Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

Determinant Kejadian Stunting Pada Balita Berdasarkan Segitiga Epidemiologi : Determinant of Stunting Incidence in Toddlers Based on Epidemiological Triangle Nur Alifah Wulandari; Arman Arman; Fatma Afrianty Gobel
Journal of Muslim Community Health Vol. 3 No. 1 (2022): JANUARI-MARET (JMCH)
Publisher : Program Pascasarjana Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52103/jmch.v3i1.812

Abstract

Latar Belakang: Masalah stunting (anak pendek) adalah salah satu permasalahan gizi yang dihadapi dunia, terkhusus di negara miskin dan berkembang. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk menganalisis faktor determinan kejadian stunting pada balita berdasarkan segitiga epidemiologi di wilayah kerja Puskesmas Taraweang kabupaten Pangkep tahun 2021. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki balita usia 24-59 bulan berjumlah 630 anak. Jumlah sampel adalah 86 responden, dengan Ibu dari balita sebagai responden. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu metode non probability sampling yaitu Purposive Sampling. Hasil: (1) Distribusi Spasial faktor determinan kejadian stunting di wilayah kerja Puskesmas Taraweang Kabupaten Pangkep yakni, Faktor Host (Pendidikan Ibu, Pengetahuan Ibu, Riwayat Penyakit Infeksi, dan Riwayat Pemberian ASI) dan faktor Environment (Kebiasaan Cuci Tangan Pakai Sabun dan Pengelolaan Air Minum). (2) hubungan faktor Host Pendidikan Ibu dengan kejadian stunting sebesar 0,015 (3) faktor Host Pengetahuan Ibu dengan kejadian stunting sebesar 1,00 (4) hubungan faktor Host Riwayat Penyakit Infeksi dengan kejadian stunting sebesar 0,001 (5) hubungan faktor Host Riwayat Pemberian ASI eksklusif dengan kejadian stunting sebesar 0,001 (6) hubungan faktor lingkungan kebiasaan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dengan kejadian stunting sebesar 0,023 (7) hubungan faktor lingkungan Pengelolaan Air Minum dengan kejadian stunting sebesar 0,001, (8) pengaruh pemberian ASI Eksklusif merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi stunting dengan nilai 0,016. Kesimpulan: Faktor paling dominan mempengaruhi kejadian stunting adalah Riwayat pemberian ASI. Diharapkan pihak puskesmas khususnya bagian gizi dapat lebih meningkatkan penyuluhan kepada masyarakat dan memaksimalkan pemantauan dan perbaikan gizi bersama dengan orang tua balita, khususnya di tiga desa yang termasuk lokasi khusus stunting yakni Desa Taraweang, Barabatu, dan Desa Batara.
PERILAKU SEKSUAL BERISIKO GWL-MUDA KOTA MAKASSAR Andi Asrina; A Arman; Sri Nurjianti; M Mirna
Prosiding Seminar Nasional Sinergitas Multidisiplin Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Vol 2 (2019): Prosiding Seminar Nasional Kedua Sinergitas Multidisiplin Ilmu Pengetahuan dan Teknolo
Publisher : Yayasan Pendidikan dan Research Indonesia (YAPRI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (168.018 KB)

Abstract

Lingkungan social sangat mempengaruhi perilaku dimana individu tersebut tumbuh dan berkembang. Begitupun dengan perilaku seksual seseorang, yang menunjukkan ketertarikannya kepada orang lain baik secara heteroseksual maupun homoseksual. Sama halnya dengan Gay, Waria dan Laki-laki Seks Laki-laki (GWL) muda di Kota Maklassar yang merupakan komunitas homoseksual yang tertarik kepada orang berjenis kelamin sama. Komunitas masih tersembunyi, sehingga sulit untuk disentuh informasi terkait kesehatan reproduksi padahal perilaku seksualnya cenderung berisiko dan sudah aktif melakukan hubungan seksual dengan GWL yang lebih tua usianya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi, mengkaji dan menganalisis perilaku seksual pada komunitas Gay, Waria, dan Laki-laki Seks Laki-laki (GWL) Muda di Kota Makassar. Jenis penelitian adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologi yang bertujuan untuk mengeksplorasi mengenai Perilaku GWL-Muda dengan teknik obserevasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Informan penelitian sebanyak 9 orang yang terdiri dari 6 GWL muda, 2 penjangkau sebagai informan pendukung dan 1 Informan Kunci yang merupakan Ketua Yayasan Gaya Celebes Makassar. Berdasarkan hasil penelitian bahwa perilaku seksual GWL Muda dalam penelitian ini berisiko terkena penyakit menular seksual karena sudah aktif melakukan kontak seksual, berganti-ganti pasangan dan terkadang tidak menggunakan kondom. Penggunaan kondom mengikuti keinginan partner seksualnya saja meskipun didalam komunitasnya telah memyarankan untuk selalu menggunakan kondom dalam melakukan kontak seksual. Disimpulkan bahwa perilaku seksual GWL Kota Makassar cenderung berisiko meskipun telah mengetahui dampak dari hubungan seksual yang dilakukan.
Pengaruh AKtivator, Konsekuensi dan Behaviour Base Safety Terhadap Perilaku Aman Di PT. Industri Kapal Indonesia Makassar Muhammad Rifo Rianto; Nurhaedar Jafar; Muhammad Ikhtiar; Arman; Haeruddin; Nurmiati Muchlis
Journal of Muslim Community Health Vol. 4 No. 1 (2023): JANUARI-MARET (JMCH)
Publisher : Program Pascasarjana Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52103/jmch.v4i1.1061

Abstract

Latar Belakang: Kecelakaan kerja dapat terjadi akibat dari perilaku yang tidak aman atau unsafe action sehingga perilaku aman dalam berkerja adalah tindakan yang dapat memperkecil kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja. Dalam pembentukan perilaku dapat dilakukan dengan beberapa intervensi perilaku yakni adalah activator, konsekuensi dan behaviour base safety. Metode: Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional study. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan total sampling dengan sampel sebanyak 50 dan analisis data menggunakan uji regresi linear berganda. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh secara parsial activator terhadap perilaku aman dengan nilai thitung (2,159) > ttabel (2.01290) dan tingkat signifikansi 0,036 < 0.05, dan tidak terdapat pengaruh secara parsial konsekuensi terhadap perilaku aman dengan nilai thitung (0.590) < ttabel (2.01290) dan tingkat signifikansi 0,558 > 0.05, serta tidak terdapat pengaruh secara parsial behaviour base safety terhadap perilaku aman dengan nilai thitung (0.897) < ttabel (2.01290) dengan tingkat signifikansi 0,374 > 0.05. Kesimpulan: Penerapan activator seperti manajemen, prosedur, peraturan K3 dan pengetahuan serta persepsi berpengaruh secara signifikan dalam pembentukan perilaku aman namun konsekuensi dan behavioral base safety tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku aman pekerja.
Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Terapi Antiretroviral (ARV) pada Pengidap HIV/AIDS di Rumah Sakit Bhayangkara Kota Makassar Tahun 2022 Juniarti Djumadi; Fatmah Afrianty Gobel; Arman Arman
Journal of Muslim Community Health Vol. 4 No. 1 (2023): JANUARI-MARET (JMCH)
Publisher : Program Pascasarjana Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52103/jmch.v4i1.1193

Abstract

Latar Belakang: Kepatuhan penggunaan obat ARV memberikan dampak positif bagi kesehatan individu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan kepatuhan terapi antiretroviral (ARV) pada pengidap HIV/AIDS di Rumah Sakit Bhayangkara Kota Makassar tahun 2022. Metode: Metode penelitian ini menggunakan observasional dengan pendekatan cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pengidap HIV/AIDS yang terapi ARV di Rumah Sakit Bhayangkara Kota Makassar sebanyak 80 pasien dengan menggunakan total sampling. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Chi-Square. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan hubungan antara pengetahuan terapi ARV (ρ=0,624), efek samping obat (ρ=0,018), jaminan kesehatan (ρ=0,001), akses layanan kesehatan (ρ= ρ=0,340), dukungan keluarga (ρ=0,000), dan dukungan teman sebaya (ρ=0,051) dengan kepatuhan terapi ARV pada pengidap HIV/AIDS di Rumah Sakit Bhayangkara Kota Makassar tahun 2022. Hasil analisis multivariat didapatkan variabel yang paling dominan berhubungan dengan kepatuhan terapi ARV pada pengidap HIV/AIDS adalah dukungan keluarga dengan OR=124,533 (95% CI: 9,504-1631,745) dan nilai ρ=0,000. Kesimpulan: dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara efek samping obat, jaminan kesehatan, dan dukungan keluarga dengan kepatuhan terapi ARV pada pengidap HIV/AIDS, sedangkan pengetahuan terapi ARV, akses layanan kesehatan, dan dukungan teman sebaya tidak memiliki hubungan dengan kepatuhan terapi ARV pada pengidap HIV/AIDS di Rumah Sakit Bhayangkara Kota Makassar tahun 2022.
Proximate Levels of Dog Meat (Canis Lupus Familiaris) in Rantepao, North Toraja Regency, South Sulawesi, Indonesia Azizah Reski Ray Ayu; Fatmah Afrianty Gobel; Arman Arman
Journal of Aafiyah Health Research (JAHR) Vol. 3 No. 2 (2022): JULY-DECEMBER
Publisher : Postgraduate Program in Public Health, Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52103/jahr.v3i2.1223

Abstract

Background: Currently, dog meat fans are increasing, however, people do not know the dangers of consuming dog meat.Consuming dog meat has the potential to cause bacterial infectionsE. Coli, Salmonella, Anthraxso hepatitis. In addition, dog meat can increase the risk of bacterial infection by up to 20 times. Aim: The purpose of this study was to analyze the proximate levels of dog meat, analyze the determinant factors and analyze the frequency of dog meat consumption in the community. Method:This study is a laboratory study with dog meat samples from Rante Pao District, Kab. North Toraja. Results:The proximate levels carried out on dog meat found water content of 69%, ash content of 1%, fat content of 6.01%, protein content of 21.19% and carbohydrates of 2.19%. Dog meat if it is often consumed continuously will be harmful to the body because of the high water content in dog meat, where the level of microbial contamination or parasite growth is faster in meat. The determinant factor is the community in Kec. Rantepao Kab. North Toraja believes in the myth that eating dog meat can increase endurance and reduce the risk of contracting dengue fever. Conclusion: It is recommended to the public not to consume dog meat.
Kerjasama Dalam Unit dan Keterbukaan Komunikasi terhadap Persepsi Pelaporan Kesalahan Medis oleh Tenaga Kesehatan di RSUD Bantaeng Andi Hartawan; Suharni A. Fachrin; Arman
Window of Nursing Journal Vol. 1 No. 2 (Desember, 2020)
Publisher : Pusat Kajian dan Pengelola Jurnal FKM UMI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/won.v1i2.251

Abstract

Tingkat pelaporan kesalahan medis di Indonesia masih rendah. Pelaporan yang rendah disebabkan oleh ketidaktepatan persepsi tenaga kesehatan terhadap pelaporan kesalahan medis. Masalah ini dapat diatasi dengan penerapan budaya keselamatan pasien yang adekuat. Budaya keselamatan pasien merupakan pondasi utama dalam menuju keselamatan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor kerjasama dalam unit dan keterbukaan komunikasi terhadap persepsi pelaporan kesalahan medis oleh Tenaga kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Bantaeng. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan rancangan penelitian cros-sectional dan besar sampel penelitian adalah 133 perawat. Data dikumpulkan dengan cara wawancara menggunakan kuesioner HSOPSC dari AHRQ versi Bahasa Indonesia dan kuesioner persepsi dari Beginta (2012). Analisis data dilakukan secara univariat, bivariat dengan uji chi-square dan analisis multivariat dengan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang ditemukan berpengaruh terhadap persepsi pelaporan kesalahan medis adalah harapan dan tindakan promotif keselamatan oleh manajer ( p value = 0,001), perbaikan berkelanjutan ( p value = 0,001), kerjasama dalam unit ( p value = 0,000), keterbukaan komunikasi ( p value = 0,000), umpan balik dan komunikasi ( p value = 0,000), respon yang tidak menyalahkan ( p value = 0,044), penyusunan staf ( p value = 0,000). Variabel perbaikan berkelanjutan dan kerjasama dalam unit rumah sakit merupakan faktor yang paling berhubungan terhadap persepsi pelaporan kesalahan medis dengan nilai Exp (B) masing-masing yaitu 19.927. Saran dalam penelitian adalah perlu adanya sosialisasi dan pelatihan terkait pelaporan kesalahan medis serta program peningkatan Budaya keselamatan pasien untuk meningkatkan persepsi positif terhadap pelaporan kesalahan medis di rumah sakit.

Evaluasi Penyelenggaraan Kota Sehat Di Pemerintahan Daerah Kota Palopo Tahun 2022: Evaluation of the Implementation of Healthy Cities in the Regional Government of Palopo City in 2022 Ceria Amaliya; Arni Rizqiani Rusyidi; Haeruddin Haeruddin; Suharni Suharni; Arman Arman; Reza Aril Ahri
Journal of Aafiyah Health Research (JAHR) Vol. 4 No. 1 (2023): JANUARY-JUNE
Publisher : Postgraduate Program in Public Health, Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52103/jahr.v4i1.1519

Abstract

Background: Healthy City depicts a clean, comfortable, safe, and healthy city condition for residents to live in. The establishment is achieved through the implementation of several arrangements with integrated activities agreed by the community and local government (Firman et al., n.d.). The purpose of the study was to determine the evaluation of the implementation of a Healthy City in Palopo Regional Government in 2022. Methods: This study performed mixed research that researchers applied a combination of qualitative and quantitative approaches to be carried out together in this study so that the results obtained more comprehensive, valid, reliable, and objective data. In quantitative research, this study took place at Healthy City Forum based on the achievement such as indicators and arrangements for Healthy Cities. While, in a qualitative approach, it involved informants, including the Chair of the Healthy City Development Team in Palopo and the Head of SKPD at each research locus. Results. The results of the study based on the results of the achievement review of a healthy city arrangement in Palopo City consisted of the Settlement of Facilities and Infrastructure of 94.02% (Healthy), Order of Traffic Order Areas of 98% (Healthy), Industrial and Healthy Office Arrangements of 94.11% (Healthy). ), Healthy Tourism Order of 90.62% (Healthy), Food Security and Nutrition Order of 89.58% (Healthy), Healthy Independent Community Life Order of 96.05% (Healthy), and Healthy Social Life Order of 91 ,66% (Healthy). Conclusions and recommendations. The evaluation of the implementation of a Healthy City in Palopo government operates in accordance with the procedures that have been set and Healthy City Forum prepares for a Healthy City upcoming assessment in 2023. It is recommended that the government should act more actively in coordination, socialization, monitoring, and guidance in this healthy city program properly to create a clean, safe, comfortable, and healthy city that can improve facilities and productivity as well as the community economy in Palopo. Therefore, strong cooperation is required among the community, government, and the private sector in accordance with their respective roles and objectives in each healthy city program.
Strategi Percepatan Penurunan Stunting di Kabupaten Sigi : Strategy to Accelerate Stunting Reduction in Sigi Regency Rika Fitrauni; Nurmiati Muchlis; Arman Arman; Haeruddin Haeruddin; Andi Surahman Batara; Reza Aril Ahri
Journal of Aafiyah Health Research (JAHR) Vol. 4 No. 1 (2023): JANUARY-JUNE
Publisher : Postgraduate Program in Public Health, Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52103/jahr.v4i1.1520

Abstract

Latar Belakang: Kejadian stunting merupakan salah satu masalah gizi yang dialami oleh balita di dunia. Saat ini Indonesia merupakan salah satu negara dengan prevalensi stunting yang cukup tinggi dibandingkan dengan negara-negara berpendapatan menengah lainnya. Berdasarkan data stunting JME, UNICEF World Bank tahun 2020, prevalensi stunting Indonesia berada pada posisi ke 115 dari 151 negara didunia. Angka stunting Indonesia menurun dari 29% pada 2015 menjadi 27.6% pada tahun 2017. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi percepatan penurunan stunting di kabupaten sigi. Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengambilan informan menggunakan purposive sampling. Informan penelitian sebanyak 13 orang. Hasil: Analisa situasi menggunakan data sebaran stunting sesuai dengan cakupan untuk menentukan lokasi prioritas, selanjutnya ditetapkan 25 Desa sebagai lokasi khusus dalam pelaksanaan aksi konvergensi, menyusun rencana kegiatan berdasarkan matriks hasil Analisa Situasi pada Aksi 1, Rembug stunting menghasilkan komitmen dalam Aksi Percepatan Penurunan Stunting dengan melibatkan seluruh lintas sektor. tersedianya regulasi berupa Peraturan Bupati Sigi Nomor 14 Tahun 2020. Membentuk Kader Pembangunan Manusia. Memiliki data yang menjadi prioritas penanganan stunting. Pengukuran pertumbuhan dan perkembangan dilakukan oleh tenaga kesehatan secara rutin. review kinerja melaporkan aspek-aspek berupa Reviu capaian target output, Reviu serapan anggaran dan Reviu permasalah dan kendala. Kesimpulan: Pemerintah Daerah Kabupaten Sigi telah melakukan upaya percepatan penurunan stunting dengan melaksanakan pilar strategi penurunan stunting melalui penerapan 8 aksi konvergensi memperlihatkan terjadinya penurunan persentase kasus stunting dalam kurun waktu 1 tahun terakhir dimana tahun 2020 sebesar 16,59% turun menjadi 14,40% ditahun 2021.
Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan di RS Akademis Jaury Jusuf Putera Makassar Tahun 2023: The Influence of Organizational Culture on Employee Performance at the Akademis Jaury Jusuf Putera Makassar Hospital in 2023 Faradhibah Nur Aliah; Arman Arman; Arni Rizqiani Rusydi
Journal of Aafiyah Health Research (JAHR) Vol. 5 No. 1 (2024): JANUARY-JUNE
Publisher : Postgraduate Program in Public Health, Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52103/jahr.v5i1.1594

Abstract

ABSTRAK Latar Belakang: Sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor yang sangat penting dalam sebuah organisasi. Keberhasilan organisasi sangat dipengaruhi oleh kinerja karyawannya. Untuk menciptakan kinerja yang optimal diperlukan suatu budaya organisasi sebagai acuan atau pedoman kerja bagi karyawan dalam menjalankan berbagai aktivitas perusahaan atau organisasi. Tujuan: Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk menganalisis Pengaruh Budaya Organisai terhadap Kinerja Karyawan di RS Akademis Jaury Jusuf Putera Makassar Tahun 2023. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai di RS Akademis Jaury Jusuf Putera Makassar. Sampel pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dengan mengambil seluruh anggota populasi sebagai sampel sebanyak 86 sampel. Hasil: Menunjukkan dari 86 responden sebagian besar berjenis kelamin perempuan (81,40%), berada pada kelompok usia 31 – 40 tahun (51,16%), masa kerja >10 tahun (53,49%), dan pendidikan terakhir D3 (50%). Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat pengaruh indikator Inovasi dan pengambilan risiko (p = 0,001), Perhatian terhadap detail (p = 0,007), Orientasi Hasil (p = 0,008), Orientasi Orang (p = 0,005), Orientasi Tim (p = 0,011), Keagresifan (p = 0,021), Kestabilan (p = 0,020) terhadap Kinerja Karyawan di RS Akademis Jaury Jusuf Putera Makassar Tahun 2023. Inovasi dan pengambilan risiko merupakan variabel yang memiliki pengaruh paling dominan terhadap kinerja karyawan RS Jaury Jusuf Putera Makassar dengan ODDS Ratio Exp(B) 22,790 lebih besar daripada variabel lain yang teramati dalam model penelitian. Kesimpulan: Terdapat pengaruh Inovasi dan pengambilan risiko, perhatian terhadap detail, orientasi hasil, orientasi orang, orientasi tim, keagresifan, dan kestabilan terhadap Kinerja karyawan di RS akademis Jaury Jusuf Putera Makassar. Disarankan pihak rumah sakit agar meningkatkan penerapan budaya organisasi agar kinerja karyawan semakin baik. ABSTRACT Background: Human resources (HR) are a very important factor in an organization. The success of the organization is greatly influenced by the performance of its employees. To create optimal performance, an organizational culture is needed as a reference or work guideline for employees in carrying out various company or organizational activities. Objective: This research was conducted with the aim of analyzing the influence of organizational culture on employe performance at the Akademis Jaury Jusuf Putera Makassar Hospital in 2023. Method: This research is an analytical observational study with a cross sectional study approach. The population in this study were all employees at the Jaury Jusuf Putera Makassar Academic Hospital. The sample in this study used a purposive sampling technique by taking all 86 members of the population as samples. Results: Show that the 86 respondents were mostly female (81.40%), in the age group 31 – 40 years (51.16%), had worked >10 years (53.49%), and had a diploma of at least D3. (50%). The results of statistical tests show that there is an influence of indicators Innovation and risk taking (p =0,001), Attention to detail (p =0.007), Results Orientation (p = 0.008), People Orientation (p =0.005), Team Orientation (p = 0.011), Aggressiveness (p = 0.021), Stability (p =0.020) on Employe Performance at the Akademis Jaury Jusuf Putera Makassar Hospital in 2023. The organizational culture indicators that have the most influence on employee performance are innovation and risk taking as seen from the ODDS Ratio Exp(B) 22,790 is greater than the other variables. Conclusion: Shows that there is an influence of innovation and risk taking, attention to detail, results orientation, people orientation, team orientation, aggressiveness, and stability on employee performance at the Akademis Jaury Jusuf Putera Makassar hospital. It is recommended that hospitals improve the implementation of organizational culture so that employee performance improves.
Pengaruh Brand Image Terhadap Kepuasan Pasien dan Pemanfaatan Kembali Layanan Kesehatan pada Unit Rawat di Inap RSIA Malebu Husada Makassar Tahun 2024: The Effect of Brand Image on Patient Satisfaction and Re-Utilization of Health Services at the Inpatient Unit of RSIA Malebu Husada Makassar Year 2024 Ayu Pratiwi Syukur; Reza Aril Ahri; Arman Arman
Journal of Aafiyah Health Research (JAHR) Vol. 5 No. 1 (2024): JANUARY-JUNE
Publisher : Postgraduate Program in Public Health, Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52103/jahr.v5i1.1698

Abstract

ABSTRAK Latar Belakang: Dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan, pelanggan dipengaruhi oleh beberapa pertimbangan, salah satu yang mempengaruhi pertimbangan pelanggan ialah adanya Brand Image yang tinggi dari sebuah rumah sakit. Tujuan: Untuk menganalisis pengaruh brand image terhadap kepuasan pasien dan pemanfaatan kembali layanan kesehatan pada instalasi rawat inap RSIA Malebu Husada. Metode: Rancangan penelitian ini menggunakan analisis jalur (Path Analysis).  Populasi penelitian ini sebanyak 128 responden dan sampel sebanyak 56 responden. Teknik Sampling yang digunakan adalah Accidental Sampling.  Penelitian ini menggunakan instrumen Servqual. Hasil: lokasi dan fasilitas (<p=0,001) dan kinerja karyawan(<p=0,037) secara langsung berpengaruh signifikan secara langsung terhadap kepuasan pasien di unit rawat inap. Kepuasan pasien berpengaruh signifikan terhadap pemanfaatan kembali layanan kesehatan dengan nilai signifikansi (<p=0,13). Lokasi dan fasilitas berpengaruh signifikan secara tidak langsung terhadap pemanfaatan kembali layanan kesehatan melalui kepuasan pasien sebagai variabel intervening dengan nilai signifikansi (<p=0,034). Identitas rumah sakit (>p=0,781) dan pelayanan yang diberikan (>p=0,996) tidak berpengaruh signifikan secara langsung terhadap kepuasan pasien. Identitas rumah sakit (>p=0,944), lokasi dan fasilitas (>p=0,208), kinerja karyawan (>p=0,398) dan pelayanan yang diberikan (>p=0,643) tidak berpengaruh signifikan secara langsung terhadap pemanfaatan kembali layanan kesehatan. Identitas rumah sakit (>p=0,767), kinerja karyawan (>p=0,147) dan (>p=0,996) tidak berpengaruh secara tidak langsung terhadap pemanfaatan kembali layanan kesehatan melalui kepuasan pasien sebagai variabel intervening. Kesimpulan: (1) Lokasi dan fasilitas berpengaruh terhadap kepuasan pasien (2) Kinerja karyawan berpengaruh terhadap kepuasan pasien (3) Kepuasan pasien berpengaruh terhadap pemanfaatan kembali layanan kesehatan. (4) Lokasi dan fasilitas berpengaruh terhadap pemanfaatan kembali layanan kesehatan melalui kepuasan pasien sebagai variabel intervening. ABSTRACT Background: Health service user considerations are influenced by various factors, one of which is the frequency with which a hospital promotes its brand image. Objective: Therefore, the purpose of this study was to investigate the impact of brand image on patient satisfaction and the intention of patients to utilize the health service again at the inpatient facility of RSIA Malebu Husada. Method: The design of this study was path analysis (Path Analysis). Then, from a population of 128 respondents, 56 were selected as samples. In the subsequent phase of this research, accidental sampling was employed to gather data and Servqual instrument was utilized. Results: Employee performance (p = 0.037) and location and facilities (p = 0.001) had a significant direct impact on patient satisfaction in the inpatient unit. Following that, with a significance value of p < 0.13, patient satisfaction confirmed a critical influence on patient intention to utilize health services. Furthermore, it was found that patient satisfaction, acting as an intervening variable, had a significant indirect effect on patients' intention to reuse health services, with location and facilities having a notable impact (p = 0.034). Nevertheless, neither existing hospital identity nor services (>p = 0.781 and >p = 0.996, respectively) demonstrated a significant direct impact on patient satisfaction. Furthermore, there was no significant direct effect observed for hospital identity (>p=0.944), location and facilities (>p=0.208), employee performance (>p=0.398), or provided services (>p=0.643) on patients' intention to reuse health services. Furthermore, through patient satisfaction as an intervening variable, hospital identity (>p=0.767), employee performance (>p=0.147), and (>p=0.996) did not have an indirect effect on the patient's intention to reuse health services. Conclusion: (1) Patient satisfaction is influenced by location and facilities; (2) Patient satisfaction is determined by employee performance; (3) Patient satisfaction is the determining factor in patient intention to reuse health services; and (4) Patient satisfaction acts as an intervening variable between location and facilities and patient intention to reuse health services.