Sukiswo Sukiswo
Jurusan Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Semarang Jl. Prof. Sudharto, SH, Kampus UNDIP Tembalang , Semarang 50275, Indonesia

Published : 59 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

PEMODELAN DAN SIMULASI JARINGAN BACKBONE METRO ETHERNET KOTA SEMARANG TAHUN 2028 MENGGUNAKAN SIMULATOR RIVERBED MODELER 17.5 Khoiruman, Danur Ilham; Sukiswo, Sukiswo; Zahra, Ajub Ajulian
Transient: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro TRANSIENT, VOL. 7, NO. 4, DESEMBER 2018
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1033.643 KB) | DOI: 10.14710/transient.7.4.971-977

Abstract

Metro Ethernet merupakan salah satu teknologi untuk memberikan solusi terintegrasi untuk layanan suara, data dan video dalam cakupan yang luas (perkotaan). Teknologi ini memiliki kecepatan transmisi data sebesar 10 Mbps - 100 Gbps. Suatu jaringan harus memiliki kualitas layanan dan kapasitas yang memadai baik dari segi kapasitas link, router dan performansi QoS (Quality of Service). Pada penelitian ini, dirancang jaringan metro ethernet dengan kapasitas sesuai kebutuhan masyarakat kota Semarang tahun 2028 dengan kualias layanan yang sesuai dengan standar PT. Telkom dan ITU-T. Pemodelan dan pembuatan simulasi rancangan jaringan menggunakan perangkat lunak Riverbed Modeler 17.5. Perbandingan protocol routing RIP dan OSPF dengan parameter waktu konvergensi dilakukan sebelum analisis QoS, dengan tujuan mendapatkan rekomendasi protocol routing yang terbaik. Analisis parameter QoS yang diukur meliputi round trip delay (RTD), jitter, packet loss, utilisasi dan volume trafik. Hasil perbandingan protocol routing menunjukkan bahwa protocol routing OSPF memiliki waktu konvergensi lebih cepat 2 kali lipat dari protokol RIP. Hasil analisis QoS menyatakan bahwa QoS semua link telah sesuai dengan standar yang ada, nilai terbesar untuk RTD adalah 1,265 ms, untuk jitter adalah 0,7331 ms, untuk packet loss ratio adalah 0,00019214 %, untuk utilisasi tertinggi yaitu 58,4%, dan volume trafik terbesar adalah 91.636 Mbps.
ANALISIS KINERJA ZIGBEE (802.15.4) WSN PADA TOPOLOGI TREE DAN STAR MODE NON BEACON MENGGUNAKAN NETWORK SIMULATOR 2 Suryanto, Yuni Intanmia; Sukiswo, Sukiswo; Zahra, Ajub Ajulian
Transient: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro TRANSIENT, VOL. 4, NO. 3, SEPTEMBER 2015
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (562.68 KB) | DOI: 10.14710/transient.4.3.694-700

Abstract

Abstrak WSN (Wireless Sensor Network) adalah infrastruktur jaringan sensor yang terhubung secara nirkabel. Pemanfaatan WSN dapat mempergunakan standar ZigBee. ZigBee adalah spesifikasi untuk jaringan protokol komunikasi tingkat tinggi, menggunakan radio digital berukuran kecil dengan daya rendah, dan berbasis standart IEEE 802.15.4. ZigBee mendukung beberapa topologi jaringan, yaitu star (single-hop), mesh, dan tree dengan mode pengiriman data beacon enabled dan non beacon enabled. Pada penelitian ini akan mensimulasikan pengiriman data yang memanfaatkan jaringan ZigBee sebagai komunikasi datanya menggunakan Network Simulator 2. Topologi menggunakan topologi tree dan star mode non beacon dengan variasi idle time 10ms, 30ms, 50ms, 70ms dan 90ms. Penilaian kinerja jaringan menggunakan parameter Quality of Service (QoS), seperti waktu tunda (delay), paket hilang (packet loss), throughput dan packet delivery ratio (PDR). Hasil simulasi menujukkan berdasarkan kinerja dari topologi tree throughput  tertinggi sebesar 15,25kbps sedangkan topologi star 72,51kbps. PDR pada topologi tree cenderung meningkat sebanding dengan penambahan waktu idle time, tetapi terjadi penurunan pada topologi star. Semakin rendah idle time, delay yang diperoleh semakin tinggi. Dalam proses pengiriman non beacon tidak adanya beacon sehingga node-node tidak mengetahui kondisi jaringan yang menyebabkan packet loss cenderung lebih besar. Kata kunci : WSN, ZigBee, Topologi, Network Simulator 2  Abstract WSN (Wireless Sensor Network) is a network infrastructure sensor which is connected wirelessly. ZigBee standard can be used for WSN utilization. ZigBee is a specification for high level communication protocol network, using small-sized low power digital radio, and based on IEEE 802.15.4. ZigBee supports several topology networks, namely star (single-hop), mesh, and tree with beacon enabled and non beacon enabled data transmission. This research will stimulate data transmission which uses ZigBee networks as data communication using Network Simulator 2. Topology uses tree and star non-beacon mode with idle time variations 10 ms, 30 ms, 50 ms, 70 ms, and 90 ms. Network performance measurement using parameters Quality of Service (QoS), such as delay, packet loss, throughput, and packet delivery ratio (PDR). Result of the simulations showed that based on the performance of tree topology, the highest throughput 15,25 kbps, while star topology 72,51 kbps. PRD in tree topology tend to increase the same as the adding of idle time. However, there was a decrease in star topology. The lower the idle time, the higher the delay. In the non-beacon transmission process, the absence of beacon caused nodes not knowing the networks condition which made the packet loss tend to be larger. Key words: WSN, ZigBee, Topology, Network Simulator 2
PERENCANAAN JARINGAN METRO ETHERNET WILAYAH DKI JAKARTA TAHUN 2028 DENGAN TOPOLOGI MULTRING DAN KAPASITAS 100Gbps aditya, aditya; Sukiswo, Sukiswo; Zahra, Ajub Ajulian
Transient: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro TRANSIENT, VOL. 8, NO. 1, MARET 2019
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1262.062 KB) | DOI: 10.14710/transient.8.1.1-8

Abstract

Kebutuhan telekomunikasi meningkat pesat seiring dengan perkembangan teknologi dewasa ini. Tingginya permintaan akan penyediaan layanan telekomuniasi yang handal,  penyedia layanan telekomunikasi dituntut untuk terus menyediakan infrastruktur layanan yang memadai bagi masyarakat. Metro ethernet merupakan salah satu solusi yang dipilih dalam penyediaan layanan karena dapat dilakukan penambahan kapasitas dari waktu ke waktu. Disamping itu DKI Jakarta merupakan kota terbesar di Indonesia, sehingga diperkirakan DKI Jakarta akan memiliki trafik yang sangat besar dimasa mendatang. Penelitian ini melakukan perencanaan jaringan backbone metro ethernet yang mampu mencukupi kebutuhan masyarakat Wilayah DKI Jakarta pada tahun 2028 dengan menggunakan metode prakiraan jumlah penduduk berdasarkan deret geometri, perkiraan penggunaan data berdasarkan survey APJII, metode Center Of Gravity untuk melakukan peletakan node dan pengelompokan trafik dengan Traffic Grooming untuk menentukan topologi jaringan optimal  pada masa mendatang. Selanjutnya, dilakukan pendimensian kapasitas jaringan untuk memasikan seluruh link memiliki nilai utilisasi yang baik. Hasil rancangan topologi memiliki lima ring dengan tiga node penghubung yaitu node KGT, MDS, dan KRT. Hasil pendimensian jaringan menunjukan bahwa hasil rancangan jaringan memiliki nilai utilisasi yang baik yaitu antara 45% sampai dengan  50%. 
PERENCANAAN JARINGAN METRO ETHERNET KOTA SURABAYA TAHUN 2028 DENGAN METODE PERAMALAN TRAFIK RAPP’S DAN PENGELOMPOKAN TRAFIK DENGAN METODE TRAFFIC GROOMING Sekarwangi, Annisa Prita; Sukiswo, Sukiswo; Zahra, Ajub Ajulian
Transient: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro TRANSIENT, VOL. 7, NO. 4, DESEMBER 2018
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1296.823 KB) | DOI: 10.14710/transient.7.4.1032-1039

Abstract

Kebutuhan telekomunikasi meningkat pesat seiring dengan perkembangan teknologi dewasa ini. Tingginya permintaan akan penyediaan layanan telekomuniasi yang handal,  penyedia layanan telekomunikasi dituntut untuk terus menyediakan infrastruktur layanan yang memadai bagi masyarakat. Metro Ethernet merupakan salah satu solusi yang dipilih dalam penyediaan layanan karena dapat dilakukan penambahan kapasitas dari waktu ke waktu. Disamping itu Kota Surabaya merupakan kota terbesar kedua di Indonesia setelah Kota Jakarta, sehingga diperkirakan Kota Surabaya akan memiliki trafik yang sangat besar dimasa mendatang. Tugas Akhir ini melakukan perencanaan jaringan backbone metro ethernet yang mampu mencukupi kebutuhan masyarakat Kota Surabaya pada tahun 2028 dengan metode peramalan trafik Rapp’s dan pengelompokan trafik dengan Traffic Grooming untuk menentukan topologi jaringan optimal  pada masa mendatang. Selanjutnya, dilakukan pendimensian kapasitas jaringan untuk memasikan seluruh link memiliki nilai utilisasi yang baik. Hasil perencanaan menunjukan bahwa volume trafik tahun 2028 tumbuh hingga 3 kali lipat trafik awal. Hasil rancangan topologi memiliki empat ring dengan tiga node penghubung yaitu node KBL, MNR dan RKT. Hasil pendimensian jaringan menunjukan bahwa hasil rancangan jaringan memiliki nilai utilisasi yang baik yaitu antara 20% hingga 50%. Walaupun pada link LKS-->KRP dan link LKS-->KNN tidak didapatkan nilai utilisasi yang diharapkan, yaitu sebesar 1,68 % dan 3,27%.
Analisis Quality of Service Jaringan Long Term Evolution pada Mode Frequency Division Duplexing di Kota Semarang Rahmatika, Annisa Rossy; Sukiswo, Sukiswo; Widianto, Eko Didik
TEKNIK Vol 41, No. 1 (2020): May 2020
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (291.234 KB) | DOI: 10.14710/teknik.v41i1.25850

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Quality of Service (QoS) jaringan telekomunikasi Long Term Evolution (LTE) Frequency Division Duplexing (FDD) di daerah kota dan sub-urban di Kota Semarang. Penelitian melakukan pengamatan terhadap kualitas jaringan telekomunikasi LTE FDD dari segi responsivitas jaringan atau ping, packet loss, delay dan throughput pada layanan upload dan download dari sisi pengalaman pengguna berdasarkan variasi jarak dari eNodeB. Pengamatan kualitas dilakukan terhadap QoS jaringan telekomunikasi LTE FDD menggunakan aplikasi  Axence NetTools dan Oakla Speed Test pada jam sibuk di masing-masing eNodeB. Hasil penelitian disajikan berdasarkan variasi jarak dan menunjukkan kualitas packet loss dan delay tergolong sangat baik berdasarkan ITU-T G.114, yaitu berturut-turut di bawah 3% dan 150 milidetik. Pengujian ping tergolong baik berdasarkan ketentuan control plane LTE, yaitu 50 milidetik di tiap titik. Throughput layanan adalah antara 16,98-19,01 Mbps untuk upload dan 17,34 – 23.29 Mbps untuk download.
PERANCANGAN PROTOTIPE REALTIME AKUISISI DATA DAN KONTROL STOP KONTAK MENGGUNAKAN ESP 32 BERBASIS WEB Naufal Qodari; Yuli Christyono; Sukiswo Sukiswo
Transient: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro TRANSIENT, VOL. 9, NO. 3, SEPTEMBER 2020
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/transient.v9i3.406-411

Abstract

Listrik merupakan kebutuhan primer manusia. Sebuah bangunan hampir pasti memiliki peralatan listrik didalamnya, Stop kontak adalah antarmuka yang digunakan untuk supply listrik ke alat elektronik. Model stop kontak telah dikembangkan cukup banyak, mulai dari model manual, otomatis, sampai dengan yang terkontrol. Penelitian ini mencoba untuk merancang sebuah stop kontok yang mampu untuk melakukan kontrol peralatan listrik melalui web pada komputer atau smartphone sehingga penggunaan listrik sebuah bangunan dapat lebih efesien. Selain itu sistem stop kontak yang kami buat dapat menampilkan besaran listrik tegangan,arus,daya dan faktor daya secara realtime sehingga dapat terpantau keadaan kelistrikan disebuah bangunan tersebut dengan baik. Sistem stop kontak tersebut menggunakan ESP32 sebagai mikrokontroller , ZMCT103C sebagai sensor arus, ZMPT101B sebagai sensor tegangan, dan relay 10 A sebagai aktuator, serta dimmer untuk mengatur daya masukan. Hasil pengujian menunjukan sistem stop kontak mampu mengendalikan relay sehingga socket pada stop kontak dapat dilakukan kontrol on-off. Sistem stop kontak juga mampu menampilkan besaran listrik arus, tegangan, daya, dan faktor daya secara realtime.
PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN ARUS DAN PROTEKSI ARUS LEBIH PADA SISTEM KONTROL DAN MONITORING STOP KONTAK Adhieka Danniswara; Yuli Christyono; Sukiswo Sukiswo
Transient: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro TRANSIENT, VOL. 9, NO. 3, SEPTEMBER 2020
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/transient.v9i3.390-398

Abstract

Penggunaan energi yang semakin meningkat menyebabkan ketersediaan dari sumber energi yang ada semakin menurun. Salah satunya adalah penggunaan dari sumber energi listrik. Namun penggunaan secara tidak teratur dan bahkan secara berlebihan dapat menyebabkan pemborosan pada sumber energi dan kerusakan pada perangkat sumber tenaga listrik. Tujuan dari tugas akhir ini adalah melakukan perancangan sistem stop kontak terkontrol yang dapat memberikan informasi maupun mengontrol parameter arus pada peralatan rumah yang terhubung dengan socket tersebut secara real time dengan sistem pengaman arus lebih dan pengatur tegangan masukan berupa dimmer. Dengan menggunakan ESP32 sebagai mikrokontroler, sensor ZMCT103C sebagai pembaca arus, dan aktuator berupa relay. Sistem stop kontak dapat diatur daya masukan pada peralatn listrik menggunakan rangkaian dimmer. Hasil dari pengukuran arus ZMCT103C menunjukan bahwa selisih antara pembacaaan sistem dengan ampermeter konvensional memiliki selisih yang sedikit. Pengujian relay arus lebih dapat bekerja sesuai kondisi yang disetting yaitu apabila arus lebih dari 3 Ampere. Pengujian dimmer menunjukan bahwa besar tegangan dapat diatur menggunakan resistor variabel.  
Analisis Mekanisme Rehoming dan Reparenting pada Jaringan Komunikasi Seluler GSM Putrantyono Putrantyono; Imam Santoso; Sukiswo Sukiswo
Transmisi: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro Vol 12, No 3 (2010): TRANSMISI
Publisher : Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (368.018 KB) | DOI: 10.12777/transmisi.12.3.113-119

Abstract

Kendala yang dialami suatu jaringan seluler umumnya adalah meluapnya trafik pada suatu area, pembatasan wilayah (border cluster) yang kurang optimal dan beberapa kendala lainnya. Mekanisme rehoming dan reparenting dapat menjadi solusi dari permasalahan tersebut. Rehoming adalah salah satu proses penyeimbangan kinerja BSC dan reparenting adalah salah satu proses penyeimbangan kinerja MSC. Beban trafik pada suatu area dapat diseimbangkan sehingga mengurangi resiko kegagalan panggilan,  pembatasan wilayah dapat dioptimalkan sehingga mengurangi banyaknya  proses handover pada suatu area dan beberapa hal lain.  Berdasarkan hal tersebut pada tugas akhir ini dilakukan analisis tentang mekanisme rehoming dan reparenting pada jaringan komunikasi seluler GSM. Analisis dilakukan pada satu operator seluler dengan sampel rehoming beberapa Base Station Controller (BSC) untuk area Solo dan Sragen, reparenting pada area Pancuran dan Karanganyar. Pengamatan dilakukan berdasarkan parameter indikator keberhasilan suatu rehoming dan reparenting seperti trafik TCH (Traffic Channel) dan SDCCH (Stand alone Dedicated Control Channel), TCH dan SDCCH Drop, TCH dan SDCCH Blocking, paging message sent, delete paging command dan CSSR (Call Setup Success Rate).  Berdasarkan  analisis tersebut maka dapat diketahui pengaruh mekanisme rehoming dan reparenting pada jaringan GSM , antara lain berubahnya  trafik  TCH pada BSC B_SRAGEN yang sebelumnya sebesar 509,74 erlang menjadi 605,12 erlang. Nilai SDCCH drop pada BSC B_Karanganyar yang sebelumnya 3,71 % menjadi 3,57 % . Pada BSC Pancuran, nilai paging message sent sebelumnya 94.932 unit menjadi 95.539 unit dan nilai paging delete command sebelumnya 1.512 unit menjadi 1.392 unit sedangkan nilai TCH drop sebelumnya 0,98 % menjadi 0,86 %, nilai TCH blocking sebelumnya 0,02 % menjadi 0 %, nilai SDCCH blocking sebelumnya 0,77 % menjadi 0,02%. Mekanisme rehoming dan reparenting dinyatakan berhasil bila nilai-nilai parameter tersebut dapat dipertahankan atau menjadi lebih baik daripada sebelumnya. Keyword :   rehoming, reparenting.
Analisis Kinerja Sistem MIMO-OFDM pada Kanal Rayleigh dan AWGN dengan Modulasi QPSK M. Lukmanul Hakim; Sukiswo Sukiswo; Imam Santoso
Transmisi: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro Vol 12, No 4 (2010): TRANSMISI
Publisher : Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (352.271 KB) | DOI: 10.12777/transmisi.12.4.150-154

Abstract

OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing) is a transmission technique uses multiple frequencywhich each carrier is orthogonal. Each sub-carriers are modulated with a conventional modulation technique at a low symbol rate. This modulation can be modulated Phase Shift Keying (PSK).Problem of interference or multipath fading can be handled withMIMO (Multiple Input Multiple Output). This system uses a number of antennatransmitterand receiverto make the signal reflection as the main signal amplifier so that will support each other . This final project ​​simulates performance of MIMO-OFDM  with Alamouti STBC (Space Time Block Code) and MRC (Maximal Ratio Combining) withQPSK modulation at Rayleigh Fading Distribution Channel and AWGN (Additive White Gaussian Noise). The simulation results shows it need s Eb/No = 5dB to achieve BER = 10-5in both MIMO techniques.BER = 0 when Eb/No greater than 5 dB at STBC and BER = 0 when Eb/No greater than 5 dB at STBC . Better BER of MIMO STBC than MIMO MRC  found on almost all values ​​of Eb/No. Based on the simulation,  performance ofSTBC-OFDM technique have advantages 1 dB fromMRC-OFDM technique to achieve BER = 0. Keyword :   OFDM, STBC, MIMO, BER
ANALISIS PROTOKOL ISUP DAN PROTOKOL BICC PADA CORE NETWORK UMTS REL.4 Melia Dewi Murni; Imam Santoso; Sukiswo Sukiswo
Transient: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro TRANSIENT, VOL. 2, NO. 3, SEPTEMBER 2013
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (331.013 KB) | DOI: 10.14710/transient.v2i3.776-785

Abstract

Abstrak Protokol yang umum digunakan untuk interkoneksi antara MSC server adalah protokol ISUP yang berbasis TDM dan protokol BICC yang berbasis paket data. Dalam penelitian ini dianalisis kinerja protokol ISUP dan protokol BICC pada Core Network UMTS Rel.4. Pada analisis parameter trafik, nilai tertinggi ASR (Answered Seizure Ratio) dan SCR (Successfull Call Ratio) pada protokol ISUP sudah memenuhi standard KPI (Key Performance Indicator) yaitu sebesar 50% dan SCR sebesar 47,58%. Sedangkan pada protokol BICC, nilai tertinggi ASR dan SCR tidak memenuhi standar KPI yaitu sebesar 31,01%. Secara garis besar nilai tertinggi GoS (Grade of Service) pada protokol BICC sudah memenuhi standar KPI dan pada protokol ISUP tidak memenuhi standar KPI dikarenakan nilainya mencapai 40,76%. Nilai MHTS (Mean Holding Time per Seizure), SCH (Seizure per Circuit per Hour) dan OCC (Occupancy Rate) pada protokol ISUP dan protokol BICC tidak memenuhi standar KPI. Pada protokol ISUP, nilai tertinggi untuk MHTS yaitu 12,129 menit, SCH yaitu 0,3075, dan OCC yaitu 2,7%. Pada protokol BICC, nilai tertinggi untuk MHTS yaitu 3,144 menit, SCH yaitu 1,294, dan OCC yaitu 1,93%. Ini membuktikan bahwa pada protokol ISUP memiliki tingkat kesuksesan panggilan lebih tinggi daripada protokol BICC namun sering terjadi masalah transmisi pada protokol ISUP sehingga sirkit tidak bisa diduduki (seizure times). Pada perhitungan ADPH juga didapat bahwa sirkit yang disediakan oleh operator jauh lebih besar daripada intensitas trafik yang terjadi. Kata kunci : Protokol ISUP, protokol BICC, parameter trafik, ADPH  Abstract Protocols that commonly used for the interconnection between the MSC server are ISUP protocol that TDM-based and BICC protocol that packet data-based. In this study analyzed the performance of  ISUP protocol and BICC protocol on UMTS Core Network Rel.4. In the analysis of the traffic parameters, the highest ASR (Answered Seizure Ratio) and SCR (Successfull Call Ratio) ISUP protocol meets the standard KPI (Key Performance Indicator) that is equal to 50% and SCR equal to 47.58%. While in the BICC protocol, the highest ASR and SCR does not meet the standards KPI is equal 31.01%. Broadly speaking, the highest value of GoS (Grade of Service) in the BICC protocol to meet the standard KPI and the ISUP protocol does not meet the standards because the KPI value reached 40.76%. MHTS value (Mean Holding Time per seizure), SCH (Seizure per Circuit per Hour) and OCC (Occupancy Rate)  ISUP protocol and BICC protocol does not meet the KPI standards. In the ISUP protocol, the highest value for MHTS is 12.129 minutes, SCH is 0.3075, and the OCC is 2.7%. In the BICC protocol, the highest value is 3,144 minutes for MHTS, SCH is 1,294, and the OCC is 1.93%. This proves that the ISUP protocol has a higher call success rate than the BICC protocol, but often there are problems in the transmission of ISUP protocol so that the circuit can not be occupied (seizure times). In the calculation of ADPH also found that the circuit is provided by the carrier is much greater than the intensity of traffic that occurs. Keywords: ISUP protocol, BICC protocol, traffic parameters, ADPH