Adi Utarini
Departemen Kebijakan Dan Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat Dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada

Published : 27 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : The Journal of Hospital Accreditation (JHA)

Penerapan Lean Management Untuk Menurunkan Waktu Tunggu Proses Pemulangan Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta Retno Esti Respati Wirandari; Adi Utarini
The Journal of Hospital Accreditation Vol 1 No 02 (2019): Resistensi Antimikroba, Pencegahan Pasien Jatuh dan Waktu Tunggu
Publisher : Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35727/jha.v1i2.41

Abstract

Latar Belakang: Pada era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), RS dituntut juga untuk dapat mengendalikan mutu dan biaya. Waktu tunggu proses pemulangan pasien rawat inap di rumah sakit merupakan masalah yang penting diatasi oleh karena masih melebihi standar waktu yang ditetapkan (yaitu 2 jam). Untuk memecahkan masalah tersebut, diterapkan Lean management. Tujuan: Menerapkan Lean management dengan mengekplorasi peran tim Kaizen dan menggunakan Value Stream Mapping untuk menurunkan waktu tunggu proses pemulangan pasien rawat inap di RS Panti Waluyo Surakarta. Metode: Penelitian ini menggunakan desain Action Research. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi pemulangan pasien rawat inap dan wawancara mendalam. Selanjutnya dilakukan penerapan tools Kaizen dan Value Stream Mapping dalam Lean dengan intervensi berupa perubahan alur proses pemulangan pasien rawat inap di RS Panti Waluyo Surakarta. Hasil: Rerata lama waktu tunggu proses pemulangan pasien rawat inap di RS Panti Waluyo menurun secara bermakna dari 3 jam 10 menit menjadi 2 jam 14 menit penerapan Lean management (p<0,01). Kesimpulan: Lama waktu tunggu proses pemulangan pasien rawat inap di RS Panti Waluyo Surakarta dapat diturunkan dengan penerapan Lean, meskipun belum mencapai standard pelayanan minimal yang ditetapkan Pemerintah. Perlu dilakukan tindak lanjut perbaikan untuk mencapai standar yang ditetapkan.
Strategi Peningkatan Mutu Terkait Infeksi Kateter Intravena Perifer dengan Siklus PDSA Lukluk Purbaningrum; Adi Utarini
The Journal of Hospital Accreditation Vol 3 No 01 (2021): Pembelajaran dari Kegiatan Akreditasi dan Peningkatan Mutu
Publisher : Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35727/jha.v3i01.100

Abstract

Masalah Mutu: Infeksi kateter intravena perifer menjadi permasalahan di banyak rumah sakit. Angka rerata infeksi kateter intravena perifer pada pasien dewasa 0,2 sampai dengan 0,9 permil. Angka kejadian infeksi kateter intravena perifer yang terjadi di Rumah Sakit (RS) Islam Yogyakarta PDHI sebesar 7,99 permil, sehingga perlu dilakukan upaya untuk menurunkan infeksi kateter intravena perifer dengan siklus Plan–Do–Study–Action (PDSA). Pilihan Solusi: Menerapkan proses peningkatan mutu terkait infeksi kateter intravena perifer dengan siklus PDSA dan mengidentifikasi hambatan dan dukungan dalam proses penerapan PDSA. Implementasi: Diterapkan action research dengan siklus PDSA. Subjek penelitian yaitu tim perbaikan flebitis. Penelitian menggunakan tiga siklus PDSA dengan intervensi: resosialisasi Standar dan Prosedur Operasional (SPO), pemasangan kateter intravena perifer, resosialisasi SPO Penggantian Lokasi Tusukan Infus, dan pelaporan kejadian infeksi kateter intravena perifer ke grup WhatsApp disertai feedback. Pengambilan data menggunakan data sekunder dari Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) dengan membandingkan pencapaian sebelum dan sesudah siklus PDSA serta melihat dampak perubahan mutu. Evaluasi dan Pembelajaran: Terjadi peningkatan monitoring dan pelaporan angka kejadian flebitis pada siklus I-III dengan angka kejadian flebitis sebesar 6,72%, 7,60% dan 20,17% secara berturutan. Intervensi melalui tiga siklus PDSA belum dapat menurunkan angka infeksi kateter intravena perifer. Namun, intervensi ini mendorong terjadinya peningkatan monitoring, pendokumentasian, dan pelaporan kejadian flebitis. Analisis dan intervensi lebih lanjut diperlukan untuk mendapatkan hasil sesuai target.
Adaptasi Linguistik Kuesioner Hospital Survey on Patient Safety Culture ke Versi Indonesia Monica GK Tambajong; Adi Utarini; Dibyo Pramono
The Journal of Hospital Accreditation Vol 4 No 01 (2022): Evaluasi berbagai Penerapan Standar Akreditasi
Publisher : Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35727/jha.v4i1.129

Abstract

Latar Belakang: Memahami budaya keselamatan pasien yang sudah terbentuk di rumah sakit adalah langkah pertama menuju keselamatan pasien. Salah satu cara untuk menilai budaya keselamatan pasien ini adalah dengan menggunakan kuesioner, seperti kuesioner Hospital Survey on Patient Safety Culture (HSOPSC). Kuesioner ini disusun dalam bahasa Inggris, sehingga masih membatasi penggunaannya di Indonesia. Tujuan: Untuk mendapatkan kuesioner HSOPSC versi Bahasa Indonesia yang valid dan reliabel, sehingga dapat digunakan dalam menilai gambaran budaya keselamatan pasien di berbagai rumah sakit. Metode: Penelitian ini menggunakan mixed method sequential exploratory design, diawali dengan penelitian kualitatif dan diikuti dengan penelitian kuantitatif untuk menguji validitas dan reliabilitas kuesioner. Subjek penelitian adalah tujuh tenaga kesehatan (dokter, perawat, tenaga kesehatan lain) pada fase kualitatif dan 123 kuesioner yang sudah diisi pada fase kuantitatif. Sampel pada fase kualitatif dipilih secara purposive, dan sampel pada tahap kuantitatif diambil secara acak bertingkat (stratified random sampling). Dilakukan wawancara mendalam terhadap tenaga kesehatan mengenai persepsi, dan pemahaman budaya keselamatan pasien di rumah sakit. Analisis kualitatif dilakukan dengan koding, menggunakan bantuan perangkat lunak atlas.ti. Selanjutnya, dilakukan adaptasi linguistik kuesioner HSOPSC dari versi bahasa Inggris menjadi versi bahasa Indonesia. Dilakukan uji reliabilitas berupa uji konsistensi internal dan uji validitas isi, serta validitas konstruk atas kuesioner yang dihasilkan. Hasil: Pada wawancara tidak didapatkan tema baru terkait persepsi dan pemahaman tentang budaya keselamatan pasien yang berbeda dengan dimensi yang diukur dalam kuesioner HSOPSC versi bahasa Inggris, sehingga tidak dilakukan penambahan item. Uji validitas isi, uji validitas konstruk, dan uji reliabilitas internal menunjukkan bahwa kuesioner hasil adaptasi linguistik ini bersifat valid dan reliabel. Terdapat satu item yang tidak memenuhi uji validitas konstruk dan reliabilitas, sehingga dikeluarkan dari model. Kesimpulan: Kuesioner HSOPSC versi bahasa Indonesia hasil adaptasi linguistik bersifat valid dan reliabel pada uji psikometri dan layak digunakan dalam menilai budaya keselamatan pasien.
Dampak Implementasi Program Pendaftaran Daring untuk Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Dr. Oen Solo Baru Yohana Denyka Kurniawati; Hanevi Djasri; Adi Utarini
The Journal of Hospital Accreditation Vol 4 No 02 (2022): Efektivitas Sistem Akreditasi RS
Publisher : Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35727/jha.v4i02.133

Abstract

Latar Belakang: Di era digitalisasi, penggunaan teknologi menjadi sebuah pilihan dalam upaya peningkatan mutu dan percepatan pelayanan di sektor kesehatan, dan khususnya di Rumah Sakit (RS). RS Dr. Oen Solo Baru berusaha meningkatkan kecepatan pelayanan pasien rawat jalan dengan menerapkan aplikasi pendaftaran daring. Aplikasi pendaftaran daring mulai diimplementasikan sejak bulan Juli 2019, namun belum pernah dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaannya. Tujuan: Menilai dampak penggunaan aplikasi pendaftaran daring terhadap waktu tunggu pasien rawat jalan dan menggali kendala penerapan aplikasi pendaftaran daring. Metode: Dilakukan penelitian mixed method, dengan rancangan sekuensial eksplanatori. Metode kuantitatif dilakukan untuk mengukur perbedaan waktu tunggu di rawat jalan, sebelum dan sesudah implementasi aplikasi pendaftaran daring, serta mengukur pengalaman pasien rawat jalan terhadap penggunaan aplikasi tersebut. Metode kualitatif dilakukan untuk menggali kendala yang terjadi di lapangan setelah dijalankannya aplikasi pendaftaran daring, serta strategi dari pihak manajemen untuk pengembangan aplikasi pendaftaran daring. Hasil: Terdapat perbedaan waktu tunggu rawat jalan sebelum dan sesudah implementasi aplikasi pendaftaran daring. Rerata waktu tunggu sebelum adanya aplikasi pendaftaran daring 1,97+0,92 jam, sedangkan rerata waktu tunggu setelah implementasi daring 1,49+1,06 jam untuk pasien yang mendaftar secara manual (ada percepatan sebesar 24,40%) dan 1,69+0.93 jam untuk pasien yang menggunakan daring (ada percepatan sebesar 18,80%). Beberapa kendala yang masih ditemukan yaitu penggunaan aplikasi yang masih stagnan, kendala pasien terkait gawai, adanya sistem penalti dan blacklist. Strategi yang akan diambil manajemen rumah sakit untuk meningkatkan penggunaan dan pengembangan aplikasi, yaitu meningkatkan promosi, menambah akses layanan, pengembangan ke arah electronic payment (e-payment) dan commercial benefit. Kesimpulan: Aplikasi pendaftaran daring dapat mengurangi waktu tunggu pasien di rawat jalan secara signifikan. Aplikasi yang diterapkan sudah dapat memenuhi harapan dari para pengguna, meski jumlah penggunanya masih stagnan dan masih adanya kendala yang menyebabkan pasien belum mau beralih menggunakan daring. Perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan jumlah pengguna dan pengembangan aplikasi pendaftaran daring. Kata kunci: Aplikasi Pendaftaran Daring, Pengalaman Pasien, Strategi Pengembangan, Waktu Tunggu Rawat Jalan
Partisipasi Pasien di Rumah Sakit Ditinjau dari Perspektif Pasien: Studi Grounded Theory M. Muska Nataliansyah; Trisasi Lestari; Adi Utarini
The Journal of Hospital Accreditation Vol 5 No 01 (2023): Pengalaman dan Kepuasan Pasien
Publisher : Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35727/jha.v5i01.165

Abstract

Latar Belakang: Partisipasi aktif pasien dalam pengobatan medis telah diakui secara internasional sebagai elemen kunci dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Studi menunjukkan bahwa memberikan pilihan perawatan akan memberikan kendali yang lebih baik kepada pasien atas kondisi medisnya, serta biaya perawatan yang lebih efisien. Namun, hubungan dokter-pasien di sebagian besar penyedia layanan kesehatan di Indonesia masih menerapkan model paternalistik, dengan partisipasi pasien yang terbatas.Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah mengeksplorasi bentuk partisipasi pasien dan faktor yang mempengaruhinya di rumah sakit (RS) dalam konteks untuk mengusulkan rekomendasi dalam kebijakan peningkatan pemberdayaan pasien.Metode: Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan desain grounded theory. Informan terdiri dari delapan pasien rawat inap dan tujuh pasien rawat jalan dari departemen jantung di Eka Hospital. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam untuk mengeksplorasi karakteristik pasien, pengetahuan dan pengalaman, riwayat penyakit dan penanganan, proses perawatan kesehatan, peran pasien dalam perawatan kesehatan, peran rumah sakit, dan peran tenaga kesehatan dalam partisipasi pasien. Analisis data menggunakan open coding, axial coding, dan selective coding.Hasil: Dari 15 informan yang diwawancara, didapatkan konsep ”Piramida Partisipasi Pasien” yang menggambarkan hubungan empat komponen utama partisipasi pasien di RS. Dasar piramida dibentuk oleh tiga segitiga yang saling berhubungan yaitu, peran RS, motivasi pasien, dan peran tenaga medis. Posisi atas piramida ditempati oleh bentuk keterlibatan pasien, sebagai puncak dari ketiga komponen yang mendukung.Kesimpulan: Partisipasi muncul apabila motivasi pasien didukung oleh peran serta tenaga medis dan rumah sakit. Motivasi utama dalam partisipasi adalah keinginan untuk sehat, sehingga keterlibatan pasien cenderung lebih terfokus pada penanganan medisnya atau pada tingkat individu. Pasien pada umumnya telah memiliki motivasi untuk berpartisipasi sehingga kemampuan komunikasi para profesional di RS menjadi kunci pengembangan partisipasi pasien.Kata kunci: Partisipasi pasien, grounded theory, manajemen rumah sakit, penelitian kualitatif.