Claim Missing Document
Check
Articles

Found 33 Documents
Search

Formulation Of Beetroot Cookies With Addition Of Iron (Fe) As Alternative Food Prevention Of Anemia Suryani, Gita; Marjan, Avliya Quratul; Fatmawati, Iin
Nutri-Sains: Jurnal Gizi, Pangan dan Aplikasinya Vol 3, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/ns.2019.3.1.3149

Abstract

The purpose of this research was to analyze the difference of formulation with the substitution of bit flour and the addition of Fe to the organoleptic properties, chemical properties and physical properties in the manufacture of cookies as alternative food for the prevention of female anemia. This research was conducted by experimental method with Completely Randomized Design. The results of this study showed that the first organoleptic test of cookies with 15% beet meal substitution and 30% fortified cookies was the selected formula. Selected formula cookies have higher water content, ash content, protein content, carbohydrate levels and higher Fe content compared to control cookies, whereas the selected fatty acid formula content is smaller. The Fe content in selected cookies belongs to the food of the Fe source snack. Selected formula cookies are redder and darker than the control formula cookies. The contribution of iron to nutrition label reference in cookies is 26%.
PENGARUH SINBIOTIK KEFIR TEPUNG PISANG BATU (Musa balbisiana) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS SINDROM METABOLIK Salsabila, Dhea Marliana; Maryusman, Taufik; Fatmawati, Iin
Jurnal Bioteknologi & Biosains Indonesia (JBBI) Vol. 7 No. 1 (2020): June 2020
Publisher : Balai Bioteknologi, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (111.675 KB) | DOI: 10.29122/jbbi.v7i1.3730

Abstract

Metabolic syndrome begins with insulin resistance characterized by hyperglycemia. Synbiotic kefir banana (Musa balbisiana Colla) flour reduces blood glucose level. This study was conducted to analyze the effects of synbiotic kefir banana (M. balbisiana) flour on blood glucose level of metabolic syndrome rats. This study used 24 Sprague Dawley.rats which were divided into four groups, i.e. negative control was given standard diet, positive control was given high fat fructose diet (HFFD), treatment I (PI) and treatment II (PII) were given HFFD and synbiotic kefir banana (M. balbisiana) flour 1.8 mL 200 g־¹ rat BW per day (PI) and 3.6 mL 200 g־¹ rat BW per day (PII), respectively, for three weeks. The result showed a significant difference (p=0.000) in blood glucose after giving synbiotic kefir banana (M. balbisiana) flour. Synbiotic kefir banana (M. balbisiana) flour reduced blood glucose level in metabolic syndrome rats.Keywords: banana flour, blood glucose level, kefir, metabolic syndrome, synbiotic ABSTRAKSindrom metabolik diawali resistensi insulin yang ditandai hiperglikemia. Sinbiotik kefir tepung pisang batu (M. balbisiana) menurunkan kadar glukosa darah. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh sinbiotik kefir tepung pisang batu (M. balbisiana) terhadap kadar glukosa darah tikus sindrom metabolik. Penelitian ini menggunakan 24 tikus Sprague Dawley yang dibagi menjadi empat kelompok, yaitu kontrol negatif yang diberi pakan standar, kontrol positif yang diberi high fat fructose diet (HFFD), dan perlakuan I (PI) serta perlakuan II (PII) yang masing-masing diberi HFFD dan sinbiotik kefir tepung pisang batu (M. balbisiana) 1,8 mL 200 g־¹ BB tikus per hari (PI) dan 3,6 mL 200 g־¹ BB tikus per hari (PII) selama tiga minggu. Hasil menunjukkan perbedaan kadar glukosa darah setelah pemberian sinbiotik kefir tepung pisang batu (M. balbisiana) secara signifikan (p=0,000). Sinbiotik kefir tepung pisang batu (M. balbisiana) menurunkan kadar glukosa darah tikus sindrom metabolik.
Asupan gula sederhana sebagai faktor risiko obesitas pada siswa-siswi sekolah menengah pertama di Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan Iin Fatmawati
Ilmu Gizi Indonesia Vol 2, No 2 (2019): Februari
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (452.894 KB) | DOI: 10.35842/ilgi.v2i2.113

Abstract

Latar Belakang: Obesitas adalah keadaan peningkatan berat badan akibat adanya penimbunan lemak tubuh yang berlebihan. Kecenderungan terjadinya obesitas berkaitan dengan pola konsumsi makan, status sosial dan ketidakseimbangan aktivitas tubuh. Salah satu pola makan yang terkait dengan obesitas adalah tingginya asupan gula sederhana. Gula sederhana banyak terdapat di dalam makanan dan minuman yang manis. Remaja saat ini cenderung lebih senang mengonsumsi makanan dan minuman yang manis. Obesitas pada masa anak-anak dan remaja akan meningkatkan risiko obesitas pada usia dewasa. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi asupan gula sederhana sebagai faktor risiko terjadinya obesitas pada siswa-siswi sekolah menengah pertama. Metode: Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kasus kontrol. Dari hasil perhitungan sampel, subjek pada penelitian ini didapatkan sebanyak 168 siswa-siswi sekolah menengah pertama di Kecamatan Pamulang Kota Tangerang Selatan, 84 siswasiswi mengalami obesitas dan 84 siswa-siswi dengan berat badan normal. Data asupan gula sederhana diambil menggunakan SQFFQ (Semi-Quantitative Food Frequency Questionaire). Hasil: Hasil analisis menunjukkan bahwa tingginya asupan gula sederhana memberikan kontribusi terhadap terjadinya obesitas pada siswa-siswi sekolah menengah pertama di Kecamatan Pamulang Kota Tangerang Selatan dengan nilai OR=5,7 dan p<0,001. Dengan demikian tingginya asupan gula sederhana meningkatkan risiko 5,7 kali terhadap terjadinya obesitas pada siswa-siswi sekolah menengah pertama di Kecamatan Pamulang Kota Tangerang Selatan. Kesimpulan: Tingginya asupan gula sederhana merupakan faktor risiko terjadinya obesitas pada siswa-siswi sekolah menengah pertama di Kecamatan Pamulang Kota Tangerang Selatan.
Hubungan peer group support, uang saku dan pola konsumsi pangan dengan status gizi lebih pada remaja Julia Rahman; Iin Fatmawati; Muh. Nur Hasan Syah; Dian Luthfiana Sufyan
AcTion: Aceh Nutrition Journal Vol 6, No 1 (2021): May
Publisher : Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30867/action.v6i1.391

Abstract

The problem of overweight in adolescents is caused by multiplicity, including friendships and also the amount of pocket money which will affect the pattern of daily food consumption. The purpose of this study was to analyze the relationship peer group support, pocket money, and food consumption patterns with overweight. This research is observational with a cross-sectional approach. The sample was selected by 50 respondents with stratified random sampling technique, this study was conduction in 2020. Data collected by interviews for respondent characteristics, peer group support, pocket money, and food consumption patterns using the Food Frequency Questionnaire (FFQ). Data analysis using  Chi-Square Test. The results showed that there was a significant relationship between peer group support and overweight (p= 0,048), There is a significant relationship between pocket money and overnutrition (p= 0,001) and there is a significant relationship between food consumption patterns with overnutrition (p= 0,000). The results of the study indicated that there was a relationship between peer group support, pocket money, and food consumption patterns with overweight. From these results, it is hoped that adolescents will be able to minimize the influence of their peers and be able to allocate pocket money to consume nutritious daily food.
The Association Between Fast-Food Consumption and Physical Activity with Overweight Occurrence at School Among 9-11-Year-Old Children in Cakung Payangan Bekasi Iin Fatmawati; Andreas Wisnu Pradhan; Firlia Ayu Arini
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol. 11 No. 3 (2020): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat (JIKM)
Publisher : Association of Public Health Scholars based in Faculty of Public Health, Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (290.348 KB) | DOI: 10.26553/jikm.2020.11.3.236-246

Abstract

Overweight occurs because of excessive energy intake stored in the form of fat tissue. The national prevalence of overweight and obesity among children aged 5­-12 years old was 10.8% and 8.8%, respectively. Several factors are responsible for increasing the prevalence of overweight, including food consumption and physical activity. The purpose of this study was to examine the association between fast-food consumption and physical activity with the overweight occurrence among school-aged children in Cakung Payangan, Bekasi. This is a cross-sectional study with a total of 80 students recruited through a simple random sampling method. There was a significant association between fast-food consumption and overweight (p = 0.013, CI 95% = 1,420 – 10,977). Also, there was a significant association between physical activity and overweight (p = 0.027, CI 95% = 1,023 – 74,825). Frequent fast-food consumption and mild physical activity have a significant relationship with overweight occurrence among school-aged children.
Analisis Kondisi Geografis dan Ketersediaan Peralatan di Puskesmas Terpencil/Sangat Terpencil di Indonesia Amir Su’udi; Rudi Hendro Putranto; Harna Harna; Andi Muh Asrul Irawan; Iin Fatmawati
Poltekita : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 16 No. 2 (2022): August
Publisher : Poltekkes Kemenkes Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33860/jik.v16i2.1246

Abstract

Puskesmas merupakan salah satu fasilitas pelayanan kesehatan primer atau tingkat pertama dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan yang optimal dan berkualitas. Kondisi geografis dan ketersedian peralatan yang belum memadai di puskesmas daerah terpencil/sangat terpencil dapat menurunkan kualitas pelayanan sehingga berdampak pada kesehatan masyarakat setenpat. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui dan menganalisis kondisi wilayah dan geografis serta ketersediaan set peralatan di puskesmas daerah tertinggal/sangat tertinggal di Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian adalah cross sectional. Penelitian ini merupakan bagian dari Studi Validasi Lokus Penempatan Tim NS Tahun 2019. Penelitian dilaksanakan bulan Februari-Desember 2019. Lokasi penelitian dilakukan di 25 provinsi di Indonesia dan terdapat 193 puskesmas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 73.1% puskesmas memiliki keterbatasan aksesibilitas yang menjadi hambatan puskesmas mencapai wilayah kerja. Kondisi geografis yang memisahkan wilayah kerja dengan puskesmas yaitu adanya sungai, laut, gunung, lembah dan hutan belantara. Lebih dari 50% puskesmas sudah memiliki set peralatan standar minimal 80%, namun masih kurangnya ketersediaan set peralatan lainnya. Tidak tercukupinya ketersediaan obat esensial 33 jenis dan vaksin pada sebagian besar puskesmas. Saran bagi pemerintah yaitu perlunya perhatian khusus untuk meningkatkan ketersediaan peralatan standar minimal dan obat pada puskesmas terpencil/sangat terpencil
Teka-Teki Silang dan Video Animasi Meningkatkan Pengetahuan Gizi Seimbang pada Anak Usia Sekolah Andita Arifianita Putri; Utami Wahyuningsih; Nur Intania Sofianita; Iin Fatmawati
Jurnal Kesehatan Indonesia Vol 13 No 1 (2022): November 2022
Publisher : HB PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33657/jurkessia.v13i1.777

Abstract

Nutritional problems in school-age children can occur because of less knowledge. School-age period is the right time for provide nutrition education. Nutrition education needs the interesting and fun media to make it easier to understand, such as crossword puzzles and animation videos. This study aims is to determine the influence of nutrition education with crossword puzzles and animation videos on balanced nutrition knowledge in school-age children. The methods that used is a quasi-experimental with a pretest and posttest group design. The 54 students aged 10 to 12 from fifth graders were selected by stratified random sampling and divided into two media groups. The statistical tests utilized are the independent and paired sample t-tests. The majority of responders were male (63%) and 11 years old (79.6%). The results showed that there were differences in the influence of nutrition education before and after being given crossword puzzles (p = 0.003) and animation video (p = 0.000) on balanced nutrition knowledge. The results also showed that there was no difference in the effectiveness of nutrition education between crossword puzzles and animated videos on balanced nutrition knowledge (p = 0.987). Crossword puzzles and animation videos have an impact for given balanced nutrition education on school-aged children. Animation videos is more effective in increasing balanced nutrition knowledge on school-age children compared to crossword puzzles. It is recommended that the government and schools implement nutrition education initiatives using engaging and entertaining media, such as animation videos.
Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan Kader Posyandu Melalui Pelatihan Antropometri Untuk Deteksi Dini Balita Stunting di Desa Jatisura, Indramayu Nur Intania Sofianita; Iin Fatmawati; Sintha Fransiske Simanungkalit; Ikha Deviyanti Puspita; M. Ikhsan Amar
Jurnal Abdimas Mahakam Vol. 7 No. 01 (2023): Abdimas Mahakam
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24903/jam.v7i01.1914

Abstract

Efforts to improve nutritional status for the development of human resources quality begin as early as possible, through 1000 HPK activities, starting from the fetal life to 2 years of age. One of the activities that support early detection of stunting under-fives is measurement and weighing which is carried out every month by health cadres at Posyandu. The purpose of implementing training for Posyandu cadres was to increase the knowledge and skills of Posyandu cadres in anthropometric measurements, and to minimize mis-weighing, measurement errors that make the data invalid and cannot be reported. The implementation method is by providing anthropometric training 1 time, filling out questionnaires before and after the training, by giving measurement tutorial for 120 minutes, and direct monitoring is carried out 1 month after the training. The result of this showed that there was increments of knowledge and measuring skills by Posyandu cadres (P value:0,006). Suggestions for the Posyandu cadres should have training and workshop for maintaining their skill, to be able to carry out anthropometric training regularly every year.
PENGETAHUAN SAYUR DAN BUAH PADA ANAK SEKOLAH DI KECAMATAN SAWANGAN KOTA DEPOK Alicia Dwi Permata Putri; Iin Fatmawati; Indah Rozalina
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol. 5 No. 3 (2022): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jbmi.v5i3.22707

Abstract

The average consumption of vegetables and fruit in Indonesia is considerably low, which induces several nutritional problems, especially in children. As a result, school-age children are vulnerable to health problems, especially nutritional problems—for instance, the high consumption of energy-dense food but low fibre. According to Riskesdas 2018, children aged > 5 years in Indonesia have the most dominant consumption of vegetables and fruit; 71.73% for < 5 servings a day of vegetables and fruit per week and the remaining 2.28% for > 5 servings a day per week consumption. Several factors influence the consumption of vegetables and fruit, such as children's knowledge, family or environmental support, food availability, socioeconomic status, and preferences. Therefore, appropriate education for the community—especially school children, is necessary to help increase vegetable and fruit consumption prevalence in Indonesia. The activity was performed to provide education to students of Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al Khoiriyah, in Sawangan-Depok City. The activity was conducted from September 1st to 3rd, 2021. The learning material includes the definition of vegetables and fruit, the benefits of vegetables and fruit, the impact of not consuming vegetables and fruit, the types of vegetables and fruit, and the recommended portion each day. The results of the univariate analysis showed a picture of students' knowledge changes before and after being given an education. In addition, bivariate analysis using the Wilcoxon test was conducted to determine the effect of education on students' knowledge of vegetables and fruits. The analysis showed an increase in students' knowledge (p = 0.000). To sum up, the provision of education in the form of counselling significantly increases students' knowledge. ABSTRAK: Rata-rata konsumsi sayur dan buah di Indonesia masih rendah, kondisi ini dapat menyebabkan munculnya masalah gizi pada anak. Anak usia sekolah adalah kelompok usia yang rentan mengalami masalah kesehatan terutama masalah gizi. Salah satu masalah yang cenderung tinggi adalah konsumsi makan tinggi energi namun rendah serat. Menurut Riskesdas tahun 2018, anak usia >5 tahun di Indonesia memiliki angka konsumsi sayur dan buah paling dominan yaitu <5 porsi per hari dalam seminggu sebesar 71,73%, sedangkan >5 porsi per hari konsumsi sayur dan buah hanya sebesar 2.28%. Faktor yang mempengaruhi konsumsi dari sayur dan buah ada berbagai macam, yaitu pengetahuan anak, dukungan keluarga atau lingkungan, ketersediaan pangan, sosial ekonomi dan atau preferensi anak akan sayur dan buah itu sendiri. Diperlukan pemberian edukasi yang tepat bagi masyarakat terutama anak sekolah agar dapat membantu meningkatkan prevalensi konsumsi sayur dan buah di Indonesia. Kegiatan yang dilaksanakan berupa pemberian edukasi kepada 30 orang siswa sekolah dasar kelas 5 Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al Khoiriyah, Kecamatan Sawangan, Kota Depok. Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 1 – 3 September 2021. Materi yang diberikan mengenai definisi sayur dan buah, manfaat sayur dan buah, dampak tidak mengkonsumsi sayur dan buah, dan jenis-jenis sayur dan buah, serta porsi yang dianjurkan setiap harinya. Hasil analisis univariat dilakukan untuk melihat gambaran perubahan pengetahuan siswa sebelum dan sesudah diberikan edukasi. Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui pengaruh edukasi terhadap pengetahuan mengenai sayur dan buah siswa. Analisis bivariat menggunakan uji Wilcoxon..Hasil analisis menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan pada siswa (p = 0,000). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemberian edukasi dalam bentuk penyuluhan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan pengetahuan siswa
Faktor Risiko Kejadian Stunting Pada Balita Di Kabupaten Indramayu Amar, Muhammad Ikhsan; Nasrulloh, Nanang; Puspita, Ikha Deviyanti; Fatmawati, Iin; Maharani, Rafiah
Jurnal Epidemiologi Kesehatan Komunitas Vol 9, No 1 : Februari 2024
Publisher : Master of Epidemiology, Faculty of Public Health, Diponegoro University, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jekk.v9i1.16431

Abstract

Latar Belakang: Stunting masih menjadi masalah gizi utama yang dihadapi Indonesia khususnya Kabupaten Indramayu. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor risiko kejadian stunting pada balita di Kabupaten IndramayuMetode: Penelitian ini menggunakan desain studi Case-Control (kasus-kontrol. Teknik pengambilan sampel penelitian ini yaitu purposive sampling. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak usia 24-59. Besar sample Berdasarkan perhitungan uji beda proporsi adalah 100 anak dengani perbandingani besari sampeli kasus dengan kontrol yaitu 1 : 1. Instrumen penelitian yaitu kuesioner yang sudah divalidasi. Pengolahan data menggunakan analisis bivariat menggunakan uji Chi-Square dan multivariat menggunakan uji regresi logistik ganda (a = 0,05)Hasil: Hasil akhir dari model presiksi terdapat 4 variabel yang Berhubungan dengan stunting yaitu Umur Ibu dengan OR 95%Cl (5,123 (1,855-14,148), pendidikan Ibu dengan OR 95%Cl = 3,608 (1,186-10,975), Pengetahuan dengan OR 95%Cl = 3,112 (1,211-7,955) dan variable ASI Eksklusif dengan OR 95%Cl 3,435 (1,297-9,092).Kesimpulan: Program intervensi kesehatan masyarakat secara daerah dan pemangku kepentingan yang bekerja untuk memperbaiki gizi anak harus fokus pada faktor-faktor penentu ini untuk mengurangi stunting