Claim Missing Document
Check
Articles

Found 36 Documents
Search

Pengaruh suplementasi minyak ikan terproteksi terhadap kecernaan nutrien bahan kering (bk ) dan bahan organik (bo) pada kambing peranakan ettawa (pe) Tri Ida Wahyu Kustyorini
Jurnal Sains Peternakan Vol 6 No 2 (2018): Jurnal Sains Peternakan
Publisher : Fakultas Peternakan, Universitas PGRI Kanjuruhan Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21067/jsp.v6i2.2971

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kecernaa bahan kering (BK) dan bahan organik (BO) pada kambing peranakan ettawa. Materi yang digunakan adalah 9 ekor kambing jantan peranakan ettawa dan minyak ikan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode percobaan lapang dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Perlakuan yang diujikan adalah P0: pakan control (rumput gajah dan konsentrat), P1 (rumput gajah, konsentrat + minyak ikan), P2 (rumput gajah, konsentrat + Ca-minyak ikan). Setiap perlakuan kambing PE diulang sebanyak 3 kali. Variabel yang diamati pada penelitian adalah kecernaan bahan kering (BK) dan bahan organik (BO).hasil penelitian dianalisis dengan mnggunakan analisis anova dan jika terdapat pengaruh dilanjut dengan uji BNT. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya perbedaan yang tidak nyata P>0,05 terhadap kecernaan bahan kering (BK) dan kecernaan bahan organik (BO) pada kambing peranakan ettawa. Kecernaan BK tertinggi pada P0 sebesar 92,70% dan kecernaan BO tertinggi juga pada P0 sebesar 86,21%. Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini yaitu pemberian minyak ikan terproteksi tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap tingkat kecernaan BK dan BO. ABSTRACT This study aims to determine the level of dry matter digestibility and organic matter in ettawa breed goats. The material used was 9 male ettawa breeds and fish oil. The research method used is a field trial method using Randomized Block Design (RBD). The treatments tested were P0: control feed (elephant grass and concentrate), P1 (elephant grass, concentrate + fish oil), P2 (elephant grass, concentrate + fish oil Ca-oil). Each treatment of PE goats is repeated 3 times. The variables observed in the study were dry matter digestibility and organic matter. The results of the study were analyzed by using ANOVA analysis. Based on the results of the study showed that there was no significant difference P> 0.05 to the dry matter digestibility (DM) and digestibility of organic matter (OM) in ettawa breeds. The highest DM digestibility at P0 was 92.70% and the highest OM digestibility was also at P0 of 86.21%. The conclusion obtained from the results of this study is that the provision of protected fish oil does not have a significant effect on the digestibility level of DM and OM.
Substitusi limbah ulat hongkong (Tenebrio molitor) sebagai pengganti konsentrat terhadap konsumsi protein dan protein efisiensi rasio (per) pada daging kelinci pedaging Melody Yoman; Tri Ida Wahyu Kustyorini; Aju Tjatur Nugroho Krisnaningsih
Jurnal Sains Peternakan Vol 5 No 1 (2017): Jurnal Sains Peternakan
Publisher : Fakultas Peternakan, Universitas PGRI Kanjuruhan Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21067/jsp.v5i1.3132

Abstract

ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui subtitusi limbah ulat hongkong sebagai pengganti konsentrat terhadap konsumsi protein dan protein efisiensi rasio (PER) pada ternak kelinci. Materi yang digunakan dalam penelitian ini meliputi ternak kelinci sebanyak 12 ekor, kandang, peralatan dan pakan ternak yaitu limbah ulat hongkong, konsentrat, hijauan. Metode yang digunakan adalah percobaan laboratorium dengan mengunakan 4 perlakuan dan 3 ulangan, meliputi, P0 : Kontrol (Konsentrat 60% + Hijauan 40%), P1 : Limbah Ulat 20% + Konsentrat 40% + Hijauan 40%. P2 : Limbah Ulat 40% + Konsetrat 20% + Hijauan 40%. P3: Limbah Ulat 60% + Hijauan 40%. Adapun variabel penelitian meliputi konsumsi protein dan protein efisiensi rasio (PER). Data yang di dapat pada penelitian ini dianalisis, dengan menggunakan RAL, jika terdapat pengaruh dilanjutkan dengan uji BNT. Berdasarkan penelitian ini diketahui bahwa penambahan limbah ulat pada pakan kelinci memberikan pengaruh yang nyata(P<0,05) terhadap protein efisiensi rasio (PER) dan tidak memberikan pengaruh(P>0,05) terhadap Konsumsi protein. Konsumi protein tertinggi pada P0 (18,81 gr), dan PER tertinggi dicapai pada P1 (1,19). Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa substitusi limbah ulat hongkong sebanyak 20% memberikan nilai terbaik terhadap protein efisiensi rasio (PER). ABSTRACT The purpose of this study was to determine the substitution mealworm waste at concentrate substitusi To the consumption of protein and protein efficiency ratio (PER) in the rabbit.the interial of this research were rabbit, melworn waste, concentrat, forage. The method of this research were. Fleeld experiment,with 4 treatments and 3 replications. Such us P0. Concentrat 60%+ forageP1: waste silkworn 20% + concentrate 40% + forage 40%, P2: waste silkworn 20% + concentrate 40% forage 40% P3: waste mealworm 60% + 40% forage, while The date was analyzed using analysis of variance RAL, if there is the influence followed by LSD test. The result of research were, the substitution of melworn waste on concentrate gave significant effect (P<0.05) to protein eficienci ratio (PER) and did’t gave effect (P>0.05) to protein consumtion. The highest consumtion of protein P0 (18.89) and the highest PER in P1 91,19). Based on the results of the discussion can be concluded that the feed control provides the best value. But economically and based on the use of waste as much as 20%melwormhongkong provide the best value.
Subtitusi limbah ulat hongkong (tenebrio molitor) sebagai pengganti konsentrat terhadap kecernaan bahan kering (kcbk), bahan organik (kcbo) dan protein kasar (kcpk) ternak kelinci Tri Ida Wahyu Kustyorini; Dyah Lestari Yulianti
Jurnal Sains Peternakan Vol 5 No 1 (2017): Jurnal Sains Peternakan
Publisher : Fakultas Peternakan, Universitas PGRI Kanjuruhan Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21067/jsp.v5i1.3134

Abstract

ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui subtitusi limbah ulat hongkong sebagai pengganti konsentrat terhadap kecernaan bahan kering (KcBK), bahan organik (KcBO) dan protein kasar (KcPK) pada ternak kelinciMateri yang digunakan dalam penelitian ini meliputi ternak kelinci, limbah ulat hongkong, konsentrat, hijauan. Metode penelitian ini menggunakan 4 perlakuan dan 3 ulangan, percobaan laboratorium, dan air minum diberikan secara ad bilitum, pakan basal ditambahkan limbah ulat P0 : Kontrol + (Konsentrat 60% + Hijauan 40%), P1 : Limbah Ulat 20% + Konsentrat 40% + Hijauan 40%, P2 : Limbah Ulat 40% + Konsentrat 20% + Hijauan 40%, P3: Limbah Ulat 60% + Hijauan 40%, adapun data yang didapat pada penelitian ini dianalisis sidik ragam menggunakan RAL, jika terdapat pengaruh dilanjutkan dengan uji BNT. Hasil penelitian menunjukan bahwa ransum yang menggunakan substitusi limbah ulat hongkong memberikan pengaruh yang sangat nyata (P0<0,01) terhadap kecernaan bahan kering, berpengaruh yang nyata (P0<0,05) terhadap kecernaan bahan organic dan kecernaan protein kasar pada ternak kelinci. Kecernaan BK tertinggi pada P0 sebesar 95,85%, Kecernaan Bahan organik tertinggi pada P0 sebesar 96,95% dan kecernaan protein tertinggi pada P0 sebesar 91,21%. Berdasarkan hasil dapat disimpulkan bahwa pakan kontrol memberikan nilai KcBK,KcBO,dan KcPK terbaik ABSTRACT The purpose of this study was to determine the substitution of mealworm waste as a substitute for concentrates on dry matter digestibility, organic matter and crude protein of rabbits The material used in this study included rabbits, mealworm waste, concentrates, forage. This research method used 4 treatments and 3 replications, laboratory experiments, and drinking water was given in ad bilitum, basal feed was added to mealworm waste, P0: Control + (Concentrate 60% + Green 40%), P1: mealworm waste 20% + Concentrate 40% + Forage 40%, P2: 40% mealworm waste + 20% Concentrate + 40% Forage, P3: 60% mealworm waste + 40% Forage, while the data obtained in this study analyzed variance using RAL, if there is an effect followed by a test BNT. The results showed that rations using mealworm waste substitution had a very significant effect (P0 <0.01) on dry matter digestibility, having a significant effect (P0 <0.05) on digestibility of organic matter and crude protein digestibility in rabbits. The highest DM digestibility at P0 was 95.85%, the highest organic matter digestibility at P0 was 96.95% and the highest protein digestibility at P0 was 91.21%. Based on the results it can be concluded that the control feed provides the best dry matter digestibility, organic matter and crude protein .
Pengaruh pemberian tepung biji durian sebagai bahan pengisi bakso daging itik petelur afkir terhadap daya susut masak dan uji organoleptik Abu Bakar; Permata Ika Hidayati; Tri Ida Wahyu Kustyorini
Jurnal Sains Peternakan Vol 5 No 1 (2017): Jurnal Sains Peternakan
Publisher : Fakultas Peternakan, Universitas PGRI Kanjuruhan Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21067/jsp.v5i1.3154

Abstract

ABSTRACT The purpose of this research is to know the effect of giving of durian seed meal as filling material of laying duck meatballs with organoleptic test and cooking shrinkage on elasticity, aroma, taste, color and texture. This method uses a complete Randomized design with four repetitions. Grain levels of durian 0% (P0), 5% (P1), 10% (P2), 15% (P3), and 20% (P4) durian grains. Using single variance analysis data. The results of organoleptic test and cooking shrink showed that in P0 and P1 treatment with 0-5% durian flour level there was a very real effect (P<0.01). While on P2, P3 and P4 does not influence good elasticity, aroma, taste, color, and texture. This is why more and more level of durian seed meal will decrease. Suggested in the process of making duck meatballs using 95% tapioca flour with 5% durian seed meal
Pengaruh lama perendaman biji jagung pada larutan urin kelinci terhadap produktivitas fodder jagung (zea mays) dengan sistem hidroponik Lesmin Yigibalom; Tri Ida Wahyu Kustyorini; Aju Tjatur Nugroho Krisnaningsih
Jurnal Sains Peternakan Vol 5 No 2 (2017): Jurnal Sains Peternakan
Publisher : Fakultas Peternakan, Universitas PGRI Kanjuruhan Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21067/jsp.v5i2.3162

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama perendaman biji jagung pada larutan urin kelinci terhadap produktivitas fodder jagung(zea mays) dengan sistem hidroponik.Metode penelitian yang digunakan adalah percobaan lapang dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 5 ulangan.Perlakuan penelitian yaitu P0 (tanpa perendaman), P1 perendaman pada air 24 jam, perendaman pada larutan urin P2 (8 jam), P3 (16 jam), dan P4 (24 jam). Variabel yang diamati dalam penelitian ini lama perendaman biji jagung yang berbeda dan larutan urin kelinci, variabel tersebut berkaitan dengan persentase perkecambahan, persentase kecambah normal, produksi segar, produksi bahan kering, produksi bahan organik, produksi protein kasar, produksi serat kasar. Analisis yang digunakan adalah analisis sidik ragam (ANOVA). Hasil menunjuk kan bahwa perlakuan perendaman biji jagung dalam larutan urin kelinci memberi pengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap Persentase kecambah normal produksi hijauan segar, produksi bahan kering, produksi bahan organik,produksi serat kasar , produksi protein kasar, sedangkan pada hasil pengamatan pada persentase kecambah memberi pengaruh tidak nyata (P>0,05), persentase kecambah normal tertinggi pada perlakuan P2 (99,3%) dan P1 (98,1%), produksi segar tertinggi pada P2 (384,2 gram) produksi bahan kering tertinggi pada P2 (113,92 gram), produksi protein kasar tertinggi pada P2 (61,2 gram) produksi bahan organik P2 (36,0 gram) dan produksi serat kasar P2 (55,58 gram). Kesimpulan dari hasil penelitian ini bahwa perlakuan perendaman biji jagung selama 8 jam dengan larutan urin kelinci dapat membrikan pengaruh yang lebih baik terhadap produktivitas fodder jagung dengan sistem hidroponik. Abstract This study aimed to determine the effect of soaking time of corn kernels on rabbit urine solution on the productivity of corn fodder (zea mays) with hydroponic systems. The research method used was a field experiment using a completely randomized design (CRD) with 5 treatments and 5 replications. Maintenance treatment is P0 (without immersion), P1 (immersion on water 24 hours), immersion on urine solution P2 (8 hours), P3 (16 hours), P4 (24 hours). Variables observed in this study were different lengths of corn seed immersion and rabbit urine solution, these variables were related to germination percentage, percentage of normal sprouts, fresh production, dry matter production, organic matter production, crude protein production, crude fiber production. The analysis used was variance analysis (ANOVA). These results indicate that the treatment of soaking corn kernels in the urine solution of rabbits had a very significant effect (P <0.01). ) to the percentage of normal germination of fresh forage production, dry matter production, production of organic matter, crude fiber production, crude protein production, while the results of observations on the percentage of sprouts had no significant effect (P> 0.05) P2 (99.3%) and P1 (98.1%), highest fresh production in P2 (384.2 grams) highest dry matter production in P2 (113.92 grams), highest crude protein production in P2 (61.2 gram) production of organic matter P2 (36.0 grams) and production of crude fiber P2 (55.58 grams). The conclusions from the results of this study that the treatment of corn seed immersion for 8 hours with rabbit urine solution can provide a better influence on the productivity of corn fodder with a hydroponic system.
Pengaruh frekuensi penyiraman benih terhadap produktivitas fodder jagung ( zea mays) dengan sistem hidroponik Tri Ida Wahyu Kustyorini; Permata Ika Hidayati
Jurnal Sains Peternakan Vol 5 No 2 (2017): Jurnal Sains Peternakan
Publisher : Fakultas Peternakan, Universitas PGRI Kanjuruhan Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21067/jsp.v5i2.3163

Abstract

Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui frekuensi penyiraman benih terhadap produktivitas jagung fooder (Zea mays) dengan sistem hidroponik. Metode dari penelitian ini adalah jagung dan air. Metode yang digunakan adalah eksperimental lapang menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAK) dengan 3 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan yang digunakan adalah P1 (1 kali penyiraman / hari), P2 (2 kali penyiraman / hari) dan P3 (3 kali penyiraman / hari). Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah Persentase Perkecambahan, Persentase Kecambahan Normal, Produksi Hijauan Segar, Produksi Bahan Kering, Produksi Bahan Organik, Produksi Protein Kasar dan Produksi Serat Mentah. Analisis data ini dikerjakan dengan menggunakan alat bantu yaitu program SPSS for Windows 16.0. Apabila setiap perlakuan terdapat pengaruh makan dilanjutkan dengan uji Duncan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa produktivitas pakan jagung dengan berbagai perlakuan penyiraman memberikan efek yang sangat nyata (P <0,01) pada persentase perkecambahan, perkecambahan normal, produksi hijauan segar, produksi bahan kering, produksi bahan organik, produksi protein kasar dan produksi serat kasar. Persentase perkecambahan tertinggi pada perlakuan P3 (95,80%), persentase kecambah normal tertinggi pada P2 (94,63%), produksi hijauan segar tanaman tertinggi pada P3 (420,80 gram), produksi bahan kering tertinggi pada P3 (364,82 gram), produksi bahan organik tertinggi pada P3 (357,68 gram), produksi protein kasar pada P3 (66,51 gram) dan produksi serat kasar pada P3 (82,74 gram). Kesimpulan dari penelitian ini adalah benih penyiraman sebanyak 3 kali / hari memberikan produktivitas pakan jagung tertinggi (Zea mays) dengan sistem hidropinik. Abstract The aim of this research were to know of seed watering frequeney to productivity of corn fooder (Zea mies) by hidropinic system. The material of this research were corn and water. The method used was experimental field using Completely Randomized Design (CDR) with 3 treatments and 5 replications. The treatment used is P1 (1 time watering / day), P2 (2 times watering / day) and P3 (3 times watering / day). The variables observed in this study were. Percentage of germination, percentage of normal germination, flant production, dry material production, organic matter production, crude protein production and gude fiber production. Based on the results of the research shown that the productivity of corn feed with various watering treatments gives a very real effect (P <0.01) on the percentage of germination, normal germination, plant production, DM production, OM production, CD production and CF production. The highest percentage of germination on treatment P3 (95.80%), highest percentage of normal germination on P2 (94.63%), highest plant fresh production on P3 (420.80 gram), highest dry matler production on P3 (364.82 gram), highest OM production on P3 (357.68 gram), CD production on P3 (66,51 gram) and CF production on P3 (82,74 gram). The conduded of this research were seed watering frequeney 3 times/day gave highest productivity of corn fodder (Zea mies) by hidropinic system.
Pengaruh konsentrasi larutan urin sapi sebagai media penyiraman dan pupuk organik terhadap persentase perkecambahan, persentase kecambah normal dan produksi hijauan segar pada hidroponik Fodder jagung (zea mays) Tri Ida Wahyu Kustyorini; Aju Tjatur Nugroho Krisnaningsih; Dimas Zulfikar Hanif
Jurnal Sains Peternakan Vol 7 No 1 (2019): Jurnal Sains Peternakan
Publisher : Fakultas Peternakan, Universitas PGRI Kanjuruhan Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21067/jsp.v7i1.3612

Abstract

ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi larutan urin sapi yang berbeda terhadap persentase perkecambahan, persentase kecambah normal dan produksi hijauan segar pada hidroponik fodder jagung (Zea mays). Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah jagung kuning sebanyak 6.250 biji, urin dan air. Metode penelitian yang digunakan adalah percobaan lapang dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 5 ulangan. Adapun perlakuan yang di gunakan adalah P0 (100ml air), P1 (5% urin), P2 (10% urin), P3 (15% urin), P4 (20% urin). Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah persentase perkecambahan, persentase kecambah normal dan produksi hijauan segar. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis sidik ragam (ANOVA), apabila terdapat perbedaan dilakukan uji lanjut dengan menggunakan Uji BNT (Beda Nyata Terkecil).Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa produktivitas fodder jagung (Zea mays) dengan perlakuan penyiraman menngunakan konsentrasi larutan urin sapi yang berbeda memberi pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap persentase perkecambahan, persentase kecambah normal dan produksi hijauan segar. Persentase perkecambahan tertinggi pada P1 (70,48%), persentase kecambah normal tertinggi P1 (94,63%) dan produksi hijauan segar tertinggi pada P1 (138 gram). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan konsentrasi larutan urin 5% sebagai media penyiraman dan pupuk organik memberikan nilai terbaik terhadap persentase perkecambahan, persentase kecambah normal dan hijauan segar pada hidroponik fodder jagung (Zea mays). ABSTRACT The aim of this research were to know of the effect of different concentrations of cow urine solution on the effect of urine cow solution concentration for watering media and organic fertilizer on percentage of gemination, percentage normal germination and plant production on corn fodder (Zea mays) with a hydroponic system of corn fodder (zea mays) with hydroponic systems. The material of this research were corn, urine and water. The method used was experimental field using Completely Randomized Design (CDR) with 5 treatmens and 5 replications. The treatment used is P0 (0% urine solution), P1 (5% urine solution), P2 (10% urine solution), P3 (15% urine solution), P3 (20% urine solution). The variables observed in this study were Percentage of Germination, Percentage of Normal Germination and Plant Production. Based on the results of the study, it shown that watering treatment using different concentrations of cow solution had a very significant effect (P <0.01) on germination percentage, normal germination percentage and plant production. The highest percentage of germination was P1 (70.48%), the highest percentage of normal germination was P1 (94.63%) and the highest plant production was P1 (138 grams). Based on the results of the study it can be concluded that the treatment by giving 5% urine cow solution concentration for watering media and organic give the best value to fertilizer on percentage of gemination, percentage normal germination and plant production on corn fodder (Zea mays) with a hydroponic system.
Frekuensi Penyiraman Larutan Urin Domba terhadap Tinggi Tanaman, Jumlah Daun dan Produksi Segar Hidroponik Fodder Jagung (Zea mays) Tri Ida Wahyu Kustyorini; Aju Tjatur Nugroho Krisnaningsih; Didakus Santitores
Jurnal Sains Peternakan Vol 8 No 1 (2020): Jurnal Sains Peternakan
Publisher : Fakultas Peternakan, Universitas PGRI Kanjuruhan Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21067/jsp.v8i01.4563

Abstract

The purpose of this study was to determine the effect of watering frequency of sheep urine solution on plant height, number of leaves and plant production on corn fodder (Zea mays). The material used in this study was 3.750 corn, sheep urine and water. The method used in this study was a field experiment using a Completely Randomized Design (CRD) consisting of 3 treatments and 5 replications. The research treatment consisted of P1 (watering 1 time /day), P2 (watering 2 times /day) and P3 (watering 3 times /day) with 10% sheep urine solution. The variables observed in this study were plant height, number of leaves and plant production. The analysis used was analysis of variance if there was an effect then continued with the LSD test. Based on the results of the study showed that the frequency of watering the urine solution of sheep gave no significant effect (P> 0.05) on plant height, number of leaves and gave a very significant effect (P <0.01) on plant production. The highest plant height in P2 (36.76 cm), the highest number of leaves in P2 (3.40 strands) and the highest plant production in P2 (374.80 grams). The conclusion of this study is the watering of sheep urine solution 2 times a day giving the best results on plant height, leaf number and fresh hydroponic production of corn fodder (Zea mays).
Frekuensi penyiraman pupuk organik cair terhadap produksi segar dan bahan kering hidroponik fodder gandum (Triticum sp) Tri Ida Wahyu Kustyorini; Dimas Pratidina Puriastuti Hadiani; Ponsianus Sardin
Jurnal Sains Peternakan Vol 8 No 2 (2020): Jurnal Sains Peternakan
Publisher : Fakultas Peternakan, Universitas PGRI Kanjuruhan Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21067/jsp.v8i2.5208

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui produksi segar dan bahan kering fodder gandum dengan sistem hidroponik. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah gandum dan pupuk organik cair (POC). Metode Percobaan yang dilakukan adalah percobaan lapang dengan mengunakan rancangan acak lengkap (RAL). Perlakuan penelitian yaitu frekuensi penyiraman pupuk organik cair dengan kosentrasi 10% yaitu P1:penyiraman 1 kali/sehari P2 : penyiraman 2 kali sehari dan P3 : penyiraman 3 kali sehari . Masing masing perlakuan diulang sebanyak 5 kali. Variabel penelitian meliputi produksi hijauan segar dan produksi bahan kering. Analisis statistik yang digunakan adalah analisis varians. Jika terdapat pengaruh antar perlakuan,maka dilanjut dengan uji BNT.Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa frekuensi penyiraman pupuk organik cair memberikan pengaruh sangat nyata(P<0,01) terhadap produksi hijauan segar. dan memberikan pengaruh nyata (P<0,05) terhadap produksi bahan kering fodder gandum dengan sistem hidrroponik. Produksi hijauan segar tertinggi pada P2 dengan nilai (194,8 gram) dan produksi bahan kering tertinggi pada P2 dengan nilai (20,55 gram). Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa penyiraman 2 kali sehari dengan pupuk organik cair dengan konsentrasi 10% dapat memberikan hasil terbaik pada produktivitas fodder gandum dengan sistem hidroponik
Substitusi limbah ulat hongkong (Tenebrio molitor) sebagai pengganti konsentrat terhadap konsumsi dan pertambahan bobot badan (pbb) kelinci pedaging Tri Ida Wahyu Kustyorini; Yohanes Siep; Enike Dwi Kusumawati
Jurnal Sains Peternakan Vol 8 No 2 (2020): Jurnal Sains Peternakan
Publisher : Fakultas Peternakan, Universitas PGRI Kanjuruhan Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21067/jsp.v8i2.5209

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh subtitusi limbah ulat hongkong sebagai pengganti konsentrat terhadap konsumsi dan Pertambahan Bobot Badan (PBB) kelinci pedaging. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelinci sebanyak 12 ekor, limbah ulat hongkong, kangkung kering dan konsentrat. Metode penelitian yang digunakan adalah percobaan lapang dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Adapun perlakuan yang digunakan adalah P0:Kontrol (Konsentrat 60%+Hijauan 40%), P1:Limbah Ulat 20%+Konsentrat 40%+Hijauan 40%, P2:Limbah Ulat 40%+Konsetrat 20%+Hijauan 40%, P3:Limbah Ulat 60%+Hijauan 40%, dan Pemberian air secara ad libitum. Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah konsumsi Bahan Kering (BK), konsumsi Bahan Organik (BO), dan Pertambahan Bobot Badan (PBB). Data yang diperoleh dan dianalisis dengan menggunakan analisis ragam, apabilah terdapat perbedaan dilakukan uji lanjut dengan menggunakan uji beda nyata terkecil (BNT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa subtitusi limbah ulat hongkong pada konsentrat memberikan pengaruh yang tidak nyata (P>0,05) terhadap konsumsi BK, BO, dan PBB. Konsumsi BK tertinggi pada perlakuan P2 sebesar 153,77 g/ekor/hari, konsumsi BO tertinggi pada perlakuan P2 sebesar 132,44 g/ekor/hari, dan PBB tertinggi pada perlakuan P1 sebesar 18,66 g/ekor/hari. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa subtitusi limbah ulat hongkong sebesar 20% sebagai pengganti konsentrat memberikan nilai terbaik terhadap peningkatan bobot badan (PBB) kelinci.