Claim Missing Document
Check
Articles

Prevalensi dan Faktor Risiko Kejadian Stunting Remaja Akhir Rahmawati, Rahmawati; Fauziah, Aimmatul; Tanziha, Ikeu; Hardinsyah, Hardinsyah; Briawan, Dodik
Window of Health : Jurnal Kesehatan Vol. 1 No. 2 (April, 2018)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (251.432 KB)

Abstract

Masalah gizi utama remaja di negara berkembang salah satunya adalah gizi kurang yang tercermin salah satunya dari stunting (Fatmah, 2010). Hasil Riskesdas 2013 menunjukkan prevalensi stunting remaja kelompok umur 16-18 tahun sebesar 31,4% (Balitbangkes, 2013). Stunting merupakan gangguan pertumbuhan linear yang diakibatkan oleh multifaktor yang kemungkinan besar dapat mengganggu metabolisme. Tujuan penelitian adalah mengetahui prevalensi stunting di remaja akhir, dan menganalisis pengaruh  faktor resiko yaitu karakteristik sosial ekonomi, konsumsi susu dan minuman berkarbonasi, serta aktivitas fisik terhadap kejadian stunting remaja akhir. Desain penelitian ini adalah cross-sectional study. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2014 di Institut Pertanian Bogor (IPB). Jumlah sampel penelitian adalah 488 orang mahasiswa TPB IPB 2014/2015. Pemilihan sampel dilakukan secara purposive sampling, dengan kriteria mahasiswa TPB-IPB usia 17-19 tahun, mengkonsumsi susu secara rutin minimal 1 kali per minggu, sehat (tidak sedang sakit atau memiliki penyakit), dan bersedia untuk dijadikan responden penelitian. Data karakteristik sosial ekonomi, frekuensi konsumsi susu, dan konsumsi minuman berkarbonasi dengan kuesioner. Data antropometri tinggi badan diukur secara langsung. Data-data tersebut kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan diagram.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi remaja stunting yang didapatkan dari penelitian ini adalah 16,4%, lebih rendah jika dibandingan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 untuk usia remaja 16-18 tahun skala nasional (Balitbangkes, 2013). Faktor resiko yang berpengaruh terhadap kejadian stunting adalah pendidikan ayah dengan nilai odds ratio (OR) 1,912; CI 95% (1,119-3,268). Diharapkan faktor resiko stunting remaja akhir dapat mengalami penurunan dengan meningkatkan pengetahuan tentang pencegahan stunting untuk generasi selanjutnya. Diharapkan faktor resiko stunting remaja akhir dapat mengalami penurunan dengan meningkatkan pengetahuan tentang pencegahan stunting untuk generasi selanjutnya.
PENGARUH SEREAL BERBAHAN SAGU DAN Moringa oleifera TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS YANG DIINDUKSI ALOKSAN Herada Putri, Melin Novidinisa; Fauziyah, A'immatul; Maryusman, Taufik
Jurnal Bioteknologi & Biosains Indonesia (JBBI) Vol. 6 No. 2 (2019): December 2019
Publisher : Balai Bioteknologi, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (271.063 KB) | DOI: 10.29122/jbbi.v6i2.3669

Abstract

The Effects of Cereal Made From Sagu and Moringa oleifera on the Blood Glucose Level of Alloxan-Induced RatsDiabetes Mellitus (DM) type 2 could increase oxidative stress and blood glucose level. Resistant starch compounds in instant cereal Cersa Mori have antidiabetic properties. This research aimed to analyze the effect of Cersa Mori on fasting blood glucose (FBG) levels of diabetic white rats induced by alloxan. This is a true experimental study with a randomized pre-post control group design using 27 male Wistar strain rats divided into 3 groups randomly, i.e (KN) feed and distilled water, (KP) glibenclamide 0.126mg/200gBB/day, (P) Cersa Mori 5g/200gBB/day. KP and P groups were given alloxan 125 mg/KgBB subcutaneously and the intervention was carried out for 30 days. FBG level was measured using the GOD-PAP method. The results of Paired T-Test showed the effect of Cersa Mori on lowering FBG levels in hyperglycemic rats (P = 0,006). One-Way ANOVA test showed that Cersa Mori reduced FBG level, which was equivalent to those given glibenclamide (P = 0,366). It can be concluded that giving Cersa Mori 5g/200gBB/day for 30 days had a significant effect on lowering FBG level. Keywords: alloxan; Cersa Mori; diabetic rats; fasting blood glucose level; resistant strachABSTRAKDiabetes Mellitus (DM)tipe 2 dapat memicu stres oksidatif dan meningkatkan kadar glukosa darah puasa (GDP). Senyawa pati resisten dalam sereal siap saji Cersa Mori memiliki sifat antidiabetik. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh pemberian Cersa Mori terhadap kadar glukosa darah tikus putih diabetes yang diinduksi aloksan. Penelitian true-experimental ini menggunakan randomized pre-post control group design. Sampel sebanyak 27 ekor tikus jantan galur Wistar dibagi menjadi 3 kelompok secara acak yaitu; (KN) pakan dan akuades, (KP) glibenklamid 0,126 mg/200gBB/hari, (P) Cersa Mori 5g/200gBB/hari. KP sampai P diberikan aloksan 125 mg/KgBB secara subkutan dan intervensi dilakukan selama 30 hari. Pengukuran GDP menggunakan metode GOD-PAP. Hasil Uji-T menunjukkan pengaruh Cersa Mori dalam menurunkan GDP tikus hiperglikemia (P = 0,006). Uji ANOVA satu arah menunjukkan penurunan GDP pada kelompok Cersa Mori (P) setara dengan tikus yang diberi glibenklamid (P = 0,366). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemberian Cersa Mori dosis 5g/200gBB/hari selama 30 hari berpengaruh terhadap penurunan GDP secara signifikan.
KONSENTRASI MALONDIALDEHID PADA TIKUS DIABETIK YANG DIBERI PAKAN BERBAHAN SAGU (Metroxylon sagu) DAN Moringa oleifera Muhajirin, Rahmah Nadea Fitriyani; Fauziyah, A'immatul; Marjan, Avliya Quratul
Jurnal Bioteknologi & Biosains Indonesia (JBBI) Vol. 6 No. 2 (2019): December 2019
Publisher : Balai Bioteknologi, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1751.818 KB) | DOI: 10.29122/jbbi.v6i2.3630

Abstract

Malondialdehyde Concentration in Diabetic Rats Given Feed Made from Sagu (Metroxylon sagu) and Moringa oleifera ABSTRACTHyperglycemia in type 2 diabetes mellitus (DMT2) can cause oxidative stress characterized by increased malondialdehyde (MDA) production. Flavonoids have antioxidant activity that can suppress the production of free radicals that cause oxidative stress. Flavonoids are found in Cersa mori (CM), a food product made from sagu (Metroxylon sagu) and Moringa oleifera. This study aims to analyze the effect of CM administration on MDA levels in alloxan-induced diabetic rats. Antioxidant activity and total CM flavonoids were analyzed using DPPH reduction and colorimetry methods. Thirty-two Wistar rats were divided into 4 groups: negative control (K1), positive control 1 (K2), positive control 2 (K3) and treatment of feeding 5 g CM/200 g BW per day (K4). The intervention was carried out for 30 days. MDA levels were examined before and after the intervention by spectrophotometry. The results showed a significant decrease in MDA levels in K2, K3, and K4 by -11.5 ± 3.39 μM, -10.5 ± 4.32 μM, and -14.9 ± 2.85 μM, respectively. The lowest decrease in MDA levels was found in K4 fed with CM (p < 0.05).Keywords: alloxan; diabetes; flavonoid; malondialdehyde; resistant starchABSTRAKHiperglikemia pada diabetes melitus tipe 2 (DMT2) dapat menimbulkan stres oksidatif yang ditandai dengan peningkatan produksi malondialdehid (MDA). Flavonoid memiliki aktivitas antioksidan yang mampu menekan produksi radikal bebas penyebab stres oksidatif. Flavonoid terdapat di dalam produk pangan Cersa mori (CM) yang terbuat dari sagu (Metroxylon sagu) dan kelor (Moringa oleifera). Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh pemberian CM terhadap kadar MDA tikus diabetes yang diinduksi aloksan. Aktivitas antioksidan dan total flavonoid CM masing-masing dianalisis menggunakan metode reduksi DPPH dan kolorimetri.Tiga puluh dua ekor tikus Wistar dibagi menjadi 4 kelompok: kontrol negatif (K1), kontrol positif 1 (K2), kontrol positif 2 (K3), dan perlakuan yang diberikan 5 g CM/200 g BB per hari (K4). Intervensi dilaksanakan selama 30 hari. Kadar MDA diperiksa sebelum dan setelah intervensi secara spektrofotometri. Hasil menunjukkan adanya penurunan signifikan kadar MDA pada K2, K3 dan K4 yaitu secara berturut-turut sebesar -11,5 ± 3,39 µM; -10,5 ± 4,32 µM; dan -14,9 ± 2,85 µM. Penurunan kadar MDA terendah terdapat pada K4 yang diberikan CM (p < 0,05).
REMAJA SADAR GIZI DI KECAMATAN CIKULUR KABUPATEN LEBAK Famawati, Iin; Fauziyah, A’immatul
Jurnal Bisnis Indonesia 2020: Jurnal Bisnis Indonesia Edisi Khusus Pengabdian Masyarakat
Publisher : Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract Obesity is one of the health problems and the double burden of malnutrition in Indonesia. Riskesdas data in 2013 showed that adolescents aged 13-15 years who had overweight nutritional status of is 8.3% and obesity is 2.5%. In Banten province, the prevalence of adolescents with overweight nutritional status is 7.8% and obesity is 2.7%. The cause of obesity problems in adolescents is unbalanced food intake, related to diet and the choice of foods and drinks with high energy and fat. The objective of this study was to provide knowledge about balanced nutrtition in adolescent to prevent excess weight gain. The method of this study used nutrition education and counseling of balanced nutrition in adolescents. The subjects in this study were taken randomly as many as 45 adolescent in Cikulur Subdistrict. The result of this study showed the post test score increased 65.9 for pre test and 77.9 for post test.. Keyword: Adolescent, balanced nutrition, nutrition education  Abstrak Gizi lebih merupakan salah satu masalah kesehatan yang dihadapi oleh Indonesia dan masuk ke dalam beban ganda masalah gizi (double burden of malnutrition). Data Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 menunjukkan bahwa remaja usia 13 – 15 tahun yang mengalami status gizi gemuk sebesar 8.3% dan sangat gemuk sebesar 2.5%. Sementara di provinsi Banten, prevalensi remaja dengan status gizi gemuk sebesar 7.8% dan sangat gemuk sebesar 2.7%. Penyebab terjadinya masalah gizi lebih pada remaja adalah asupan makan yang tidak seimbang, terkait dengan pola makan dan pemilihan jenis makanan dan minuman yang dikonsumsi. Tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalah untuk memberikan edukasi dan pengetahuan pada remaja mengenai pola makan yang baik dan seimbang untuk remaja, guna mencegah peningkatan berat badan berlebih. Metode pengabdian masyarakat yang dilakukan adalah dengan metode ceramah, memberikan edukasi dan penyuluhan mengenai gizi seimbang pada remaja. Subjek dalam kegiatan ini diambil secara random sebanyak 45 orang remaja di Kecamatan Cikulur. Hasil menunjukkan nilai post test mengalami peningkatan dari dari 65,9 untuk pre tes dan 77,9 untuk pos tes. Kata kunci: Remaja; gizi seimbang; status gizi lebih; edukasi gizi      
ANALISIS KANDUNGAN GIZI DAN DAYA TERIMA COOKIES BERBAHAN DASAR TEPUNG BEKATUL DAN TEPUNG IKAN TUNA UNTUK BALITA GIZI KURANG Ardian, Ikhwan Luthfi; Puspareni, Luh Desi; Fauziyah, A'immatul; Ilmi, Ibnu Malkan Bakhrul
Journal of Nutrition College Vol 11, No 1 (2022): Januari
Publisher : Department of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jnc.v11i1.31177

Abstract

 Latar belakang: Pemberian makanan tambahan padat energi dan protein dapat mengatasi asupan energi dan protein pada balita gizi kurang. Bekatul dan ikan tuna memiliki kandungan energi dan protein yang tinggi yang dapat meningkatkan kandungan gizi pada cookies.Tujuan: Mengembangkan formula dan mengetahui kandungan gizi serta daya terima cookies tepung bekatul dan tepung ikan tuna sebagai alternatif makanan selingan untuk balita gizi kurang.Metode: Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri tiga taraf perlakuan yaitu perbandingan tepung terigu dengan tepung sumber protein (tepung bekatul dan tepung ikan tuna) F1 (50:50), F2 (40:60), F3 (30:70). Analisis statistik organoleptik menggunakan uji Kruskal Wallis. Analisis statistik kandungan gizi menggunakan uji ANOVA.Hasil: Substitusi tepung bekatul dan tepung ikan tuna memberikan pengaruh signifikan (P<0,05) terhadap kadar air, kadar abu, kadar lemak, kadar protein, kadar karbohidrat, rasa, dan tekstur cookies. Namun tidak memberikan pengaruh yang signifikan (P>0,05) terhadap warna dan aroma cookies.Simpulan: Substitusi tepung bekatul dan tepung ikan tuna dapat meningkatkan kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar lemak, dan menurunkan kadar karbohidrat pada cookies. Perlakuan F2 merupakan formula terpilih dengan takaran saji (40 gram) memiliki energi sebesar 200 kkal; protein sebesar 5 gram; lemak sebesar 10 gram; dan karbohidrat sebesar 22 gram.
KONSENTRASI MALONDIALDEHID PADA TIKUS DIABETIK YANG DIBERI PAKAN BERBAHAN SAGU (Metroxylon sagu) DAN Moringa oleifera Rahmah Nadea Fitriyani Muhajirin; A'immatul Fauziyah; Avliya Quratul Marjan
Jurnal Bioteknologi & Biosains Indonesia (JBBI) Vol. 6 No. 2 (2019): December 2019
Publisher : Balai Bioteknologi, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (129.861 KB) | DOI: 10.29122/jbbi.v6i2.3630

Abstract

Malondialdehyde Concentration in Diabetic Rats Given Feed Made from Sagu (Metroxylon sagu) and Moringa oleifera ABSTRACTHyperglycemia in type 2 diabetes mellitus (DMT2) can cause oxidative stress characterized by increased malondialdehyde (MDA) production. Flavonoids have antioxidant activity that can suppress the production of free radicals that cause oxidative stress. Flavonoids are found in Cersa mori (CM), a food product made from sagu (Metroxylon sagu) and Moringa oleifera. This study aims to analyze the effect of CM administration on MDA levels in alloxan-induced diabetic rats. Antioxidant activity and total CM flavonoids were analyzed using DPPH reduction and colorimetry methods. Thirty-two Wistar rats were divided into 4 groups: negative control (K1), positive control 1 (K2), positive control 2 (K3) and treatment of feeding 5 g CM/200 g BW per day (K4). The intervention was carried out for 30 days. MDA levels were examined before and after the intervention by spectrophotometry. The results showed a significant decrease in MDA levels in K2, K3, and K4 by -11.5 ± 3.39 μM, -10.5 ± 4.32 μM, and -14.9 ± 2.85 μM, respectively. The lowest decrease in MDA levels was found in K4 fed with CM (p < 0.05).Keywords: alloxan; diabetes; flavonoid; malondialdehyde; resistant starchABSTRAKHiperglikemia pada diabetes melitus tipe 2 (DMT2) dapat menimbulkan stres oksidatif yang ditandai dengan peningkatan produksi malondialdehid (MDA). Flavonoid memiliki aktivitas antioksidan yang mampu menekan produksi radikal bebas penyebab stres oksidatif. Flavonoid terdapat di dalam produk pangan Cersa mori (CM) yang terbuat dari sagu (Metroxylon sagu) dan kelor (Moringa oleifera). Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh pemberian CM terhadap kadar MDA tikus diabetes yang diinduksi aloksan. Aktivitas antioksidan dan total flavonoid CM masing-masing dianalisis menggunakan metode reduksi DPPH dan kolorimetri.Tiga puluh dua ekor tikus Wistar dibagi menjadi 4 kelompok: kontrol negatif (K1), kontrol positif 1 (K2), kontrol positif 2 (K3), dan perlakuan yang diberikan 5 g CM/200 g BB per hari (K4). Intervensi dilaksanakan selama 30 hari. Kadar MDA diperiksa sebelum dan setelah intervensi secara spektrofotometri. Hasil menunjukkan adanya penurunan signifikan kadar MDA pada K2, K3 dan K4 yaitu secara berturut-turut sebesar -11,5 ± 3,39 µM; -10,5 ± 4,32 µM; dan -14,9 ± 2,85 µM. Penurunan kadar MDA terendah terdapat pada K4 yang diberikan CM (p < 0,05).
PENGARUH SEREAL BERBAHAN SAGU DAN Moringa oleifera TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS YANG DIINDUKSI ALOKSAN Melin Novidinisa Herada Putri; A'immatul Fauziyah; Taufik Maryusman
Jurnal Bioteknologi & Biosains Indonesia (JBBI) Vol. 6 No. 2 (2019): December 2019
Publisher : Balai Bioteknologi, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (271.063 KB) | DOI: 10.29122/jbbi.v6i2.3669

Abstract

The Effects of Cereal Made From Sagu and Moringa oleifera on the Blood Glucose Level of Alloxan-Induced RatsDiabetes Mellitus (DM) type 2 could increase oxidative stress and blood glucose level. Resistant starch compounds in instant cereal Cersa Mori have antidiabetic properties. This research aimed to analyze the effect of Cersa Mori on fasting blood glucose (FBG) levels of diabetic white rats induced by alloxan. This is a true experimental study with a randomized pre-post control group design using 27 male Wistar strain rats divided into 3 groups randomly, i.e (KN) feed and distilled water, (KP) glibenclamide 0.126mg/200gBB/day, (P) Cersa Mori 5g/200gBB/day. KP and P groups were given alloxan 125 mg/KgBB subcutaneously and the intervention was carried out for 30 days. FBG level was measured using the GOD-PAP method. The results of Paired T-Test showed the effect of Cersa Mori on lowering FBG levels in hyperglycemic rats (P = 0,006). One-Way ANOVA test showed that Cersa Mori reduced FBG level, which was equivalent to those given glibenclamide (P = 0,366). It can be concluded that giving Cersa Mori 5g/200gBB/day for 30 days had a significant effect on lowering FBG level. Keywords: alloxan; Cersa Mori; diabetic rats; fasting blood glucose level; resistant strachABSTRAKDiabetes Mellitus (DM)tipe 2 dapat memicu stres oksidatif dan meningkatkan kadar glukosa darah puasa (GDP). Senyawa pati resisten dalam sereal siap saji Cersa Mori memiliki sifat antidiabetik. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh pemberian Cersa Mori terhadap kadar glukosa darah tikus putih diabetes yang diinduksi aloksan. Penelitian true-experimental ini menggunakan randomized pre-post control group design. Sampel sebanyak 27 ekor tikus jantan galur Wistar dibagi menjadi 3 kelompok secara acak yaitu; (KN) pakan dan akuades, (KP) glibenklamid 0,126 mg/200gBB/hari, (P) Cersa Mori 5g/200gBB/hari. KP sampai P diberikan aloksan 125 mg/KgBB secara subkutan dan intervensi dilakukan selama 30 hari. Pengukuran GDP menggunakan metode GOD-PAP. Hasil Uji-T menunjukkan pengaruh Cersa Mori dalam menurunkan GDP tikus hiperglikemia (P = 0,006). Uji ANOVA satu arah menunjukkan penurunan GDP pada kelompok Cersa Mori (P) setara dengan tikus yang diberi glibenklamid (P = 0,366). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemberian Cersa Mori dosis 5g/200gBB/hari selama 30 hari berpengaruh terhadap penurunan GDP secara signifikan.
Hubungan tingkat stres, emotional eating, aktivitas fisik, dan persen lemak tubuh dengan status gizi pegawai Universitas Pembangunan Nasional Jakarta Rica Ervienia Sukianto; Avliya Quratul Marjan; A&#039;immatul Fauziyah
Ilmu Gizi Indonesia Vol 3, No 2 (2020): Februari
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (344.643 KB) | DOI: 10.35842/ilgi.v3i2.135

Abstract

Latar Belakang: Salah satu indikator kesehatan utama suatu negara atau masyarakat adalah status gizi. Status gizi lebih dan obesitas dapat meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas. Pada tahun 2018, kasus gizi lebih meningkat menjadi 13,6% (11,5% pada tahun 2013) dan kasus obesitas menjadi 21,8% (14,8% pada tahun 2013). Berdasarkan kelompok pekerjaannya, pegawai menempati peringkat dua kelompok pekerjaan dengan prevalensi gizi lebih dan obesitas paling banyak, yaitu 30,8%. Tujuan: Untuk menganalisis hubungan tingkat stress, emotional eating, aktivitas fisik, dan persen lemak tubuh dengan status gizi pegawai Universitas Pembangunan Nasional (UPN) “Veteran” Jakarta. Metode: Penelitian ini bersifat observasional dengan pendekatan cross-sectional. Responden sebanyak 68, dipilih secara acak dengan teknik probability proportional sampling. Data identitas responden, tingkat stres, emotional eating, dan aktivitas fisik diambil melalui wawancara dengan panduan kuesioner (DASS-14, DEBQ-13, dan Baecke). Data antropometri (tinggi badan, berat badan, dan persen lemak tubuh) diperoleh melalui pengukuran langsung. Pengolahan data dilakukan dengan uji Spearman Rank dan korelasi Pearson. Hasil: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat stres dan emotional eating dengan status gizi (p= 0,604; p=0,543). Terdapat hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik dan persen lemak tubuh dengan status gizi (p=0,005; p=0,000). Aktivitas fisik memiliki korelasi negatif dan tingkat keeratan hubungan yang rendah dengan status gizi, sedangkan persen lemak tubuh memiliki korelasi positif dengan tingkat korelasi yang sempurna. Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik dan persen lemak tubuh dengan status gizi.
Pengaruh Penambahan Bekatul dan Ampas Kelapa Terhadap Sifat Fisikokimia dan Organoleptik Snack Bar Jantung Pisang Kepok Dita Hesti Rahayu; Nanang Nasrullah; A’immatul Fauziyah
Jurnal Pangan dan Gizi Vol 11, No 1 (2021): Kajian Pangan Dan Gizi
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jpg.11.1.2021.15-29

Abstract

Jantung pisang kepok, bekatul dan ampas kelapa merupakan bahan pangan lokal yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai makanan selingan dalam mencegah atau mengendalikan obesitas karena memiliki kandungan tinggi serat pangan dan protein serta rendah lemak. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh penambahan bekatul dan ampas kelapa terhadap kandungan gizi, kadar serat pangan, tingkat kekerasan dan organoleptik pada snack bar jantung pisang kepok, serta menentukan formula terpilihnya. Penelitian ini menggunakan studi eksperimental dengan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor dengan dua kali pengulangan yang terdiri dari tiga taraf perlakuan. Setiap perlakuan memiliki proporsi yang berbeda dari total berat penambahan bekatul dan ampas kelapa yaitu F1 (75%:25%), F2 (60%:40%), dan F3 (45%:55%) pada snack bar jantung pisang kepok. Analisis sifat fisikokimia dan organoleptik menggunakan uji ANOVA dan Kruskall Wallis, sedangkan penentuan formula terpilih menggunakan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE). Hasil analisis menunjukkan bahwa penambahan bekatul dan ampas kelapa pada snack bar jantung pisang kepok berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap kadar protein, kadar serat pangan, tekstur, aroma, dan rasa. Formula terpilih terdapat pada snack bar F3 yang memiliki kadar air (18,51%), kadar abu (4,72%), kadar lemak (5,94%), kadar protein (11,14%), kadar karbohidrat (61,22%), kadar serat pangan (19,48%), dan kekerasan (5406,54 gf).
Pengaruh Substitusi Biji Jali (Coix lacryma-jobi L.) Terhadap Kandungan Lemak, Serat, Fenol, dan Sifat Organoleptik Tempe Kedelai (Glycine max) Nadiya Rahmah Qurnaini; Nanang Nasrullah; A’immatul Fauziyah
Jurnal Pangan dan Gizi Vol 11, No 1 (2021): Kajian Pangan Dan Gizi
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jpg.11.1.2021.30-41

Abstract

Penyakit jantung koroner (PJK) dapat disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya dislipidemia. Jali-jali merupakan bahan pangan yang memiliki komponen bioaktif antidislipidemia yakni serat dan fenol. Jali-jali memiliki kandungan tanin yang dapat diminimalisir dengan proses fermentasi. Fermentasi juga dapat menurunkan kadar lemak dan meningkatkan kandungan isoflavon pada tempe. Oleh karena itu, perlu mengidentifikasi pengaruh substitusi biji jali terhadap kandungan lemak, serat, fenol dan sifat organoleptik pada tempe kedelai serta menentukan formula terpilih. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh substitusi biji jali terhadap kandungan lemak, serat, fenol, dan sifat organoleptik pada tempe kedelai. Metode penelitian ini adalah eksperimental menggunakan desain Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan formula kedelai : biji jali F1 60:40, F2 50:50, dan F3 40:60 yang diulang sebanyak dua kali. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh nyata (p<0,05) ketiga formulasi terhadap kandungan serat pangan, fenol, dan tingkat kesukaan tekstur, sedangkan tidak terdapat pengaruh nyata (p>0,05) ketiga formulasi terhadap  kandungan lemak, serat kasar tempe, serta tingkat kesukaan warna, aroma, dan rasa. Formula terpilih adalah F3 dengan perbandingan kedelai dan biji jali sebesar 40:60. Formula terpilih memiliki kandungan lemak 0,44 g/100 g, serat pangan 47,63 g/100 g, serat kasar 1,12 g/100 g, dan fenol 7,32 mg/100 g. Formula terpilih juga memenuhi klaim produk kaya serat pangan dan bebas lemak. Tempe kedelai dengan substitusi biji jali memiliki potensi sebagai antidislipidemia karena memiliki kadar serat pangan dan fenol yang tinggi serta rendah lemak.