Claim Missing Document
Check
Articles

Found 37 Documents
Search
Journal : Media Akuatika: Jurnal Ilmiah Jurusan Budidaya Perairan

Identifikasi Jenis dan Kepadatan Bentik Mikroalga dari Enhalus acoroides dan Gracillaria arcuata yang Dikultur pada Bak Sistem IMTA (Integrated Multi Trophic Aquaculture) Asia, Nur; Idris, Muhammad; Rahman, Abdul; Kurnia, Agus; Effendy, Irwan J.
Jurnal Media Akuatika Vol 3, No 1: Januari
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (128.517 KB) | DOI: 10.33772/jma.v3i1.4382

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah jenis dan kepadatan bentik mikroalga dari masing-masing sumber (E. acoroides dan G. arcuata) dengan menggunakan metode kultur pada sistem IMTA.Penelitian ini dilakukan dihatchery abalon, Desa Tapulaga selama 2 bulan dari bulan januari sampai maret 2017.Enhalus acoroides  danGracilaria arcuata yang menjadi sumber bentik mikroalga dikultur pada bak IMTA. Kolektor yang digunakan untuk setiap sumber bentik sebanyak 15 kolektor.Organisme IMTA yang digunakan yaitu abalon, G.arcuata, sponge dan teripang.Pengambilan sampel dilakukan pada awal penelitian dan dilakukan 2 minggu sekali.Bentik mikroalga yang didapatkan dikarakterisasi dengan analisis deskriptif.Hasil yang didapatkan yaitu jenis bentik mikroalga 31 jenis.Kepadatan total untuk E. acoroides sebesar 109.050 sel/cm2 dan G. arcuata sebesar 82.250 sel/cm2.Kata kunci: Bentik Mikroalga, E. acoroides, G. arcuata, Kepadatan, IMTA
Pengaruh Pemberian Pelet Dengan Level Protein Berbeda Terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Belut Sawah (Monopterus albus) Pada Media Kultur Bokashi Saleh, Muhammad Y.; Idris, Muhammad; Pangerang, Utama K.
Jurnal Media Akuatika Vol 2, No 4: Oktober
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (148.566 KB) | DOI: 10.33772/jma.v2i4.4355

Abstract

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh pemberian pelet dengan level protein berbeda terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup belut sawah (Monopterus albus) pada media kultur bokashi. Penelitian ini dilaksanakan selama 100 hari (Januari - April 2017), menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 3 perlakukan (Perlakuan A = Pakan dengan Protein 36%; Perlakuan B = Pakan dengan Protein 42%; dan Perlakuan C = Pakan dengan Protein 48%) dan 3 kelompok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan level protein tidak menunjukkan perbedaan nyata pada semua parameter yang diukur. Level protein pakan sebesar 36% dapat digunakan pada budidaya belut sawah di media kultur bokashi.Kata Kunci : Protein Pakan, Pertumbuhan, Belut Sawah (Monopterus albus)
Pengaruh Penambahan Tepung Cacing pada Pakan Formula terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Belut Sawah (Monopterus albus) yang Dipelihara di Media Tanpa Lumpur Kusnawan, Idham; Muskita, Wellem; Idris, Muhammad
Jurnal Media Akuatika Vol 3, No 3: Juli
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (193.981 KB) | DOI: 10.33772/jma.v3i3.5012

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh  penambahan tepung cacing pada pakan formula yang berbentuk pasta terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup belut sawah. Penelitian ini dilaksanakan selama 100 hari, penelitian bertempat di Eel House, Jln Meohai RT. 34, Kelurahan Anduonohu, Kecamatan Poasia, Kendari, Sulawesi Tenggara. Wadah penelitian menggunakan cincin sumur sebanyak 12 buah dengan diameter 90 cm (luas 0,63585 m2). Pemberian pakan dilakukan setiap tiga hari dengan dosis 15% dari bobot tubuh. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan A (4% tepung cacing dalam pakan formula), Perlakuan B (8% tepung cacing dalam pakan formula), Perlakuan C (12% tepung cacing dalam pakan formula) dan perlakuan D (16% tepung cacing dalam pakan formula). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pakan uji tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap pertumbuhan  mutlak,  Laju pertumbuhan spesifik, rasio konfersi pakan dan tingkat kelangsungan hidup. Pertumbuhan mutlak tertinggi terdapat pada perlakuan D (19,67 g), C (17,00 g), B (15,00 g) dan A (13,33 g). Laju pertumbuhan spesifik tertinggi terdapat pada perlakuan D (0,61), C (0,53), B (0,47) dan A (0,41). Rata-rata rasio konversi pakan tertinggi berada pada perlakuan A (137,56), B (108,21), C (96,13) dan D (84,07). Tingkat kelangsungan hidup yang diperoleh pada semua perlakuan dalam penelitian ini adalah 100%. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pemberian tepung cacing  pada pakan formula memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata terhadap pertumbuhan mutlak, laju pertumbuhan spesifik dan rasio konversi pakan belut sawah. Kata kunci : Belut Sawah, Tepung Cacing, Pakan Formula, Pasta, Pertumbuhan.
Strategi Pemberian Pakan Buatan dan Pakan Segar terhadap Pertumbuhan Lobster Mutiara (Panulirus ornatus) Fase Juvenil Mahmudin, Yuyun; Idris, Muhammad
Jurnal Media Akuatika Vol 1, No 1: Januari
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (151.388 KB) | DOI: 10.33772/jma.v1i1.4271

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh strategi pemberian pakan buatan dan pakan segar terhadap pertumbuhan lobster mutiara (Panulirus ornatus).Pemeliharaan dilakukan selama 48 hari dan selama penelitian, lobster diberikan pakan yang berbeda-beda pada setiap perlakuan, (perlakuan A), pakan buatan selama penelitian, (perlakuan B) pemberian pakan buatan dan pakan segar secara bergantian setiap satu hari sekali, (perlakuan C) pemberian pakan buatan dan pakan segar bergantian setiap tiga kali sehari, (perlakuan D) pemberian pakan segar selama penelitian.  Penelitian didesain menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata tertinggi pertumbuhan mutlak didapatkan pada juvenil lobster yang diberikan perlakuan D (10,51 g), perlakuanA (8,46 g), kemudiandiikuti perlakuan C (8,9 g), sedangkan pertumbuhan terendah didapatkan pada perlakuan B yaitu (7,57 g). Nilai rata-rata laju pertumbuhan spesifik tertinggi didapatkan pada juvenil lobster  yang diberikan perlakaun D yaitu (0,24g), kemudian diikuti perlakuan A dan perlakuan C (0,22 g), sedangkan laju pertumbuhan spesifik terendah didapatkan pada perlakuan B (0,21 g). Hasil penelitian menunjukkan bahwa  strategi pemberian pakan yang berbeda tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan mutlak dan laju pertumbuhan spesifik. Sehingga semua pakan dapat dijadikan sebagai pakan dalam usaha budidaya lobster mutiara.Kata Kunci :Strategi Pemberian Pakan Yang Berbeda, Pakan Buatan, Pakan Segar Juvenil Lobster mutiara (Panulirus ornatus)
Pengaruh Ukuran Awal Tinggi Cangkang Terhadap Pertumbuhan dan Ketebalan Lapisan Mutiara Pasca Implantasi pada Kerang Mutiara Mabe (Pteria penguin) Musair, Irdayanti; Yusnaini, .; Idris, Muhammad
Jurnal Media Akuatika Vol 4, No 1: Januari
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (180.686 KB) | DOI: 10.33772/jma.v4i1.6376

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran awal tinggi cangkang terhadap pertumbuhan dan ketebalan lapisan mutiara pasca implantasi pada kerang Pteria penguin. Penelitian ini dilaksanakan selama lima bulan dan bertempat di perairan Palabusa Selat Buton Kota Bau-bau Sulawesi Tenggara. Terdapat 15 individu kerang yang diimplantasi pada ukuran yang berbeda yaitu ukuran tinggi cangkang 60-80 mm, 81-100 mm, dan 101-120 mm, masing-masing perlakuan terdiri dari 5 kali ulangan. Kerang ditempatkan secara acak pada rakit budidaya dengan metode tali gantung pada kedalaman 1 m. Parameter yang diukur meliputi tinggi, lebar, tebal cangkang, bobot basah kerang dan pengukuran ketebalan lapisan mutiara meliputi top dan base yang dilakukan pada akhir penelitian. Hasil penelitian menunjukkan pertumbuhan mutlak tinggi dan lebar cangkang tertinggi berurut-turut sebesar 17,15 mm dan 18,39 mm pada ukuran cangkang 60-80 mm, sedangkan tebal cangkang tertinggi sebesar 3,37 mm pada ukuran cangkang 81-100 mm, dan bobot basah kerang tertinggi sebesar 52,60 g pada ukuran cangkang 101-120 mm. Rata-rata ketebelan lapisan mutiara yang terbentuk berkisar 0,15-0,22 mm dan 0,230,33 mm, masing-masing pada bagian top dan base. Ukuran cangkang memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap pertumbuhan mutlak tinggi dan lebar cangkang, namun tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan mutlak tebal cangkang bobot basah kerang dan ketebalan lapisan mutiara, Penelitian ini menyimpulkan bahwa ukuran cangkang 60-120 mm dapat digunakan sebagai benih implantasi untuk menghasilkan mutiara pada kerang mutiara mabe (Pteria penguin).Kata kunci : Pteria penguin, ukuran cangkang, pertumbuhan, ketebalan lapisan mutiara.
Pengaruh Substrat yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan Biomassa Cacing Laut (Nereis sp.) Asnawai, .; Yusnaini, .; Idris, Muhammad
Jurnal Media Akuatika Vol 3, No 2: April
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (179.908 KB) | DOI: 10.33772/jma.v3i2.5008

Abstract

Cacing Nereis sp. tergolong hewan ekonomis yang digunakan sebagai umpan dan pakan induk udang. Penelitian ini bertujuan menentukan bahan substrat media yang baik dalam pembudidayaan cacing Nereis. sp. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 3 perlakuan dan 4 ulangan. Pada setiap unit percobaan digunakan sebanyak 5 ekor hewan uji. Perlakuan yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu menggunakan tipe substrat yang berbeda terdiri atas pasir putih, pasir hitam dan pasir putih campur pasir hitam. Hewan uji hasil penangkapan di alam dengan ukuran yang relatif sama ditempatkan dalam wadah sementara, kemudian dilakukan penimbangan awal terhadap berat total hewan uji menggunakan timbangan analitik. Hewan uji lalu ditempatkan pada masing-masing wadah penelitian yang tersedia. Pakan yang diberikan adalah ampas kelapa yang masih memiliki santan, diberikan 2 kali/hari dengan dosis 20 % dari bobot tubuh. Variabel yang diamati adalah Kelangsungan  Hidup, Pertumbuhan Mutlak dan Laju Pertumbuhan Spesifik. Hasil uji menunjukkan semua jenis substrat pada penelitian ini dapat direkomendasikan sebagai substrat pada budidaya cacing Nereis sp., karena menghasilkan kelangsungan hidup, pertumbuhan mutlak dan laju pertumbuhan spesifik yang seluruhnya tidak memberikan pengaruh yang nyata. Penelitian ini menyimpulkan bahwa cacing Nereis sp. dapat dipelihara pada substrat berpasir.Kata kunci: Cacing Nereis sp., Budidaya, Substrat, Biomassa, Pertumbuhan
Studi Pertumbuhan Juvenil Abalon (Haliotis asinina) yang Dipelihara Bersama Spons yang Berbeda Safitri, Waode; Effendy, Irwan J.; Aslan, Laode M.; idris, muhammad; Balubi, Abdul M.
Jurnal Media Akuatika Vol 2, No 2: April
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (121.527 KB) | DOI: 10.33772/jma.v2i2.4334

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat pertumbuhan juvenil abalon Haliotis asinina yang dipelihara bersama spons yang berbeda (Stylotella aurantium, Halichondria panicea, Callyspongia aerizusa). Penelitian ini dilakukan selama 2 bulan menggunakan sistem IMTA (Integrated Multi Tropic Akuakultur). Sebanyak 90 ekor juvenil abalon dimasukkan kedalam keranjang plastik masing-masing 10 ekor, di tempatkan dalam kolam IMTA dipelihara bersama spons. Sebuah penelitian dengan tiga perlakuan (A= Halichondria panicea), (B= Stylotella aurantium), (C= Callispongia aerizusa) dengan 3 kelompok, kelompok 1 = (ukuran 34-37 cm), kelompok 2 = (ukuran 38-41 cm), kelompok 3 = (ukuran 32-35). Hasil penelitian menunjukkan studi pertumbuhan juvenile abalone H. asinina yang dipelihara bersama spons yang berbeda memberikan respon yang tidak berbeda nyata antara perlakuan. Hasil penelitian ini  menunjukkan bahwa pertumbuhan  rata-rata pertambahan panjang cangkang dan bobot tubuh tertinggi terdapat pada perlakuan C yaitu abalon yang di pelihara bersama spons Callyspongia aerizusa.Kata Kunci : IMTA, Juvenil Abalon (Haliotis asinina), Spons Berbeda dan Pertumbuhan
Pengaruh Ketinggian Air Yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan Dan Kelangsungan Hidup Belut Sawah (Monopterus albus) Yang Dipelihara Pada Media Tanpa Lumpur Suparta, Syahruddin; Idris, Muhammad; Balubi, Abdul Muis
Jurnal Media Akuatika Vol 3, No 4: Oktober
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (503.711 KB) | DOI: 10.33772/jma.v3i4.8025

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ketinggian air yang berbeda terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup belut sawah (Monopterus albus). Perlakuan berupa ketinggian air dengan perlakuan A (15 cm), perlakuan B (20 cm), perlakuan C (30 cm) dan perlakuan D (45 cm). Parameter yang diamati pertumbuhan mutlak (PM), laju pertumbuhan spesifik (LPS) dan Kelangsungan Hidup (SR). Metode yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL)  dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketinggian air memberi pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan mutlak dan laju pertumbuhan spesifik namun memberi pengaruh yang tidak nyata terhadap kelangsungan hidup. Pertumbuhan tertinggi diperoleh pada perlakuan A (ketinggian air 15 cm) 25.67 g sementara itu nilai laju pertumbuhan spesifik tertinggi pada perlakuan A (ketinggian air 15 cm) sebesar 0.08 %/hari dan nilai kelangsungan hidup rata-rata berkisar antara 98 %-100 %. Kesimpulan belut sawah sebaiknya dipelihara pada ketinggian air 15 cm pada media tanpa lumpur untuk menghasilkan pertumbuhan dan tingkat kelangsungan hidup yang optimum. Kata kunci : Ketinggian Air, Pertumbuhan, Kelangsungan Hidup, Belut Sawah.
Studi Pertumbuhan Kepiting Bakau (Scylla Serrata) Yang Diberi Pakan Keong Bakau Dan Keong Mas Segar Yang Dipeliharan Pada Sistem Sirkulasi Jumarlin, Jumarlin; Kurnia, Agus; Astuti, Oce; Yusnaini, Yusnaini; Idris, Muhammad
Jurnal Media Akuatika Vol 6, No 2 (2021): April
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jma.v6i2.15245

Abstract

Studi Pertumbuhan Kepiting Bakau (Scylla Serrata) Yang Diberi Pakan Keong Bakau (Telescopiumtelescopium) Dan Keong Mas (Pomaceacanaliculata) Segar Yang Dipeliharan Pada Sistem Sirkulasi.AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui studi pertumbuhan kepiting bakau (scylla serrata) yang diberi pakan keong bakau dan keong mas segar yang dipelihara pada sistem sirkulasi. Penelitian ini menggunakan 3 jenis pakan segar yakni keong bakau (Pakan A), perlakuan B keong mas (Pakan B) dan campuran antara keduannya (keong bakau dan keong mas) sebagai pakan C. Sebanyak 18 ekor kepiting bakau (bobot awal 60-90 gram) ditempatkan ke dalam 18 bua wadah plastik dan dipelihara menggunakan sistem resirkulasi. Kepiting bakau diberi pakan sebanyak 2 kali sehari ( jam 8.00 dan 17.00) sebanyak 10% dari bobot tubuh selama 60 hari pemeliharaan. Penelitian ini dirancang menggunakan rancangan acak lengkap dengan 3 perlakuan dan 6 ulangan. Parameter yang diamati adalah pertumbuhan mutlak, laju pertumbuhan spesifik (LPS), panjang dan lebar karapaks, serta tingkat kelangsungan hidup kepiting bakau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian jenis pakan segar yang berbeda tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap pertumbuhan mutlak, laju pertumbuhan spesifik, pertumbuhan panjang dan lebar karapaks serta tingkat kelangsungan hidup kepiting bakau. Hasil penelitian menunjukan bahwa pertumbuhan mutlak kepiting uji berkisar antara 14,83-29,33 gram, laju pertumbuhan spesifik berkisar antara 0,26-0,49%, panjang karapaks berkisar 0,37-0,52 cm, lebar karapaks 0,27-0,55 cm dan tingkat kelangsungan hidup berkisar 83,33-100%. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pemberian pakan keong bakau segar, keong mas segar dan campuran keduanya dapat meningkatkan pertumbuhan kepiting bakau (S. Serrata) yang dipelihara pada sistem sirkulasi.Kata Kunci : Kepiting Bakau, Pertumbuhan, Sintasan, Keong Bakau Dan Keong Mas.
Perbandingan Pertumbuhan Benih Hasil Perkawinan Ikan Nila Merah Dengan Nila Hitam (Oreocheromis niloticus) Masirudin, La Ode; Yusnaini, Yusnaini; Idris, Muhammad
Jurnal Media Akuatika Vol 5, No 2 (2020): April
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jma.v5i2.15637

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan pertumbuhan benih hasil perkawinan ikan nila merah dengan nila hitam (oreocheromis niloticus). Penelitian ini telah dilaksanakan pada  bulan September sampai November 2019 di PKBI (Pondok Kewirausahaan Budidaya Ikan) Anduonohu selama 45 hari. Perlakuan dalam penelitian ini adalah A : nila merah jantan>< nila hitam betina  B : nila merah betina >< nila hitam jantan C : nila hitam jantan  >< nila hitam betina , sedangkan parameter yang diamatia dalam penelitian ini adalah pertumbuhan mutlak rata-rata, laju pertumbuhan spesifik, dan tingkat kelangsungan hidup. Hasil penelitian ini menunjukan perlakuan B :nila merah betina >< nila hitam jantan lebih unggul dibandingkan dengan perlakuan lainnya yakni pertumbuhan mutlak: 1,67± 0,46 g, laju pertumbuhan spesifik: 7,60 ± 0,54 % /hari dan tingkat kelangsungan hidup: 100%. Dapat disimpulkan bahwaperkawinan nila merah betinah dan nila  hitamjantan memiliki pertumbuhan mutlak yang terbaik dibandingkan dengan perlakuan lainyaKata Kunci : Pertumbuhan, Larva Nila Hitam, Larva Nila Merah