Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

DNA POLYMORPHISM AND GENETIC DIVERSITY OF MANGO (Mangifera sp.) GERMPLASM IN TROPICAL ISLAND Putu Suwardike; I Nyoman Rai; Rindang Dwiyani; Eniek Kriswiyanti
International Journal of Biosciences and Biotechnology Vol 7 No 1 (2019)
Publisher : Central Laboratory for Genetic Resource and Molecular Biology, Faculty of Agriculture, Udayana University in cooperation with Asia-Oceania Bioscience and Biotechnology Consortium (AOBBC)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (396.565 KB) | DOI: 10.24843/IJBB.2019.v07.i01.p05

Abstract

Creation of new superior varieties of mango through the empowerment of local genetic resources requires information about the potential properties of mango germplasm, including DNA polymorphism and its genetic diversity. This research aimed to obtain basic data on DNA polymorphism, genetic relationship, genetic similarity level, and molecular accession of Bali’s unique local mango. Sampling was conducted in four regencies in the Province of Bali. DNA preparation, PCR, and microsatellite analysis were carried out at the Laboratory of Genetics and Plant Breeding, Faculty of Agriculture, Gadjah Mada University. It found 44accessions of mangoes in Bali. The test results with 10 pairs of SSR markers showed that all primers produced polymorphic loci. There were 825 amplified DNA bands. Primer of AY31 produced the highest number of loci, which were 14 loci, while AY21 produced the fewest loci, i.e., 3 loci. Forty-four mango accessions showed a genetic similarity coefficient of 0.27 to 0.97. At a coefficient of 0.27, accessions were divided into 2 major groups: group A and group B. Group A consisted of two accessions, namely, KRA-005 and BDG-006 (Mangifera foetida Lour.), which had a similar coefficient of 0.657. Group B was divided into twosmaller groups, namely, groups B1 and B2, at a similarity coefficient of 0.342. Group B1 consisted of 39 accessions, while group B2 consisted of 3 accessions. Accessions Madu Anggur, Gading, Sambuk Mengwi, Kakul and Pakel Sulangai were identified as having unique alleles.
Pelatihan Budidaya Tabulampot Guna Mendukung Ketahanan Pangan Di Desa Baktiseraga Kabupaten Buleleng Buleleng I Putu Parmila; Putu Shantiawan; Made Suarsana; Putu Suwardike; Jhon Hardy Purba; P Sri Wahyuni
Jurnal Pustaka Mitra (Pusat Akses Kajian Mengabdi Terhadap Masyarakat) Vol 2 No 1 (2022): Jurnal Pustaka Mitra (Pusat Akses Kajian Mengabdi Terhadap Masyarakat)
Publisher : Pustaka Galeri Mandiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (447.213 KB) | DOI: 10.55382/jurnalpustakamitra.v2i1.118

Abstract

Desa Baktiseraga yang merupakan daerah urban serta padat permukiman sehingga pemanfaatan lahan pekarangan untuk budidaya tanaman sangatlah terbatas. Tim Penggerak PKK Desa Baktiseraga dan KWT Lingga Setyawati berkeinginan untuk mengembangkan tanaman buah sebagai usaha untuk memenuhi kebutuhan buah keluarga serta untuk usaha sampingan. Sebagai solusi untuk budidaya tanaman buah pada lahan sempit dipilihlah teknologi budidaya tanaman buah dalam pot (Tabulampot). Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan keterampilan anggota PKK dan KWT dalam budidaya tabulampot. Metode pada program ini adalah kombinasi penyuluhan, pembinaan dan pendampingan serta praktik secara langsung. Kegiatan dilaksanakan di kantor desa Baktiseraga pada tanggal 15 dan 22 November 2021 yang diikuti oleh 20 orang. Pada saat praktik langsung peserta yang terdiri dari anggota PKK dan KWT dapat membuat teknologi tabulampot dengan memanfaatkan irigasi rembesan sehingga dapat disimpulkan bahwa peserta menerima materi ceramah dengan baik.
IPTEKS BAGI INOVASI DAN KREATIVITAS KAMPUS (IbIKK) BIBIT BUAH-BUAHAN LANGKA BALI Jhon Hardy Purba; Putu Suwardike; I Dewa Nyoman Arta Jiwa
Jurnal Abditani Vol. 2 No. 2 (2019): Oktober
Publisher : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ALKHAIRAAT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (255.031 KB) | DOI: 10.31970/abditani.v2i0.26

Abstract

Program IbIKK selama tiga tahun (2014-2016) bertujuan untuk: (1) meningkatkan kemandirian pendanaan kampus, (2) pengembangan budaya kewirausahaan, (3) menyediakan tempat magang/penelitian, (4) pelestarian plasma nutfah tanaman buah-buahan langka Bali, dan (5) meningkatkan kesejahteraan. Target luaran: (1) bibit dan tabulampot buah-buahan langka Bali, (2) jasa konsultasi/pelatihan, (3) Magang/penelitian mahasiswa, (4) wirausaha baru, (5) artikel yang dipublikasikan, (6) omzet, dan (7) pelestarian buah-buahan langka Bali. Mewujudkan tujuan tersebut dilakukan dengan mengoptimalkan sarana dan prasarana yang sudah ada dan penggunaan modal kerja yang berasal dari Ditlitabmas Dikti dan Universitas Panji Sakti. Hasil yang dicapai: (1) Bibit buah-buahan langka Bali, (2) Peralatan agronomis untuk keperluan IbIKK dan praktikum mahasiwa, (3) Tempat praktikum mahasiswa dengan sarana pendukungnya; (4) Tanaman buah langka Bali dalam Pot (Tabulampot), (5) Tempat penelitian mahasiswa. Proyeksi kedepan setelah kontrak IbIKK dengan Ditlitabmas Dikti selesai pada akhir tahun 2016, program IbIKK menjadi unit usaha Fakultas Pertanian Universitas Panji Sakti.
ADAPTASI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) TERHADAP PENINGKATAN KELEBIHAN AIR SEBAGAI DAMPAK PEMANASAN GLOBAL Putu Santhiawan; Putu Suwardike
Agro Bali : Agricultural Journal Vol 2, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (628.805 KB)

Abstract

Perubahan iklim (climate change) sebagai dampak pemanasan global menimbulkan ketidakpastian (anomali) iklim berupa kekeringan yang berlebihan (El-Nino) dan hujan yang berlebihan (La Nina) yang sangat berpengaruh terhadap produktivitas tanaman padi. Dalam kondisi normal. produksi padi di Indonesia akan mengalami penurunan hingga 65 juta ton pada tahun 2050. Namun akibat perubahan iklim, penurunan produksi padi dapat lebih derastis hingga mencapai 90 juta ton atau turun hingga 38 persen. Tanaman padi membutuhkan sekitar 2.500 liter air untuk menghasilkan 1 kg butir gabah (rough rice). Air ini dipenuhi dari air hujan dan/atau air irigasi. La Nina dapat mengganggu pertumbuhan dan hasil tanaman padi karena tanaman mengalami kerusakanakibat terbatasnya pertukaran udara, baik berupa karbondioksida (CO2) maupun oksigen (O2) yang menghambat proses fotosintesis dan respirasi tanaman. Tingkat gangguan pertumbuhan dan hasil tanaman padi akibat kelebihan air tergantung pada tingkat toleransi varietas, tingkat genangan dan lama waktu terjadinya genangan. Secara fisiologis adaptasi tanaman padi sawah terhadap kelebihan air tergolong kompleks. Tanaman yang menghasilkan PDC dan ADH lebih banyak lebih toleran terhadap genangan. Secara molekuler, tanaman yang mengandung gen Sub1 lebih tahan terhadap kelebihan air.DOI:10.37637/ab.v2i2.397
PENGARUH KONSENTRASI GIBERELIN DAN JUMLAH BUAH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL MELON (Cucumis melo Linn.) Jhon Hardy Purba; Putu Suwardike; I Gede Suwarjata
Agro Bali : Agricultural Journal Vol 2, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (419.444 KB) | DOI: 10.37637/ab.v2i1.404

Abstract

Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasei giberelin dan jumlah buah terhadap pertumbuhan dan hasil melon dilaksanakan bulan Juli-September 2017 di Desa Tejakula, Kabupaten Buleleng dengan ketinggian 25 meter dari atas permukaan laut. Penelitian lapang ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK), terdiri atas dua faktor yang disusun secara faktorial. Faktor pertama adalah konsentrasi Giberelin (GA3) (G) dengan 4 taraf yaitu konsentrasi giberelin 0,00 g.l-1 air (G0), konsentrasi giberelin 0,03 g.l-1 air (G1), konsentrasi giberelin 0,06 g.l-1 air (G2), konsentrasi giberelin 0,09 g.l-1 air (G3). Faktor kedua adalah perlakuan jumlah buah (B) dengan tiga taraf yaitu pemeliharaan satu buah pada satu batang pokok per tanaman (B1), pemeliharaan dua buah pada satu batang pokok per tanaman (B2), dan pemeliharaan dua buah pada dua batang pokok per tanaman (B3). Pemberian giberelin berpengaruh tidak nyata terhadap hasil melon. Perlakuan jumlah buah berpengaruh nyata terhadap berat kering oven buah per tanaman. Perlakuan jumlah buah berpengaruh tidak nyata terhadap pertumbuhan tanaman. Perlakuan kombinasi pemberian giberelin dengan jumlah buah berpengaruh sangat nyata terhadap berat kering oven buah per tanaman.
QUO VADIS PANGAN PRODUK REKAYASA GENETIK DI INDONESIA? Putu Suwardike
Agro Bali : Agricultural Journal Vol 2, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (198.677 KB) | DOI: 10.37637/ab.v2i1.409

Abstract

Secara obyektif, Indonesia dihadapkan pada tantangan penyediaan pangan berkualitas yang mencukupi kebutuhan seluruh masyarakat di tengah-tengah semakin menyusutnya lahan pertanian produktif, merosotnya daya dukung lahan, keterbatasan air irigasi, dan kondisi iklim tidak menentu. Kebutuhan pangan dikhawatirkan tidak mampu dipenuhi dengan hanya mengandalkan sistem produksi konvensional. Kemajuan dibidang bioteknologi telah memberikan ruang bagi pemulia tanaman melakukan transfer gen dari makhluk hidup berkerabat jauh, seperti dari bakteri ke tanaman. Pada tataran produksi, penerapan bioteknologi mampu menghasilkan tanaman jenis-jenis baru yang lebih unggul, seperti hasil lebih tinggi, lebih efisien menggunakan nutrisi, tahan terhadap cekaman lingkungan tertentu, memiliki kandungan protein lebih tinggi, dan lebih tahan simpan. Namun pada tataran pemanfaatan produk masih menimbulkan pro dan kontra. Pengembangan tanaman transgenik merupakan alternatif solusi terhadap kekhawatiran kerawanan pangan di masa mendatang. Pengujian-pengujian tanaman transgenik dan produk pangan bioteknologi lainnya perlu terus dilakukan. Mengingat beragamnya persepsi masyarakat terhadap produk pangan transgenik, maka pemasangan label pada produk pangan transgenik diperlukan untuk memudahkan masyarakat menentukan pilihannya.
PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG AYAM YANG DIFERMENTASI EM4 DAN KONSENTRASI BIOURINE SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BAYAM JEPANG (Spinacia oleracea L.) Putu Suwardike; Putu Sri Wahyuni; I Made Artika
Agro Bali : Agricultural Journal Vol 2, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (636.949 KB)

Abstract

Penelitian yang betujuan untuk mengetahui dosis pupuk kandang ayam difermentasi EM4, konsentrasi biourine sapi, dan interaksi antara keduanya yang memberikan pertumbuhan dan hasil bayam Jepang terbaik telah dilakukan di Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, pada ketinggian tempat 1.500 m dpl. Percobaan berlangsung selama 45 hari, mulai dari Pertengahan April – Mei 2019, menggunaan Rancangan Acak Kelompok (RAK), terdiri dari dua faktor. Faktor pertama dosis pupuk kandang kandang ayam difermentasi EM-4 (A), dengan 4 taraf yaitu : (A0) tanpa pupuk kandang ayam (kontrol), (A1) pupuk kandang ayam dosis 10 ton.ha-1 atau 480 gram/petak, (A2) pupuk kandang ayam dosis 20 ton.ha-1 atau 960 gram/petak, dan (A3) pupuk kandang ayam dosis 30 ton.ha-1 atau 1440 gram/petak. Faktor kedua kensentrasi biourine sapi (B), dengan 4 taraf yaitu : (B0) tanpa biourine sapi (kontrol), (B1) konsentrasi biourine sapi 100 ml.l-1 larutan atau 10%, (B2) konsentrasi biourine sapi 200 ml.l-1 larutan atau 20%, (B3) konsentrasi biourine sapi 300 ml.l-1 larutan atau 30%. Hasil analisis ragam menunjukan dosis pupuk kandang ayam yang difermentasi EM4 berpengaruh nyata sampai sangat nyata terhadap hampir semua variabel yang diamati, kecuali tinggi tanaman per tanaman umur 17 hst dan berat kering oven daun per tanaman. Dosis pupuk kandang ayam yang difermentasi EM4 20 ton.ha-1 memberikan berat basah total per tanaman tertinggi, yaitu 228,74 g dan berat kering oven total per tanaman tertinggi, yaitu 115,37 g. Dosis optimal pupuk kandang ayam yang difermentasi EM-4 yaitu18,40 ton.ha-1 dengan berat kering oven total per tanaman maksimum = 135,21 g. Konsentrasi biourine sapi 200 ml.l-1 larutan memberikan berat basah total per tanaman tertinggi, yaitu 238,01 g dan berat kering oven total tertinggi, yaitu 121,51 g. Konsentrasi optimal biourine sapi yaitu 176,69 ml.l-1 dengan berat kering oven total per tanaman maksimum = 135,44 g. Interaksi antara dosis pupuk kandang ayam yang difermentasi EM4 dan konsentrasi biourine sapi hanya berpengaruh nyata terhadap jumlah daun per tanaman umur 45 hst.DOI:10.37637/ab.v2i2.394
ANTIOKSIDAN PADA MANGGA Putu Suwardike; I Nyoman Rai; Rindang Dwiyani; Eniek Kriswiyanti
Agro Bali : Agricultural Journal Vol 1, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (308.552 KB) | DOI: 10.37637/ab.v1i2.401

Abstract

Mangga memiliki potensi sebagai sumber aktioksidan dengan mutu yang baik karena mengandung senyawa asam askorbat, karotenoid dan fenolik yang cukup tinggi. Bagian tanaman mangga yang diketahui menghasilkan antioksidan antara lain daun, batang dan buahnya. Berbagai antioksidan baik dari kelompok fenolik maupun flavonoid merupakan senyawa metabolik sekunder. Senyawa metablik sekunder secara umum dikenal sebagai senyawa kimia yang mempunyai kemampuan bioaktif sehingga banyak digunakan sebagai obat tradisional. Artikel ini menelaah ragam dan potensi antioksidan pada mangga dan biosintesisnya pada mangga. Jenis dan potensi kandungan senyawa antioksidan pada mangga beragam menurut vaietas dan bagian tanaman. Biosintesis senyawa antioksidan pada mangga diperkirakan sama seperti pada tanaman lainnya, dimulai dari jalur sikhimate.
KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN MANGGA (Mangifera indica L.) DI BULELENG Putu Suwardike; I Nyoman Rai; Rindang Dwiyani; Eniek Kriswiyanti
Agro Bali : Agricultural Journal Vol 1, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (46.475 KB) | DOI: 10.37637/ab.v1i1.389

Abstract

Tanaman mangga meupakan salah jenis tanaman yang banyak dikembangkan di Kabupaten Buleleng. Umumnya, pengembangan mangga tidak didasarkan pada analisa kesesuaian lahan, tetapi berdasarkan coba- coba atau meniru petani lain yang telah berhasil. Artikel ini merupakan hasil studi pustaka guna menelaah kondisi eksisting pengembangan tanaman mangga di Buleleng, dan kecocokan kondisi faktual pengembangan tanaman mangga di Buleleng dengan Petunjuk Teknis Evaluasi Lahan untuk tanaman mangga. Pada tingkat ordo, lahan-lahan di wilayah Kabupaten Buleleng tergolong cocok (S) untuk tanaman mangga. Tetapi, pada tingkat klas, kesesuaian lahan untuk tanaman mangga di Buleleng cukup bervariasi. Wilayah yang paling sesuai untuk tanaman mangga adalah Kecamatan Buleleng, Sawan dan Kubutambahan.
IDENTIFIKASI KOPI WANAGIRI SECARA BOTANI DAN AGROEKOLOGI SEBAGAI PRODUK UNGGULAN BULELENG DALAM MENDUKUNG PARIWISATA DESA WANAGIRI Putu Shantiawan; I Putu Parmila; Made Suarsana; Putu Suwardike; Jhon Hardy Purba; Putu Sri Wahyuni
Jnana Karya Vol 1, No 01 (2020)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1335.796 KB)

Abstract

Desa Wanagiri adalah salah satu desa yang terdapat di kecamatan Sukasada, kabupaten Buleleng. Posisi yang berada di bagian hulu dari kabupaten Buleleng menempatkan desa Wanagiri sebagai kawasan perlidungan alam dan Kawasan suci di Bali. Sekitar 70,95% penduduknya bekerja  di sektor pertanian, sekitar 4,23% bekerja di sektor pariwisata, dan selebihnya berusaha di sektor lainnya. Sesuai dengan kondisi geografisnya umumnya penduduk sebagai petani lebih banyak menjadi petani kopi Arabika yang hanya cocok tumbuh pada ketinggan 900-1400 mdpl. Kelompok tani yang telah mendapatkan sertifikat Rainforest untuk kopi Arabikanya adalah Kelompok Tani Leket Sari. Namun permasalahan yang muncul selanjutnya adalah mulai menurunnya produktivitas kopi Wanagiri sedangkan BUM Desa Eka Giri Karya Utama sebagai badan yang mengelola kelompok tani kopi berencana akan membentuk sebuah Agrowisata Kopi Wanagiri. Sehingga dipandang perlu dilaksanakan kegiatan identifikasi dan karakterisasi varietas kopi Arabika di desa Wanagiri sebagai bahan edukasi petani. Metode yang digunakan: pelatihan partisipatif dengan metode penyuluhan dan pelatihan. Target yang ingin dicapai: anggota kelompok tani mampu memahami perbedaan jenis, keunggulan dan kekurangan dari masing-masing varietas kopi Arabika yang dibudidayakan. Hasilnya adalah seminar dan sosialisasi pada kelompok tani Leket Sari dan peningkatan pemahaman anggota kelompok tani tentang kopi Arabika.