Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Hubungan Usia dan Paritas dengan Kejadian Perdarahan Postpartum pada Ibu Bersalin Nur Yola Salsabila; Erina Khusnia Dewi; Kusnul Putri Yulia Wulandari; Gusriani Gusriani
Vitamin : Jurnal ilmu Kesehatan Umum Vol. 3 No. 1 (2025): Jurnal ilmu Kesehatan Umum
Publisher : Asosiasi Riset Ilmu Kesehatan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61132/vitamin.v3i1.936

Abstract

Age is a risk factor for postpartum hemorrhage, according to Rahmawati's research. An association between age and bleeding due to uterine atony was also found. Mothers aged 20 to 35 years have a 12 times higher risk of experiencing postpartum hemorrhage than mothers aged 20 to 35 years (Edah, 2019). Age parity is also a risk factor for postpartum hemorrhage. Parity refers to the number of children born to a mother (both born alive or dead). Mothers with three children are more at risk of bleeding after delivery than mothers with parity 1 to 3. The aim of this study is to analyze the relationship between age and parity and the amount of bleeding that occurs in mothers who have just given birth. The literature review method was used in this study. Various scientific articles and research reports discussing risk factors for postpartum hemorrhage are thoroughly explained. The results showed that older maternal age (above 35 years) and high parity (giving birth more than once) increased the risk of postnatal bleeding. These results suggest that mothers with these characteristics should be given special attention to reduce the risk of these complications by obtaining appropriate education, supervision during pregnancy, and appropriate birth planning.
Strategi Pemberdayaan Perempuan Melalui Pengarusutamaan Gender di Kabupaten Tana Tidung Kalimantan Utara Daud Nawir; Nur Indah Noviyanti; Widyastuti Cahyaningrum; Gusriani Gusriani
Joong-Ki : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 1: Januari 2023
Publisher : CV. Ulil Albab Corp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56799/joongki.v2i1.1266

Abstract

Pemberdayaan merupakan proses sosial dengan instrumen yang digunakan pemerintah melakukan perubahan ekonomi, sosial, maupun budaya pada masyarakat. program pemberdayaan masyarakat dimaksudkan untuk mewujudkan tujuan ataupun dampak yang diinginkan untuk memenuhi kepentingan atau kebutuhan publik (masyarakat). Salah satu dampak ketidakadilan sistem ekonomi dan sistem politik adalah semakin meluasnya keberadaan kelompok masyarakat yang termarjinalkan, termasuk perempuan didalamnya. Perempuan semakin termarjinalkan dalam berbagai aspek kehidupan, salah satu bentuknya adalah terpinggirnya peran perempuan untuk terlibat aktif dalam proses pengambilan keputusan politik yang berhubungan dengan kebijakan publik. Pemberdayaan masyarakat (perempuan) merupakan upaya mempersiapkan masyarakat (perempuan) seiring dengan langkah upaya memperkuat kelembagaan masyarakat agar mereka mampu mewujudkan kemajuan, kemandirian dan kesejahteraan dalam suasana keadilan sosial yang berkelanjutan. Oleh karena itu pemberdayaan perempuan merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk meningkatkan derajat pada seseorang agar mampu melepaskan diri dari kemiskinan dan keterbelakangan. Metode yang dilakukan dalam menyelesaikan masalah ini yaitu pendidikan Masyarakat, yaitu penyuluhan yang bertujuan meningkatkan pemahaman serta kesadaran terkait strategi pemberdayaan perempuan melalui pengarusutamaan gender di Kabupaten Tana Tidung. Pengabdian ini dimulai dengan tahapan observasi profil Kab. Tana Tidung , selanjutnya menyiapkan mteri pendidikan kepada masyarakat dan yang ketiga menyampaiakn pendidikan kesehatan dengan judul Strategi Pemberdayaan Perempuan Melalui Pengarusutamaan Gender Di Kabupaten Tana Tidung.