullah, Nanang
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 7, No 12 (2024): Volume 7 No 12 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v7i12.17108

Abstract

ABSTRAK Data Riskesdas tahun 2018 menunjukkan prevalensi anemia remaja Indonesia sebesar 32%. Masih terdapat remaja yang kurang gizi dan gizi lebih juga obesitas. Kurangnya variasi menu dan minimnya pengetahuan gizi seimbang pada remaja santri, sehingga tidak terampil dalam menyediakan dan memilih makanan sehat menggunakan bahan pangan lokal yang ada dilingkungan sekitar. Pesantren juga belum pernah melaksanakan pengukuran berat badan dan tinggi badan, sehingga tidak mengetahui status gizi pada santri. Melaksanakan pengukuran berat badan dan tinggi badan, memberikan edukasi dan praktik gizi seimbang untuk meningkatkan status gizi dan kesehatan remaja. Terdapat 3 kegiatan yang dilaksanakan selama bulan Agustus – Oktober tahun 2023 yaitu; Pengukuran berat dan tinggi badan untuk mengetahui status gizi responden, edukasi gizi seimbang pada remaja, dan praktik menu gizi seimbang berbahan pangan lokal. Kegiatan pengukuran menunjukkan 100% santri berstatus gizi normal menurut indikator Indeks Massa Tubuh (IMT) per Umur. Adanya peningkatan pengetahuan gizi santri sebelum dan sesudah intervensi edukasi gizi (P value: 0,000). Hasil pengamatan praktik uji coba pembuatan salah satu variasi menu sate lilit tempe menunjukkan bahwa para santri sudah mampu mengolah menu secara mandiri, sehingga dapat mempraktikkan variasi menu lainnya yang terdapat di modul variasi menu gizi seimbang untuk remaja santri. Seluruh santri berstatus gizi normal, adanya peningkatan pengetahuan gizi santri setelah diintervensi, dan seluruh santri berhasil mempraktikkan kembali pembuatan menu sate lilit tempe. Kata Kunci: Bahan Pangan Lokal, Edukasi Gizi Remaja, Praktik Menu Gizi  ABSTRACT Riskesdas data in 2018 showed the prevalence of anemia in Indonesian adolescents was 32%. There are still adolescents who are malnourished and overweight as well as obese. The lack of menu variation and minimal knowledge of balanced nutrition among adolescent students, so they are not skilled in providing and choosing healthy food using local food ingredients available in the surrounding environment. Islamic boarding schools have also never carried out weight and height measurements, so they do not know the nutritional status of students. Conducting weight and height measurements, providing balanced nutrition education and practices to improve the nutritional status and health of adolescents. There are 3 activities carried out, namely; Measuring weight and height to determine the nutritional status of respondents, balanced nutrition education for adolescents, and practicing a balanced nutritional menu made from local foods. Measurement activities showed that 100% of students had normal nutritional status according to Body Mass Index (BMI) per Age. There was an increase in students' nutritional knowledge before and after the nutritional education intervention (P value: 0.000). The results of observations of the trial practice of making one variation of the tempe sate lilit menu showed that the students were able to process the menu independently, so they could practice other menu variations contained in the balanced nutrition menu variation module for adolescent students. All students had normal nutritional status, there was an increase in students' nutritional knowledge after the intervention, and all students successfully practiced making the tempe sate lilit menu again. Keywords: Local Food Ingredients, Nutritional Menu Practices, Teenage Nutrition Education
Pemberian Edukasi dan Praktik Pembuatan Menu Gizi Seimbang sebagai Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Anemia pada Remaja di Kelurahan Gandul, Kota Depok Sofianita, Nur Intania; Octaria, Yessi Crosita; Sujono, Nawra Nasha; Krisdianto, Aisha Ramadhina; Azzahra, Fatimah
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 8, No 5 (2025): Volume 8 No 5 (2025)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v8i5.19694

Abstract

ABSTRAK Data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 menyebutkan bahwa prevalensi ibu hamil anemia sebanyak 27,7%. Angka tersebut menunjukkan adanya penurunan sebanyak 21,2% dari Riskesdas 2018. Meskipun mengalami penurunan, kasus anemia harus tetap selalu dipantau agar tidak menyebabkan masalah kesehatan berkelanjutan. Memberikan edukasi dan praktik menu gizi seimbang serta melakukan pengukuran tinggi badan, berat badan, dan kadar Hb untuk mengetahui dan meningkatkan status gizi dan kesehatan remaja. Kegiatan yang dilakukan meliputi pemberian edukasi terkait gizi seimbang, pengukuran berat badan, tinggi badan, dan kadar Hb, dan praktik menu gizi seimbang untuk remaja anemia. Didapatkan hasil sebanyak 60% remaja memiliki status gizi kurang, 16,7% berstatus gizi baik, 10% berstatus gizi lebih, dan 10% tergolong obesitas. Didapatkan pula hasil pengukuran kadar Hb yaitu sebanyak 20% tergolong anemia, 53,3% memiliki kadar Hb normal, dan sejumlah 26,6% lainnya memiliki kadar Hb >16 mg/dL. Terdapat peningkatan pengetahuan gizi remaja pada sebelum dan sesudah edukasi gizi (P value: 0,000). Hasil praktik pembuatan menu gizi seimbang juga menunjukkan bahwa para remaja dapat membuat menu makan siang untuk remaja anemia berdasarkan “Pedoman Isi Piringku”. Terjadi peningkatan pengetahuan gizi remaja setelah diintervensi dan seluruh remaja berhasil mempraktikkan penyusunan menu bergizi seimbang sesuai dengan “Pedoman Isi Piringku”.  Kata Kunci: Anemia, Praktik Masak, Remaja.  ABSTRACT The 2023 Survei Kesehatan Indonesia (SKI) data indicates that the prevalence of anemia among pregnant women is 27.7%. This figure shows a decrease of 21.2% compared to the 2018 Riskesdas. Although there has been a decrease, cases of anemia must still be continuously monitored to prevent ongoing health issues. To provide education and practice on a balanced nutritional menu and to measure height, weight and Hb levels to determine and improve the nutritional and health status of adolescents. The activities included providing education regarding balanced nutrition, measuring body weight, height and Hb levels, and practicing a balanced nutrition menu for anemic adolescent. The results was obtained 60% of adolescents with poor nutritional status, 16.7% of adolescents with good nutritional status, 10% of adolescents with over nutritional status, and 10% of adolescents classified as obese. The results of measuring Hb levels were also obtained, namely that 20% were classified as anemic, 53.3% had normal Hb levels, and another 26.6% had Hb levels >16 mg/dL. There was an increase in adolescent nutritional knowledge before and after the intervention (P value: 0.000). The results of the practice of making a balanced nutritional menu also show that adolescents can make a menu for anemic adolescent based on "Pedoman Isi Piringku”. There was an increase in adolescent nutritional knowledge after the intervention and all adolescents succeeded in practicing preparing a balanced nutritious menu according to "Pedoman Isi Piringku”. Keywords : Anemia, Cooking Practice, Adolescent.