Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

PHASE TRANSITION IN Fe3O4 /Fe2O3 NANOCOMPOSITES BY SINTERING PROCESS Muhammad Ghufron; Malik Anjelh Baqiya; Mashuri Mashuri; Triwikantoro Triwikantoro; Darminto Darminto
Jurnal Sains Materi Indonesia Vol 12, No 2: FEBRUARI 2011
Publisher : Center for Science & Technology of Advanced Materials - National Nuclear Energy Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (238.134 KB) | DOI: 10.17146/jsmi.2011.12.2.4600

Abstract

PHASE TRANSITION IN Fe3O4/Fe2O3 NANOCOMPOSITES BY SINTERING PROCESS. Fe3O4 powders have been successfully produced by using coprecipitation method. The characterization using X-Ray Diffraction method resulted in the size of Fe3O4 powders of 9.1 ± 0.3 nm. Samples were then formed into pellete and powders. Heat treatment at temperature 600 oC of powder samples for 1 hour and 2 hours give maghemite and hematite phases, but heat treatment at temperature 700-800 oC for 1 hour, 2 hours and 3 hours give only one phase namely hematite. Heat treatment at temperature 600 oC, 700 oC and 800 oC of pelletes for 1 hour, 2 hours and 3 hours give also only one phase which is hematite. Quantitative analysis using MAUD program resulted in Fe3O4/Fe2O3 composites with changing crystal size at increasing temperature.
ANALISIS UKURAN DAN KORELASI NANO PARTIKEL Fe3O4 DALAM FLUIDA MAGNETIK DENGAN TEKNIK HAMBURAN NEUTRON SUDUT KECIL Sistin A. Ani; Edy Giri Rachman Putra; Abarrul Ikram; Suminar Pratapa; Sriyani Purwaningsih; Triwikantoro Triwikantoro; Darminto Darminto
Jurnal Sains Materi Indonesia EDISI KHUSUS: OKTOBER 2007
Publisher : Center for Science & Technology of Advanced Materials - National Nuclear Energy Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (520.031 KB) | DOI: 10.17146/jusami.2007.0.0.5112

Abstract

ANALISIS UKURAN DAN KORELASI NANO PARTIKEL Fe3O4 DALAM FLUIDA MAGNETIK DENGAN TEKNIK HAMBURAN NEUTRON SUDUT KECIL. Telah dilakukan analisis ukuran dan korelasi nanopartikel Fe3O4 dalam fluida magnetik menggunakan Teknik Hamburan Neutron Sudut Kecil. Analisis ukuran partikel dilakukan dengan pendekatan daerah Guinier untuk memperoleh ukuran jari-jari girasi dalam partikel yang selanjutnya digunakan untuk menentukan rerata jari-jari partikel magnetit. Ukuran jari-jari partikel magnetit berkisar antara 17,8 nmhingga 53,6 nm. Pendekatan dengan model Poly Core Shell Ratio menunjukkan harga ukuran rerata jari-jari partikel sebesar 25 nm dengan polidispersitas sebesar 0,4. Pengaruh konsentrasi fluida magnetik terhadap ketebalan lapisan surfaktan tidak menunjukkan perubahan harga yang signifikan yaitu sebesar 6 Å hingga 8 Å dan dalamkisaran variasi 0,5Mhingga 3M belum ditemukan adanya korelasi antar partikel magnetit dalam fluida magnetik.
Sintesis Silika Berbasis Pasir Alam Bancar menggunakan Metode Kopresipitasi Surahmat Hadi; Munasir Munasir; Triwikantoro Triwikantoro
Jurnal Fisika dan Aplikasinya Vol 7, No 2 (2011)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, LPPM-ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (88.683 KB) | DOI: 10.12962/j24604682.v7i2.902

Abstract

Telah berhasil disintesis silika amorf dan kristal dengan metode kopresipitasi dari bahan pasir alam Bancar. Pasir direaksikan dengan NaOH 5M, 6M, 7M. Larutan disaring kemudian dititrasi dengan HCl 2 M sampai pH akhir mendekati 7-8, 5-4, 1-2. Hasil sintesis di panaskan pada suhu 80◦ selama 4 jam. Karakterisasi hasil sintesis menggunakan XRD, XRF dan SEM. Kristal silika ditemukan pada sampel dengan molaritas 7 M pada pH 1-2. Kemurnian Si tertinggi dihasilkan pada pH 1-2 rata-rata 95,73% dan molaritas NaOH 7 M dengan rata-rata 95,33% dari bahan pasir seberat 4 gram. Berdasarkan hasil SEM teramati partikel-partikel kecil membentuk partikel besar (ber-aglomerasi). Partikel kecil yang tidak ber-aglomerasi teramati berukuran < 100 nm.
Pengaruh Tetes Tebu dan Limbah Cair Tahu pada Produksi Biogas Prasetiono Prasetiono; Triwikantoro Triwikantoro
Jurnal Fisika dan Aplikasinya Vol 8, No 2 (2012)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, LPPM-ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (460.376 KB) | DOI: 10.12962/j24604682.v8i2.865

Abstract

Metana adalah salah satu komponen gas terbesar dari produksi biogas yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi. Peningkatan produksi biogas dilakukan salah satunya dengan memberikan bahan tambahan berupa tetes tebu dan limbah cair tahu pada kotoran sapi. Kotoran sapi dan bahan tambahan dicampur air dengan perbandingan massa 1 : 2, sedangkan perbandingan kotoran sapi dengan bahan tambahan dibuat secara bervariasi yaitu (90:10):2, (80:20):2 dan (70:30):2. Kandungan gas metana yang berada di tandon gas dideteksi pada hari ke-7 dan hari ke-20. Analisis produksi biogas menunjukkan bahwa awalnya penambahan tetes tebu dan limbah cair tahu menaikkan CH4, tetapi semakin besar jumlah tetes tebu yang ditambahkan semakin turun jumlah CH4 yang dihasilkan, sedangkan penambahan limbah cair tahu berpengaruh sebaliknya yaitu semakin besar tambahan limbah tahu, maka semakin besar produksi CH4.
Pengaruh Struktur Material Paduan Berbasis Zirkonium terhadap Ketahanan Korosi dalam Larutan HNO3 Triwikantoro Triwikantoro; Yusri Nur Rozaqi; Setyawan Wijayanto
Jurnal Fisika dan Aplikasinya Vol 3, No 2 (2007)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, LPPM-ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (349.215 KB) | DOI: 10.12962/j24604682.v3i2.974

Abstract

Telah dilakukan penelitian pengaruh struktur material paduan berbasis Zirkonium terhadap ketahanan korosi dalam larutan HNO3. Paduan berbasis Zirkonium dengan struktur bervariasi disintesis menggunakan metode pendinginan cepat (paduan amorf) dan pemanasan antara Tg - Tx (paduan nanokristal). Setelah pemanasan tersebut sampel, ukuran kristal yang terbentuk berkisar antara 4 - 20 nm.Paduan dengan struktur tertentu diuji ketahanan korosinya mengunakan larutan HNO3 dengan variasi konsentrasi 0,1 dan 0,01 Molar. Laju korosiditentukan dengan menggunakan metode pengurangan berat, kemudian struktur mikro setelah uji korosi diamati menggunakan mikroskop optik dan difraksi sinar x. Berdasar data laju korosi, korosi yang terjadi untuk material amorf lebih kecil dibanding dengan nanokristal pada konsentrasi larutan HNO3 0,1 M dan 0,01M untuk paduan Zr-Ni dan Zr-Cu-Ni-Al. Berdasar gambar strukturmikro menggunakan mikroskop logam teramati jenis lokalkorosi. Hasil data difraksi X-ray menunjukkan bahwa sisa fasa yang terbentuk setelah korosi adalah ZrO2, Zr2Ni dan Al2O3.
Nanokristalisasi Material Amorf Zr69,5Cu12Ni11Al7,5 antara Temperatur Transisi Glas (Tg) dan Temperatur Kristalisasi (Tx) Triwikantoro Triwikantoro; Soni Sukendar
Jurnal Fisika dan Aplikasinya Vol 3, No 1 (2007)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, LPPM-ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (356.063 KB) | DOI: 10.12962/j24604682.v3i1.962

Abstract

Telah dilakukan penelitian pembentukan nanokristal (nanokristalisasi) dari material amorf berbasis Zirkoniumdengan komposisi Zr69,5Cu12Ni11Al7,5 pada temperatur antara Tg dan Tx. Material amorf dengan komposisi tersebut adalah salah satu material amorf yang mempunyai kemampuan pembentukan struktur gelas yang baik. Material amorf dengan komposisi tertentu ini diuji karakter termal (Tg dan Tx) menggunakan Differential Scanning Calorimetry (DSC). Data DSC menunjukkan bahwa letak Tg = 362C dan Tx = 420C. Berdasar data ini, material amorf dipanaskan pada 663, 673 dan 683 K selama 1 jam di udara, kemudian fasa kristal yang terbentuk diuji menggunakan Difraksi Sinar-X (XRD). Ukuran kristal dihitung menggunakan persamaanScherrer dengan memberikan faktor koreksi alat. Hasil identikasi fasa dan ukuran kristal menunjukkan bahwafasa kristal yang terbentuk adalah t-ZrO2 mendekati 9 nm dan fasa intermetalik t-Zr2Ni antara 20 - 100 nm.Atmosr pemanasan berpengaruh pada pembentukan kristal oksida dan intermetalik.
ANALISIS FASA KRISTAL TERBENTUK PADA BAHAN GELAS METALIK BERBASIS ZIRKONIUM ANTARA SUHU 440 - 480?C Fatimatul Munawaroh; Triwikantoro Triwikantoro
Berkala Fisika Indonesia : Jurnal Ilmiah Fisika, Pembelajaran dan Aplikasinya Vol 4, No 1 & 2 (2012)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/bfi-jifpa.v4i1 & 2.237

Abstract

Telah dilakukan analisis fasa kristal yang terbentuk pada bahan gelas metalik berbasis zirkonium pada  suhuantara  440?  -  480?C.  Yaitu paduan  Zr53.1Cu23Ni18Al5.9, Zr65Cu17.5Ni10Al7.5  dan Zr69.5Cu12Ni11Al7.5  yang dipanaskan di  atas  suhu  kristalisasi (Tx)  antara 440?  -  480?C selama 1 jam. Sampel diuji difraksi sinar-X (XRD) sebelum dan sesudah dipanaskan untuk mengetahui fasa kristal yang terbentuk. Hasil identifikasi menunjukkan kristal yang terbentuk selama pemanasan terdiri dari ZrO2 (tetragonal) sebagai fasa dominan serta CuO dan NiO sebagai fasa minor. Selain itu terdapat fasa intermetalik Zr2Ni pada paduan  Zr65Cu17.5Ni10Al7.5. Ukuran kristal fasa kristal yang terbentuk dihitung dengan menggunakan persamaan Scherrer. Untuk fasa ZrO 2  tetragonal ukuran kristalnya berkisar antara 10-17 nm, ZrO2  kubik  antara 7-14 nm, CuO antara 14-30 nm, NiO antara 13-16 nm dan Zr2Ni antara 14-16 nm.
Oxidation Behavior of Zr-based Amorphous Alloys at 400˚- 450˚C in Air Triwikantoro Triwikantoro; Romdhoni Graha Pribadi; Fatimatul Munawaroh
JURNAL PENA SAINS Vol 6, No 1 (2019): Jurnal Pena Sains
Publisher : Program Studi Pendidikan IPA, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/jps.v6i1.5232

Abstract

The study of oxidation behavior of amorphous alloys based on Zirconium with 2 variations in composition was carried out: Zr64.5Cu17Ni11Al7.5 and Zr69.5Cu12Ni11Al7.5 at temperatures of 400 - 450˚C in air. Amorphous Zr-based alloys were thermally characterized using Differential Scanning Calorimeter (DSC) to determine the crystallization temperature and glass transition temperature. The oxidation characterization was carried out using a Thermo gravimetric Analyzer (TGA) at temperatures of 400, 425, and 450˚C for 4 hours in air. The phase analysis of the oxidation product was identified using X-Ray Diffaction (XRD). Based on DSC data the crystallization temperature for Zr64.5Cu17Ni11Al7.5 and Zr69.5Cu12Ni11Al7.5 is 426 and 442˚C respectively. The oxidation kinetics of the two alloys follow parabolic law and the oxidation rate increases with the addition of temperature. Oxides formed during isothermal oxidation in the Zr64.5Cu17Ni11Al7.5 and Zr69.5Cu12Ni11Al7.5 alloys are t-ZrO2 (tetragonal) as the dominant phase and ZrO2 (monoclinic) and CuO as the minor phase. The intermetallic phase is also formed in both samples, t-Zr2Ni and Zr2Cu.
CALCIUM OXIDE CHARACTERISTICS PREPARED FROM AMBUNTEN’S CALCINED LIMESTONE Fatimatul Munawaroh; Laila Khamsatul Muharrami; Triwikantoro Triwikantoro; Zaenal Arifin
JURNAL PENA SAINS Vol 5, No 1 (2018): Jurnal Pena Sains
Publisher : Program Studi Pendidikan IPA, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/jps.v5i1.3836

Abstract

Calcium oxide (CaO) and calcium carbonate (CaCO3) are widely used in industry. CaO and CaCO3 can be synthesized or derived from limestone. The purpose of this study to determine the characteristics of CaO calcined limestone from Ambunten Sumenep. Lime in calcined at 850 ° C for 6 hours. Characterization of X-ray fluorescence (XRF) was conducted to determine the chemical composition of limestone, X-ray diffraction test (XRD) to find the lime crystalline phase and FTIR test to determine the absorption of wave number. XRF test results showed that the limestone chemical composition consisted of Ca of 95.37% as the dominant element, Mg of 4.1%, Fe 0.17% and Y by 0.39%. The XRD test results showed that the limestone crystal phase is ankerite (Ca [Fe, Mg] [CO3] 2) and after the calcined phase calcination is vaterite (Ca [OH] 2), calcite (CaO) and calcite (CaCO3). While the FTIR test results show that the CaO spectra are seen at 3741.24, 1417.12 and 874.14 cm-1.
EKSTRAKSI DAN SINTESIS NANOSILIKA BERBASIS PASIR BANCAR DENGAN METODE BASAH M Munasir; T Triwikantoro; Moch Zainuri; D Darminto
Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) Vol. 3 No. 2 (2013)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jpfa.v3n2.p12-17

Abstract

Pemurnian, ekstrak dan sintesis nanosilika dari bahan dasar pasir kuarsa yang diambil di daerah Bancar Tuban (utara Pulau Jawa-Indonesia) telah dilakukan pada penelitian ini. Secara fisik pasir Bancar Tuban mempunyai bentuk butiran agak kasar dan berwarna kuning cerah. Pasir Bancar mempunyai unsur atom Si (69%Wt), dan unsur atom pengotor dominan adalah Ca (7,5%wt) dan K (4,8%wt). Pola difraksinya menunjukan intesistas dominan terjadi pada sudut (2 theta) ~26o, fase quartz (paling stabil di alam). Ukuran serbuk pasir yang telah dihaluskan sekitar 5-50 mikrometer. Sintesis nanosilika berbasis pasir alam digunakan metode basah, yang terdiri dari dua proses, yaitu: (1) serbuk pasir diproses dengan metode hidrotermal dengan menggunakan senyawa alkali (NaOH) dengan molaritas 7M, hingga diperoleh larutan bening sodium silikat (Na2O.xSiO2), dan (2) larutan sodium silikat berperan sebagai prcursor diproses dengan metode co-presipitasi, larutan sodium silikat dititrasi dengan HCl 2 M hingga diperoleh bubur silicite Si(OH)4. Produk akhir berupa serbuk silika dengan struktur amorf dan kristal (quartz); kemurnian (%Wt Si) mencapai 95,7% dan analisis marfologi menunjukan bahwa partikel SiO2 cenderung membentuk aglomerasi dan ukuran partikel yang tidak beraglomerasi teramati berukuran sekitar ~58 nm.