Claim Missing Document
Check
Articles

FAKTOR RISIKO KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN LERE WILAYAH KERJA PUSKESMAS KAMONJI Muhammad Fauzi; Sudirman Sudirman; Nur Afni
Jurnal Kolaboratif Sains Vol. 2 No. 1: Oktober 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (230.045 KB) | DOI: 10.56338/jks.v2i1.751

Abstract

Jumlah penderita DBD di Indonesia terbilang tinggi, di tahun 2016 terdapat 201.885 jumlah kasus DBD dengan 1.585 jumlah kematian (IR 77,96 per 100.000 penduduk dan CFR 0,79%). Sejak ditemukan pada tahun 1968, terjadi peningkatan jumlah provinsi dan kabupaten/kota yang terjangkit DBD. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di kelurahan Lere wilayah kerja Puskesmas Kamonji. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analitik dengan desain kasus kontrol (Case Control Sudy). Populasi yang sekaligus sebagai sampel dalam penelitian ini adalah semua penderita DBD di Kelurahan Lere Wilayah Kerja Puskesmas Kamonji berjumlah 37 orang (Total Populasi) dan kontrol adalah responden yang tidak menderita DBD di Kelurahan Lere Sebanyak 37 orang, sehingga total keseluruhan responden 74 orang. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariat dan analisis bivariat Odds Ratio (OR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberadaan tanaman di pekarangan merupakan faktor protektif terhadap kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan nilai OR 0,552 (OR<1), kebiasaan menggantung pakaian merupakan faktor protektif terhadap kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan nilai OR 0,030 (OR<1), kebiasaan membersihkan kontainer merupakan faktor risiko terhadap kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan nilai OR 1,587 (OR>1). Hasil analisis lainnya menunjukkan kebiasaan menggunakan obat nyamuk merupakan faktor risiko terhadap kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan nilai OR 2,295 (OR>1). Adapun saran dalam penelitian ini adalah diharapkan masyarakat untuk lebih memperhatikan kegiatan 3M plus dan pelaksanaan PSN-DBD sehingga mengurangi risiko terkena penyakit DBD yang dimulai dari mengubah kebiasaan yang tidak baik dan memperhatikan lingkungan tempat tinggal sekitar.Kata Kunci: Demam Berdarah Dengue (DBD), Keberadaan Tanaman Pekarangan, Menggantung Pakaian, Membersihkan Konatainer, Menggunakan Obat Nyamuk
HUBUNGAN ANTARA ASAP ROKOK DAN ALERGI DEBU DENGAN PENYAKIT ASMA BRONKIAL DI PUSKESMAS SINGGANI KOTA PALU Novianti Kasim; Nur Afni; Sriwahyuni Moonti
Jurnal Kolaboratif Sains Vol. 2 No. 1: Oktober 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (167.029 KB) | DOI: 10.56338/jks.v2i1.792

Abstract

Asma sebagai kumpulan tanda dan gejala wheezing (mengi) dan atau batuk dengan karakteristik sebagai berikut; timbul secara episodik dan atau kronik, cenderung pada malam hari/dini hari (nocturnal), musiman, adanya faktor pencetus diantaranya aktivitas fisik dan bersifat reversibel baik secara spontan maupun dengan penyumbatan, serta adanya riwayat asma atau atopi lain pada pasien/keluarga, sedangkan sebab-sebab lain sudah disingkirkan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara asap rokok dan alergi debu dengan kejadian asma bronkial di Puskesmas Singgani Kota Palu. Populasi dan sampel pada penelitian ini ialah semua pasien yang berkunjung di Puskesmas Singgani Kota Palu khususnya dipoli dewasa. Sedangkan jumlah sampel pada penelitian ini adalah 96 responden dengan teknik pengambilan sampel menggunakan teknik accidental sampling. Dengan uji yang digunakan yaitu uji chi-square. Berdasarkan hasil uji chi-square yang dilakukan menunjukan bahwa asap rokok  memiliki hubungan dengan kejadian asma bronkial dengan nilai p value = 0,026 dan untuk alergi debu menunjukan bahwa ada hubungan dengan kejadian bronkial  dengan nilai p value = 0,000. Dari hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa hubungan antara asap rokok dengan penyakit asma bronkial memiliki hubungan yang signifikan. Dan hubungan antara alergi debu dengan penyakit asma bronkial juga memiliki hubungan yang signifikan. Diharapkan  bagi pihak Puskesmas Singgani agar rutin melaksanakan penyuluhan kepada masyarakat khususnya penderita asma bronkial tentang kebersihan lingkungan rumah dan sekitarnya.Kata Kunci: Asap Rokok, Alergi Debu, Asma Bronkial             
GAMBARAN KEJADIAN DERMATITIS DI PENGUNGSIAN WILAYAH KERJA PUSKESMAS KAMONJI. Saripa Salma; Nur Afni; Mohamad Andri
Jurnal Kolaboratif Sains Vol. 2 No. 1: Oktober 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (146.062 KB) | DOI: 10.56338/jks.v2i1.794

Abstract

Dermatitis adalah peradangan pada kulit yang menimbulkan gejala keluhan gatal. Salah satu factor penyebab dermatitis yaitu personal hygiene yang buruk. Adapun tujuan dari penelitia ini adalah untuk mengetahui gambaran kejadian dermatitis di pengungsian wilyah kerja Puskesmas Kamonji. Metode dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan deskriftif. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan tehnik multi stage sampling, dengan jumlah responden sebanyak 94 yang tersebar di 4 titik pengungsian. Hasil penelitian menunjukah bahwa variable kebersihan handuk berada dalam kategori buruk dapat dilihat sebanyak 56 responden (59,6%) memiliki ebersihan handuk tidak baik. Kebersihan badan berada dalam kategori baik dilihat dari 74 responden (78,7%) memiliki kebersihan badan baik. CTPS berada dalam kategori baik dari 90 responden (95,7) memilki kebersihan handuk baik. Kebersihan pakaian baik dari 83 responden (88,3%). Penelitian ini menyarankan kepada pihak Puskesmas agar rutin melaksanakan penyuluhan tentang personal hygiene serta pemeriksaan kepada pengungsi agar pengungsi dapat mengetahui bagaimana cara mencegah dermatitis yang baik dan benar.Kata Kunci      : Dermatitis, Personal Hygiene, Handuk, Badan, CTPS, Pakaian
FAKTOR RISIKO KEJADIAN HUMAN IMUNNODEFICIENCY VIRUS / ACQUIRED IMMUNE DEFICIENCY SYNDROM (HIV/ AIDS) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BIROMARU KABUPATEN SIGI ANCILLA M. Ningsih; Nur Afni; Finta Amalinda
Jurnal Kolaboratif Sains Vol. 2 No. 1: Oktober 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/jks.v2i1.796

Abstract

        Permasalahan HIV/AIDS telah sejak lama menjadi isu bersama yang terus menyedot perhatian berbagai kalangan, terutama sektor kesehatan. Namun sesungguhnya masih banyak informasi dan pemahaman tentang permasalahan kesehatan ini yang masih belum diketahui lebih jauh oleh masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk diketahuinya faktor risiko kejadian Human Imunnodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrom (HIV/ AIDS) di wilayah kerja Puskesmas Biromaru Kabupaten Sigi.Penelitian ini menggunakan jenis penelitian survey analitik dengan metode Case Control Study. Dengan jumlah 44 sampel (22 kasus dan 22 kontrol) dengan menggunakan uji Statistik yaitu Chi – square  ( X2 ).Hasil uji statistik dengan  uji Odds Ratio menunjukan bahwa perilaku seks  berisiko merupakan faktor risiko terhadap kejadian HIV/AIDS dengan nilai OR 34,000 >1, penggunaan narkoba jarum suntik merupakan faktor risiko terhadap kejadian HIV/AIDS dengan nilai OR 3,316>1 dan infeksi menular seksual merupakan faktor risiko terhadap kejadian HIV/AIDS dengan nilai OR 2,100 > 1Kesimpulan dalam penelitian ini dengan menggunakan uji Odds Ratio menunjukkan bahwa perilaku seksual berisiko merupakan faktor risiko kejadian HIV/AIDS,  Penggunaan narkoba jarum suntik merupakan faktor risiko terhadap kejadian HIV/AIDS dan infeksi menular seksual merupakan faktor risiko terhadap kejadian HIV/AIDS.  Saran dalam penelitian ini adalah bagi petugas Puskesmas Biromaru Kabupaten Sigi untuk lebih meningkatkan penyuluhan tentang faktor risiko dalam mencegah HIV/AIDS dengan menganjurkan penggunaan kondom jika ingin melakukan hubungan seksual, serta untuk masyarakat untuk lebih meningkatkan pola hidup sehat dan mencegah faktor pencetus dan merubah gaya hidup yang dapat menyebabkan HIV/AIDSKata Kunci:  Perilaku Seks berisiko, Penggunaan Narkoba Jarum Suntik, Infeksi Menular Seksual, Kejadian HIV/AIDS
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GEJALA KELELAHAN MATA PADA OPERATOR KOMPUTER DI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI SULAWESI TENGAH Srilailun K. Naota; Nur Afni; Sriwahyudin Moonti
Jurnal Kolaboratif Sains Vol. 2 No. 1: Oktober 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (177.234 KB) | DOI: 10.56338/jks.v2i1.797

Abstract

Penggunaan komputer saat bekerja sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia secara luas. Di samping member kemudahan bagi proses produksi, tentunya akan meningkatkan efek samping yang tidak dapat dielakkan yaitu bertambahnya ragam bahaya pada pengguna teknologi itu sendiri. Penggunaan computer dalam waktu yang lama dapat menyebabkan astenopia atau kelelahan mata. Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya faktor-faktoryang berhubungan dengan gejala kelelahan mata pada operator komputer di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi  Provinsi Sulawesi Tengah. Jumlah sampel 40 orang dengan menggunakan total populasi,  dan menggunakan teknik total sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan usia dengan gejala kelelahan mata pada operator komputer dengan nilai p=0,029<0,05. Tidak ada hubungan intensitas pencahayaan monitor dengan gejala kelelahan mata pada operator komputer dengan nilai p=0,090>0,05. Ada hubungan jarak monitor dengan gejala kelelahan mata dengan nilai p 0,050=0,05. Tidak ada hubungan lamanya paparan dengan gejala kelelahan mata pada operator komputer dengan nilai p=0,062>0,05. Ada hubunganlama masa kerja dengan gejala kelelahan mata pada operator komputer di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi  Provinsi Sulawesi Tengah dengan nilai p=0,002<0,05. Kesimpulan ada hubungan usia dengan gejala kelelahan mata pada operator komputer karena faktor usia responden, tidak ada hubungan intesitas cahaya dengan gejala kelelahan mata karena pencahayaan memenuhi syarat, ada hubugan jarak monitor dengan gejala kelelahan mata karena intesitas pencahayaan monitor terlalu terang, tidak ada hubungan lamanya paparan dengan gejala kelelahan mata karena lama paparannya baik, dan ada hubungan lama masa kerja dengan gejala kelelahan mata pada operator komputer karea disebabkan faktor lain.   Kata kunci            : Faktor Lain, Kelelahan Mata, Operator Komputer
HUBUNGAN STRES DAN KECEMASAN DENGAN INSOMNIA PADA MAHASISWA REGULER YANG SEDANG MENYUSUN SKRIPSI DI FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNISMUH PALU I Ketut Warja; Nur Afni; Ahmad Yani
Jurnal Kolaboratif Sains Vol. 2 No. 1: Oktober 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (141.545 KB) | DOI: 10.56338/jks.v2i1.822

Abstract

Insomnia adalah keadaan dimana seseorang tidak mampu memenuhi kebutuhan tidur, baik secara kualitas maupun kuantitas. Insomnia adalah gejala yang dialami oleh orang yang mengalami kesulitan kronis untuk tidur, sering terbangun dari tidur, dan tidur singkat atau tidur nonrestoratif. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan stres dan kecemasan dengan insomnia pada mahasiswa reguler yang sedang menyusun skripsi di Fakultas kesehatan masyarakat Unismuh Palu. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross sectional, yaitu dengan mencari hubungan antara dua variabel atau lebih yaitu variabel independent dan dependen, kemudian kedua variabel diamati dalam waktu yang bersamaan. Berdasarkan hasil uji chi-square yang dilakukan menunjukan bahwa stres memiliki hubungan dengan insomnia dengan nilai p value = 0,009, dan kecemasan juga memiliki hubungan dengan insomnia dengan nilai p value = 0,032. Diharapkan kepada praktisi kesehatan untuk lebih mengkaji kejadian insomnia, terutama dalam mengambil kebijakan untuk pengendalian dan penanganan kasus ini. Kata kunci : Stres, Kecemasan, Insomnia
HUBUNGAN MASA KERJA DAN SHIFT KERJA PADA OPERATOR SPBU DI KECAMATAN PALU SELATAN Mila Karmila Kamase; Nur Afni; Mohamad Andri
Jurnal Kolaboratif Sains Vol. 2 No. 1: Oktober 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (149.334 KB) | DOI: 10.56338/jks.v2i1.825

Abstract

Kelelahan adalah suatu mekanisme perlindungan tubuh agar tubuh terhidar dari kerusakan lebih lanjut sehingga terjadi pemulihan setelah istirahat. Untuk melihat bagaiamana mekanisme terjadinya kelelahan pada pekerja operator SPBU maka peneliti ingin melakukan penilitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan masa kerja dan shift kerja dengan kelelahan kerja pada operator SPBU di Kecamatan Palu Selatan Kota Palu.Desain dalam penelitian ini adalah  analitik dengan pendekatan Cross Sectional Study. Penelitia ini menggunakan total populasi yaitu 43 responden. Analisis yang digunakan pada penelitian ini yaitu, analisis Univariat dan analisis Bivariat dengan uji Chi-square Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak ada hubungan signifikan antara masa kerja dengan kelelahan kerja dengan nilai p  = 0,125 (p > 0,05). Dan tidak ada hubungan signifikan antara shift kerja dengan kelelahan kerja dengan nilai p = 0,635 (p > 0,05) .Penelitian ini menyarankan kepada pihak SPBU agar selalu memperhatikan waktu istirahat yang cukup serta mengkonsumsi makan bergizi dan menjaga kesehatan pekerja untuk mengurangi kelelahan kerja pada operator selama bekerja.Kata kunci                     : Masa Kerja, Shift Kerja, Kelelahan Kerja 
ANALISIS KADAR TIMBAL PADA RAMBUT OPERATOR SPBU 74.941.03 KARTINI KOTA PALU Ade Melinda; Nur Afni; Hamidah Hamidah
Jurnal Kolaboratif Sains Vol. 2 No. 1: Oktober 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (159.026 KB) | DOI: 10.56338/jks.v2i1.826

Abstract

Paparan timah hitam atau timbal (Pb) berlebihan merupakan masalah penting di dunia, dan merupakan risiko kesehatan lingkungan utama yang dihadapi berbagai negara baik di negara maju maupun di negara berkembang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Kadar Timbal pada rambut dan hubungan masa kerja dan penggunaan APD pada Operator SPBU  74.941.03 Kartini Kota Palu.jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif, menggunakan pendekatan cross sectional dan uji statistik Chi-Square pada taraf kepercayaan 95% dengan metode observasional analitik peneliti melakukan analisis laboratorium untuk mengetahui Analisis Kadar Timbal pada rambut Operator SPBU 74.941.03 Kartini Kota Palu tahun 2019. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 21 sampel.Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara masa kerja dan kadar timbal dalam rambut operator SPBU ρ Value = 0.248, dan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara penggunaan APD dan kadar timbal dalam rambut operator SPBU ρ Value = 0.710. Hasil penelitian menunjukan bahwa operator SPBU positif telah terpapar timbal. Kadar timbal tertinggi yaitu 29,8 mL/g, sedangkan kadar timbal terendah 1,5 mL/g.Penelitian ini menyarankan Bagi SPBU 74.941.03 Kartini Kota Palu agar ditingkatkan lagi penggunaan APD pada operatornya dan pemeriksaan kesehatan kepada operatornya secara berkala, agar kesehatan pekerja dapat selalu terjaga.Kata kunci       : Kadar timbal, masa kerja, Operator SPBU.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MINAT MASYARAKAT DALAM KEPESERTAAN BPJS KESEHATAN DI KELURAHAN TALISE VALANGGUNI Nelisma Nelisma; Nur Afni; Rosnawati Rosnawati
Jurnal Kolaboratif Sains Vol. 2 No. 1: Oktober 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (136.311 KB) | DOI: 10.56338/jks.v2i1.828

Abstract

Minat masyarakat untuk menjadi peserta BPJS Kesehatan sebagian besar dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor pengetahuan, faktor sosialisasi dan faktor pembiayaan kesehatan. Sosialisasi merupakan tahap utama masyarakat untuk mendapatkan pengetahuan mengenai informasi tentang BPJS Kesehatan, adanya sosialisasi yang maksimal akan meningkatkan pengetahuan masyarakat terhadap BPJS Kesehatan sehingga dengan sendirinya masyarakat akan memiliki minat untuk menjadi peserta BPJS Kesehatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan minat masyarakat dalam kepesertaan BPJS Kesehatan.Jenis penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan Cross Sectional Study, pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik Proportional Random Sampling yang berjumlah 99 responden.Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan pengetahuan dengan minat masyarakat dalam kepesertaan BPJS Kesehatan (ρ= 0.000<0.05), ada hubungan sosialisasi dengan minat masyarakat dalam kepesertaan BPJS Kesehatan dengan nilai (ρ= 0.000<0.05), ada hubungan pembiayaan kesehatan dengan minat masyarakat dalam kepesertaan BPJS Kesehatan dengan nilai (ρ= 0.000<0.05).Peneliti menyarankan kepada instansi agar  mensosialisasikan BPJS Kesehatan lebih maksimal lagi dan mendata lebih detail lagi masyarakat yang mampu dengan yang tidak mampu dalam hal pembiayaan kesehatan sehingga bisa diketahui yang bisa dan layak atau tidak menjadi peserta BPJS Kesehatan yang ditanggung oleh pemerintah. Kata Kunci:  Pengetahuan, Sosialisasi, Pembiayaan Kesehatan dan BPJS  Kesehatan
FAKTOR RISIKO KEJADIAN HIPERTENSI DI KELURAHAN LEMBOMAWO WILAYAH KERJA PUSKESMAS KAWUA Manliono Palita; Nur Afni; Zhanaz Tasya
Jurnal Kolaboratif Sains Vol. 2 No. 1: Oktober 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (125.764 KB) | DOI: 10.56338/jks.v2i1.833

Abstract

Penyakit hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang ditunjukan oleh angka sistolik dan diastolik pada pemeriksaan tekanan darah. Hipertensi dikenal sebagai silent killer, tebukti sering muncul tanpa gejala. Berdasarkan data WHO tahun 2015 menunjukan bahwa di seluruh dunia sekitar 976 juta orang atau kurang lebih 26,4% penduduk dunia mengidap hipertensi. Sedangkan di Indonesia sendiri sebanyak 1,8% - 28,6% penduduk yang berusia diatas 20 tahun adalah penderita hipertensi. Berdasarkan data yang diperoleh dari  Puskesmas kawua bahwa kasus hipertensi diKelurahan Lembomawo  tercatat sekitar 4,03% atau sebanyak 36 orang penderita hipertensi pada tahun 2017. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Faktor Risiko kejadian hipertensi.Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik dengan pendekatan case control study, dengan membandingkan antara kasus dengan kontrol. Cara pengumpulan data yaitu data yang di peroleh dari petugas Puskesmas Kawua, serta analisis yang dipakai adalah analisis univarit da analisis bivariat.Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa ada faktor antara pengetahuan dengan kejadian hipertensi di Kelurahan Lembomawo OR = 1,273. Ada faktor gaya hidup dengan kejadian hipertensi di kelurahan lembomawo OR = 17,714Sesuai dengan hasil penelitian bahwa ada hubungan pengetahuan dan gaya hidup dengan kejadian hipertensi maka peneliti menyarankan bagi penderita hipertensi Perlunya pemeriksaan tekanan darah, pengobatan secara rutin dan merubah pola hidup, dari pola hidup yang tidak sehat ke pola hidup yang baik dan sehat.Sedangkan pada Puskesmas Kawua Kecamatan Poso Kota Selatan Perlunya peningkatan peran serta promosi kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan penderita hipertensi yang ada di Desa-desa yang ada di wilayah kerja Puskesmas tentang penyakit hipertensi, agar penderita dapat mengatur pola hidupnya sesuai dengan pola hidup sehat. Kata Kunci : Pengetahuan,Kebiasaan Merokok,Kebiasaan Minum Alkohol