Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Indonesian Journal of Community Empowerment (IJCE)

Pemberdayaan Ibu Sebagai Strategi Penurunan Angka Pernikahan Dini Ita Puji Lestari; Sigit Ambar Widyawati; Sri Wahyuni
INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE) Vol. 1 No. 1 (2019): Indonesian Journal of Community Empowerment Mei Vol.1 No.1
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (304.013 KB) | DOI: 10.35473/ijce.v1i1.212

Abstract

Pernikahan dini memiliki dampakpada kesehatan pasangan usia muda karena memiliki pengaruh pada tingginya angka kematian ibu. Pernikahan usia dini terjadi pada anak—anak yang secara perkembangan aspek psikologis baik perkembangan psikologis fisik, aspek perkembangan psikologis kognitif dan psikologi emosi anak yang rentan dalam artian belum cukup usia dan belum dewasa tidak diperbolehkan menikah dibawah umur.Salah satu upaya pencegahan pernikahan dini adalah optimalisasi peran orang tua khususnya Ibu, selama ini pemberdayaan belum dioptimalkan pada aspek ini sehingga penanganan terhadap risiko yang ditimbulkan oleh pernikahan dini belum mendapat perhatian khusus. Berdasarkan konsep penanganan kesehatan, bahwa terabaikannya permasalahan disebabkan oleh ketidaktahuan, ketidakmampuan dan ketidakmauan, maka kegiatan pengabdian ini dilaksanakan.Peran serta perguruan tinggi Universitas Ngudi Waluyo dalam menjalankan Tridarma Perguruan Tinggi salah satunya pengabdian masyarakat, sehingga dapat mendekatkan diri kepada masyarakat sehingga dapat mengenal, mengetahui dan merasakan permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat, sehingga ditemukan permasalahan terkait dengan kesehatan reproduksi remaja.Dari kegiatan pengabdian masyarakat ini pada tahap pertama didapatkan peningkatan pengetahuan tentang penyebab terjadinya pernikahan dini sebanayak 100% dari peserta pengabdian. Pada tahap kedua yang memiliki peningkatan pengetahuan tentang dampak dan risiko dari pernikahan dini sebanyak 95,83%. Pada tahap ketiga dihasilkan peningkatan pengetahuan pada peserta pengadian tentang cara untuk encegah supaya tidak terjadipernikahan dini sebanyak 95,83 %.Dalam upaya lebih meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang pernikahan dini baik kepada orang tua maupun pada remaja maka kegiatan serupa perlu dilakukan secara rutin baik di lokasi yang sama maupun di lokasi yang berbeda dengan sasaran masyarakat yang benar-benar membutuhkan pelayanan kesehatan terutama mengenai kesehatan reproduksi pada remaja dan edukasi kepada orang tua dalam hal memberikan pola asuh yang baik kepada anak-anaknya.                                                                                                                                            Kata kunci: Peran Ibu, Pernikahan Dini 
PENINGKATAN KEMANDIRIAN HYGIENE PERSONAL BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS Ita Puji Lestari; Sigit Ambar Widyawati
INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE) Vol. 2 No. 1 (2020): Indonesian Journal of Community Empowerment Mei Vol.2 No.1
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (159.964 KB) | DOI: 10.35473/ijce.v2i1.524

Abstract

Anak berkebutuhan khusus memiliki resiko lebih tinggi untuk terserang penyakit daripada anak pada umumnya. Berbagai macam penyakit atau gangguan kesehatan yang menyerang anak umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri dan virus yang berasal dari lingkungan sekitar. Sehingga, salah satu cara untuk menekan masalah ini adalah dengan menghindarkan anak dari lingkungan yang tidak sehat.Tujuan utama dari kegiatan ini adalah mejadikan anak dengan berkebuthuan khusus lebih mandiri dan disiplin sehingga tidak bergantung pada orang lain  dalam menjalani kehidupannya serta dapat meningkatkan kemampuan sosialisasi dan komunikasi anak dengan orang disekitarnya. Kegiatan ini dilaksanakan dengan metode penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan personal higiene dan memberikan edukasi kepada anak-anak tentang praktik personal higiene dengan menggunakan teknik senam agar siswa tertarik dan dapat mengaplikasikan gerakan senam pada rutinitas mandi sehari-hari .  Kegiatan ini diikuti oleh 49 siswa dengan beragam macam kebutuhan khusus yang terdiri dari kelas 1 hinga kelas 6 beserta para guru. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa siswa dapat mengkuti gerakan mandi dengan benar dengan antusias kegiatan pengabdian masyarakat. Kegiatan senam mandi memberikan pengaruh positif terhadap kemampuan siswa dalam menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, hal ini terbukti dengan seluruh peningkatan jumlah siswa yang telah menerapkan langkah mandi yang aik dan benar, hal ini diketahui dari keterangan orang tua dan guru yang mengajar. Kata kunci: Personal Hygiene, Anak Berkebutuhan Khusus 
Pemberdayaan Remaja dalam Optimalisasi Kesehatan Reproduksi Remaja di MA Miftahul Huda Tayu Heni Setyowati; Ida Sofiyanti; Sigit Ambar Widyawati
INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE) Vol. 4 No. 1 (2022): Indonesian Journal of Community Empowerment Mei 2022
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (975.36 KB) | DOI: 10.35473/ijce.v4i1.1631

Abstract

Adolescence is a period of transition from childhood to adulthood. Based on BKKBN data related to the situation of adolescent sexual and reproductive health rights in August-October 2020, it was recorded that around 6.74% of unmarried adolescents aged 18-24 years had sexual relations. Among them, 44% did not use contraception, 51% used condoms, and 5% used birth control pills. In the long term, this condition (the Covid-19 pandemic) can pose a risk of sexual and reproductive health problems. Due to a substantial decrease in physical activity and an increase in screen time. This situation affects his physical and mental health. The purpose of this activity is to provide education and optimize adolescent reproductive health. Problems that often arise are usually related to sexual problems, such as unwanted pregnancy (KTD), abortion, HIV/AIDS, and drug abuse, sexual violence, victims of neglect. Adolescents with deviant behavior need treatment and need to get information about reproductive health for both young women and men, need to organize a good future by abandoning useless behavior that can damage the future of teenagers. Realizing this, the community service team for the Midwifery Study Program and the Public Health Study Program at the Faculty of Health felt that they were responsible for facilitating youth to learn to understand and be able to practice healthy living behaviors to become strong teenagers, the hope of the nation. Community Service will be carried out in 3 stages, namely the First Stage of selecting active student groups. The second stage socializes reproductive health. The third stage evaluates the delivery of information on reproductive health.ABSTRAKMasa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Berdasarkan data BKKBN terkait situasi hak kesehatan seksual dan reproduksi remaja pada Agustus-Oktober 2020, tercatat sekitar 6,74% dari remaja 18-24 tahun yang belum menikah ternyata telah berhubungan seksual. Di antara itu, 44% tidak menggunakan kontrasepsi, 51% menggunakan kondom, dan 5% menggunakan pil KB. Dalam jangka panjang kondisi ini (pandemi Covid-19) dapat menimbulkan risiko gangguan kesehatan seksual dan reproduksi. Karena penurunan substansial dalam aktifitas fisik dan peningkatan waktu dalam screen time. Situasi ini mempengaruhi kesehatan fisik dan mentalnya. Tujuan kegiatan ini adalah untuk memberikan edukasi dan mengoptimalisasi kesehatan reproduksi remaja. Masalah yang sering muncul biasanya berkaitan dengan masalah seksualtas, seperti kehamilan tidak diinginkan (KTD), aborsi, HIV/AIDS, dan penyalahgunaan NAPZA, kekerasan seksual,korban penelantaran. Remaja dengan penyimpangan perilaku tersebut membutuhkan penanganan serta perlu mendapatkan informasi mengenai kesehatan reproduksi baik untuk remaja putri dan putra, perlu menata masa depan yang baik dengan meninggalkan perilaku yang tidak bermanfaat yang dapat merusak masa depan remaja. Menyadari hal tersebut tim pengabdian masyarakat prodi Kebidanan dan prodi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan merasa ikut bertanggung jawab untuk memfasilitasi remaja agar belajar memahami dan mampu mempraktekkan perilaku hidup sehat untuk menjadi remaja yang kuat harapan bangsa. Pengabdian Masyarakat akan dilaksanakan dalam 3 tahap yaitu Tahap Pertama pemilihan kelompok siswa yang aktif. Tahap Kedua mensosialisasikan kesehatan reproduksi. Tahap Ketiga melakukan evaluasi terhadap penyampaian informasi tentang kesehaan reproduksi.
Pemberdayaan Kader Rumah Tangga Sebagai Strategi Pencegahan Penularan Covid 19 Lestari, Ita Puji; Dewi, Maya Kurnia; Widyawati, Sigit Ambar
INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE) Vol. 3 No. 1 (2021): Indonesian Journal of Community Empowerment Mei Vol.3 No.1
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (198.136 KB) | DOI: 10.35473/ijce.v3i1.1106

Abstract

Corona Virus Disease 2019 or COVID-19 is an infectious disease caused by SARS-CoV-2, a type of coronaviruses. People with COVID-19 may experience fever, dry cough, and difficulty breathing. The deaths recorded were 2,970 people and confirmed positive cases in Semarang were 677 people. The very fast transmission of COVID-19 has now become an issue that is being addressed globally, including in Indonesia. Based on the concept of handling health, the neglected problems are caused by ignorance, inability and unwillingness. To solve them, the activity for serving community was carried out. This activity consisted of the first stage by making a Covid-19 task force at RW level consisting of 15 people. The second stage was by increasing participants' understanding of foreign terms related to Covid-19 by 94.5%. The third stage of this activity was by gaining an understanding of the participants about the efforts to prevent Covid-19 at the household and community level by 87.5%. And the fourth stage was by getting an understanding of the Covid-19 vaccination by 81.25%. An effort to increase the role of the community in preventing Covid-19 is by doing similar activities periodically in the same location, therefore it can strengthen the community. An education about correct health information is important to be given to avoid misinterpretation.ABSTRAKCorona Virus Disease 2019 atau COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh SARS-CoV-2, salah satu jenis koronavirus. Penderita COVID-19 dapat mengalami demam, batuk kering, dan kesulitan bernafas. Jumlah kematian tercatat 2.970 orang dan kasus positif yang terkonfirmasi di Kota Semarang adalah  677 orang. Penularan  COVID-19 yang sangat cepat kini telah menjadi isu yang sedang ditangani secara global termasuk di Indonesia.. Berdasarkan konsep penanganan kesehatan, bahwa terabaikannya permasalahan disebabkan oleh ketidaktahuan, ketidakmampuan dan ketidakmauan, maka kegiatan pengabdian ini dilaksanakan. Dari kegiatan pengabdian masyarakat ini, pada tahap pertama telah terbentuk sebuah kelompok satuan tugas penanganan Covid19 tingkat RW yang terdiri dari 15 orang. Pada tahap yang kedua, terdapat peningkatan pemahaman oleh peserta tentang istilah-istilah asing yang terkait dengan Covid 19 sebanyak 94,5%. Tahap ketiga kegiatan ini mendapatkan pemahaman tentang upaya pencegahan Covid19 pada tingkat rumah tangga dan masyarakat sebanyak 87,5%. Dan tahap yang keempat mendapatkan pemahaman tentang vaksinasi covid 19 sebanyak 81,25%. Dalam upaya lebih meningkatkan peran masyarakat dalam pencegahan Covid 19 maka kegiatan serupa perlu dilakukan secara berkala di lokasi yang sama, hal ini dapat menjadi upyaa penguatan di masyarakat. Edukasi kepada masyarakata tentang informasi kesehatan yang benar penting diberikan agar tidak menimbulkan pemahaman yang tidak diinginkan.
Upaya Peningkatan Peran Keluarga dalam Mencegah Pernikahan Usia Dini Widyawati, Sigit Ambar; Sri Wahyuni; Ita Puji Lestari
INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE) Vol. 5 No. 2 (2023): Indonesian Journal of Community Empowerment November 2023
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/ijce.v5i2.2642

Abstract

The phenomenon of early marriage is part of a social phenomenon that must be taken seriously because it greatly influences the lives of teenagers entering adulthood. Child marriage causes early pregnancy and childbirth, which is associated with high mortality rates and abnormal conditions for the mother because the girl's body is not yet fully mature for childbirth. The problem with partners is that so far there has never been any counseling regarding the role of the family in preventing early marriage. Marriages are generally carried out by adults regardless of profession, ethnicity, rich or poor, and so on. Child marriage causes early pregnancy and childbirth, which is associated with high mortality rates and abnormal conditions for the mother because the girl's body is not yet fully mature for childbirth.As a result of the service activities, the participants have knowledge of what early marriage is, the laws governing early marriage. Apart from that, they also know the factors that make teenagers vulnerable to early marriage, the impact of early marriage in adolescence, and the efforts that can be made to prevent early marriage. Health education provides and increases knowledge which can then influence attitudes and behavior to maintain and improve public health. Suggestions for the next service activity are to invite a larger number of participants and involve community leaders in the activity, considering that the role of community leaders is very large in the occurrence of early marriage. The mother's knowledge and understanding increased after carrying out this community service activity. Increasing knowledge through a participatory approach (extension participatory approach) through counseling methods, education about preventing early marriage. This method is proven to increase mothers' knowledge and understanding.   ABSTRAK                 Fenomena pernikahan dini merupakan bagian dari fenomena sosial yang harus disikapi secara serius karena sangat berpengaruh terhadap kehidupan anak remaja yang memasuki umur dewasa. Perkawinan usia anak menyebabkan kehamilan dan persalinan dini, yang berhubungan dengan angka kematian yang tinggi dan keadaan tidak normal bagi ibu karena tubuh anak perempuan belum sepenuhnya matang untuk melahirkan. Permasalahan mitra adalah selama ini belum pernah dilakukan penyuluhan terkait peran keluarga dalam mencegah terjadinya pernikahan dini. Perkawinan pada umumnya dilakukan oleh orang dewasa dengan tidak memandang profesi, suku bangsa, kaya atau miskin, dan sebagainya. Perkawinan usia anak menyebabkan kehamilan dan persalinan dini, yang berhubungan dengan angka kematian yang tinggi dan keadaan tidak normal bagi ibu karena tubuh anak perempuan belum sepenuhnya matang untuk melahirkan. Hasil yang didapatkan dari kegiatan pengabdian, para peserta memiliki pengetahuan apa itu pernikahan dini, undang-undang yang mengatur pernikahan dini. Selain itu, mereka juga mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan remaja rentan untuk melakukan pernikahan dini, dampak dari pernikahan dini di usia remaja, serta upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah pernikahan dini. Penyuluhan kesehatan memberikan dan meningkatkan pengetahuan yang selanjutnya dapat mempengaruhi sikap dan perilaku memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat. Saran untuk kegiatan pengabdian berikutnya adalah jumlah peserta yang diundang lebih banyak lagi dan melibatkan tokoh masyarakat dalam kegiatan tersebut, mengingat peran tokoh masyarakat sangat besar terhadap tejadinya pernikahan dini. Pengetahuan dan pemahaman ibu meningkat setelah dilaksanakana kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini. Peningkatan pengetahuam melalui metode pendekatan partisipatif (extension participatory approach) melalui metode penyuluhan, edukasi tentang pencegahan pernikahan dini. Metode ini terbukti dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman ibu.