Claim Missing Document
Check
Articles

Peningkatan Edukasi Kesehatan Phbs Melalui Story Telling Pada Pengungsi Erupsi Gunung Semeru Ayu Dewi Nastiti; Erik Kusuma; R.A. Helda Puspitasari; Dwining Handayani
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 5, No 10 (2022): Volume 5 No 10 Oktober 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v5i10.7479

Abstract

Pada Sabtu (14/12/2021) pukul 15.20 WIB, Gunung Semeru memuntahkan endapan magma dari dalam perut bumi. Larutan silika bersuhu tinggi terbang bersama kepulan asap tebal hingga meluas ke berbagai penjuru Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Dengan kondisi seperti itu mengharuskan masyarakat sekitar untuk mengungsi di tempat yang lebih aman. Berada dalam satu lokasi dengan ratusan orang tentunya akan sangat memungkinkan untuk munculnya masalah kesehatan baru, salah satunya adalah alergi dan gatal-gatal. Hal tersebut mengingat minimnya penyediaan air bersih di lokasi pengungsian. Selain masalah kesehatan yang mengintai para pengungsi, tentunya masalah psikis juga bisa muncul dalam kondisi tersebut, tidak terkecuali bisa terjadi juga pada anak-anak. Bentuk kegiatan pengabdian masyarakat ini berupa kegiatan pendidikan kesehatan tentang Peningkatan Edukasi Kesehatan PHBS Melalui Story Telling. Sasaran pelaksanaan kegiatan ini seluruh anak-anak di tempat pengungsian mulai dari usia 3-12 tahun. Topik kegiatan yang dilakukan adalah tentang PHBS. PHBS  atau personal hygiene merupakan bagian yang penting sebagai upaya dalam menjaga kesehatan tubuh. Melihat sasaran kegiatan yang merupakan kategori anak, oleh sebab itu diperlukan media yang tepat dalam pelaksaannya. Metode penyampaian edukasi yang dipilih dalam kegiatan ini adalah story telling. Story telling merupakan salah satu bentuk metode penyampaian informasi dengan cara mendongeng ataupun bercerita, bisa dilakukan secara berkelompok ataupun perseorangan (Listuayu, 2016). Metode story telling dianggap paling tepat untuk penyampaian edukasi hal itu mengingat dunia anak adalah dunia bermain, sehingga diharapkan dengan memberikan edukasi melalui story telling upaya untuk menyampaikan informasi bisa lebih mengena dan anak menjadi lebih antusias. Kesimpulan dari kegiatan ini Upaya peningkatan pengetahuan  masyarakat terutama anak-anak tentang pentingnya menerapkan PHBS dalam menjaga kebersihan diri dapat lebih maksimal setelah diadakan kegiatan ini.
Edukasi Pencegahan dan Penanganan Diabetes Mellitus Serta Skrining Penderita Diabetes Mellitus Erik Kusuma; Ayu Dewi Nastiti; R.A Helda Puspitasari; Dwining Handayani
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 5, No 9 (2022): Volume 5 No 9 September 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v5i9.6415

Abstract

ABSTRAK Penyakit Diabetes Mellitus merupakan penyakit degeneratif yang memerlukan upaya penanganan yang tepat dan serius karena dapat menimbulkan komplikasi akut maupun kronik. Untuk meminimalisirkan komplikasi Diabetes Mellitus diperlukan pengetahuan yang cukup mengenai DM dan penanganan yang tepat. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam pencegahan dan penanganan Diabetes Mellitus. Sasaran kegiatan ini adalah tim penggerak PKK dan kader kesehatan Kecamatan Purwosari. Terdapat dua kegiatan yang dilakukan yaitu 1) pemberian heath education tentang Diabetes Mellitus, 2) skrining penderita diabetes Mellitus. Pemberian edukasi kesehatan dilakukan dengan menggunakan teknik ceramah dan diskusi. Media yang digunakan adalah banner, leaflet dan LCD untuk pemaparan materi. Peserta sangat antusias mendengarkan materi  yang diberikan dan aktif berdiskusi. Hal ini terbukti dengan banyaknya peserta yang mengajukan pertanyaan, sehingga terjadi diskusi yang menarik antara peserta dan pemateri. Berdasarkan hasil pre test yang dilakukan sebelum pemberian materi, pengetahuan peserta tentang Diabetes Mellitus antara lain rendah (25%), cukup (55%), tinggi (20%). Setelah edukasi didapatkan adanya peningkatan pengetahuan yang cukup signifikan yaitu rendah (10%), cukup 25%), baik (65%). Melalui edukasi pencegahan dan penanganan diabetes Mellitus serta skrining penderita diabetes Mellitus diharapkan pengetahuan masyarakat tentang Diabetes Mellitus meningkat, sehingga mampu melakukan tindakan pencegahan secara mandiri. Kata Kunci: Diabetes Mellitus, Edukasi, Pencegahan, SkriningABSTRACT Diabetes Mellitus is a degenerative disease that requires appropriate and serious treatment because it can cause acute and chronic complications. To minimize the complications of Diabetes Mellitus, sufficient knowledge about DM and proper treatment is needed. This activity aims to increase public knowledge in the prevention and management of Diabetes Mellitus. The target of this activity is the PKK driving team and health cadres in Purwosari District. There are two activities carried out, namely 1) providing heath education about Diabetes Mellitus, 2) screening people with diabetes mellitus. The provision of health education is carried out using lecture and discussion techniques. The media used are banners, leaflets and LCDs for material presentation. Participants were very enthusiastic about listening to the material provided and actively discussing. This was proven by the large number of participants who asked questions, resulting in an interesting discussion between the participants and the presenters. Based on the results of the pre-test conducted before giving the material, participants' knowledge about Diabetes Mellitus was low (25%), sufficient (55%), high (20%). After education, it was found that there was a significant increase in knowledge, namely low (10%), enough 25%), good (65%). Through education on the prevention and treatment of diabetes mellitus and screening of people with diabetes mellitus, it is hoped that public knowledge about Diabetes Mellitus will increase, so that they are able to take preventive actions independently.  Keywords: Diabetes Mellitus, Education, Prevention, Screening
Pemberdayaan Remaja melalui Pembentukan “Kartar Husada” sebagai Upaya Memutus Mata Rantai Penyebaran Covid-19 Erik Kusuma; Ayu Dewi Nastiti; R.A Helda Puspitasari; Dwining Handayani
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 5, No 8 (2022): Volume 5 No 8 Agustus 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v5i8.6344

Abstract

ABSTRAK Rendahnya kesadaran dan kedisplinan masayarakat menjadi tantangan besar bagi pemerintah dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Kerjasama dari semua elemen di masyarakat khususnya generasi muda sangat diperlukan. Kegiatan ini bertujuan untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 melalui pembentukan Kartar Husada (Karang Taruna Husada). Peserta dalam kegiatan ini adalah 25 orang remaja di Kelurahan Tembokrejo Kecamatan Purworejo Kota Pasuruan. Lokasi ini dipilih karena jumlah pasien terkonfirmasi Covid-19 cukup banyak pada bulan Agustus 2020. Kegiatan yang dilakukan meliputi 3 (tiga) tahapan, yaitu 1) pemberian penyuluhan tentang Covid-19 dan  healthy life style untuk memutus mata rantai penyebaran covid-19, 2) pelatihan penggunaan masker dengan benar serta cuci tangan 6 langkah, 3) pembentukan Kartar Husada (Karang Taruna Husada) untuk meningkatkan peran serta remaja dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Kelurahan Tembokrejo. Penyuluhan kesehatan dilakukan dengan menggunakan teknik ceramah dan diskusi. Pelatihan dilakukan dengan menggunakan metode demonstrasi. Media yang digunakan adalah slide power point, video pembelajaran dan leaflet. Hasil kegiatan menunjukkan rerata skor pre-test adalah 6, sedangkan rerata skor post-test adalah 9. Perbedaan rerata skor pre-test dan post-test adalah 3. Disimpulkan bahwa penyuluhan dapat meningkatkan pengetahuan peserta kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM). Keterampilan peserta dalam penggunaan masker yaitu 24 orang mampu melakukan sesuai ceklist dan hanya 1 orang yang tidak sesuai dengan ceklist. Keterampilan peserta dalam melakukan cuci tangan 6 langkah dengan benar yaitu sebanyak 22 orang mampu melakukan sesuai ceklist dan 3 orang tidak sesuai ceklist. Hasil ini menunjukkan bahwa peserta dapat mempraktikkan penggunaan masker dan cuci tangan 6 langkah yang benar. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan remaja yang diperkuat dengan pembentukan “Kartar Husada” diharapankan mampu membuat remaja berdaya, bergerak, berubah, dan dapat menjadi katalisator untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mematuhi protokol kesehatan. Kata Kunci: Covid-19, Remaja, Pemberdayaan  ABSTRACT The low awareness and discipline of the community is a big challenge for the government in breaking the chain of the spread of Covid-19. Cooperation from all elements in society, especially the younger generation, is needed. This study aims to break the chain of the spread of Covid-19 through the formation of Kartar Husada (Karang Taruna Husada). Participants in this activity were 25 teenagers in Tembokrejo Village, Purworejo District, Pasuruan City. This location chose because the number of confirmed Covid-19 patients was quite large in August 2020. The activities carried out included 3 (three) stages, namely 1) providing counseling about Covid-19 and healthy life style to break the chain of Covid-19 spread, 2 ) training on using masks correctly and washing hands in 6 steps, 3) establishing Kartar Husada (Karang Taruna Husada) to increase youth participation in breaking the chain of spread of Covid-19 in Tembokrejo Village. Health education is carried out using lecture and discussion techniques. The training is given using the demonstration method. The media used are power point slides, learning videos and leaflets. The results of the activity showed that the average pre-test score was 6, while the post-test average score was 9. The difference in the average pre-test and post-test scores was 3. It was concluded that counseling can increase the knowledge of participants. Participants' skills in using masks, 24 people were able to do according to the checklist and only 1 person who did not match the checklist. The skill of washing hands in 6 steps correctly, 22 people were able to do it according to the checklist and 3 people did not match the checklist. These results indicate that participants can practice proper use of masks and hand washing. Through the formation of "Kartar Husada" it is hoped that teenagers will be able to be empowered, move, change, and can be a catalyst to increase public awareness in complying with health protocols. Keywords: Covid-19, Youth, Empowerment
EFFECT OF TEPID SPONGE ON CHANGES IN BODY TEMPERATUR IN CHILDREN R.A. Helda Puspitasari; Dwining Handayani; Ayu Dewi Nastiti; Erik Kusuma
Indonesian Journal of Community Health Nursing Vol. 7 No. 1 (2022): FEBRUARY 2022
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/ijchn.v7i1.37986

Abstract

Introduction: Fever is a state of body temperature above normal as a result of an increase in temperature control in the hypothalamus. Most children have fever due to thermoregulation in the hypothalamus. The purpose of literature review is to explore the effect of giving a water tepid sponge on reducing fever in children. Method: This study uses the literature review with article searches conducted on the electronic databases of Science Direct, Garuda and Google Schoolar. There were 543 articles on Science Direct, Garuda and Google Schoolar but only 10 articles that met all the inclusion criteria and were reviewed Results: There is an effect on reducing fever in children by using a water tepid sponge. Conclusion: Based on the results of a review of 10 literatures on reviewedthe characteristics of study respondents aged 1-12 years. Respondents who experienced hyperthermia/increased body temperature there was an influence of changes/decreased body temperature by giving water tepid sponge an averagerepeatedly so that the body temperature becomes 100% normal. The average temperature of children with fever in the 10 literatures is 38.5°C, the result with p value = 0.001 on the tepid water sponge which means that there is an effect of decreasing body temperature with the action of the water tepid sponge.
Hubungan Usia, Pendidikan, Pekerjaan, Penyebab Broken Home dan Status Tempat Tinggal dengan Self-Esteem Remaja pada Keluarga Broken Home di Desa Sidorahayu Wagir Malang Indari Indari; Yuni Asri; Viyata Chanifiah Utami; Indah Setyowati; Siti Nurwinda; Erik Kusuma
Malahayati Nursing Journal Vol 5, No 1 (2023): Volume 5 Nomor 1 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v5i1.7599

Abstract

ABSTRACT Self-esteem is an evaluation from the individuals related to themselves with the positive value or negative value that affected to the thinking process, emotions, values and goals, while a broken home is a family condition that cannot lead to conflict often occurring and resulting in the reality of these facts can have a negative impact on the personality development of adolescents. The purpose of this study was to analyze the relationship between age, education, occupation, causes of broken home and residence status with adolescent self-esteem in broken home families. The design in this study was cross sectional, this research was conducted in the Sidorahayu village Wagir Malang with a sampling technique used purposive sampling with inclusion criteria for adolescents aged 11-19 years with 84 respondents. The self-esteem instrument was using to measurement a Coopersmith Self-Esteem Inventory (CSEI) questionnaire with the 58 questions and bivariate analysis with chi-square. The results of the statistical tests showed that there was a significant relationship between the causes of broken homes and adolescent self-esteem in the broken homes families with p-value = 0.015 (p <0.05). It is hoped that the parents can provide the strong foundation with the love for their children, as well as a good education in order to a good personality and have good resilience. Keywords: Self-Esteem, Youth, Broken home  ABSTRAK Self-esteem merupakan evaluasi yang dibuat individu yang berkaitan terhadap dirinya sendiri baik berupa penilaian positif maupun negatif yang berpengaruh dalam proses berfikir, emosi nilai-nilai dan tujuan, sedangkan broken home merupakan suatu kondisi keluarga yang tidak harmonis akibatnya sering terjadi konflik hingga mengakibatkan pertengkaran dan berujung pada perpisahan sehingga realita tersebut dapat memberikan dampak negatif pada perkembangan kepribadian remaja. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan usia, pendidikan, pekerjaan, penyebab broken home dan status tempat tinggal dengan self-esteem remaja pada keluarga broken home. Desain dalam penelitian ini adalah cross sectional, penelitian ini dilakukan di Desa Sidorahayu Wagir Malang dengan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan kriteria inklusi remaja usia 11-19 tahun dan didapatkan sejumlah 84 responden. Instrumen pengukuran self-esteem ini menggunakan kuesioner Coopersmith Self-Esteem Inventory (CSEI) yang terdiri dari 58 pertanyaan dengan analisis bivariat menggunakan chi-square. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara penyebab broken home dengan self-esteem remaja pada keluarga broken home dengan nilai p-value = 0,015 (p< 0,05). Diharapkan orang tua memberikan dasar yang kuat dalam memberikan kasih sayang yang utuh untuk anaknya, serta pendidikan yang baik agar terbentuk pribadi yang kuat dan memiliki ketahanan yang baik Kata Kunci: Self-Esteem, Remaja, Broken home
Case Study: Observation of Dysmenorrhea Pain Removal with Hypnotherapy Method R.A. Helda Puspitasari; Erik Kusuma; Ayu Dewi Nastiti; Dwining Handayani
Jurnal Keperawatan Vol 14 No S2 (2022): Jurnal Keperawatan: Supp Juni 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (227.286 KB)

Abstract

Hypnotherapy is a method of planting suggestions when the brain is in a relaxed state, but that does not mean falling asleep or being unconscious during practice. Hypnotherapy can also be said as a thought therapy and healing technique that uses the hypnotic method to give positive suggestions or commands to the subconscious mind for healing a psychological disorder or to change thoughts, feelings, and behaviors for the better. This case study was conducted on first grade students of Diploma 3 Nursing Study Program, Faculty of Nursing, Jember University. After obtaining permission to conduct a case study, the observer identified respondents with inclusion criteria, gave informed consent. Next, collect primary data, primary data includes observations of pain scales, anxiety scales, fatigue scales, patterns of sports activities. The inclusion criteria that will be used are first grade, do not experience menstrual pattern disorders, experience primary dysmenorrhea on the first day, and are willing to be respondents The sample in this case study consists of 2 students, college student I and college student A. Age, education and exercise patterns have an effect on the pain felt during dysmenorrhea. Factors associated with dysmenorrhea are pain scale, anxiety scale and fatigue scale, where both patients showed a correlation between pain felt with anxiety and fatigue experienced when dealing with dysmenorrhea.
Edukasi melalui Buklet Sehat untuk Meningkatkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Masyarakat Pesisir Kota Pasuruan Erik Kusuma; Ayu Dewi Nastiti; R.A. Helda Puspitasari; Dwining Handayani
Jurnal Keperawatan Vol 14 No 4 (2022): Jurnal Keperawatan: Desember 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (239.332 KB) | DOI: 10.32583/keperawatan.v14i4.474

Abstract

PHBS yang rendah pada masyarakat pesisir memberikan dampak negatif pada masyarakat berupa munculnya masalah kesehatan baik pada bayi dan anak, orang dewasa maupun lansia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh edukasi melalui buklet sehat untuk meningkatkan perilaku bersih dan sehat (PHBS) pada masyarakat pesisir Kota Pasuruan. Desain penelitian ini adalah pre eksperimental one group pre-post test design. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 92 rumah tangga. Instrumen pengumpulan data menggunakan kuesioner. Kuesioner terdiri atas data demografi responden, kuesioner pengetahuan, sikap, dan tindakan. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji Wilcoxon dengan tingkat signifikansi 0.05. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat pesisir meningkat setelah diberikan edukasi melalui buklet sehat (p=0.000) sehingga disimpulkan ada pengaruh pemberian edukasi melalui buklet sehat dalam meningkatkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada masyarakat pesisir Kota Pasuruan.  Dengan menanamkan nilai-nilai karakter perilaku hidup bersih dan sehat, maka lambat laun perilaku hidup bersih dan sehat tersebut akan tumbuh dalam diri seseorang dan direfleksikan dalam perilaku sehari-hari. Partisipasi anggota keluarga dalam PHBS akan meningkatkan pemahaman masyarakat tentang hidup bersih dan sehat sehingga dapat berkontribusi dalam meningkatkan kesehatan masyarakat.
Implikasi Teknik Pernapasan Buteyko Terhadap Kontrol Asma: Literature Review Erik Kusuma; Ayu Nastiti; R.A. Helda Puspitasari; Dwining Handayani; Chilyatiz Zahroh; Yuni Asri
Jurnal Keperawatan Vol 14 No 3 (2022): Jurnal Keperawatan: Supp September 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (282.443 KB)

Abstract

Latihan pernapasan telah banyak digunakan di seluruh dunia sebagai terapi nonfarmakologis untuk mengobati penderita asma. Teknik Pernapasan Buteyko adalah terapi pernapasan khas yang menggunakan slow breathing untuk mengobati berbagai macam kondisi kesehatan terkait dengan hiperventilasi dan penurunan karbon dioksida. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh teknik pernapasan Buteyko terhadap kontrol asma. Desain yang digunakan adalah literatur review. Data yang digunakan adalah data sekunder, yang diperoleh dari 3 data base yaitu Pubmed, Google Scholar, dan Garuda dalam rentang tahun 2012-2022. Kata kunci yang digunakan antara lain “buteyko breathing technique OR buteyko” AND “asthma”AND “control”; “Buteyko” dan “asma”. Penilaian kualitas artikel menggunakan instrumen JBI Critical Appraisal. Dari 8 artikel yang direview disimpulkan bahwa teknik pernapasan buteyko mampu meningkatkan kontrol asma dan nilai FEV1. Teknik pernapasan Buteyko meningkatkan kontrol asma dengan menjaga keseimbangan kadar CO2 dalam darah. Kadar CO2 yang seimbang mengurangi terjadinya bronkospasme dan menyebabkan relaksasi otot polos pada dinding bronkus sehingga mengurangi terjadinya hiperventilasi dan memperbaiki keadaan fisiologis paru penderita asma.
Studi Korelasi Kejadian Stunting dengan Faktor Pengetahuan Ibu dalam Pengolahan Gizi pada Balita di Wilayah Pesisir Dwining Handayani; Erik Kusuma; R.A. Helda Puspitasari; Ayu Nastiti
Jurnal Keperawatan Vol 14 No 3 (2022): Jurnal Keperawatan: Supp September 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (185.556 KB)

Abstract

Gangguan pertumbuhan fisik pada balita stunting ditandai dengan penurunan pertumbuhan tinggi badan yang kurang dari pertumbuhan normal sebagai dampak dari asupan gizi yang tidak seimbang. Penanganan stunting merupakan tanggung jawab bersama dari seluruh komponen bangsa yang tertuang dalam program strategis nasional Sustainable Development Program (SDGs) agar balita Indonesia terbebas dari masalah gizi yang tidak kunjung terselesaikan. Balita dengan stunting memberikan dampak gangguan fisik dan mental terutama mengalami penurunan kecerdasan dan penurunan intelektualitas generasi penerus bangsa. Kabupaten Pasuruan jumlah kasus stunting cukup tinggi, lebih dari 20% kasus, wilayah pesisir merupakan daerah yang paling banyak mengalami kejadian stunting. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui korelasi kejadian stunting dengan faktor pengetahuan ibu dalam pengolahan gizi pada balita di wilayah pesisir Kabupaten Pasuruan. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain deskriptif analitik korelatif dengan metode cross sectional. Besar sampel yang digunakan sebanyak 50 responden yang terdiri dari ibu-ibu yang mempunyai balita berusia 24-60 bulan. Teknik sampling dalam penelitian ini adalah simple random sampling. Data dianalisis dengan uji statistik chi square. Terdapat korelasi kejadian stunting dengan faktor pengetahuan ibu dalam pengolahan gizi pada balita di wilayah pesisir dengan tingkat signifikansi. 0,000 < 0,05, yang bermakna terdapat korelasi yang berarti antara kedua variabel yang diteliti.
Penguatan Edukasi PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) dalam Tatanan Rumah Tangga sebagai Upaya Menciptakan Keluarga Ber-PHBS Ayu Dewi Nastiti; Erik Kusuma; R.A. Helda Puspitasari; Dwining Handayani
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 6, No 4 (2023): Volume 6 No 4 April 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v6i4.9477

Abstract

ABSTRAK Penerapan Perilaku hidup bersih dan sehat merupakan salah satau cara untuk mengurangi masalah kesehatan yang ada di masyarakat. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan satu fase yang diterapkan oleh seseorang untuk menciptakan derajat sehat. Perilaku hidup sehat dapat terlihat dari mengonsumsi makanan yang sehat, mengatur pola makan dan berolahraga yang cukup. Tujuan kegiatan ini adalah memberikan  edukasi kepada masyarakat agar mampu untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat yang dimulai dari diri sendiri dan lingkungan keluarga. Hal tersebut untuk dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat dalam penerapan perilaku hidup bersih dan sehat. Kegiatan ini dilaksanakan di Depan kantor Desa,Logowok , Kecamatan Pohjentrek Kabupaten Pasuruan.  Penyampaian materi dilakukan dalam bentuk persentasi menggunakan media X banner, yang disampaikan di kantor Desa,Logowok , Kecamatan Pohjentrek Kabupaten Pasuruan. Tahapan kegiatan terdiri dari tahapan persiapan yaitu melakukan observasi keadaan lingkungan sekitar rumah warga Desa Logowok , Kecamatan Pohjentrek Kabupaten Pasuruan oleh mahasiswa dan penentuan jadwal dan lokasi pelaksanaan penyuluhan PHBS; tahapan pelaksanaan yaitu kegiatan penyuluhan PHBS;. Kata Kunci: PHBS, Hidup Bersih dan Sehat,  Pola Hidup  ABSTRACT Implementation of clean and healthy living behavior is one of the ways to reduce health problems that exist in society. Clean and Healthy Living Behavior (PHBS) is a phase that is applied by a person to create a healthy degree. Healthy living behavior can be seen from eating healthy food, managing diet and getting enough exercise. The purpose of this activity is to provide education to the community so that they are able to adopt a clean and healthy lifestyle that starts with themselves and their family environment. This is to be able to increase public knowledge and awareness in implementing clean and healthy living behaviors. This activity was carried out in front of the village office, Logowok, Pohjentrek District, Pasuruan Regency. Submission of material was carried out in the form of a presentation using the X banner media, which was delivered at the Village office, Logowok, Pohjentrek District, Pasuruan Regency. The stages of the activity consisted of the preparatory stage, namely observing the condition of the environment around the houses of the residents of Logowok Village, Pohjentrek District, Pasuruan Regency by students and determining the schedule and location for implementing PHBS counseling; the implementation stage, namely PHBS counseling activities; Keywords : PHBS, Clean and Healthy Living, Lifestyle