Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

Pemanfaatan Limbah Padat Biogas Kotoran Sapi pada Budidaya Tanaman Kedelai (Glycine max L.) Murrinie, Endang Dewi; Yuliani, Farida; Syah, Aziz Mahendra
Muria Jurnal Agroteknologi (MJ-Agroteknologi) Vol 2, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Muria Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24176/mjagrotek.v2i2.11775

Abstract

Salah satu permasalahan penurunan produktivitas tanaman per satuan luas lahan diduga karena semakin rendahnya bahan organik tanah, oleh karena itu penggunaan bahan organik dalam budidaya tanaman harus ditingkatkan. Salah satu bahan organik yang dapat dimanfaatkan adalah limbah padat biogas kotoran sapi yang telah dikomposkan. Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh dosis dan cara pemberian limbah padat biogas kotoran sapi terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai. Penelitian dilakukan di lahan sawah Desa Klumpit, Gebog, Kudus pada ketinggian 16 meter dari permukaan laut. Penelitian merupakan percobaan faktorial 3x3 ditambah 1 kontrol tanpa pemberian limbah biogas dengan menggunakan rancangan acak kelompok lengkap yang diulang tiga kali. Faktor pertama adalah dosis limbah padat biogas, terdiri dari tiga dosis yaitu 10, 20, dan 30 t/ha. Faktor kedua adalah cara pemberian limbah padat biogas yang terdiri dari tiga level, yaitu diberikan dalam lubang tanam, diberikan dalam larikan, dan diberikan bersama pengolahan tanah satu minggu sebelum tanam. Hasil penelitian menunjukkan pemberian limbah padat biogas meningkatkan secara nyata pertumbuhan dan hasil kedelai dibandingkan kontrol. Dosis limbah padat biogas 20 t/ha memberikan hasil kedelai tertinggi. Cara pemberian limbah padat biogas bersama dengan pengolahan tanah seminggu sebelum tanam memberikan hasil kedelai tertinggi.One of the problems of decreasing crop productivity per unit area of land is thought to be due to the lower soil organic matter, therefore the use of organic matter in plant cultivation must be increased. One of the organic materials that can be utilized is solid waste biogas cow dung that has been composted. The purpose of the study was to determine the effect of dosage and method of giving cow dung biogas solid waste on soybean growth and yield. The study was conducted in the rice fields of Klumpit Village, Gebog, Kudus at 16 meters above sea level. The study was a 3x3 factorial experiment plus 1 control without biogas waste using a complete randomized group design repeated three times. The first factor is the dose of biogas solid waste, consisting of three doses, namely 10, 20, and 30 t / ha. The second factor is the method of giving biogas solid waste which consists of three levels, namely given in planting holes, given in runs, and given with tillage one week before planting. The results showed that applying biogas solid waste significantly increased the growth and yield of soybeans compared to controls. A biogas solid waste dose of 20 t/ha gives the highest soybean yield. The method of application of biogas solid waste along with tillage a week before planting gives the highest soybean yield
Efektivitas Konsentrasi Ekstrak Kecambah Kacang Hijau dan Komposisi Zat Pengatur Tumbuh Terhadap Regenerasi Eksplan Artemisia (Artemisia annua L.) Secara In Vitro Wisuda, Nova Laili; Silviana, Silviana; Yuliani, Farida
Muria Jurnal Agroteknologi (MJ-Agroteknologi) Vol 2, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Muria Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24176/mjagrotek.v2i1.10436

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi ekstrak kecambah kacang hijau (Vigna radiata L.) dan komposisi ZPT terhadap regenerasi eksplan artemisia (Artemisia annua L.) melalui teknik kultur jaringan. Penelitian  dilaksanakan di Laboratorium Kultur jaringan, Fakultas Pertanian, Universitas Muria Kudus. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei - September 2022. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 2 faktor dan 10 ulangan. Faktor pertama adalah konsentrasi ekstrak kecambah kacang hijau (A) yang terdiri dari 3 taraf yaitu (A0) 0 g/l, (A1) 1,25 g/l, dan (A2 ) 2,5 g/l. Faktor kedua adalah komposisi ZPT BAP dan NAA yaitu  (B1) media MS + BAP 0,5 ppm, (B2) media MS + BAP 0,5  ppm + NAA 0,5 ppm, dan (B3) media MS + NAA 0,5 ppm. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak kecambah kacang hijau berpengaruh terhadap regenerasi eksplan A.annua secara in vitro khususnya dalam pembentukan tunas yaitu pada perlakuan MS+1,25 g/l ekstrak+BAP 0,5 ppm+NAA 0,5 ppm (A1B2) yang mampu menghasilkan muncul tunas tercepat dan jumlah tunas terbanyak. Komposisi ZPT (B) berpengaruh nyata terhadap muncul kalus dan bobot segar kalus A.annua. Terdapat interaksi antara kombinasi perlakuan konsentrasi ekstrak kecambah kacang hijau (A) dan komposisi ZPT  (B) terhadap  regenerasi eksplan A.annua secara in vitro yang  terjadi pada saat muncul kalus dan bobot segar kalus.
INOVASI PUPUK CAIR ORGANIK ECO ENZYME: RESPONS PETANI PADI DI DESA WONOSOCO, KECAMATAN UNDAAN KABUPATEN KUDUS Fajri, Wahid Nur; Shabila, Riany Aulia; Fairuzia, Fazat; Yuliani, Farida; Imanuddin, Muhamad
Muria Jurnal Agroteknologi (MJ-Agroteknologi) Vol 3, No 1 (2024)
Publisher : Universitas Muria Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24176/mjagrotek.v3i1.13121

Abstract

Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi persepsi petani terhadap penggunaan pupuk organik eco-enzyme dan faktor-faktor yang memengaruhi persepsi petani padi terhadap pupuk organic eco-enzyme di Desa Wonosoco Kecamatan Undaan, Kudus. Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2024 dengan menggunakan metode survei. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan wawancara mendalam menggunakan kuesioner. Data dianalisis menggunakan skala Likert dan analisis deskriptif untuk memahami karakteristik serta persepsi petani padi terhadap pupuk organik eco-enzyme.Hasil penelitian menunjukkan petani padi di desa Wonosoco umumnya berusia 52 hingga 57 tahun yang artinya peran petani millenial masih rendah.  Lama usahatani umumnya sudah cukup lama yaitu 31-36 tahun, dengan Pendidikan sekolah dasar, sebagian besar pernah mengikuti pelatihan, dan kepemilikan lahan petani di desa Wonosoco umumnya milik pribadi. Petani padi di desa Wonosoco beranggapan budidaya tanaman padi dengan pupuk organik menguntungkan, dan keuntungannya akan berbeda, dan tidak ada peningkatan hasil panen dibandingkan budidaya menggunakan pupuk kimia. Petani masih ragu apakah pupuk organik eco-eco enzyme sesuai atau tidak dengan kebiasaan masyarakat. Anjuran penggunaan pupuk organik tidak sesuai dengan kebiasaan masyarakat sekitar yang umumnya menggunakan pupuk kimiawi, serta akan mengubah kebiasaan olah lahan masyarakat. Budidaya dengan pupuk organik dianggap sulit dan tidak praktis dibanding dengan pupuk kimiawi. Meskipun, dari tingkat kemudahan untuk dicoba petani beeranggapan bahwa budidaya tanaman dengan pupuk organik cukup mudah dicoba, dan dapat diaplikasikan di berbagai jenis tanaman. Apabila dilihat dari hasil panen, nilai tambah dan kualitas pada budidaya tanaman secara organik terlihat signifikan, sayangnya dari pendapatan tidak berbeda jauh dari budidaya secara konvensional.
RESPONSE OF TWO ACCETIONS OF ARTEMISIA PLANT (Artemisia annua L.) TO DIFFERENCES IN THE COMPOSITION OF GROWTH REGULATING SUBSTANCES IN VITRO Yuliani, Farida; Krestiani, Veronica; Rahayu, Kusuma
Muria Jurnal Agroteknologi (MJ-Agroteknologi) Vol 2, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Muria Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24176/mjagrotek.v2i2.11642

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis respon dua aksesi tanaman artemisia (Artemisia annua L.) terhadap kombinasi zat pengatur tumbuh dalam media kultur in vitro Penelitian dilaksanakan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari 2 faktor dan 3 ulangan. Faktor pertama adalah aksesi tanaman Artemisia, yaitu aksesi berbatang ungu dan aksesi yang berbatang hijau. Faktor kedua adalah komposisi zat pengatur tumbuh (ZPT) dalam media MS, yang terdiri dari 4 faktor yaitu NAA 0,25 ppm + BAP 1,00 ppm; NAA 0,50 ppm + BAP 1,00 ppm; IBA 0,25 ppm + BAP 1,00 ppm; IBA 0,50 ppm + BAP 1,00 ppm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan aksesi berpengaruh terhadap regenerasi eksplan tanaman Artemisia dalam kultur in vitro. Aksesi berbatang hijau mampu menghasilkan tunas pada media MS + 0,25 ppm NAA + 1,00 ppm BAP dan mampu berakar pada medium MS + 0,50 ppm NAA + 1,00 ppm BAP, di lain pihak aksesi berbatang ungu , hanya dapat menghasilkan kalus pada semua perlakuan kombinasi ZPT yang diujikan. Komposisi ZPT berpengaruh pada kemunculan kalus dua aksesi tanaman Artemisia, tetapi tidak berpengaruhuntuk regenerasi selanjutnya. Tidak terdapat interaksi antara perbedaan aksesi dan komposisi ZPT terhadap regenerasi eksplan dua aksesi tanaman artemisia.
Efektivitas Nano Guano dan Eco-Enzyme terhadap Pertumbuhan Jagung (Zea mays L.) dan Serapan Fosfor di Tanah Inceptisol Yuliani, Farida; Anwar, Khairul; Fairuzzia, Fazat; Farhana, Maulina
Jurnal Pertanian Vol. 15 No. 2 (2024): OKTOBER
Publisher : Universitas Djuanda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30997/jp.v15i2.14775

Abstract

This study aims to determine the effect of nano guano and eco-enzyme application on corn (Zea mays L.) cultivated in Inceptisol soil. The research method employed a Complete Randomized Block Design (RAKL) factorial with the first factor being nano guano dosage: D1 (0 kg/ha), D2 (50 kg/ha), D3 (75 kg/ha), and D4 (100 kg/ha). Meanwhile, the second factor was eco-enzyme concentration: E1 (0 ml/L), E2 (1 ml/L), and E3 (2 ml/L). Each combination was repeated three times in block form. The data obtained were then analyzed using ANOVA and further tested with LSD (Least Significant Difference) at a 5% level. The results of the study indicate that 1 inceptisol soil is classified as having low fertility, there is no significant effect on the plant height and number of leaves of corn plants treated with nano guano, and eco-enzyme application influences the height and number of leaves of corn plants at 3 and 4 week after planting.
Karakterisasi Morfologi Empat Kultivar Duku (Lansium domesticum) di Jawa Tengah Arini, Nindya; Fairuzia, Fazat; Murrinie, Endang Dewi; Alpandari, Heny; Yuliani, Farida
Agrotekma: Jurnal Agroteknologi dan Ilmu Pertanian Vol. 9 No. 1 (2024): Agrotekma: Jurnal Agroteknologi dan Ilmu Pertanian, 9 (1)Desember 2024
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/agr.v9i1.13068

Abstract

Karakterisasi morfologi merupakan langkah awal yang penting untuk kegiatan konservasi dan koleksi plasma nutfah sumberdaya genetik dalam tahapan kegiatan pemuliaan tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakter morfologi tanaman duku kultivar Sumber, Woro, Matesih dan Kalikajar yang berasal dari Jawa Tengah. Metode menggunakan purposive sampling method yang dilanjutkan dengan observasi secara deskriptif dengan membandingkan di buku panduan morfologi tanaman dan plant tissue colour book Munsell edisi 2012. Uji dengan principal component analysis (PCA) dilakukan untuk mengetahui pengelompokan karakter masing-masing kultivar. Hasil Analisa menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan morofologi pada karakter kualitatif daun, batang, dan bunga keempat kultivar. Pebedaan karakter terlihat pada tinggi batang utama dan kadar brix buah. Kultivar Matesih memiliki batang primer terendah diikuti oleh Sumber, Woro dan Kalikajar secara berturut-turut. Kadar brix tertinggi dimiliki oleh kultivar Matesih 20% diikuti oleh kultivar Woro 19,5, sedangkan kultivar Sumber dan Kalikajar memiliki kadar brix yang sama yaitu 18%. Analisa melalui principal component analysis menunjukkan bahwa Kultivar Sumber, Woro dan Kalikajar berada di kelompok yang sama, sedangkan Matesih berada di kelompok yang berbeda.
Upaya Penanggulangan Perubahan Iklim Melalui Pengolahan Limbah Buah dan Sayur Menjadi Ekoenzim Di Desa Wonosoco, Kabupaten Kudus Yuliani, Farida; Fairuzia, Fazat; Hendro, Hendy; Nurfajri, Wahid; Imanuddin, Muhammad
Agrokreatif: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 11 No. 2 (2025): Agrokreatif Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/agrokreatif.11.2.257-265

Abstract

The training in this community service activity aimed to improve the knowledge and skills of the Wonosoco Village community to overcome organic waste and reduce the percentage of organic waste disposal in the final disposal site (TPA) through the processing of organic waste from fruits and vegetables into ecoenzymes. This activity is carried out through direct practical activities in several stages: analysis of community needs, activity design, delivery of materials, manufacture and application of ecoenzymes, and evaluation of activities. The training provided to PKK and farmer groups increased community knowledge of ecoenzyme knowledge by 95.24%. The benefits of ecoenzymes in the fields of agriculture and plantations as complementary nutrients for fertilizers and as cleaning materials for household appliances and the processing of vegetable and fruit waste were 96.67%. Knowledge about the economic potential of ecoenzymes increased by 100%. This organic waste processing training can also change community attitudes toward waste management to reduce the effects of greenhouse gases, as indicated by the percentage of behavior of disposing of organic waste directly in the trash from 67% down to 0% and switching to 85% to be processed into fertilizer or ecoenzymes and 15% given to livestock.
ALIH TEKNOLOGI PEMBUATAN PUPUK ORGANIK ASAL LIMBAH RUMAH TANGGA MENGGUNAKAN KERANJANG TAKAKURA Yuliani, Farida; Anwar, Syaiful; Shabila, Riany Aulia; Farhana, Maulina
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 9, No 3 (2025): Juni
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v9i3.31713

Abstract

Abstrak: Sampah organik menyumbang 60% dari total sampah di pembuangan akhir. Sampah organik memiliki potensi besar untuk diolah menjadi produk yang bermanfaat, misalnya kompos. Pengelolaan sampah organik yang tepat dapat menjadi solusi efektif untuk mengurangi volume sampah sekaligus mendukung upaya pelestarian lingkungan. Solusi yang diterapkan adalah mengolah sampah organik menggunakan keranjang Takakura yang dapat dilakukan dan diterapkan di rumah warga. Pengabdian bertujuan untuk memberi pengetahuan mengenai pembuatan dan pemanfaatan pupuk organik berbasis limbah rumah tangga menggunakan keranjang Takakura kepada 30 peserta yang merupakan anggota dari Bank Sampah Muria Berseri. Metode pelaksaan kegiatan ini dibagi menjadi lima tahap yaitu: (1) Pre-test wawasan peserta (2) sosialisasi dan demonstrasi penggunaan keranjang Takakura, (3) pendampingan praktik pembuatan pupuk, (4) post-test wawasan peserta dan (5) monitoring hasil fermentasi pupuk selama 21 hari. Kegiatan pengabdian kepada Masyarakat dengan pemanfaatan keranjang Takakura berhasil meningkatkan pemahaman dan keterampilan anggota bank sampah dalam mengolah sampah organik dari rumah tangga menjadi pupuk organik hingga 30%.Abstract: Organic waste accounts for 60% of the total waste in landfills. Organic waste actually has great potential to be processed into useful products, such as compost. Therefore, proper organic waste management can be an effective solution to reduce waste volume while supporting environmental conservation efforts. One of the solutions offered is to process organic waste is by using Takakura baskets that can be done and applied in people's homes. This community service activity aims to provide knowledge about the manufacture and utilization of household waste-based organic fertilizer using Takakura baskets to participants who are members of the Muria Berseri Waste Bank. The method of implementing this activity is divided into five stages, namely: (1) Pre-test of participants' insights (2) socialization and demonstration of the use of Takakura baskets, (3) assistance in fertilizer making practices, (4) post-test of participants' insights and (5) monitoring the results of fertilizer fermentation for 21 days. Community service activities with the use of Takakura baskets have succeeded in increasing the understanding and skills of waste bank members in processing household organic waste into organic fertilizer by 30%.
FRUIT PEEL ECOENZYMES AND BIOSAKA AS EFFICIENT AND EFFECTIVE NUTRIENTS IN ORNAMENTAL PLANTS USING AQUEOUS MEDIA Rosidah, Eva Hana; Fairuzia, Fazat; Putri, Cindy Elisa; Yuliani, Farida; Mahfudloh, Zumi; Farhanah, Maulina
Agrofarm: Jurnal Agroteknologi Vol. 4 No. 1 (2025): AGROFARM (JURNAL AGROTEKNOLOGI)
Publisher : Faculty of Agriculture and Business, Universitas Mahasaraswati Denpasar , Kec. Denpasar Utara, Kota Denpasar, Bali 80233

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/agrofarm.v4i1.11461

Abstract

Air pollution from toxic exhaust gases from various human activities, such as the remains of motor vehicles, factories, and even gas released by organic waste, is dangerous for human health, especially the lungs. To minimise the impact of air pollution, ornamental plants such as Epipremnum aureum with efficient care and water media are considered, especially for urban areas. Nutrition is the main factor in plant growth, so striving for safe organic nutrients is necessary. The ecoenzymes and biosaka effectively promote plant growth and are safe for human health. The research was carried out with a complete randomised block experimental design with one factor, the type of nutrient solution, consisting of three levels: control in the form of water, ecoenzyme solution 1 mL L-1 water, and biosaka solution 1.5 mL L-1 water, with six replications. The research showed that the highest results were significant in the number of shoots, shoot length, and root number of Epipremnum aureum were influenced by the biosaka solution, followed by the ecoenzyme solution and the control, respectively. Adding biosaka and ecoenzyme solutions can become an efficient and effective source of nutrients in the planting medium, and using water will minimise air pollution.