Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Communication

REPRESENTASI EROTIKA DALAM LIRIK LAGU DANGDUT (Analisis Bahasa Kritis Terhadap Lirik LaguDangdut) Nawiroh Vera
Communication Vol 8, No 1 (2017): COMMUNICATION
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi - Universitas Budi Luhur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (512.866 KB) | DOI: 10.36080/comm.v8i1.652

Abstract

ABSTRACTDangdut is one of the Indonesia's music genres, and come give a special color in thedevelopment of Indonesian music. Dangdut should be able to become the nation'sprecious asset, but in their own countr. Dangdut is actually considered “musikkampungan” sometimes some people shame and feel no prestige if they love this music.Negative image of dangdut is because of several factors that is the song tittle and thelyrics are vulgar and represent erotica, such as the song "Kucing Garong", "BelahDuren", "Cinta Satu Malam", "Hamil Duluan". Dangdut as a symbol of Indonesian musicif the image is negative it will affect the image of the Indonesia, because dangdut can beregarded as the identity of Indonesian people. The aims of this paper is to analyze an tointerpret the lyrics of dangdut songs, the analysis is done descriptively to the song text byusing pragmatic functional theory and critical language analysisKeywords: dangdut, erotica, pragmatic functional theory, denotation, connotation ABSTRAKDangdut merupakan salah satu genre musik yang ada di Indonesia dan telah memberiwarna tersendiri pada perkembangan musik tanah air. Dangdut seharusnya dapat menjadiasset bangsa yang sangat berharga, tetapi didalam negeri sendiri dangdut justru dianggapmusik kampungan, bahkan kalangan tertentu malu jika menyukai musik ini. Citra dangdutyang negatif disebabkan beberapa faktor antara lain judul lagu ataupun liriknya yangterkesan seronok, vulgar dan merepresentasikan erotika, seperti contohnya lagu “KucingGarong”, “Belah Duren”, “Cinta Satu Malam”, “Hamil Duluan”. Dangdut sebagai simbolmusik Indonesia jika citranya negatif maka akan berpengaruh pada citra bangsaIndonesia, karena dangdut bisa dikatakan sebagai identitas dari rakyat Indonesia. Paperini bertujuan untuk menganalisa lirik lagu dangdut dan berusaha memaknai lirik lagutersebut, analisis dilakukan secara deskriptif terhadap teks lagu dengan menggunakanteori fungsional pragmatik dan analisis bahasa kritis.Kata kunci: dangdut, erotika, fungsional pragmatis, denotasi, konotasi
Komunikasi Strategis Komunitas 1001buku dalam Mendukung Literasi di Indonesia Oktuta Arn Sabagyo; Nawiroh Vera
Communication Vol 13, No 2 (2022): Communication
Publisher : Fakultas Komunikasi & Desain Kreatif - Universitas Budi Luhur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36080/comm.v13i2.1913

Abstract

Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh tingkat literasi masyarakatnya. Hasil survei Programme for International Student Assessment (PISA) tahun 2018 menyatakan kalau Indonesia ada di urutan ke-71 dari 77 negara. Angka ini menunjukkan bahwa tingkat literasi di Indonesia tergolong rendah. Keadaan ini diperparah dengan terpusatnya layanan perpustakaan umum yang hanya ada di pusat-pusat kota, kabupaten, atau provinsi. Hal ini menyebabkan masyarakat yang berada di daerah pelosok sulit untuk mendapatkan akses terhadap bahan bacaan berkualitas. Komunitas 1001buku ikut ambil bagian dalam membantu pemerintah untuk meningkatkan literasi di Indonesia. Sesuai dengan visi komunitas yaitu meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia melalui peningkatan minat baca anak, dengan cara membantu teman-teman di daerah yang memiliki inisiatif untuk mendekatkan buku kepada anak-anak. Hal ini sejalan dengan misi komunitas yaitu membuka akses terhadap bahan bacaan berkualitas bagi anak-anak di seluruh Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana komunikasi strategis yang dilakukan oleh komunitas 1001buku dapat membantu pemerintah dalam meningkatkan literasi di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, menggunakan paradigma interpretif dengan pendekatan fenomenologi. Penelitian ini menghasilkan temuan bahwa komunitas 1001buku memanfaatkan aplikasi obrolan (whatsapp) dan media sosial (instagram dan facebook) untuk media dalam melakukan komunikasi. Komunikasi yang dilakukan merupakan komunikasi 2 arah. Komunikasi strategis yang dilakukan sejalan dalam upaya mendukung literasi di Indonesia. Walau indeks keberhasilan tidak dapat diukur secara pasti, tetapi dapat dilihat dari kenyataan yang ada di lapangan.