Claim Missing Document
Check
Articles

PENGARUH PENAMBAHAN KOSENTRASI SUKROSA DAN LAMA FERMENTASI TERHADAP KETEBALAN NATA DE PINA Rini Dayanti; Nafisah Hanim; Zuraidah Zuraidah
Prosiding Seminar Nasional Biotik Vol 9, No 1 (2021): PROSIDING SEMINAR NASIONAL BIOTIK IX 2021
Publisher : Prosiding Seminar Nasional Biotik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (191.198 KB) | DOI: 10.3126/pbio.v9i1.11629

Abstract

Tanaman buah yang dibudidayakan di daerah tropis maupun subtropis dan menyimpan banyak air. Selama ini masyarakat hanya mengolah daging buah nanas, padahal kulit nanas dapat dimanfaatkan menjadi olahan Nata de pina. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah sukrosa terbaik dalam pembuatan Nata de pina. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dan RALF dengan dua faktor perlakuan yaitu penambahan sukrosa dan lama fermentasi yang terdiri dari tiga perlakuan. Perlakuan yang digunakan adalah (P1L1) sukrosa 40 gr + 14 hari fermentasi. (P2L2) 45 gr sukrosa = 16 hari fermentasi dan (P3L3) 50 gr sukrosa + 18 hari fermentasi. Analisis data ketebalan Nata de pina dan uji organoleptik dilakukan secara deskripsi. Hasil yang diperoleh semakin tinggi jumlah sukrosa ditambahkan, maka ketebalan Nata de pina  juga semakin bertambah. Ketebalan Nata de pina  yang tertinggi terlihat pada penambahan sukrosa 50 gr dan lama fermentasi 18 hari yaitu mencapai 9 mm. Sedangkan ketebalan Nata de pina  tererndah pada penambahan sukrosa 40 gr dan lama fermentasi 14 hari mencapai 6,5 mm.
PENGARUH LIMBAH TAHU TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SELEDRI (Apium graveolens L) Lina Rahmawati; Lesti Trianti; Zuraidah Zuraidah
Prosiding Seminar Nasional Biotik Vol 6, No 1 (2018): PROSIDING SEMINAR NASIONAL BIOTIK VI 2018
Publisher : Prosiding Seminar Nasional Biotik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (552.267 KB) | DOI: 10.3126/pbio.v6i1.4343

Abstract

Limbah industri adalah limbah yang dihasilkan dari aktifitas produksi industri. Salah satu industri yang menghasilkan limbah adalah industri tahu. Air limbah tahu merupakan air sisa penggumpalan tahu yang dihasilkan selama proses pembuatan tahu. Banyaknya limbah tahu yang dihasilkan setiap hari, maka kita dapat memanfaatkannya sebagai suatu yang berguna untuk kebutuhan unsur hara pada tanaman. Selain itu, pemanfaatan limbah tahu perlu dilakukan untuk mengurangi pencemaran lingkungan, dan dapat juga limbah cair tahu digunakan sebagai media pupuk organik. Pada penelitian ini limbah tahu yang digunakan adalah limbah cair tahu. Limbah cair tahu merupakan hasil dari berbagai proses yaitu proses pencucian, perendaman, penggumpalan dan pencetakan. Limbah cair tahu masih mengandung bahan organik yang berpotensi sebagai pupuk organik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh limbah tahu terhadap pertumbuhan tanaman seledri (Apium graveolens L.). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4 kali ulangan. Perlakuannya yaitu P0 (tanpa limbah cair tahu sebagai kontrol), P1 (limbah cair tahu dengan dosis 150 ml), P2 (limbah cair tahu dengan dosis 300 ml), P3 (limbah cair tahu dengan dosis 450 ml) dan P4 (limbah cair tahu dengan dosis 600 ml). Data yang diperoleh dianalisis dengan ANAVA jika ada pengaruh maka dilanjutkan dengan uji Duncan dan BNT taraf signifikan 5%. Parameter yang diukur dalam penelitian ini yaitu jumlah daun dan tinggi tanaman. Pertumbuhan jumlah daun dan tinggi tanaman paling baik pada perlakuan P2 (300 ml), terlihat bahwa jumlah daun pada pengamatan 40 hsp yang terbanyak adalah perlakuan P2 (300 ml) sebanyak 16 helai daun dan tinggi tanaman pada pengamatan 40 hsp yang tertinggi pada perlakuan P2 (300 ml) yaitu 17,13 cm Penelitian ini menunjukkan bahwa Fhitung>Ftabel, artinya perlakuan dengan pemberian limbah tahu cair berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman seledri.
IDENTIFIKASI Lichenes DI BRAYEUN KECAMATAN LEUPUNG KABUPATEN ACEH BESAR Safiratul Fithri; Zuraidah Zuraidah; Eriawati Eriawati
Prosiding Seminar Nasional Biotik Vol 6, No 1 (2018): PROSIDING SEMINAR NASIONAL BIOTIK VI 2018
Publisher : Prosiding Seminar Nasional Biotik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (562.194 KB) | DOI: 10.3126/pbio.v6i1.4248

Abstract

Lichenes merupakan tumbuhan yang bersimbiosis antara fungi dan alga. Lichenes memiliki habitat hidup di pepohonan, bebatuan, tanah, atau permukaan artifisial lainnya. Lichenes memang sudah sering dibahas, namun referensi mengenai Lichenes sangat minim, sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai Lichenes untuk menambah biodiversitas Lichenes. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis Lichenes di Brayeun Aceh Besar dan untuk mengetahui manfaat hasil penelitian Lichenes di Brayeun Aceh Besar sebagai referensi matakuliah yang berhubungan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kombinasi Line transek dan Petak kuadrat dengan pengambilan sampel secara Purposive sampling. Analisis data secara kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian ditemukan sebanyak 1545 individu Lichenes yang termasuk di dalamnya 24 spesies dari 15 Familia. Hasil penelitian ini dimanfaatkan dalam bentuk buku saku, poster, dan herbarium.
IDENTIFIKASI JENIS TUMBUHAN ANGGREK DI KAWASAN LUTHU LAMWEU KABUPATEN ACEH BESAR Fera Zulianti; Zuraidah Zuraidah
Prosiding Seminar Nasional Biotik Vol 9, No 2 (2021): PROSIDING SEMINAR NASIONAL BIOTIK IX 2021
Publisher : Prosiding Seminar Nasional Biotik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3888.503 KB) | DOI: 10.3126/pbio.v9i1.11673

Abstract

 Identifikasi jenis tumbuhan Anggrek adalah tahapan untuk mengidentifikasi tumbuhan Anggrek yang ditemukan di lokasi penelitian secara runtut sehingga menemukan taksonominya. Anggrek yang terdapat di kawasan Luthu Lamweu tidak kalah beraneka ragam jenisnya yang tumbuh secara epifit dan terestrial. Penelitian ini bertujuan mengetahui jenis Anggrek di Kawasan Luthu Lamweu. Metode dalam penelitian ini yaitu jelajah (survey eksploratif). Data penelitian ini diambil pada 3 stasiun pengamatan, stasiun 1 pada perkampungan warga, stasiun ke 2 pada perkebunan warga dan stasiun ke 3 pada kawasan hutan. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan tabel pengamatan. Hasil dari penelitian terdapat 11 jenis Anggrek yang tergolong dalam 9 genus. Spesies yang ditemukan Acriopsisililiifolia, Bulbophyllumivaginatum,iBromheadia ifinlaysoniana, Cattleya sp., Cymbidium ifinlaysonianum, iDendrobium icrumenatum iSw., iVanda isp. Phalaenopsis delyciosa, iDendrobium iburanna ifineball, AppendiculaitortaiBlume, idan Dendrobiumisp.
KEANEKARAGAMAN PERIFITON DI SITU AYU KABUPATEN ACEH TENGAH Selvia Damayanti; Zuraidah Zuraidah; Samsul Kamal
Prosiding Seminar Nasional Biotik Vol 9, No 2 (2021): PROSIDING SEMINAR NASIONAL BIOTIK IX 2021
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh, Aceh, Indonesia.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (164.797 KB) | DOI: 10.22373/pbio.v9i1.13385

Abstract

Perifiton merupakan hewan atau tumbuhan yang hidup pada permukaan air, yang melekat pada batu, ranting, tanah atau substrat lainya Perifiton memiliki bagian yang sangat penting dalam suatu perairan, Situ Ayu merupakan perairan yang tidak dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat, padahal jika di manfaatkan dengan baik akan memilliki nilai perekonomian yang cukup potensial. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis keanekaagaman perifiton. Metode yang digunakan purposive sampling yang terdiri dari 4 stasiun. Masing-masing stasiun terdiri dari inlet (air masuk), air tenang kanan, air tenang kiri, dan outlet (air keluar). Sampel yang diambil menempel pada substrat. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat 25 jenis perifiton yang temaksud kedalam 3 kelas. Indeks keanekaragaman perifiton di Situ Ayu 2.71 termaksuk ke dalam kategori sedang.
KESIAPAN MAHASISWA PENDIDIKAN BIOLOGI UIN AR-RANIRY DALAM PENGUASAAN MATERI BIOLOGI PADA MATA KULIAH MICRO TEACHING Wahyu Rizki; Nursalmi Mahdi; Zuraidah Zuraidah
Prosiding Seminar Nasional Biotik Vol 3, No 1 (2015): PROSIDING SEMINAR NASIONAL BIOTIK III 2015
Publisher : Prosiding Seminar Nasional Biotik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (56.564 KB) | DOI: 10.3126/pbio.v3i1.2729

Abstract

Kesiapan mahasiswa Pendidikan Biologi UIN Ar-Raniry dalam penguasaan materi biologi pada tingkat MTsN/SMP dan MA/SMA masih sangat kurang. Hal ini tampak dari hasil observasi pembelajaran pada mata kuliah micro teaching angkatan yang telah mengikuti mata kuliah micro teaching yang secara keseluruhan masih belum tercapai dalam menguasai materi Biologi yang diajarkan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa micro teaching Pendidikan Biologi yang terdiri dari 3 unit dengan total 34 mahasiswa, sedangkan sampel diambil secara acak sebanyak 5 orang mahasiswa perunit dengan jumlah keseluruhan 15 mahasiswa. Pengumpulan data berlangsung dengan menggunakan lembar observasi mahasiswa. Hasil analisis data menggunakan lembar observasi mahasiswa pada penguasaan materi Biologi mendapat nilai rata-rata 2,67 (cukup). Untuk analisis data hasil lembar observasi mahasiswa pada penguasaan keterampilan mengajar rata-rata nilainya 3,26 (baik). Hal ini membuktikan bahwa mahasiswa micro teaching Pendidikan Biologi UIN Ar-Raniry angkatan 2010 mampu menguasai keterampilan mengajar dari pada penguasaan materi Biologi saat mengajar.
SERANGGA PERMUKAAN TANAH NOKTURNAL DI EKOSISTEM PANTAI KACA KACU PULO ACEH Ulfa Febriani Utami; Varah Ulya Febriana; Zuraidah Zuraidah; Wasi’ah Turrahmah Wasi’ah Turrahmah
Prosiding Seminar Nasional Biotik Vol 8, No 1 (2020): PROSIDING SEMINAR NASIONAL BIOTIK VIII 2020
Publisher : Prosiding Seminar Nasional Biotik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (144.074 KB) | DOI: 10.3126/pbio.v8i1.10548

Abstract

Setiap serangga mempunyai sebaran khas yang dipengaruhi oleh biologi serangga, habitat dan kepadatan populasi. Peranan serangga dialam sangat penting, diantaranya sebagai dekomposer atau pengurai, serangga juga membantu penyerbukan pada tumbuhan. Keanekaragaman  serangga diyakini dapat digunakan  sebagai salah satu bioindikator kondisi suatu ekosistem. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 1 Mei sampai 3 Mei 2019 pada setiap pukul 18.00 WIB-06.00 WIB. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis serangga permukaan tanah nokturnal di ekosistem Pantai Kaca Kacu Kecamatan Pulo Aceh. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen dan pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan  Pitfall Trap (perangkap jebak). Analisis dilakukan menggunakan rumus indeks keanekaragaman Ĥ= -∑ Pi Ln Pi. Hasil penelitian menunjukkan indeks keanekaragaman serangga permukaan tanah nokturnal stasiun terdedah di Pantai Kaca Kacu tergolong sedang (Ĥ=2.675) dan pada  indeks keanekaragaman serangga permukaan tanah nokturnal stasiun ternaung di Pantai Kaca Kacu tergolong sedang (Ĥ=2.911). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kenekaragaman serangga permukaan tanah nokturnal di Pantai Kaca Kacu tergolong sedang dengan kisaran keanekaragaman 1< Ĥ < 3.
KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG PADA HABITAT KEBUN DI KAWASAN DESA DEUDAP KECAMATAN PULO ACEH Novika Syaputra; Ninda Rizki; Niswatulmuna Algita; Samsul Kamal; Zuraidah Zuraidah
Prosiding Seminar Nasional Biotik Vol 8, No 1 (2020): PROSIDING SEMINAR NASIONAL BIOTIK VIII 2020
Publisher : Prosiding Seminar Nasional Biotik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (136.436 KB) | DOI: 10.3126/pbio.v8i1.10551

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman jenis burung pada wilayah kebun di kawasan Desa Deudap Kecamatan Pulo Aceh. Penelitian ini menggunakan metode titik hitung. Pengamatan dilakukan dengan melakukan pencatatan jenis burung pada setiap titik pengamatan selama 15 menit dengan jarak pengamatan sejauh 20 meter. Jarak setiap stasiun dengan stasiun lainya sejauh 100 meter. Analisis data dilakukan dengan menggunakan rumus Shannon Weiner. Hasil penelitian menunjukan bahwa jumlah jenis burung yang terdapat pada wilayah kebun di kawasan Desa Deudap Kecamatan Pulo Aceh adalah 14 jenis burung dari 11 famili. Indeks keanekaragaman jenis burung pada wilayah kebun di kecamatan pulo aceh tergolong sedang. Hal tersebut di tandai dengan indeks keanekaragaman burung = 2,5609. Melihat indeks keanekaragaman jenis burung tang terdapat pada habitat kebun di kawasan Desa Deudap Kecamatan Pulo Aceh tergolong sedang, sepertinya masih perlu dilakukan konservasi dan upaya pelestarian pada wilayah kebun di daerah tersebut sehingga dapat memperbaiki kondisi keanekaragaman jenis burung pada wilayah kebun di kawasan Desa Deudap Kecamatan Pulo Aceh. 
UJI DAYA HAMBAT BEBERAPA EKSTRAK BAHAN ALAMI TERHADAP PERTUMBUHAN CENDAWAN Pyricularia grisea (INHIBITORY POTENTIAL EFFECT OF DIFFERENT PLANT EXTRACTS ON THE GROWTH OF Pyricularia grisea FUNGUS) Zuraidah Zuraidah; Sri Wahyuni
Prosiding Seminar Nasional Biotik Vol 6, No 1 (2018): PROSIDING SEMINAR NASIONAL BIOTIK VI 2018
Publisher : Prosiding Seminar Nasional Biotik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (349.949 KB) | DOI: 10.3126/pbio.v6i1.4315

Abstract

Cendawan Pyricularia grisea merupakan cendawan patogen pada tanaman padi yang menyebabkan penyakit Blas menyerang daun, batang, dan malai padi. Salah satu cara untuk mengurangi penggunaan bahan kimia dalam membasmi penyakit Blas pada tanaman padi adalah dengan penggunaan ekstrak bahan alami dari beberapa tumbuhan untuk menghambat pertumbuhan cendawan Pyricularia grisea. Ekstrak bahan alami yang digunakan adalah: daun salam, daun ketapang, dan daun jeruk purut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan ekstrak daun salam, jeruk purut, dan ketapang dalam menghambat cendawan patogen Pyricularia grisea. Penelitian ini disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan  tiga  ulangan dan 4 perlakuan. Prosedur  kerja dimulai dari penyiapan ekstrak daun, peremajaan cendawan patogen, pembuatan media pertumbuhan, penanaman isolat pada media PDA. Parameter dalam penelitian ini adalah mengukur luas zona hambat pertumbuhan cendawan Pyricularia grisea. Tekhnik analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis ragam pada taraf  kepercayaan 95% (ANOVA), jika menunjukkan pengaruh nyata maka selanjutnya dilakukan uji perbandingan nilai tengah dengan menggunakan Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5% (α=0.05) dengan menggunakan SPSS 16.0. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ketiga ekstrak daun dengan kosentrasi tertinggi mampu menghambat pertumbuhan cendawan patogen Pyricularia grisea. Ekstrak daun salam 100% menunjukkan zona hambat sebesar 1,77 mm, ekstrak daun ketapang 100% dengan zona hambat yang terbentuk 2,33 mm, dan ekstrak daun jeruk purut 100% sebesar 1,52 mm zona hambat yang terbentuk. ekstrak yang paling besar diameter zona beningnya terdapat pada ekstrak daun ketapang. Sedangkan perlakuan dengan mankozeb tidak menghambat pertumbuhan cendawan patogen tersebut.
KEANEKARAGAMAN FITOPLANKTON DI SITU PINANGAN KABUPATEN ACEH TENGAH Oza Athifah; Zuraidah Zuraidah; Rizky Ahadi
Prosiding Seminar Nasional Biotik Vol 9, No 2 (2021): PROSIDING SEMINAR NASIONAL BIOTIK IX 2021
Publisher : Prosiding Seminar Nasional Biotik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (573.168 KB) | DOI: 10.3126/pbio.v9i1.11674

Abstract

Fitoplankton merupakan organisme yang berperan sebagai produsen primer perairan, dapat dijadikan indikator untuk mengevaluasi kualitas dan tingkat kesuburan perairan. Situ Pinangan merupakan perairan yang belum dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat, padahal jika di manfaatkan dengan baik akan memilliki nilai perekonomian yang cukup potensial. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis keanekaagaman fitoplankton. Metode yang digunakan purposive sampling yang terdiri dari 3 stasiun. Masing-masing stasiun terdiri dari inlet (air masuk), air tenang dan outlet (air keluar). Sampel yang diambil menempel pada substrat. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat 13 jenis fitoplankton yang temaksuk kedalam 3 kelas. Indeks keanekaragaman perifiton di Situ Pinangan 2.51 termaksuk ke dalam kategori sedang.