Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Litera : Jurnal Bahasa dan Sastra

RELASI MAKNA LEKSIKON TIING DALAM BAHASA BALI BERBASIS LINGKUNGAN Gek Wulan Novi Utami
LITERA : Jurnal Bahasa Dan Sastra Vol. 3 No. 1 (2017): LITERA JURNAL BAHASA DAN SASTRA
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36002/litera.v3i1.283

Abstract

ABSTRAK       Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan relasi makna antarleksikal berkenaan dengan tanaman bambu dalam bahasa Bali dan penggunaan praksis sosial sebagai lingkungan bahasaterkait dengan keseimbangan hidup. Data penelitian ini adalah data lisan dan data tertulis sebagai data pendukung. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatankualitatif. Data dikumpulkan dengan pengamatan mendalam dan wawancara serta dibantu dengan teknik catat dan rekam. Dari penelitian ini diperoleh hasil, yaitu ditemukan meronimidan taxonomi hiponim bambu dalam bahasa Bali dan leksikon terkait terbentuk dari praksis sosial yang membangkitkan sifat ekologis manusia untuk upaya pelestarian.Kata kunci: ekolinguistik, relasi makna, bambu, bahasa Bali ABSTRACT The aim of this research is to find the semantic relation between lexicons of tiing „bamboo‟ inBalinese and to know social praxis usage as a language environment which is linked to life balance. The collected data are spoken data and written data as supporting data. Thisresearch is explained descriptively and is conducted with qualitative approach. It is collected by observation and depth interview, and also is assisted by recording and note takingtechniques. Based on the research, the findings are meronymy and taxonomic hyponym ofbamboo in Balinese and the related lexicons are formed by social praxis which are able to raise Balinese people‟s preservation efforts as ecologic human. Keywords: Ecolinguistics, semantic relations, bamboo, Balinese
ADVERSATIVE CONJUNCTION IN HEALTH ARTICLE ENTITLE COVID-19: NOT ALL HAND SANITIZERS WORK AGAINST IT – HERE’S WHAT YOU SHOULD USE Dewi, Ni Luh Desy Suari; Wardhana, I Gede Neil Prajamukti; Utami, Gek Wulan Novi
LITERA : Jurnal Bahasa Dan Sastra Vol. 7 No. 2 (2021): LITERA : Jurnal Litera Bahasa Dan Sastra
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36002/litera.v7i2.1473

Abstract

ABSTRACTAn article will have a good texture if it has good coherence. An article has a coherence whenthe ideas of the article are related one to another. The coherence of the article can be supportedby the use of a conjunction. Based on the assumption that conjunction takes an important rolein a text, it will be interested to discuss conjunction in an article. The discussion will be focusedon how the author contrasts the information or his opinion. The collected data in this writingwere qualitatively analyzed by using the theory of conjunction proposed by Halliday andHasan. The analysis was started by analyzing the types of adversative conjunction in the healthan article. Then, it continued by describing how these types of adversative conjunction contrastthe idea or information in the article. Based on the analysis, the adversative conjunctions thatcan be found are (1) though, (2) but, (3) only, (4) however, (5) rather and (6) instead. Thecontrasting can be shown by giving further information, by against the statement, by givingcorrection or replacing one thing to the other.Key Word: Conjunction, Adversative Conjunction, ArticleABSTRAKSebuah artikel akan memiliki bentuk yang baik jika memiliki koherensi yang baik. Sebuahartikel dapat dikatakan memiliki koherensi ketika ide-ide dalam artikel tersebut saling terkaitsatu sama lain. Koherensi di dalam sebuah artikel dapat didukung oleh penggunaan katahubung. Berdasarkan asumsi bahwa kata hubung mengambil peran penting dalam sebuah teks,maka dalam analisis ini akan dibahas tentang kata hubung dalam sebuah artikel. Diskusi akandifokuskan pada bagaimana penulis membedakan informasi atau dalam artikel. Data yangdikumpulkan dalam tulisan ini dianalisis secara kualitatif dengan menggunakanteori conjunction yang diajukan oleh Halliday dan Hasan. Analisis ini dimulai denganmenganalisis jenis adversative conjunction dalam sebuah artikel. Kemudian, dilanjutkandengan menjelaskan bagaimana jenis-jenis adversative conjunction ini digunakan untukmembedakan ide atau informasi dalam artikel. Berdasarkan analisis, adversative conjunctionyang dapat ditemukan adalah (1) though, (2) but, (3) only, (4) however, (5) rather and (6)instead. Untuk menunjukkan perbedaan ide atau informasi dalam artikel dapat ditunjukkandengan memberikan informasi lebih lanjut, dengan menentang pernyataan tersebut, denganmemberikan koreksi atau mengganti satu hal dengan yang lain.Kata kunci: Konjungsi, Adversative conjunction, Artikel
RHETORICAL ANALYSIS ON THE SPEECH “WE SHALL FIGHT ON THE BEACHES” BY WINSTON CHURCHILL Wardhana, I Gede Neil Prajamukti; Christian, Igo Bani; Dewi, Ni Luh Desy Suari; Utami, Gek Wulan Novi
LITERA : Jurnal Bahasa Dan Sastra Vol. 8 No. 2 (2022): LITERA : Jurnal Litera Bahasa Dan Sastra
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36002/litera.v8i2.2018

Abstract

ABSTRACTSpeech and the art of persuasion are powerful tools if delivered and done in the correct orders. Acrucial moment can be created with such words and little action, speeches inspire people to domore and become more than themselves. The art of persuasion or rhetoric is a detrimental tool thatcan be sharper than a sword; a set of correctly used words with the right tone can be devastating.This paper and the author aim to analyze the rhetorical devices that were used in WinstonChurchill's speech on the Second World War “We Shall Fight on the Beach”, using the three mainpillars that Aristotle pioneered in the rhetorical device of the art of persuasion. The method of thestudy is by reading the speech text and analyzing it thoughtfully. The analysis also examinesdescriptive vocabulary and observe the ability of the speaker to adjust their words to inflict aneffect on society (Van Herk, 2015). This study found 3 parts they are Logos, Pathos, and Ethos asthe main of rhetorical language.Keywords: rhetoric, rhetorical language, speechesABSTRAKPidato dan seni persuasi adalah alat yang ampuh jika disampaikan dan dilakukan dengan urutanyang benar. Momen penting dapat diciptakan dengan kata-kata dan tindakan kecil seperti itu,pidato menginspirasi orang untuk berbuat lebih banyak dan menjadi lebih dari diri merekasendiri. Seni persuasi atau retorika adalah alat merugikan yang bisa lebih tajam dari pedang;satu set kata yang digunakan dengan benar dengan nada yang tepat dapat menghancurkan.Tulisan ini dan penulis bertujuan untuk menganalisis perangkat retorika yang digunakan dalampidato Winston Churchill tentang perang dunia kedua “We Shall Fight on the Beach”, denganmenggunakan tiga pilar utama yang dipelopori Aristoteles dalam perangkat retorika senipersuasi. Metode penelitiannya adalah dengan membaca teks pidato dan menganalisisnya secararenungan. Analisis ini juga menguji kosakata deskriptif dan mengamati kemampuan pembicarauntuk menyesuaikan kata-kata mereka untuk menimbulkan efek pada masyarakat (Van Herk,2015). Penelitian ini menemukan 3 bagian yaitu Logos, Pathos, dan Ethos sebagai bahasa retorikautama.Kata kunci: retorika, bahasa retorika, pidato
STUDENTS’ ABILITY IN PRONOUNCING ENGLISH DIPHTHONGS Dewi, Ni Luh Desy Suari; Utami, Gek Wulan Novi; Wardhana, I Gede Neil Prajamukti
LITERA : Jurnal Bahasa Dan Sastra Vol. 8 No. 2 (2022): LITERA : Jurnal Litera Bahasa Dan Sastra
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36002/litera.v8i2.2019

Abstract

ABSTRACTPronouncing English vowels are more difficult than Indonesian vowels. English has more vowelsthan the Indonesian language. The difference between those vowels triggers some errors inpronouncing the English Vowel sounds made by Indonesian students. Therefore, in this research,the ability of second semester students of English Literature Study Program at Undhira Universityin pronouncing English vowels, especially diphthongs will be analyzed. The data were collectedby asking the students to make a video of pronouncing some words that consist of diphthongssounds. Based on the analysis, it can be concluded that students’ pronunciation is in the averagelevel to very good level. The most difficult diphthong to be pronounced is diphthong [ʊə] and theeasiest diphthong sound that can be pronounced is diphthong [ɔɪ].Keywords: Pronunciation, English Vowels, DiphthongsABSTRAKMengucapkan vokal bahasa Inggris lebih sulit daripada vokal bahasa Indonesia. Bahasa Inggrismemiliki lebih banyak vokal daripada bahasa Indonesia. Perbedaan antara vokal tersebut memicubeberapa kesalahan dalam melafalkan bunyi Vokal Bahasa Inggris yang dibuat oleh siswaIndonesia. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan dianalisis kemampuan mahasiswa SastraInggris semester II Universitas Undhira dalam melafalkan vokal bahasa Inggris khususnyadiftong. Pengumpulan data dilakukan dengan cara meminta siswa membuat video pengucapanbeberapa kata yang terdiri dari bunyi diftong. Berdasarkan analisis, dapat disimpulkan bahwapengucapan siswa berada pada level cukup hingga level sangat baik. Diftong yang paling sulitdiucapkan adalah diftong [ʊə] dan bunyi diftong yang paling mudah diucapkan adalah diftong[ɔɪ].Kata kunci: Pengucapan, Vokal Bahasa Inggris, Diftong